Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

FIQIH
ZAKAT
GURU PEMBIMBING : AHMAD SOLIHIN, S.Pd.I

KELOMPOK 5 :
1.
2.
3.
4.

JULIA
NUR FITRIA NINGSIH
M. QODRI
FIRMANSYAH AHMAD

KELAS : VIII A

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI


OLAK KEMANG KOTA JAMBI
TAHUN PELAJARAN
2015 / 2016
ZAKAT

A. Pengertian Zakat, Dasar Hukum dan Hikmah


1. Pengertian zakat
Zakat menurut lughat, ialah subur, bertambah. Menurut syara' ialah, jumlah harta yang
dikeluarkan untuk diberikan kepada golongan yang telah ditetapkan syara'. Dari segi bahasa,
kata zakat merupakan rnashdar (kata dasar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih,
baik dan bertambah. Dari segi istilah fikih, zakat adalah sebutan bagi sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan oleh Allah SWT agar diserahkan kepada orang- orang yang berhak
(mustahak).
Zakat menurut loghat artinya suci dan subur. Menurut istilah syara' ialah: mengeluarkan
sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib atas mereka yang telah
ditetapkan menurut syarat yang telah ditentukan oleh hukum Islam.
2. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum diwajibkannya zakat, di antaranya yaitu: Adapun dasar hukum
diwajibkannya zakat, diantaranya yaitu:


Artinya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku
".(QS. al-Baqarah (2): 43).

.
.
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
I. ZAKAT FITRAH
A. Pengertian Zakat Fitrah
Zakat menurut arti etimologi adalah bertambah, pembersih, atau kebaikan yang
melimpah. Sedangkan menurut pengertian terminologi Islam (syariat Islam) zakat adalah
nama dari sebagian harta tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu juga dengan
beberapa syarat.
Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dibayarkan orang-orang Islam karena telah
berakhirnya puasa bulan Rahmadan.
B. Hukum Zakat Fitrah

Zakat Fitrah adalah wajib bagi setiap individu kaum Muslimin yang mempunyai
kelebihan nafkah pada hari dan malam Idul Fitri. Abdullah bin Umar r.a. berkata tentang
sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat Fitrah dari bulan Ramadan kepada semua manusia
sebanyak satu sha' dari kurma atau satu sha' dari gandum, pada setiap orang yang merdeka
atau hamba sahaya laki-laki maupun perempuan dari kalangan kaum Muslimin." (H.R.
Bukhari)
Zakat Fitrah yang dibayarkan hendaknya berkualitas yang baik, artinya tidak berzakat
dengan bahan makanan yang kualitasnya buruk. Bentuk zakat Fitrah adalah makanan pokok
yang biasa dikonsumsi di tempat tinggal orang yang mengeluarkan zakat Fitrah.
Jumlah zakat Fitrah yang wajib dibayar tiap-tiap orang menurut pendapat para ulama
menyepakati sebesar 2,5 kg atau 372 liter kg makanan pokok (beras) atau uang yang seharga
dengan pembeliannya.
C. Syarat Wajib Zakat fitrah
Syarat wajib zakat fitrah ada tiga, yaitu:
1. Muslim. Tidak diwajibkan zakat Fitrah atas orang-orang non-Muslim.
2. Masih hidup saat terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadan dan terbitnya fajar
hari raya Idul Fitri.
3. Adanya kelebihan makanan untuknya dan untuk keluarganya pada hari itu. Dan ia wajib
mengeluarkan zakat Fitrah untuk dirinya dan untuk orang-orang Muslimin yang
nafkahnya menjadi tanggungannya. Jadi bila tidak mampu, tidak berkewajiban membayar
zakat Fitrah.

Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Tatkala Rasulullah SAW mengutus Mu'az ke Yaman beliau memerintahkan kepada Mu'az:
Beritahukan kepada mereka (penduduk Yaman), sesungguhnya Allah telah mewajibkan
kepada mereka sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada
orang-orang fakir di kalangan mereka (penduduk Yaman)'." (H.R. Jama'ah)
Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Rasulullah SAW telah berkata: Siapa saja minta-minta sedang ia cukup, sesungguhnya ia
memperbanyak api neraka (siksaan). Sahabat-sahabat beliau ketika itu bertanya: 'Apakah
yang di maksud dengan cukup itu?' Dijawab beliau: 'Arti cukup baginya sekadar cukup buat
dia makan tengah hari dan makan malam'." (H.R. Abu Daud dan Ibnu Hibban)
Harta yang terhitung untuk keperluan zakat Fitrah adalah bukan yang dipakai untuk
keperluan sehari-hari, misalnya, rumah tinggal, kendaraan, pakaian, dan perabot rumah
tangga. Kepemilikan barang-barang tersebut di atas, tidak perlu dijual untuk membayar zakat
Fitrah, dan jika ia tidak mempunyai kelebihan yang lain ia tidak wajib membayar fitrah. Dan
orang yang mencukupi syarat-syarat di atas wajib membayar zakat Fitrah untuk dirinya
sendiri, dan untuk keluarga yang menjadi tanggungannya. Misalnya, zakat Fitrah untuk putraputrinya, istrinya, pembantu rumah tangganya, dan lain sebagainya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa harta yang dihitung untuk keperluan membayar
zakat Fitrah adalah harta yang termasuk untuk keperluan sehari-hari bila memungkinkan
dijual untuk membayar zakat Fitrah.
D. Waktu Membayar Zakat Fitrah
Sebagaimana telah diketahui bahwa waktu wajib zakat Fitrah adalah saat terbenamnya
matahari pada malam hari raya. Sungguh pun demikian tidak ada halangan bila dibayar
sebelumnya, asal dalam bulan Ramadan. Berikut ini ada beberapa waktu dan hukum
membayar zakat Fitrah, yaitu:
1. Zakat Fitrah diperbolehkan untuk dibayar pada awal bulan Ramadan sampai hari terakhir
bulan Ramadan.
Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Dari Ibnu Umar katanya: 'Rasulullah SAW mewajibkan zakat Fitrah bulan Ramadan,
sebanyak satu sa' kurma atau gandum atas tiap-tiap Muslim merdeka atau hamba, laki-laki
atau perempuan, mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya.'" (H.R.
Bukhari Muslim)
2. Zakat Fitrah wajib dikeluarkan pada akhir bulan Ramadan.
3. Waktu yang lebih baik (sunah), yaitu dibayar sesudah Salat Subuh sebelum pergi Salat
Idul Fitri.
Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Dari Ibnu Abbas katanya: 'Telah diwajibkan oleh Rasulullah SAW zakat fitrah pembersih
bagi orang puasa dan pemberi makan bagi orang miskin. Siapa saja yang menunaikan
sebelum salat hari raya, maka zakat itu diterima dan siapa saja membayarnya sesudah salat,
maka zakat itu sebagai sedekah biasa'." (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah)
4. Waktu makruh membayar zakat Fitrah, yaitu sesudah salat hari raya (Idul Fitri), tetapi
sebelum terbenam matahari pada hari raya itu.
5. Waktu haram, yaitu lebih lambat lagi dibayar setelah terbenamnya matahari pada hari
raya itu.
E. Mustahik zakat Fitrah
Mustahik zakat Fitrah adalah orang-orang yang berhak menerima zakat Fitrah. Secara
umum penerima hak zakat sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:

Artinya:
"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus
zakat, yang tertarik hatinya (mukalaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, orang yang
berutang, untuk jalan Allah SWT, dan orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
kewajiban dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (Q.S. At-Taubah: 60)
Dari firman Allah SWT tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa mustahik zakat secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Fakir, yaitu orang-orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai mata
pencaharian yang tetap.
2. Miskin, yaitu orang-orang yang tidak mempunyai harta kekayaan meskipun mempunyai
mata pencaharian tetap, tetapi tidak mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
3. Amil zakat, yaitu pengurus pengumpulan zakat dan pembagi zakat dan lembaga- lembaga
resmi yang bertugas untuk mengumpulkan dan membagi zakat, seperti BAZIS.
4. Mualaf, yaitu orang yang terbujuk hatinya (orang yang baru masuk Islam) yang masih
memerlukan bimbingan dan pembinaan keimanannya.
5. Hamba sahaya, yaitu orang yang dijanjikan akan bebas dari perbudakan dengan syarat
harus menebus dirinya, maka pemberian zakat itu kepadanya agar dapat dipergunakan
untuk membebaskan (memerdekakan) dirinya itu.
6. Garimin, yaitu orang-orang yang berutang, sedang mereka tidak mampu untuk membayar
utang-utangnya itu karena hartanya digunakan untuk mengatasi kebutuhan hidup atau
keperluan sosial.
7. Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah SWT atau usaha-usaha untuk
menegakkan agama Allah SWT atau dana-dana sosial untuk kepentingan masyarakat,
seperti mendirikan tempat-tempat ibadah, sekolah/ madrasah, atau sarana dan prasarana
sosial lainnya.
8. Ibnu Sabil, yaitu orang-orang yang sedang belajar atau berjuang, tetapi ia kehabisan bekal
(ongkos), dengan syarat perjalanannya itu bukan untuk maksiat.
Zakat fitrah diutamakan diperuntukkan untuk orang-orang fakir dan miskin. Dalam hal
ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Kapakan mereka (orang-orang fakir) hingga
tidak meminta-minta pada hari ini (Idul Fitri). Zakat Fitrah tidak boleh diberikan kepada
selain orang-orang fakir kecuali jika orang-orang fakir tidak ada lagi atau karena kefakiran
mereka ringan (tidak parah), atau para penerima lainnya amat membutuhkannya." (H.R.
Baihaqi)
Catatan :

Istri yang kaya dapat memberikan zakat fitrahnya kepada suaminya yang miskin, namun
suami tidak boleh memberikan zakat fitrahnya kepada istrinya, karena nafkah istri adalah

kewajibannya dan nafkah suami bukan kewajiban seorang istri.


Kewajiban membayar zakat fitrah gugur dari orang yang tidak mempunyai makanan pada
waktu mengeluarkannya. Allah tidak membebani hamba- Nya kecuali dengan

kesanggupannya.
Siapa saja makanannya tersisa, kemudian mengeluarkannya sebagai zakat Fitrah, maka

sah, karena Allah SWT berfirman: "Maka bertakwalah kalian semampu kalian."
Zakat Fitrah satu orang dapat diberikan kepada beberapa orang dengan dibagi rata
terhadap mereka dan juga dibolehkan zakat Fitrah beberapa orang diberikan kepada satu

orang, karena zakat Fitrah turun dari Allah dalam keadaan mutlak tanpa pembatas.
Zakat Fitrah tidak boleh dipindahkan dari satu daerah ke daerah lain kecuali setelah
kebutuhan masyarakat setempat terpenuhi.

II. ZAKAT MAL


A. Pengertian Zakat Mal
Zakat Mal adalah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim dari
hartanya untuk diserahkan kepada mereka yang berhak menerimanya, dengan persyaratan
tertentu.
Zakat mengandung pengertian "barakah", maksudnya setiap harta benda yang
dikeluarkan mengandung berkah, baik bagi hartanya, maupun bagi orang yang
mengeluarkannya.
Firman Allah SWT:

Artinya:
"Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup."
(Q.S. Maryam: 31)
Firman Allah SWT:

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman/ Keluarkanlah zakat sebagian dari hasil usahamu yang baikbaik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu..." (Q.S. Al-Baqarah:
267)

B. Hukum orang yang menolak Membayar Zakat


Siapa saja yang enggan atau menolak membayar zakat, dan tidak mengakui
kewajibannya, ia tergolong kafir. Dan siapa saja yang menolak membayar zakat karena kikir,
namun masih mengakui kewajibannya, ia berdosa dan zakat wajib diambil darinya dengan
paksa sebagai penerapan sanksi disiplin terhadapnya. Dan siapa saja mengumumkan perang
karena menolak membayar zakat, ia diperangi hingga tunduk kepada perintah Allah SWT.
Firman Allah SWT:

Artinya:
"Dan jika mereka bertobat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu)
adalah saudara-saudaramu seagama..." (Q.S. At-Taubah: 11)
Sabda Rasulullah SAW, yang artinya: "Aku diperintahkan memerangi manusia hingga
mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Nabi
Muhammad utusan Allah, mendirikan salat, dan membayar zakat. Jika mereka mau
melakukan hal-hal tersebut, darah dan harta mereka terlindungi dengan hak Islam. Dan
perhitungan mereka sepenuhnya kembali kepada Allah." (Muttafaq 'Alaih)
C. Harta-harta yang Wajib Dizakati
Secara garis besar, semua harta wajib dizakati dengan dasar firman Allah SWT:

Artinya:
"Ambillah zakat dari harta mereka, membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. At-Taubah: 103)
1. Zakat emas, perak, barang mulia lainnya seperti platina dan batu permata, barang- barang
dagangan yang sejenis dengannya, barang tambang, dan harta terpendam yang sejenis
dengannya, serta uang.
Dasar pelaksanaan zakat emas dan perak adalah firman Allah SWT:

Artinya:
"...Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya pada
di jalan Allah, maka berikanlah kabar kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
azab yang pedih." (Q.S. At-Taubah: 34)
Syarat wajib zakat emas dan perak adalah:
- Muslim.
- Merdeka.
- Milik yang sempurna.
- Sampai satu nisab.
- Sampai batas haul (sampai cukup satu tahun dimiliki).
2. Binatang ternak
Syarat binatang ternak yang wajib dizakati ada tiga, yaitu;
- Binatang yang jumlahnya cukup banyak, baik pembiakannya maupun kegunaannya.
- Dapat dimakan dagingnya.
- Dapat diminum air susunya.
- Jenis binatang tersebut adalah unta, kambing, dan sapi.
Syarat wajibnya zakat (pada tiga binatang tersebut) adalah:
-

Pemiliknya seorang Muslim.


Merdeka.
Pemilik yang sempurna.
Cukup nisabnya.
Genap satu tahun dan digembalakan (di padang rumput yang umum).

Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah SAW telah berkata: "Tidaklah ada (wajib) zakat, pada harta
seseorang sebelum sampai satu tahun dimilikinya." (H.R. Daruqutni)
3. Hasil bumi/pertanian yang mengenyangkan
Syarat zakat pada hasil bumi adalah:
- Biji-bijian tersebut dapat mengenyangkan perut, dan ; dapat dimakan secara normal.
- Hasil bumi tersebut termasuk yang ditanam manusia.
- Merupakan makanan pokok yang dapat disimpan lama.
- Cukup satu nisab.

Jenis biji-bijian yang dimaksudkan adalah jenis gandum, sya'ir, jagung, dan
semacamnya. Zakat hasil bumi dikeluarkan setiap kali panen, tidak harus menunggu satu
tahun.
Marilah kita perhatikan firman Allah SWT berikut:

Artinya:
"...Berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya...." (Q.S. Al-An'am: 141)
4. Buah-buahan
Buah-buahan yang menghasilkan bagi pemiliknya wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini
dikiyaskan dari zakat yang wajib dikeluarkan dari kurma dan anggur.
Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Rasulullah SAW telah menyuruh supaya menaksir buah anggur itu berapa banyak buahnya,
seperti menaksir buah kurma dan beliau menyuruh juga supaya memungut zakat anggur
sesudah kering, seperti mengambil zakat buah kurma, juga sesudah kering." (H.R. Abu Daud)

Syarat-syarat kepemilikan zakat buah-buahan adalah:


- Muslim.
- Merdeka.
- Pemilik yang sempurna.
- Cukup satu nisab.
- Harta Perniagaan (perdagangan)
Wajib padanya zakat, sebagaimana yang ada pada syarat-syarat zakat pada emas
dan perak (mata uang). Harta perniagaan (perdagangan) maksudnya adalah harta yang
disediakan untuk perdagangan dengan persyaratan yang ada, maka padanya dikenakan
zakat. (Lihat Q.S. Al-Baqarah: 267)
Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
"Kain-kain yang disediakan untuk dijual wajib dikeluarkan zakatnya." (H.R. Al-Hakim)
5. Rikaz (harta terpendam atau barang temuan)

Rikaz adalah harta terpendam atau barang temuan yang terdapat di dalam tanah atau
tersembunyi. Apabila kita dapatkan barang temuan tersebut, kita wajib mengeluarkan
zakatnya.
Zakat barang temuan (rikaz) tidak ditentukan harus menunggu waktu satu tahun,
Rikaz itu menjadi kepunyaan orang yang menemukannya dan wajib atasnya membayar
zakat, apabila didapatnya dari tanah yang tidak dipunyai orang lain. Apabila harta rikaz
didapatkan dari tanah milik orang lain, maka perlu diselidiki semua orang yang telah
memiliki tanah itu, sehingga sampai pada pemilik awal tanah tersebut. Dan apabila
ternyata tidak ada yang mengakuinya, maka barang temuan [rikaz) itu adalah milik orang
yang membuka tanah itu.
D. Nisab dan Kadar Zakat Mal
Di dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang wajib zakat,
akan tetapi tidak ada satu ayat pun yang menerangkan secara detail tentang barang- barang
yang wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi dalam hal ini yang menentukan ukuran nisab dan
perinciannya adalah hadis, dengan melihat sebab-sebab (ilat-ilat) tertentu, sebab barangbarang yang dikenakan kewajiban zakat adalah harta yang tumbuh/ berkembang yang dalam
istilah fikih dikatakan kesuburan dan perkembangan. Pada prinsipnya, dasar zakat diambil
dari keumuman ayat:

Artinya:
"Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka..." (Q.S. AtTaubah: 103)
Zakat itu terdiri dari bermacam-macam bentuk, dan masing-masing bentuk zakat itu
ada ukurannya sendiri-sendiri.

No. Bentuk Harta


1.

Emas, perak,
dan logam
mulia lain
(platina,
intan,,
permata dsb)

Nisab
Emas= 20 dinar/
sekitar 94 gram.
Perak= 200
dirham/sekitar
672 gram.
Logam lain=
emas

Waktu
Haul (telah
mencapai
setahun
dimiliki)

Jumlahnya
2,5%

Keterangan
Perhiasan
yang wajib
dizakati
adalah
perhiasan
simpanan

2.
3.

Barang niaga/ Sama dengan


perdagangan emas yaitu 94
gram
Hasil bumi
5 wasak atau
(biji-bijian dan 1.050 liter (1
buah-buahan) wasak= 60 sa 1
sa 3 1/2 liter)

2,5%

Haul

40-120 ekor= 1 ekor


121-200 ekor= 2 ekor
201-300 ekor= 3 ekor
Selebihnya setiap 100 ekor
zakatnya 1 ekor kambing
30-39 ekor= 1 ekor Tabi'i
40-59 ekor= 1 ekor Musinnah
60-69 ekor= 2 ekor Tabi'i
70-79 ekor= 2 ekor, seekor Tabi'i
dan seekor Musinnah
Selebihnya setiap ada tambahan
30 ekor sapi zakatnya seekor
Tabi'i dan setiap 40 ekor
zakatnya seekor Musinnah
5-9 ekor= seekor kambing betina
10-14 ekor= 2 ekor kambing
betina
15-19 ekor= 3 ekor kambing
betina
20-24 ekor= 4 ekor kambing
betina
i 25-35 ekor= seekor anak unta
betina atau jantan
36-45 ekor= seekor anak unta
betina
46-60 ekor= seekor unta betina
61-75 ekor= 2 ekor anak unta
betina
i 76-90 ekor= 2 ekor anak unta
betina
91-120 ekor= 2 ekor unta betina

4.

Rikaz (barang
temuan atau
harta
terpendam)

5.

Binatang
ternak
Kambing

6.

Binatang
ternak:
Sapi/kerbau

30 ekor

Haul

7.

Binatang
ternak:
Unta

5 ekor

Haul

Emas= 20 dinar/
sekitar 94 gram.
Perak= 200
dirham/ sekitar
672 gram
40 ekor

Haul (usaha
telah berjalan
satu tahun)
Dikeluarkan
setiap kali
panen dan
mencapai
nisab
Haul (telah
mencapai 5
setahun
dimiliki)

5% atau 10%

Jika
pengairan
mudah 10%,
jika pengairan
sulit 5%

20% atau seperlima

Tabi'i=
sapi/kerbau
yang berumur
setahun lebih
Musinnahsapi/kerbau
yang berumur
dua
tahun
lebih
Umur 1 tahun
lebih
Umur 1 tahun
lebih
Umur 1 tahun
lebih
Umur 1 tahun
lebih
Unta betina
umur
1-2
tahun
atau
unta jantan 23 tahun Umur
2-3
tahun
Umur
3-4
tahun

Jika seorang Muslim menyerahkan zakat hartanya kepada kelompok mana pun di antara
kedelapan kelompok penerima zakat, zakatnya sah. Hanya saja, ia harus memberikannya
kepada pihak yang paling membutuhkan dan paling besar kebutuhannya. Jika zakatnya

berupa uang yang banyak, kemudian ia membagi-bagikannya kepada masing-masing

kedelapan kelompok tersebut, itu baik sekali.


Orang Muslim tidak boleh memberikan zakatnya kepada orang yang wajib ia nafkahi,
misalnya kedua orangtuanya, anak-anaknya, dan seterusnya, serta istri-istrinya, karena ia

berkewajiban menafkahi mereka.


Zakat tidak diberikan kepada keluarga Rasulullah SAW karena kemuliaan mereka. Yang
dimaksud dengan keluarga Rasulullah SAW ialah Bani Hasyim, keluarga Ali bin Abi

Talib, keluarga Ja'far, keluarga Aqil, dan keluarga Al- Abbas.


Orang yang membayar zakat harus meniatkan zakat sebagai kewajiban dari hartanya dan
mengharapkan keridaan Allah SWT, sebab ikhlas adalah syarat diterimanya semua amal
perbuatan. Firman Allah SWT:

Artinya:
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya karena
(menjalankan) agama " (Q.S. Al-Bayyinah: 5)
E. Hikmah Zakat
Zakat adalah salah satu aspek ibadah gairu mahdah yang bernuansa sosial yang
berhubungan dengan harta. Zakat mengandung hikmah yang sangat besar dalam kehidupan
umat manusia, terutama untuk pemerataan dan peningkatan kesejahteraan secara adil.
Adapun hikmah zakat antara lain:
1. Membersihkan jiwa manusia dari kotoran dan mendidik pribadi agar bersifat pemurah
kepada sesama manusia, dengan membiasakan diri untuk membayar zakat dan
memberikannya kepada yang berhak menerimanya (mustahik).
2. Menolong yang lemah dan orang yang susah (fakir miskin), dan menutup kebutuhan
orang-orang yang berada dalam kesulitan dan penderitaan.
3. Menegakkan kemaslahatan umum, di mana kehidupan dan kebahagiaan umat sangat
terkait dengannya.
4. Membatasi pembengkakan kekayaan di tangan orang-orang kaya atau hanya beredar di
kalangan orang-orang kaya saja.
5. Sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat harta dan disedekahkan (zakat)
kepada orang-orang fakir.
6. Mencegah kejahatan-kejahatan yang ditimbulkan dari kesenjangan sosial.
7. Untuk mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin
yang akan membuahkan beberapa kebajikan dan pemerataan kesejahteraan sosial dari

saudara Muslim yang berkecukupan kepada saudara Muslim yang hidup di bawah garis
kemiskinan dan keterbelakangan.
8. Zakat merupakan upaya mengentaskan kemiskinan dan sumber ekonomi yang potensial
di kalangan kaum Muslimin.
Kesimpulan
1. Zakat adalah sebutan bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT agar
diserahkan kepada orang-orang yang berhak (mustahak).
2. Harta yang wajib dizakati antara lain, yaitu:
1) emas dan perak; Nisab emas 20 puluh mitsqal, yaitu 892h gram, Zakatnya 2V2 atau
seperempat puluhnya. Nisab perak beratnya 200 dirham, yaitu 625 gram. harta
perniagaan;
2) binatang ternak; antara lain unta, sapi (lembu, kerbau), dan kambing (biri-biri,
domba).
3) buah-buahan dan biji-bijian; Buah-buahan yang wajib dizakati hanya anggur dan
kurma. Dan biji-bijian yang wajib dizakati hanya biji-bijian yang menjadi makanan
pokok dan tahan disimpan, seperti padi, gandum, jagung dan kacang.
4) barang tambang dan barang temuan.
3. Ada delapan orang yang berhak menerima zakat, yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf,
budak, al-ghoorim, sabilillah, dan ibnu sabil.
4. Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki dan
perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang ditetapkan. Besar
zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadaphadits
adalah sebesar satu sha' (1 sha-4 mud, 1 mud=675 gr) atau kira- kira setara dengan 3,5
liter atau 2.176 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith).
Saran
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua tentang zakat. Kritik dan
saran yang membangun kami harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Nor Hadi, Ayo Memahami Fikih. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. 2009.
Lubis, Arsyad Thalib, H.M., Ilmu Fiqih, Cet. XII, Firma Islamiyah, Medan, 1985
Hamid, Syamsul Rijal, 206 Petuah Rasulullah SAW Seputar Masalah Zakat dan Puasa,
Cahaya Salam, Bogor, 2006.
Zakat Fitrah - Wikipedia Bahasa Indonesia ensiklopedia bebas,

http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_fitrah

Anda mungkin juga menyukai