NASKAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Semester Gasal 2015/2016
Pendidikan Kewarganegaraan Yang dibina oleh Bpk.Muchtar
Kelompok 3
Oleh
1. Ariska Endah Pratiwi
(140151600399)
2. Laila Riyanasari
(140151600971)
(140151600892)
Offering PGSD A4
I. SISTEM KONSTITUSI
A. Substansi Konstiusi
Konstitusi merupakan istilah dari bahasa Perancis
(constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian istilah
konstitusi yang dimaksud ialah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu negara. Sedangkan istilah
undang-undang dasar merupakan terjemahan istilah dari belanda
Groundwet. Kata wet diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
sebagai undang-undang dasar, dan ground berarti tanah atau
dasar.
Dalam bahasa latin, kata konstitusi merupakan gabungan
dari dua kata, yaitu cume dan statuere. Cume adalah sebuah
preposisi yang berarti besama-sama dengan ..., sedangkan
stratuere mempunyai arti berdiri. Atas dasar itu, kata stratuere
mempunyai arti membuat sesuatu agar berdiri atau
medirikan/menetapkan. Dengan demikian, konstitusi adalah
mendirikan sesuatu secara bersama-sama. (Syahrial, 2006:73)
Banyak orang yang menganggap bahwa konstitusi dan
undang-undang dasar memiliki arti yang sama. L. J. Van
Apeldoorn membedakan arti Konstitusi adalah memuat aturan
tertulis dan peraturan tidak tertulis, sedangkan Undang-undang
Dasar adalah bagian tertulis dari konstitusi.
Muatan atau isi yang terkandung di dalam konstitusi
seharusnya singkat dan jelas untuk menghindari berbagai
kesulitan bagi pembentuk Undang-Undang Dasar dalam memilih
mana yang penting dan mana yang harus dicantumkan dalam
konstitusi dan mana yang tidak perlu. Menurut J. G. SteenBeek
dalam Syahrial Starbani dkk (2006:75) pada hakikatnya
konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu:
1) Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan
warga negaranya
2) Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang
bersifat fundamental
1) Negara
Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Negara merupakan organisasi
paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat, karena dengan adanya
negara maka rakyat punya ruang untuk mewujudkan tujuan bersamanya serta
mendapatkan perlindungan karena negara bersifat legal.
2) Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mengkuti keinginannya. Kekuasaan ini perlu
ada, karena dengan adanya kekuasaan akan ada pengarah untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki.
3) Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Oleh karena itu
keputusan yang dibuat tidak boleh menguntungkan satu pihak, namun harus
dapat dinikmati oleh semua pihak. Jadi, sebelum pengambilan keputusan
perlu diperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan
itu dibuat. Pengambil keputusan perlu diperhatikan karena akan berhubungan
dengan siapa saja yang akan terkena dampak dari keputusan tersebut, karena
semakin tinggi jabatan seseorang maka keputusannya akan berlaku untuk
kalangan yang lebih luas dan sebaliknya. Sedangkan penerima keputusan
tersebut juga harus diperhatikan karena akan mempengaruhi keputusan yang
diambil oleh pembuat keputusan.
4) Kebijaksaan umum
Kebijakan umum merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh
seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai
tujuan itu. Hal ini perlu ada karena setiap orang memiliki tujuan-tujuan yang
berbeda, maka diperlukan suatu kumpulan keputusan yang dapat dijadikan
pengikat tujuan-tujuan masyarakat yang banyak tersebut menjadi tujuan
umum untuk dicapai bersama.
5) Alokasi sumber daya
Alokasi sumber daya dapat dikatakan sebagai distribusi. Yang dimaksud
dengan distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam
masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting dan harus
dibagi secara adil.
Sedangkan sistem politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip,
keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Pengertian
ini diambil dari pengertian sistem yaitu perangkat atau unsur yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk totalitas dan politik yang berarti tujuan
yang ingin dicapai. Unsur yang teratur dan saling berkaitan itu dijabarkan sebagai
rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara serta alat.
B. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan
sebagai seni seorang panglima dalam peperangan. Karl von
Clauseweitz (1780-1831) dalam (Syahrial, 2006:98) berpendapat
bahwa strategi adalah penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri
merupakan kelanjutan dari politik. Artinya karena ingin mencapai
tujuannya negara mengambil langkah untuk bertempur agar
tujuan tersebut itu bisa tercapai.
Namun, pada jaman modern seperti ini strategi tidak
diartikan lagi sebagai pertempuran untuk memenangkan
peperangan. Strategi saat ini memiliki arti yang lebih luas,
strategi tidak lagi hanya mencakup tentang peperangan namun
juga termasuk ilmu ekonomi ataupun olahraga. Secara umum
strategi merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan
kemenangan atau pencapaian tujuan.
Pencapaian tujuan ini tidak lepas dari peran rakyat di dalamnya.
Oleh karena itu, masyarakat perlu untuk berpartisi di dalamnya.
Dalam era reformasi saaat ini masyarakat memiliki peran
yang sangat besar dalam mengontrol jalannya politik dan
strategi nasional yang ditetapkan oleh MPR maupun yang
dilaksanakan oleh presiden.
C. Pengertian Politik Dan Strategi Nasional (Polstranas)
Politik Nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta
penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional
DPR
Presiden
BPK
DPA
MA
BPK
MPR
MK MA KY
DPD DPR
Presiden dan Wakil Presiden
DAFTAR RUJUKAN
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Munikha, I Anna Tul. 2014. Politik dan Strategi, (online),
(http://annatul.blogspot.co.id/2014/04/politik-dan-strateginasional_29.html), diakses 2 Oktober 2015.
Starbaini, Syahrial dkk. 2006. Membangun Karakter dan
Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaran. Jakarta:
Graha Ilmu