Anda di halaman 1dari 17

METODE INDUKTIF DAN LOGIKA INDUKTIF

Makalah

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Mantik/Logika

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Zainun Kamaluddin Fakih, M.A.

Di susun oleh:

Muhammad Rizki Ramdani (11170340000023)

Sihabussalam (11170340000123)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberi kita nikmat iman, islam dan ihsan
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana dan tepat waktu. Shalawat serta salam
selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang
telah membawa peradaban yang beradab hingga saat ini.

Rasa terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya serta seluruh pihak yang turut
membantu prosesi penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat terkhusus untuk di presentasikan pada Mata Kuliah Ilmu
Kalam nantinya.

Selanjutnya kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini


terdapat banyak kekurangan, walaupun kami sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk membuat yang terbaik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu juga dalam penyusunan
makalah ini, yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Aamiin.

Ciputat, 12 Mei 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
iii

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang Penulisan Makalah.........................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Induksi (Istiqraa’i).................................................................................3

B. Langkah-langkah Metode Induktif..........................................................................3

C. Macam-macam/Jenis-jenis Induksi (Istiqra’i).........................................................4

1. Istiqra’ Taam......................................................................................................4

2. Istiqra’ Naqish....................................................................................................5

D. Analogi Induktif dan Bentuk-bentuknya.................................................................5

E. Sebab Akibat dan Metode-metodenya..................................................................6

1. Metode Persamaan............................................................................................6

2. Metode Perbedaan............................................................................................7

3. Metode Gabungan.............................................................................................8

4. Metode Residu (sisa)..........................................................................................8

5. Metode Variasi Kesamaan..................................................................................9

F. Hipotesis dan Macam-macamnya..........................................................................9

1. Hipotesis Deskriptif............................................................................................9

2. Hipotesis penjelasan...........................................................................................9

3. Hipotesis kerja..................................................................................................10

G. Probabiitas dan Macam-macamnya.....................................................................10


iv

1. Probabilitas a priori..........................................................................................10

2. Probabilitas relatif frekuensi............................................................................10

BAB III PENUTUP..........................................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA 12
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Makalah


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Sebagai
suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah
proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir
menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang
kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan
konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.
Penalaran dibagi menjadi dua, yaitu penalaran deduktif dan penalaran
induktif. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini
sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap
dapat berlaku secara umum

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini diantaranya ialah:
1. Apa pengertian metode induktif (Istiqra’i)?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam metode induktif?
3. Apa saja macam-macam metode induktif?
4. Untuk mengetahui apa itu analogi induktif, hipotesis dalam induktif, sebab-
akibat (kausalitas), dan probibilitas dan bagaimana bentuk-bentuk atau
metodenya?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah


Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya ialah:
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Logika/Ilmu Mantiq
2. Untuk mengetahui apa pengertian metode induktif (Istiqra’i)
3. Untuk mengetahui Bagaimana langkah-langkah dalam metode induktif, dan
macam-macam metode induktif
2

4. Untuk megetahui apa itu analogi induktif, hipotesis dalam induktif, sebab-
akibat (kausalitas), dan probibilitas dan bagaimana bentuk-bentuk atau
metodenya
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Induksi (Istiqraa’i)


Induksi atau Istiqra’ menurut Poespoprodjo ialah proses pemikiran dari
yang khusus ke yang umum atau dari hal yang kurang umum ke hal yang lebih
umum.1 . Atau dengan kata lain Induksi atau Istiqra’ merupakan metode berpikir
yang bertolak pda kaidah khusus untuk menentukan hukum/kaidah yang umum.
Induksi adalah suatu proses penalaran yang premis-premisnya hanya memberikan
suatu bukti dalam mendukung ksimpulan.2 Dalam penyimpulan induktif, premis-
premis mendukung, tetapi tidak secara penuh mengandaikan kesimpulan. Dengan
demikian, kesimpulannya tidak bersift mutlak, tetapi hanya kemungkinan
berdasarkan premis-premis yang ada.

B. Langkah-langkah Metode Induktif


Berpikir induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak dari sejumlah hal
khusus untuk sampai pada suatu rumusan umum sebagai hukum iliah, menurut
Herbert L. Searles, diperlukan proses atau langkah-langkah penalaran sebagai
berikut, terbagi menjadi empat langkah:3
1. Langkah pertama adalah mengumpulkan fakta-fakta khusus.
Pada langkah ini, metode yang digunakan adalah observasi dan eksperimen.
Observasi harus dikerjakan seteliti mungkin, sedangkan eksperimen
dilakukan untuk membuat atau mengganti objek yang harus dipelajari.
2. Langkah kedua adalah perumusan hipotesis.
Hipotesis merupakan dalil atau jawaban sementara yang diajukan berdasarkan
pengetahuan yang terkumpul sebagai petunjuk bagi penelitian lebih lanjut.
Hipotesis ilmiah harus memenuhi syarat, diantaranya dapat diuji

1
R.C. Poesporodjo L., Logika Scientifika, (Bandung:, Justitia), h. 166
2
Rafael Raga Maran, Pengantar Logika, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 133
3
Diah Prawitha Sari, Berpikir Matematis dengan Metode Induktif, Deduktif, Analogi, Integratif
dan Abstrak, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, vol. 5, no. 1, April 2016, h. 81
4

kebenarannya, terbuka dan sistematis sesuai dalil-dalil yang dianggap benar


serta dapat menjelaskan fakta yang dijadikan fokus kajian.
3. Langkah ketiga dalah mengadakan verifikasi.
Proses verifikasi adalah suatu lagkah atau cara untuk membuktikn bahwa
hipotesis tersebut merupakan dalil yang sebenarnya. Verifikasi juga
mencakup generalisasi untuk menemukan dalil umum sehingga hipotesis
tersebut dapat dijadikan satu teori.
4. Langkah keempat adalah penerapan atau perumusan teori dan hukum ilmiah
berdasarkan hasil verifikasi.
Sesudahnya hukum atau ciri/sifat dinyatakan kebenarannya, maka hukum
tersebut kita terapkan pada semua fakta khusus yang tercakup dibawahnya. 4

C. Macam-macam/Jenis-jenis Induksi (Istiqra’i)


Induksi atau Istiqra’ dibagi menjadi dua macam yaitu Istiqra’ Taam dan
Istiqra’ Naqish.

1. Istiqra’ Taam
Istiqra’ Taam dalah cara berfikir induktif dengan langkah memulai dari
kaidah khusus untuk menentukan hukum yang umum. Dan dalam realitas,
hukum umum tersebut berlaku untuk seluruh bagian-bagiannya yang sejenis.
Jika kebenaran kesimpulan yang diperoleh Istiqra’ itu meyakinkan, maka
merode memperolehnya itu disebut Istiqra’ Taam.5
Contoh:
Bulan Januari kurang dari 32 hari
Bulan Februari kurang dari 32 hari
Bulan Maret kurang dari 32 hari
Bulan April kurang dari 32 hari
Dan seterusnya, semuanya kurang dari 32 hri. Maka kesimpulannya, bahwa
semua blan Masehi kurang dari 32 hari.

4
Rafael Raga Maran, Pengantar Logika, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 177
5
H. Baihaqi A.K., Ilmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logika, (Bandung: Darul Ulum Press, 1996),
h. 194
5

Kesimpulan ini benar dan meyakinkan. Oleh karena itu, metode


penarikannya terkategori ke dalam Istiqra’ Taam. Karena kebenarannya amat
meyakinkan.

2. Istiqra’ Naqish
Istqra’ Naqish adalah penarikan kesimpulan induktif sepertinyang berlaku
pada Istiqra’ Tam. Tetapi kbenaran kesimpulannya relatif meyakinkan, tidak
sepenuhnya meyakinkan. Yakni sampai di tingkat zhan atau secara umumnya
benar.6
Contoh:
Kambing jika makan, rahang bawahnya bergerak
Kerbau jika makan, rahang bawahnya bergerak
Kuda jika makan, rahang bawahnya bergerak
Monyet jika makan, rahang bawahnya bergerak
Kelinci jika makan, rahang bawahnya bergerak
Kesimpulannya, semua hewan jika makan, rahang bawahnya bererak
Kesimpulan tersebut diyakini benar secara umumnya saja. Sebab, ada
hewan yang ketika makan teryata rahang atasnya yang bergerak, yitu buaya.
Istiqra Naqish ini sebagai metode pemikiran hanya menghasilkan kesimpulan
yang secara umum saja benar.

D. Analogi Induktif dan Bentuk-bentuknya


Dapat dikatakan bahwa penalaran analogis merupakan penalaran yang
paling fundamental dan paling umum dari semua proses rasional. Pemikiran ini
juga sering disebut pemikiran melalui persamaan atau pemikiran melalui analogi,
atau disebut juga analogi logis.
Pemikiran ini erangkat dari suatu kejadian khusus ke suatu kejadian
khusus lainnya yang semacam dan menyimpulkan bahwasanya apa yang benar
pada yang satu juga akan benar pada yang lain.7

6
H. Baihaqi A.K., Ilmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logika, (Bandung: Darul Ulum Press, 1996),
h. 195
7
Rafael Raga Maran, Pengantar Logika, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 185
6

Contohnya:
Sartono sembuh dari sakit kepalanya karena minum obat A, maka Hito
juga akan sembuh dari sakit kepalanya jika minum obat A.
Guna menentukan sahnya pemikiran tersebut, perlu pengujian. Apakah
kedua hal yang diperbandingkan tersebut benar-benar sama dalam ciri
hakiki/karakteristik esensialnya untuk dapat dihubungkan dengan kesimpulan,
adakah perbedaan serius antara keduanya, apabila pada kesuanya tidak ada
perbedaan serius yang ditunjukkan maka kesimpulan dapat diterima.

Analogi indukif merupakan suatu cara berfikir yang didasarkan pada


persamaan yang nyata dan terbukti yang terdapat antara dua hal, dimana banyak
persamaan yang penting antara keduanya sehingga dapat serupa juga dalam
beberapa karakteristik lainnya.8

E. Sebab Akibat dan Metode-metodenya


Sebab-akibat atau yang sering disebut dengan kausalitas adalah relasi
(hubungan) yang terdapat antara satu perkara (A) dan perkara (B) yang lain,
artinya ketika A menyebabkan B itu menjadi ada.

Contohnya :

1. Racun menyebabkan kematian seseorang. Racun (A) adalah penyebab,


kematian (B) adalah akibat.
2. Makan terlalu banyak menyebabkan muntah. Makan terlau banyak (A)
adalah penyebab, muntah (B) adalah akibat.

Sehubungan dengan kausalitas, filsuf Inggris John Stuart Mill


menyimpulkan metode penyimpulan induksi, yaitu:

1. Metode Persamaan

Adanya dua peristiwa atau lebih dari suatu fenomena, terdapatnya unsur
(faktor yang sama), dengan akibat yang sama. Maka unsur yang sama itu
dianggap menjadi sebab paling mungkin.

8
Rafael Raga Maran, Pengantar Logika, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 187
7

Contoh :
Peritiwa 1 : sekelompok mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
memiliki kecerdasan yang tinggi, disiplin, belajar setiap hari, rajin
mengerjakan tugas. Mereka mendapatkan nilai A.
Peristiwa 2 : sekelompok mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
rajin mengerjakan tugas, senang berdiskusi, aktif di kelas, tidak pernah
datang terlambat. Mereka mendapatkan nilai A.

Manakah sebab yang paling mungkin membuat mereka mendapatkan nilai


A ? rajin mengerjakan tugas. Oleh karena itu, rajin mengerjakan tugas
mungkin menjadi penyebab terjadinya fenomena itu, yaitu mendapatkan
nilai A.

2. Metode Perbedaan.

Kaidahnya : jika satu hal terjadi dalam satu fenomena yang diteliti, dan
satu hal lain tidak terjadi dalam suatu fenomena yang diteliti itu,
memiliki sirkumtansi (faktor) yang sama terkecuali satu yang terjadi
pada hal yang pertama, maka satu-satunya sirkumtansi dimana kedua hal
itu berbeda adalah akibat atau sebab atau sebagian yang sangat
menentukan sebab dari fenomena itu.9
Contoh :
Peritiwa 1 : sekelompok mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
memiliki kecerdasan yang tinggi, disiplin, belajar setiap hari, rajin
mengerjakan tugas. Mereka mendapatkan nilai A.
Peritiwa 2 : sekelompok mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
memiliki kecerdasan yang tinggi, disiplin, belajar setiap hari, tidak rajin
mengerjakan tugas. Mereka tidak mendapatkan nilai A.

Kesimpulannya : mahasiswa mendapatkan nilai A karena rajin


mengerjakan tugas.

9
Lihat lebih lengkap PERTEMUAN XIII LOGIKA INDUKTIF metode induksi PDF-staffnew.uny.ac.id >
upload > pendidikan
8

3. Metode Gabungan

Dalam dua peristiwa atau lebih, terdapat unsur yang kalau ada akibatnya
pun menajdi ada, kalau tidak ada akibatnya pun menjadi tidak ada, serta
disamping itu juga diperkuat dengan adanya unsur yang sama dengan
akibat yang sama diperistiwa lainnya. unsur itu dianggap sebagai sebab
yang paling mungkin.
Contoh :
P1: sekelompok pengemudi sepeda motor sering mengemudi dengan
kecapatan tinggi, mematikan lampu besar di siang hari, mengemudi tanpa
helm, pernah ditilang polisi. Mereka pernah mengalami kecelakaan parah.
P2 : sekelompok pengemudi sepeda motor, mematikan lampu besar di
siang hari, belum memiliki SIM, mengemudi tanpa helm, sering
melanggar lalu lintas. Mereka tidak pernah mengalami kecelakaan parah.
P3 : sekelompok pengemudi sepeda motor sering mengemudi dengan
kecepatan tinggi, belum memiliki SIM, sering melanggar lalu lintas,
mengemudi tanpa helm. Mereka pernah mengalami kecelakaan parah.

K : kalau orang mengemudi dengan kecepatan tinggi, akan celaka parah.

4. Metode Residu (sisa)

Dalam dua peristiwa atau lebih, serangkaian unsur membuat serangkaian


akibat terjadi, sehingga ada unsur yang tersisa yang disertai juga dengan
akibat yang tersisa. Untur yang tersisa itu dianggap sebagai sebab yang
paling mungkin untuk akibat yang tersisa itu.
Contoh :
P1 : sekelompok pekerja di suatu bagian pada perusahaan kopi bersikap
jujur, disiplin, dan taat kepada atasan. Mereka dipercaya untuk
mengerjakan proyek yang besar, mendapatkan kenaikan jabatan, dan
mendapatkan kenaikan gaji.
9

P2 : sekelompok pekerja di suatu bagian pada perusahaan kopi bersikap


jujur dan taat kepada atasan. Mereka dipercaya untuk mengerjakan proyek
yang besar serta mendapatkan kenaikan jabatan.

K : kenaikan gaji dikarenakan oleh disiplin.

5. Metode Variasi Kesamaan

Kaidahnya, fenomena apapun juga yang dengan suatu cara mengalami


perubahan kapan pun fenomena lainnya dengan suatu cara tertentu
mengalami perubahan adalah sebab atau pun akibat dari fenomena tersebut
selaku fakta yang menyebabkan perubahan itu.
Contoh :
P1 : Pak Aman makan nasi goreng, mie goreng, dan sate dari Catering A,
dan sedikit makan ayam goreng yang berasal dari Catering B, ternyata
keracunan ringan.
P2 : pak Iman Aman makan nasi goreng, mie goreng, dan sate dari
Catering A, dan banyak makan ayam goreng yang berasal dari Catering B,
ternyata keracunan berat.

Jadi, antar ayam goreng yang berasal dari Catering B dengan keracunan
memiliki bungan kausal.

F. Hipotesis dan Macam-macamnya


Yakni usaha yang penjelasan tentang hal telah diamati atau jawaban
sementara yang bersifat teoritis, dan membutuhkan pengujian lebih lanjut untuk
menguji kebenaran dengan kenyataan. Adapun untuk macam-macamnya, yaitu :

1. Hipotesis Deskriptif

Yaitu merumuskan suatu rumusan masalah dengan seksama atas fakta-


fakta yang diobservasi.
10

2. Hipotesis penjelasan

Yaitu yang menunjukan mengapa suatu kejadian itu terjadi, mengapa


harus terjadi.

3. Hipotesis kerja

Tujuannya adalah mengumpulkan, mengatur, menguraikan dan


memeperbincangkan dalam bahasa yang dimengerti dan masih berada
dalam keadaan tidak teratur.

G. Probabiitas dan Macam-macamnya

Probabilitas sering disebut dengan kemungkinan dan peluang. Dengan


begitu probabilitas dapat didefinisikan dengan suatu bagian pengetahuan di antara
kepastian dan kebarangkalian.

Macam-macam Probabilitas.

1. Probabilitas a priori

Merupakan suatu probabilitas yang disusun berdasarkan perhitungan


akal, bukan atas dasar pengalaman10. Probabilitas yang akan terjadi pada
suatu peristiwa sudah dapat diketahui sebelum melakukan percobaan.
Probabilitas yang ditetapkan demikian sering juga disebut dengan
probabilitas matematik.11 Misalnya untuk menentukan berapa
kemungkinan mata dadu yang akan muncul, maka mempunyai
kemungkinan 1/6, karena mata dadu mempunyai 6 sisi.

2. Probabilitas relatif frekuensi

Adalah merupakan suatu probabilitas yang disusun berdasarkan


statistik atau fakta empiris, hal ini berdasarkan didasarkan oleh fakta-fakta
yang terjadi. Contohnya probabilitas mahasiswa tidak mengikuti mata

10
Mundiri, Logika. Jakarta : Rajawali Pers. 2009. hlm 208
11
Ibid, hlm 208
11

kuliah adalah 3 kali pertemuan, maksudnya bahwa setiap 16 kali


pertemuan memiliki 3 kali pertemuan untuk berhalangan hadir masuk
kuliah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode induktif atau dalam bahasa arab disebut dengan istiqrai
merupakan suatu metode berpikir dalam menentukan permasalahan yang ada.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai
model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat
berlaku secara umum.

Oleh karena itu, dalam hal ini adanya pembahasan tentang metode induktif
yang meliputi pengertian, logika dalam metode ilmu-ilmu kealaman, langkah-
langkah
12

DAFTAR PUSTAKA
R.C. Poesporodjo. Logika Scientifika. Bandung: Justitia
Raga Maran, Rafael. 2007. Pengantar Logika. Jakarta: Grasindo
Prawitha Sari, Diah. 2016. Berpikir Matematis dengan Metode Induktif, Deduktif,
Analogi, Integratif dan Abstrak. Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika. Vol. 5. No. 1. Diakses pada tanggal 10 Mei 2019.
A.K, Baihaqi. 1996. Ilmu Mantik: Teknik Dasar Berpikir Logika. Bandung: Darul
Ulum.
PERTEMUAN XIII LOGIKA INDUKTIF metode induksi PDF-staffnew.uny.ac.id
> upload > pendidikan
13

Anda mungkin juga menyukai