Anda di halaman 1dari 10

Penelitian Kuantitatif

(Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian)

Disusun Oleh:
SYIHABUSSALAM 11170340000123
TAMADHIR THAHARANIL B.M 11170340000080
FEBI ARFIYALIANI 11170340000195
ULFAH 11150340000255

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
Daftar Isi

Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………………………….. i

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………….1

Bab II Pembahasan……………………………………………………………………..1
a. Pengertian Penelitian Kuantitatif…………………………..………………2
b. Syarat dan Karakteristik Penelitian………………………………….……..2
c. Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif…………………………………………...3
d. Contoh dalam penelitian Kuantitatif……………………………………….4
Bab III Penutup……………………………………………………………………….....7
a. Kesimpulan………………………………………………………………….7
Bab IV Daftar Pustaka…………………………………………………………………..8

i
Bab I

Pendahuluan

Dalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki
wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis,
terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah
pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi
yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas
sesuai dengan keadaan di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian
dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan
perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu,
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara
secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang
diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.

1
Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif


Pada abad ke-17, orang masih berpandangan bahwa apa yang terjadi bersifat
alamiah. Peneliti mengamati secara pasif, tidak dengan sengaja memanipulasi dengan
lingkungan dan tidak mengadakan eksperimen dengan lingkungan. Pada abad ke-18
David Hume berpandangan bahwa peneliti dapat dengan sengaja mengadakan
perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen sehingga
timbul metode ilmiah yang selanjutnya ditemukan aturan, hukum, prinsip umum
tentang dunia kenyataan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial. Masa itu disebut
sebagai masa positivisme. Pandangan positivisme ini dalam penelitian juga dikenal
sebagai pandangan kuantitatif (Nasution, 1988; Faisal, 1990).1
Dalam KBBI “Kuantitatif” diartikan sebagai berdasarkan jumlah atau
banyaknya. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang bertujuan
menjelaskan bagaimana fenomena atau gejala sosial yang terjadi di masyarakat saling
berhubungan satu sama lain.2 Sedangkan dalam buku metode penelitian yang lainnya
dijelaskan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ilmiah dengan metode yang menyandarkan diri pada metode ilmiah.3
Penelitian Kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa
angka, kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka.
Data tersebut kemudiaan diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi
ilmiah dibalik angka-angka terebut. Penelitian ini lebih menekakan pada struktur
sosial yang berada diluar diri individu sebagai sebuah hal yang memberikan
kontribusi pada perilaku individu.4
B. Syarat dan karakteristik penelitian kuantitatif.

Menurut S. Margono setiap penelitian selalu bertujuan menemukan


pengetahuan baru. Ada penelitian yang dilakukan terutama untuk mengumpulkan data
yang diperoleh dari hasil pengukurannya. Misalnya, penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui berapa besar penurunan kekuatan fisik pekerja perkebunan teh, yang

1
Dra. Nurul Zuriah. M.Si., Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007) hlm 82.
2
Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial (Jakarta : Rajawali Pers, 2016) hlm 215.
3
Dr. Sugiono Poulus, S.E., M.BA., Ak., CPA, CA & Dr. Rusdin, M.Si., Metodologi Penelitian Sosial
(Bandung: Alfabeta, 2018) hlm 114.
4
Ibid, Nanang Martono, hlm 215.
2
menderita anemia karena cacingan, dapat dibandingkan lima pekerja yang sehat dan
lima orang pekerja yang kekurangan butir darah merah. Untuk perbandingan ini
diukur kekuartan fisik mereka dengan menyuruh mereka mendaki sebuah bukit.
Sebagai tolak ukur yang di catat adalah waktu dalam menit yang diperlukan untuk
sampai ke puncak bukit. Data yang terkumpul akan berbentuk angka dan penelitian
seperti ini tergolong dalam tipologi dan rancangan penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti terlebih dahulu membuat rencana penelitian


yang isinya menetapkan:

 Masalah penelitian dan variabel yang diteliti.


 Membuat hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari teori yang mapan.
 Menentukan metode dan instrument penelitian.
 Menentukan sampel penelitian, dan
 Menentukan teknik analisis data dengan statistik.
Aspek-aspek tersebut ditentukan sebelum terjun kelapangan untuk memperoleh data
empiris, dan berusaha apa yang dilakukan di lapangan sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan. Data yang diperoleh dari lapangan melalui pengukuran kuantitatif diolah
dan di analisis melalui statistika. Kemudia hipotesis diuji untuk menarik kesimpulan
penelitiannya.5
Adapun karakteristik dari penelitian kuantitatif itu sendiri berdasarkan
sejarahnya, metode kuantitatif berkembang dari pengetahuan alam yang dilakukan di
laboratorium. Hal ini sangat berbeda dengan metode kualitatif, yang mana dalam
metode kualitatif berkembang kajian mengenai sikap dan pandangan manusia. Menurut
pandangan Nasution pandangan kuantitatif juga dikenal sebagai pandangan positivisme.
Dalam bidang penelitian pendekatan pada mulanya didominasi oleh pendekatan
kuantitatif sebagi warisan kerangka berfikir yang melahirkan teori-teori agung pada
akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20. Pendekatan kuantitatif dianggap sebagai metode
yang memenuhi syarat-syarat ke ilmiahan, baik dalam penelitian ilmu alam, sampai
kemudian diikuti ilmu-ilmu sosial.
Menurut Nasution dalam S. Margono ciri-ciri pandangan positivism atau
pandangan kunatitatif antara lain sebagai berikut:
1. Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara
kuantitatif agar dapat dicari hubungan di antara berbagai variabel.
2. Mencari hukum universal yang dapat meliputi semua kasus, walaupun dengan
pengolahan statistic dicapai tingkat probabilitas dengan mementingkan sampling
untuk mencari generalisasi.
3. Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejala-gejala yang dapat diamati
langsung dengan mengabaikan apa yang tidak dapat diamati dan diukur instrument
yang valid dan realiabel.
Karakteristik penelitian kuantitatif dapat dilihat dari:

5
Dra. Nurul Zuriah, M.Si, metode penelitian (sosial dan pendidikan), Penerbit: Pt Bumi Aksara,
Cet.Pertama dan kedua 2006-2007.h.83.
3
1. Cara memandang sifat realitas sosial
Penelitian kuantitatif menganggap realitas sosial itu bersifat ganda. Realitas
soaial merupakan hasil konstruksi pemikiran dan bersifat holistis. Di pihak lain,
penelitian kuantitatif memandang realitas sosial bersifat tunggal, konkrit, dan
teramati.
2. Peranan nilai
Penelitian kuantitatif menganggap bahwa proses penelitian sepenuhnya bebas
nilai.
3. Fleksibilitas dalam pengumpulan data
Dalam penelitian kuantitatif prosedur pengumpulan data distandardisasi dan
menganggap bahwa hubungan peneliti dengan yang diteliti adalah independen dan
dapat dipisahkan. 6

A. Jenis-jenis penelitian kuantitatif


Menurut Subana dan Sudrajat menyatakan bahwa terbagi menjadi penelitian
eksperimen, deskritif korelasional, kausal komparatif.
1. Komparatif
Komparatif adalah suatu kegiatan penelitian yang berisifat atau berupaya
membandingkan variabel satu dengan yang lainnya. Dengan demikian dalam kegiatan
komparatif ini kata membandingkan minimal harus ada dua gejala/variabel yang akan
diteliti.
Sifat dari jenis ini adalah “expost facto” artinya data yang dikumpulkan setelah
peristiwa itu terjadi.
Contohnya ; perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa dari perguruan tinggi
negeri dan swasta.

2. Deskriptif
Merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada. Dengan demikian, dalam deskriptif ini
berkenanaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri (variabel yang
berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan
variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel dengan variabel
yang lain.7

6
Bagong Suyanto dan Sutinah, metode penelitian sosial berbagai alternative pendekatan, Penerbit:
PRENADAMEDIA GROUP, Cet.1, tahun 2005.h.168.
7
Sugiyono, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R%D).
(Alfabeta : Bandung, 2009). hlm, 56.
4
Contoh ; pemahaman warga an-nahdliyah terhadap aswaja an-nahdliyah.

3. Eksperimen
Sederhananya, penelitian eksperimen disini adalah diarahkan untuk
mengetahui pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Pada penelitian eksperimen peneliti mampu mengontrol atau
mengubah tentang besar kecilnya variabel independen (penyebab) dalam penelitian.

D. Contoh Bentuk Penelitian Kuantitatf


Sebelum melakukan penelitian kuantitatif hendaknya kita melakukan tahapan
tahpan yang harus dilakukan oleh peneliti. Pertama, tahap orientasi. Kedua, tahap
pembuatan desain penelitian. Ketiga, pelaksanaan penelitian. Keempat, penyusunan
laporan penelitian.
Keempat tahapan tersebut masih merupakan tahapan yang bersifat praktis,
dalam artian masih memiliki rentang yang cukup jauh, sehingga perlu dibuat rumusan
yang mampu menjabarkan secara lebih terperinci. Langkah-langkah yang dimaksud
yang pertama, mencari, menemukan dan menetapkan masalah sebagai akumulasi dari
berbagai fenomena. Kedua, menyusun latar belakang yang mendasari penelitian
berdasarkan temuan studi awal. Ketiga, mengidentifikasi dan merumuskan masalah
yang akan diteliti dan menentukan tema sentral penelitian. Keempat menetapkan
tujuan peneitian dan merumuskan manfaat. Kelima, menyusun kerangka teoritis dan
kerangka konsepsional. Keenam, menetapkan dan merumuskan hipotesis sebagai
jawaban atasbpermasalahan yang mungkin salah, sehingga perlu pengkajian lebih
lanjut. Ketujuh, mengumpulkan data dan fakta secara sistematis dan terkontrol.
Kedelapan, mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh.
Kesembilan, merumuskan kesimpulan, rekomendasi, dan implikasi dari sebuah
penelitian. Kesepuluh, mengemukakan makna dan manfaat penelitian. Kesebelas,
menyusun dan menuis laporan penelitian.8

Untuk teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif, biasanya akan


menggunakan kuesioner yang terstruktur opsi jawabannya, agar data yang

8
Sugiono Poulus dan Rusdin, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Pendekatan Teori dan Praktis, Bandung:
Alfabeta, 2018, hlm 115-116
5
diperolehnya nanti mudah diolah secara kuantitatif. Untuk pembuatan kuesioner ini,
ada prosedur tersendiri yang tidak boleh dilanggar, misalnya, harus benar-benar jelas
variabel-variabel apa saja yang akan dianalisis melalui tabel-tabel frekuensi (tabel
satu variabel) dan/atau tabel-tabel silang (tabel dua variabel atau lebih) . Pembuatan
tabel frekuensi ini-antara lain-berguna untuk mengecek apakah jawaban-jawaban
responden tersebut konsisten dengan jawaban-jawabannya yang lain.Untuk
mempelajari bagaimana distributsi frekuensi dari variabel-variabel penelitian, dan
untuk menentukan variabel-variabel apa yang akan disilangkan nanti. Sedangkan
pembuatan tabel silang –antara lain- berguna untuk menjelaskan sebarapa besarnya
koefisien asosiasi dan/atau korelasi dari variabel-variabel yang diteliti. Dengan
menggunakan teknik statistik - baik yang sederhana maupun canggih – besarnya
koefisien asosiasi dan/atau korelasi antar-variabel tersebut bisa diketahui dengan jelas
Sebagai contoh adalah “Gaya Kepemimpinan, Situasi Kepemimpinan, Dan
Iklim Kerja Organisasi dalam meningkatkan produktivitas karyawan ”, dari contoh ini
kita bisa runut secara lebih detail mulai dari menemukan dan menetapkan masalah
hingga menyusun dan menulis laporan penelitian.

6
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pada abad ke-18 David Hume berpandangan bahwa peneliti dapat dengan
sengaja mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai
eksperimen sehingga timbul metode ilmiah yang selanjutnya ditemukan aturan,
hukum, prinsip umum tentang dunia kenyataan baik dalam ilmu alam maupun ilmu
sosial. Masa itu disebut sebagai masa positivisme. Pandangan positivisme ini dalam
penelitian juga dikenal sebagai pandangan kuantitatif (Nasution, 1988; Faisal, 1990)

Penelitian kuantitatif dalam menganalisis datanya menggunakan Statistika,


karakteristik penelitian ini meliputi: bisa dilihat dengan cara melihat realitas sosial,
kemudian menggap semua peranan nilai bersifat bebas niali, dan juga fleksibelitas
dalam mengumpulkan data. Adapun jenis-jenis dari penelitian kuantitatip ini adalah :
Komparatif, Deskriptif, dan Eksperimen,

7
BAB IV
Daftar Pustaka

Sugiyono, 2009. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dam R%D). Bandung : CV.Alfabeta.
Kurnian AW, Zarah P, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pandiva
Buku.
Zuriah, Nurul.2007.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Suyanto, Bagong dan Sutinah.2008.Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternative
Pendekatan.Penerbit: PRENADAMEDIA GROUP.
Martono, Nanang.2016.Metode Penelitian Sosial.Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai