Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

ERA DISRUPSI

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh penilaian


tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Dosen Pengampu: Pdt. Eklesia Philadelpia Daely, M.Th.

Oleh

Datar Niat Okterani Gea NIM 232109039


Putri Nurmidar Waruwu NIM 232109176
Septrisna Harefa NIM 232109198
Feb Berkat Naini Marcelina Laia NIM 232109075
Inggrid Calista Wihelmina Hulu NIM 212309107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan-Nya,
sehingga Tugas Makalah Pendidikan Agama Kristen ni dapat diselesaikan. Makalah dengan
judul “Era Disrupsi” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna
memperoleh penilaian tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen, Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nias, Gunungsitoli.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan Makalah Pendidikan Agama Kristen ini, yaitu kepada Ibu Pdt. Eklesia
Philadelpia Daely, M.Th. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidkan Agama Kristen Tahun
Ajaran 2023/2024 yang telah memberikan bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada
penulis. Selanjutnya kepada sesama rekan satu kelompok yang telah berdiskusi dan mencari
sumber-sumber referensi, serta kepada seluruh ilmuan dan penulis-penulis terdahulu yang
memberikan dedikasi penuh pada Era Disrupsi yang terus berkembang.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam Makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga
Makalah Bahasa Indonesia ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Gunungsitoli, Rabu, 29 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4

1.3 Tujuan..............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

1.4 Pengertian.............................................................................................................................5

1.5 Etika Teologis.......................................................................................................................6

1.6 Keputusan Etis.....................................................................................................................7

1.7 Etika Akibat........................................................................................................................12

1.8 Etika Kewajiban dan Tanggung Jawab...........................................................................13

BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................15

A. Kesimpulan........................................................................................................................15

REFLEKSI KELOMPOK..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebutan "era disrupsi" sangat sesuai dengan keadaan dunia saat ini, terutama
denganmunculnya revolusi industri 4.0, yang ditunjukkan oleh kemajuan dalam bidang teknologi
dan ilmu pengetahuan. Suatu transformasi teknologi di manaPengoperasian mesin atau alat yang
sebelumnya dilakukan secara manual sekarang dilakukan secara otomasi. Karena kecanggihan
sistem yang sedang berkembang, manusiaseharusnya menjadi operator, diganti oleh teknologi
yangdisebut robot.
Teknologi yang menggabungkan otomatisasi danTeknologi cyber, yang merupakan tren
didunia industri saat ini, merupakan representasiada revolusi industri 4.0 dalam waktu singkat,
yang merupakan bukti bahwa adaJumlah karyawan yang ada di industri merupakan bukti
pencapaian teknologi yang
besar.semakin berkurang saat ada perubahan, seperti penggantian karyawanekstensif. Tentu saja,
robot tidak dapat menggantikan semua proses pekerjaan manusia danharus dilakukan oleh
manusia, jadi tenaga kerja yang di dunia bisnis, kompetensi masih sangat dibutuhkan.Skill adalah
sesuatu yangharus dimiliki oleh manusia.
Dengan terjadinya era disrupsi ini diharapkan setiap orang tidak terlepas dari jalurnya dan
tetap berpedoman kepada kehendak Tuhan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan era disrupsi?
2. Apa sudut pandang etika teologis tentang era disrupsi?
3. Apa keputusan etis dari era disrupsi?
4. Apa yang dimaksud dengan etika akibat dari era disrupsi?
5. Bagaimana etika kewajiban dan tanggung jawab dari era disrupsi?

1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan era disrupsi?
2. Memahami sudut pandang etika teologis tentang era disrupsi?
3. Mampu menjelaskan apa keputusan etis dari era disrupsi?
4. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan etika akibat dari era disrupsi?
5. Mampu menjelaskan bagaimana etika kewajiban dan tanggung jawab dari era disrupsi?
BAB II

PEMBAHASAN
1.4 Pengertian

Era Disrupsi adalah masa di mana terjadinya perubahan-perubahanyang disebabkan


karena adanya inovasi yang begitu hebat sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan
masyarakat secara luas. Era disrupsi merujuk pada periode signifikan di mana terjadi perubahan
mendalam dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks bisnis, teknologi, dan
masyarakat. Perubahan ini sering kali dipicu oleh inovasi teknologi yang cepat dan signifikan
yang mengubah cara tradisional berpikir, bekerja, dan berinteraksi.

Berikut adalah pengertian era disrupsi menurut beberapa ahli:

a. Clayton Christensen

Clayton Christensen, seorang profesor Harvard Business School, menjadi terkenal dengan
konsepnya tentang "Innovator's Dilemma". Menurut Christensen, disrupsi terjadi ketika
inovasi yang sederhana dan awalnya tidak terlalu menarik menciptakan pasar baru dan
akhirnya menggantikan pemimpin pasar yang mapan.1

b. Joseph Bower dan Clayton Christensen

Dalam makalahnya yang berjudul "Disruptive Technologies: Catching the Wave", Bower dan
Christensen menjelaskan bahwa disrupsi adalah hasil dari adopsi teknologi yang memicu
transformasi struktural dalam industri.

c. Marc Andreessen

Pendiri Netscape dan investor ternama, Marc Andreessen, menggambarkan disrupsi sebagai
"software is eating the world" (perangkat lunak memakan dunia). Ia berpendapat bahwa
inovasi perangkat lunak dan teknologi informasi secara luas mengubah dan mendisrupsi
banyak sektor industri.

d. Richard Foster dan Sarah Kaplan

Dalam buku "Creative Destruction: Why Companies That Are Built to Last Underperform
the Market—and How to Successfully Transform Them", Foster dan Kaplan menggambarkan
disrupsi sebagai konsep "creative destruction", di mana bisnis yang mapan dapat dihancurkan
oleh inovasi baru.

e. Erik Brynjolfsson dan Andrew McAfee

Dalam buku mereka "The Second Machine Age," Brynjolfsson dan McAfee berbicara
tentang disrupsi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi digital, seperti kecerdasan
buatan, otomatisasi, dan komputasi awan.

f. Jay Samit

Penulis Jay Samit, dalam bukunya "Disrupt You!", menyatakan bahwa era disrupsi
menciptakan peluang bagi individu untuk mengubah karir mereka dan menciptakan nilai baru
dalam masyarakat.

g. W. Chan Kim dan Renée Mauborgne

Dalam kerangka teori Strategi Biru Laut, Kim dan Mauborgne berbicara tentang menciptakan
ruang pasar baru (biru laut) sebagai cara untuk menghindari persaingan langsung dan
mencapai pertumbuhan tanpa hambatan.

Era disrupsi menunjukkan bahwa organisasi yang dapat beradaptasi dan mengadopsi inovasi
dengan cepat akan memiliki keunggulan kompetitif. Sementara itu, organisasi yang tidak mampu
mengatasi perubahan ini dapat menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan
eksistensinya.

1.5 Etika Teologis

Alkitab tidak secara khusus membahas tentang "era disrupsi" karena istilah tersebut
merupakan suatu konsep modern yang mengacu pada perubahan besar dalam teknologi,
ekonomi, dan masyarakat. Istilah "disrupsi" sendiri mungkin tidak digunakan dalam teks Alkitab,
tetapi ide dasar mengenai terganggunya hubungan karena dosa dan pemisahan dari kehendak
Tuhan sangatlah relevan. Namun, beberapa ayat atau konsep Alkitab dapat dihubungkan dengan
situasi atau perubahan yang serupa. Berikut beberapa ayat Alkitab yang mungkin memiliki
keterkaitan dengan konsep era disrupsi yaitu:

Ketidakpastian dan Kepercayaan pada Tuhan

Amsal 3:5-6: "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu."
Pemulihan Hubungan Melalui Yesus Kristus

Alkitab menawarkan harapan dan pemulihan melalui ajaran Yesus Kristus. Dalam Perjanjian
Baru, Yesus diakui sebagai Juru Selamat yang datang untuk menyembuhkan hubungan yang
terputus antara manusia dan Tuhan. Keselamatan dan pertobatan memainkan peran penting
dalam mengatasi disrupsi akibat dosa (Yohanes 14:6, Kisah Para Rasul 3:19)

Pertobatan dan Pengampunan

Alkitab mengajarkan bahwa manusia dapat memulihkan hubungan mereka dengan Tuhan
melalui pertobatan dan pengampunan. Konsep ini dapat ditemukan dalam berbagai ayat, seperti
Yeremia 31:34 yang berbicara tentang pengampunan dosa dan Ibrani 8:12 yang menjanjikan
pengampunan Tuhan atas kesalahan kita.

Kehidupan yang Dijalani dalam Roh

Surat Paulus kepada Galatia (Galatia 5:16-26) membicarakan pertentangan antara daging dan
Roh. Daging menciptakan disrupsi dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama, sementara hidup
dalam Roh menciptakan buah Roh yang termasuk kasih, sukacita, damai, kesabaran, kebaikan,
kelemahlembutan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Dalam esensi, Alkitab menggambarkan disrupsi sebagai hasil dari dosa, tetapi juga menawarkan
harapan dan pemulihan melalui iman pada Yesus Kristus, pertobatan, dan hidup sesuai dengan
ajaran-Nya. Ide pemulihan dan keselamatan merupakan bagian integral dari pesan Alkitab,
menunjukkan kebaikan dan kasih Tuhan yang melibatkan usaha untuk memulihkan hubungan
yang terputus.

1.6 Keputusan Etis

Era disrupsi berbicara tentang perubahan teknologi yang terjadi dan berkembang dari
zaman ke zaman. Era disrupsi ini dikenal dengan istilah four zero (1.0 – 4.0), yaitu:

Era 1.0

Sejarah revolusi industri pertama kali terjadi di negara Inggris pada tahun 1760 (Abad ke-
18), di mana saat itu kondisi negaranya berada dalam keadaan stabil sekaligus berada dalam
masa peralihan cara kerja.
Zaman industri pertama atau era revolusi industri 1.0 ini membawa perubahan yang cukup besar,
di mana pekerjaan-pekerjaan yang dahulunya dikerjakan secara kasar oleh tangan manusia,
perlahan digantikan oleh mesin bertenaga uap (Teknologi Mesin Uap).

Pada awalnya, mesin uap yang berbahan bakar batu bara ini kebanyakan diperuntukkan untuk
produksi tekstil di tanah Inggris. Seiring berjalannya waktu, penggunaan mesin uap terus
merambah ke berbagai industri lain. Mulai dari pertanian, pertambangan, transportasi, sampai ke
manufaktur pun mulai menggantikan tenaga manual.

Pada era ini juga pertama kali kegiatan produksi dalam jumlah besar terjadi demi memenuhi
kebutuhan yang jumlahnya semakin bertambah. Adanya revolusi industri 1.0 menjadikan proses
produksi menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan yang semakin
bertambah.

Era 2.0

Masa revolusi industri 1.0 pun berakhir, ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik
sekitar tahun 1870-an. Era ini dinamakan era revolusi industri 2.0. tenaga listrik dinilai jauh lebih
efektif untuk menggantikan tenaga manusia, serta lebih efisien jika dibandingkan dengan tenaga
uap, meskipun perusahaan harus mempertimbangkan untuk mengganti mesin-mesin yang telah
diinvestasikan sebelumnya.Nama-nama besar seperti Thomas Alva Edison, Nikola Tesla, dan
yang lainnya hadir mewarnai era ini.

Pada era ini, muncul produksi mobil secara besar-besaran yang mengharuskan kendaraan dirakit
dari awal hingga akhir yang menyebabkan proses tersebut tentu tidak cepat dan tidak
mudah.Dengan adanya perubahan mekanisme pada proses produksi di tahun 1913, menyebabkan
proses produksi yang ada berubah total secara keseluruhan. Proses produksi mobil tidak lagi
memerlukan banyak tenaga untuk merakit dari awal hingga akhir. Diselesaikan dengan konsep
Lini Produksi (Assembly Line Production) dengan memanfaatkan conveyor belt.

Akibatnya, proses perakitan mobil bisa dilakukan lebih efisien oleh orang lain di tempat yang
berbeda. Prinsip ini lalu berkembang menjadi spesialisasi, dimana 1 orang hanya menangani 1
proses perakitan.Ciri-ciri revolusi industri 2.0 ini adalah pesatnya perkembangan serta temuan
tekait tenaga listrik yang mendorong dunia manufaktur untuk memikirkan langkah efisiensi
produksi agar bisa semaksimal mungkin.

Era 3.0

Adanya teknologi digital dan internet menandai munculnya revolusi industri 3.0 pada
akhir abad ke-20. Menurut David Harvey, sosiolog Inggris, revolusi industri saat ini dipandang
sebagai proses pemampatan ruang dan waktu yang semakin terkompresi.

Dibandingkan dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri 1.0 didorong oleh
mesin uap, revolusi industri 2.0 didorong oleh tenaga lilstrik, dan revolusi industri 3.0 didorong
oleh mesin otomatis yang dapat bergerak dan berpikir, seperti komputer dan robot.

Salah satu komputer pertama yang dibuat adalah inovasi yang dibuat selama Perang
Dunia II dan dikenal sebagai Colossus, sebuah mesin besar seukuran ruang tidur yang digunakan
untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman.

Era 4.0

Industri 4.0 adalah revolusi yang terjadi pada awal abad kedua puluh satu, di mana orang
menemukan pola baru berkat kemajuan teknologi yang cepat. Ini mengancam bisnis
konvensional.

pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa pertumbuhan industri yang ada sendiri


telah mengakibatkan banyak korban, menyebabkan kemunduran berbagai sektor. Pada tahun
2014, Kanselir Jerman Angela Merkel menggambarkan revolusi industri 4.0 sebagai transformasi
menyeluruh dari semua aspek produksi yang terjadi di industri melalui penggabungan teknologi
digital dan internet dengan industri konvensional.

Dengan revolusi industri 4.0, perspektif telah berubah. Sekarang ukuran perusahaan tidak
lagi penting untuk keberhasilan lebih penting bagi bisnis untuk menjadi kreatif dan dapat
beradaptasi. Berbagai teknologi baru yang tidak pernah terpikirkan pun muncul, seperti layanan
ojek online, pembayaran melalui perangkat elektronik, hingga warung digital yang muncul di
tengah revolusi industri saat ini.

Di era disrupsi, di mana teknologi terus mengalami perkembangan pesat dan mengubah banyak
aspek kehidupan, termasuk cara kita menggunakan komputer, ada beberapa kesalahan umum
yang terdapat di era disrupsi, yaitu:

1. Kurangnya Keamanan cyber


Kesalahan ini melibatkan pengabaian keamanan cyber di era disrupsi di mana serangan
cyber menjadi semakin canggih, penting untuk memastikan keamanan data dan informasi
pribadiAnda. Menggunakan kata sandi yang lemah, tidak memperbarui perangkat lunak
Anda dengan pembaruan keamanan terkini, dan mengabaikan praktik keamanan siber
dapat menempatkanAndapada risiko pelanggaran data.
2. Ketergantungan yangTidakTerbatas pada Teknologi
Teknologi memiliki banyak manfaat, namun ketergantungan yang berlebihan dapat
menimbulkan masalah. Penggunaan komputer yang berlebihan, terutama
saatberhubungandengan media sosial dan hiburan online, dapat berdampaknegatifpada
kesehatan mental dan produktivitasAnda. Penting untuk menjaga keseimbangan
saatmenggunakan teknologi.
3. Kurangnya literasidigital
Kesalahan lainnya adalah kurangnya literasi digital, atau pemahaman bagaimana
menggunakan teknologi dengan bijak.
Halini mencakup kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi informasi online,
menghindari penipuan duniamaya, dan menggunakan alat digital secara efektif.
4. Kurangnya perhatian terhadap kesehatandigital
Kesalahan lainnya adalah kurangnya perhatian terhadap kesehatan digital. Duduk di
depan komputerdalamwaktulama,kurang istirahat, dan terus-menerus bersentuhandengan
layar dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mentalAnda.

Keputusan yang baik dalam pemakaian teknologi di era disrupsi, yaitu:


1. Menjagaprivasi yaitu dengan cara review dan perbarui pengaturan privasi secara berkala,
hanya memberikan izin yang diperlukan, dan waspada terhadap aplikasi yang meminta
akses yang tidak perlu.
2. Mengatur manajemen Waktu, yaitu Gunakan aplikasi manajemen waktu atau kontrol diri
untuk menghindari pemborosan waktu, dan fokus pada aktivitas yang memberikan nilai
tambah.
Keputusan etis dalam era disrupsi, seperti yang dibahas dalam konteks bisnis dan teknologi,
dapat diartikan sebagai tindakan yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang
baik. Dalam konteks Alkitab, terdapat beberapa prinsip etika dan nilai yang dapat membimbing
pengambilan keputusan dalam situasi disrupsi. Berikut adalah beberapa pertimbangan etis yang
dapat diambil dari perspektif Alkitab:

1. Integritas dan Kebenaran (Kebohongan)

Alkitab menekankan pentingnya berbicara jujur dan menghindari kebohongan (Efesus 4:25;
Kolose 3:9). Dalam era disrupsi, di mana perubahan mungkin terjadi cepat, mempertahankan
integritas dalam pengambilan keputusan adalah kunci.

2. Keadilan dan Pelayanan kepada Sesama

Prinsip keadilan dan pelayanan kepada sesama sangat ditekankan dalam Alkitab (Mikha 6:8;
Matius 22:39). Dalam pengambilan keputusan di tengah disrupsi, penting untuk
mempertimbangkan dampak keputusan tersebut pada semua pihak terkait dan berusaha untuk
menciptakan hasil yang adil.

3. Kewirausahaan yang Bertanggung Jawab

Prinsip kewirausahaan yang bertanggung jawab, yang mencakup pertimbangan terhadap


keberlanjutan dan dampak sosial, dapat ditemukan dalam Alkitab. Pemimpin yang bijaksana
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka (Amsal 14:15) dan
menghindari tindakan yang merugikan lingkungan dan masyarakat.

4. Kerendahan Hati dan Ketaatan kepada Tuhan

Alkitab menekankan pentingnya kerendahan hati (1 Petrus 5:5) dan ketaatan kepada Tuhan
(Mazmur 119:105). Dalam era disrupsi, di mana ketidakpastian mungkin mendominasi,
pengambil keputusan dapat mencari petunjuk dan arahan dari Tuhan dalam menghadapi
tantangan tersebut.
1.7 Etika Akibat

Era disrupsi memiliki dampak signifikan pada etika agama Kristen dan mengarah pada
berbagai tantangan. Berikut adalah beberapa contoh etika yang terjadi dalam agama Kristen
saat era disrupsi:

1. Dekadensi moral

Era disrupsi menyebabkan penyalahgunaan media sosial yang mengarah pada dekadensi moral,
seperti penyalahgunaan untuk memancing, yang mengancamkan perbedaan budaya dan
menyebabkan konflik.

Contoh situasi:

Dalam suatu negara atau wilayah dengan keberagaman budaya yang tinggi, seorang individu atau
kelompok tertentu dapat dengan sengaja menggunakan media sosial untuk menyebarluaskan
informasi yang merendahkan atau memprovokasi kelompok budaya lain. Mereka mungkin
memanipulasi gambar atau informasi untuk menciptakan stereotip negatif atau menyebarkan
berita palsu yang dapat menimbulkan rasa takut atau kebencian terhadap kelompok tertentu.

2. Perundungan

Media sosial juga menjadi tempat penyalahgunaan untuk penundungan, yang mengancamkan
percaya Kristen dan menyebabkan perdebatan etika. Misalnya, menyebarkan informasi palsu
atau menulis komentar yang merendahkan atau menghina orang Kristen atau ajaran agamanya
secara terus-menerus. Ini bisa menyebabkan perasaan terisolasi, merendahkan martabat, atau
bahkan memicu perdebatan etika terkait dengan agama tersebut

3. Tantangan pendidikan etika Kristen

Era disrupsi menyebabkan perubahan sikap mirip individualis yang menjadi tantangan etika pada
menggunakan media sosial. Pelaksanaan pendidikan etika Kristen pada penggunaan media sosial
bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang etika Kristen yang berhubungan dengan nilai,
wacana keyakinan di sesuatu hal yang benar, baik dan tepat
Contoh:ketika seseorang, yang sebelumnya mungkin lebih mengutamakan nilai-nilai Kristen
seperti kasih, keadilan, dan kerjasama, mulai mengadopsi sikap individualistik yang lebih egois
dalam interaksi online. Mereka mungkin terlibat dalam perilaku online yang tidak selaras dengan
ajaran etika Kristen, seperti menyebarkan konten yang merendahkan atau memojokkan orang
lain, memicu konflik, atau bahkan terlibat dalam tindakan tidak etis seperti penyebaran berita
palsu.

4. Pembelajaran etika di era disrupsi

Era disrupsi menyebabkan kesibukan orang tua dan dunia modern yang cenderung menganggap
remeh pembelajaran etika, menjadi tantangan bagi keluarga Kristen supaya jangan sampai
pendidikan etika Kristen menjadi kendor, meskipun terdapat kesibukan yang tinggi.

Contoh: sebuah keluarga Kristen yang memiliki orang tua yang sibuk dengan pekerjaan dan
memiliki banyak tanggung jawab di luar rumah mungkin memiliki keterbatasan waktu untuk
mendiskusikan dan melibatkan anak-anak mereka dalam pembelajaran nilai-nilai etika Kristen.
Terkadang, kesibukan ini dapat membuat pendidikan etika Kristen di rumah menjadi kurang
terfokus atau terasa kurang mendalam karena keterbatasan waktu yang tersedia bagi interaksi
keluarga.

1.8 Etika Kewajiban dan Tanggung Jawab

Pada era disrupsi, kewajiban dan tanggung jawab umat Kristen menjadi semakin penting
dalam menghadapi perubahan yang masif. Berbagai sumber menekankan pentingnya pendidikan
agama Kristen dalam gereja di era disrupsi sebagai kebutuhan primer bagi gereja Tuhan

1. implementasi pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi juga menjadi fokus, di mana
orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan tugas dan mengontrol kegiatan anak-anak
dalam keluarga. Karena Keluarga merupakan institusi dasar yang menjadi awal dari komunitas
yang lebih besar yaitu masyarakat yang memiliki struktur fungsional yang mencakup dimensi
kerohanian. Pemeliharaan kehidupan kerohanian dalam keluarga dilakukan oleh setiap anggota-
anggotanya melalui pola asuh dan pengajaran dari orang tua kepada anak-anaknya, yang
dilaksanakan dengan mengikuti nilai-nilai atau norma-norma agama. Oleh sebab itu peranan
keluarga menjadi sangat penting dalam mendidik anak-anak yang selalu didasarkan pada segi
agama, sosial, masyarakat ataupun setiap pribadi masing-masing.

2. pemimpin Kristen juga memiliki tanggung jawab strategis dalam menjawab kebutuhan
perkembangan gereja di masa yang akan datang. Seorang pemimpin gereja tidak sama dengan
seorang pemimpin secular di perusahaan atau organisasi lainnya. Karena cara kerjanya berbeda,
pekerjaannya berbeda dan tujuannyapun berbeda. Kepemimpinan Kristen memiliki keunikan
tersendiri bila ditinjau dari hakekatnya yang teosentris. Untuk memahami kepemimpin gereja,
maka Yakob Tomala mengatakan; Kepemimpinan gereja adalah suatu proses terrencana yang
dinamis dalam konteks pelayanan Kristen yang didalamnya oleh campur tangan Allah. Ia
memanggil bagi diriNya seorang pemimpin untuk memimpin umatNya guna mencapai tujuan
Allah bagi dan melalui umatNya, untuk kejayaan pekerjaanNya.

3. Dalam konteks pendidikan, pendidikan agama Kristen di era disrupsi memanfaatkan peluang
inovasi "Blended Learning" di sekolah dan gereja.: Pemanfaatan Blended Learning (gabungan
antara pembelajaran daring dan tatap muka) menjadi solusi yang tepat di era disrupsi. Metode ini
dapat memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran, mengintegrasikan teknologi, dan
meningkatkan partisipasi aktif siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Era Disrupsi adalah masa di mana terjadinya perubahan-perubahan yang disebabkan karena
adanya inovasi yang begitu hebat sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat
secara luas.
Etika teologis yaitu Ketidakpastian dan Kepercayaan pada Tuhan, Pemulihan Hubungan
Melalui Yesus Kristus, Pertobatan dan Pengampunan, Kehidupan yang Dijalani dalam Roh,
Keputusan etis dalam era disrupsi, yaitu Integritas dan Kebenaran (Kebohongan),Keadilan dan
Pelayanan kepada Sesama, Kewirausahaan yang Bertanggung Jawab,Kerendahan Hati dan
Ketaatan kepada Tuhan.
Etika Akibat, yaitu Dekadensi moral, Perundungan, Tantangan pendidikan etika Kristen,
Kesibukan orang tua, Pembelajaran etika di era disrupsi,Pada era disrupsi, kewajiban dan
tanggung jawab umat Kristen menjadi semakin penting dalam menghadapi perubahan yang
masif. implementasi pemuridan Kristen dalam keluarga di era disrupsi juga menjadi
fokus,pemimpin Kristen juga memiliki tanggung jawab strategis dalam menjawab kebutuhan
perkembangan gereja di masa yang akan dating, Dalam konteks pendidikan, pendidikan agama
Kristen di era disrupsi memanfaatkan peluang inovasi "Blended Learning" di sekolah dan gereja.
REFLEKSI KELOMPOK

1. Materi ini berbicara tentang bagaimana perkembangan teknologi dari era 1.0 sampai 4.0
dan bagaimana kita menerapkan etika teologis, keputusan etis, etika akibat dan etika
tanggung jawab dalam pemakaian teknologi.
2. Pengenalan tentang etika teologis mengenai era disrupsi dimana alkitab tidak secara
langsung berbicara tentang era disrupsi tapi beberapa ayat alkitab yang memiliki
keterkaitan dengan topik, yaitu Amsal 3:5-6,Yohanes 14:6, Kisah Para Rasul 3:19,
Yeremia 31:34, Galatia 5:16-26.
3. Dalam keputusan etis, dalam pembahasan ini kita dijelaskan mengenai kesalahan dan
kebenaran dalam pemakaian teknologi di era disrupsi dan dalam alkitab tidak dijelaskan
secara langsung keputusan etis mengenai kebenaran dan keselahan mengenai topik.
4. Dalam etika akibat dijelaskan mengenai akibat apa saja yang bisa terjadi dalam era
disrupsi, yaitu Dekadensi moral, Perundungan, Tantangan pendidikan etika Kristen,
Kesibukan orang tua, dan Pembelajaran etika di era disrupsi.
5. Dalam etika kewajiban dan tanggung jawab menekankan pentingnya pendidikan agama
Kristen dalam gereja di era disrupsi sebagai kebutuhan primer bagi gereja Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA

fauziyah, Rosyda nur. 2022. Perjalanan Revolusi Industri 1.0 Hingga 5.0.
https://www.gramedia.com/.

Strategist, Ikhsan - SEO & Advertiser. 2023. Sejarah Perkembangan Revolusi Industri Era 1.0
sampai 4.0. November 17. https://sasanadigital.com.

Anda mungkin juga menyukai