0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
65 tayangan6 halaman
Teks tersebut membahas tentang pendidikan IPS di SD yang mencakup beberapa poin penting seperti pengertian globalisasi dan tujuannya dalam pengajaran, hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS, serta sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses penelitian.
Teks tersebut membahas tentang pendidikan IPS di SD yang mencakup beberapa poin penting seperti pengertian globalisasi dan tujuannya dalam pengajaran, hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS, serta sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses penelitian.
Teks tersebut membahas tentang pendidikan IPS di SD yang mencakup beberapa poin penting seperti pengertian globalisasi dan tujuannya dalam pengajaran, hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS, serta sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses penelitian.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TUGAS 2 PENDIDIKAN IPS DI SD
1. Jelaskan yang dimaksud globalisasi dan tujuan pengajarannya !
JAWAB : Globalisasi berasal dari kata global, yang artinya bumi atau dunia. Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan Negara atau bahkan seluruh dunia (Nursid Sumaatmadja, 2008). Menurut Tye dalam Nursid Sumaatmadja (2008) menyatakan pemahaman terhadap globalisasi merupakan proses belajar tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batas-batas Negara (nation) dan tentang sistem keterhubungan dalam lingkungan, budaya, ekonomi, politik dan teknologi. Untuk dapat memahami lebih mendalam diperlukan berbagai perspektif atau sudut pandang dan pendekatan terhadap kenyataan bahwa sementara para individu dan kelompok memiliki pandangan hidup yang berbeda, tetapi mereka juga memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang sama (Skeel, dalam Kuswaya Wihardit, 1999:136). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, globalisasi adalah suatu gejala dimana tata hubungan internasional lebih disertakan lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan isu-isu internasional yang bersifat lintas Negara dan lintas budaya. Masalah-masalah dan isu-isu tidak selalu menjadi tanggung jawab suatu bangsa sebagai dampak dari adanya hubungan saling ketergantungan, tapi menjadi tanggung jawab bersama sebagai manusia penghuni planet yang sama yaitu bumi. Anderson dalam Kuswaya Wihardit (1999 : 122) mengatakan bahwa tidak ada satu pun Negara di dunia yang mampu menolak bahkan menghindari globalisasi, tidak ada pilihan lain, kecuali menyesuaikan diri dengan langkah melakukan perubahan. Perubahan yang penting, yaitu menyesuaikan sistem pendidikan, dalam arti penyesuaian seperlunya agar dapat mengantisipasi realita yang ada. Pendidikan tidak hanya memberikan pengertian dan keterampilan untuk hidup secara efektif dalam masyarakat global, tapi juga harusmemberikan kemampuan untuk memanfaatkan dengan baik peluang di masa datang dan mampu menghargai masa lampau. Pendidikan global adalah salah satu sarana agar peserta didik mengerti bahwa merekah adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti harus mengingkari dirinya sebagai warga dari sebuah bangsa. Dan sebaliknya, sebagai warga negara yang baik seharusnya bisa menjadi warga dunia yang baik. Adapun tujuan dari pengajaran globalisasi yaitu membentuk warga Negara yang memiliki kepedulian terhadap masalah dan isu global. Mengembangkan rasa kebersamaan sebagai umat manusia penghuni bumi dan sekaligus bertanggung jawab terhadap keberlagsungan kehidupan. 2. Jelaskan hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS ! JAWAB : Sesuai dengan kompleksitas (kerumitan) dan kemajemukan yang dikandung oleh berbagai permasalahan yang terjadi dimasyarakat, IPS muncul menjadi suatu bahan kajian yang mencoba menelaah berbagai permasalahan dengan menggunakan berbagai segi atau berbagai sudut pandangan sehingga akan melibatkan berbagai ilmu pengetahuan. Sebagai ilmu pengetahuan yang menelaah antara hubungan manusia (human relationships) yang mencakup hubungan individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam, maka IPS akan potensial di dalam mengkaji permasalahan yang dapat muncul dari sebab yang ditimbulkan dalam berbagai hubungan antarmanusia. Dari hubungan antarmanusia ini akan muncul berbagai peristiwa hukum dan akibat hukum, sehingga akan memiliki keterhubungan didalam menanamkan nilai-nilai tentang kesadaran hokum dalam diri peserta didik. Di samping itu, melalui pendidikan IPS akan dapat membentuk siswa sebagai warga Negara yang mendukung ketertiban sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku, misalnya : a. Upaya dalam mensosialisasikan perlunya pemeliharaan lingkungan alam yang sehat sehingga pendirian pabrik yang tidak memenuhi persyaratan akan mendapat sanksi hukum. b. Menanakan kesadaran hokum dalam diri peserta didik sebagai wajib pajak. c. Menanamkan saling pengertian antarindividu peserta didik dalam menghormati hak dan kewajiban masing-masing. Sangat pentingnya mengintegrasikan atau menghubungkan antara kajian aspek-aspek hukum dengan pendidikan sosial, dapat dilihat dari tujuan atau fungsi dihubungkannya kedua bidang tersebut, seperti diungkapkan Cerlach and Lamprecht’s. a. Untuk menanamkan pemahaman peserta didik terhadap aspek-aspek socsal dan sistem hukum yang dikandungnya, serta bagaimana peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum. b. Menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai, dan pemahaman mereka terhadap hukum dan sistem yang berlaku. c. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis peserta didik dan keterampilan dalam memecahkan permasalahan. Dengan demikian, pengkajian aspek-aspek hukum melalui pendidikan IPS akan berkontribusi besar terhadap upaya penanaman pemahaman peserta didik di dalam aspek- aspek hukum (permasalahan hukum, ketertiban dan kesadaran hukum). 3. Jelaskan sasaran pendekatan kognitif yang berorentasi proses penelitihan ! JAWAB : Menurut Banks (1977 : 43) Ilmu pengetahuan merupakan proses dan produk berupa tubuh pengetahuan teoretis (Body of theotical knowledge). Oleh karena itu dalam pendekatan kognitif yang berorientasi proses penelitian, proposisi (pernyataan) dan generalisasi (kesimpulan) selalu terbuka untuk di revisi (diperbaiki, disempurnakan). Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif. Metode ilmiah memungkinkan para ilmuan merevisi dan menyempurnakan teorinya. Bagi siswa SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala sosial dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja ilmu sosial. 4. Bagaimana kaitan antara emosi, nilai dan sikap serta perilaku sosial dengan tuntutan untuk menjadi siswa aktor sosial ! JAWAB : Emosi secara harfiah diartikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mentalyang hebat atau meluap-luap (Oxford English Dictionary). Bertolak dari pengertian itu, Goleman (1996) mengartikan emosi sebagai suatu perasaan dan pikiran atau suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecendrongan untuk bertindak. Menurut Doley dan copaldi (1965 : 32), value diterjemahkan menjadi nilai yang memiliki dua sisi, yakni sebagai kata benda dan kata kerja. Sebagai kata benda nilai mempunyai dua pengertian. Pertama, sebagai objek sesuatu dianggap suatu nilai, apabila memiliki kualitas kabaikan atau harga. Kedua, sebagai pengamat suatu hal dianggap bernilai atau memiliki nilai apabila dilihat dari pikiran seseorang sebagai memiliki, kualitas atau harga. Sikap dapat dipahamisebagai kecenderungan seseorang untuk berbuat berkenaan dengan objek atau situasi. Perilaku sosial/keterampilan sosial memerlukan latihan secara bertahap. Termasuk kedalam keterampilan social, antara lain berkomunikasi (Krech dkk, 1962), membaca, menulis, menggunakan kepustakaan, menganalisis, menggunakan peta. (Pellison : 1989), keterampilan pada dasarnya mencakup semua kemampuan operasional yang memungkinkan individu dapat berhubungan dan hidup bersama secara tertib dan teratur dengan orang lain. Dengan demikian, dapat memerankan dirinya sebagai aktor sosial yang cerdas secara rasional, emosional, dan sosial. Semua itu mencerminkan pola perilaku sosial seseorang. Di sekolah dasar aspek emosi, sosial dan keterampilan sosial dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan, antara lain yang ditawarkan oleh Jarolimek (1971: 67) sebagai berikut: a. Kehidupan kelas sehari-hari yang menitikberatkan pada kepedulian pada orang lain, kebebasan dan persamaan, kemerdekaan berfikir, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap harga diri manusia. b. Mempelajari sejarah dan perkembangan kehidupan Negara terutama mengenai cita- citadan ideologinya yang memerlukan usaha untuk terus mewujudkannya. c. Mempelajari riwayat hidup tokoh-tokoh penting yang mencerminkan nilai-nilai dari bangsa dan negaranya. d. Mempelajari hukum serta sistem peradilannya e. Merayakan hari-hari besar yang memperkenaikan nilai dan sikap. f. Menganalisis makna kata-kata dalam proklamasi pembukaan UUD 1945, pasal-pasal dalam UUD’45 dan peratran perundangan laiinya. 5. Jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial ! JAWAB : Tahap-tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial adalah : a. Tahap Orientasi Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah sosial yang dijadikan pokok pembahasan. Masalah tersebut hendaknya betul-betul menarik dan memerlukan pemecahan secepatnya. Kemudian peserta didik dengan bantuan guru merumuskan masalah sosial dan membatasi ruang lingkup permasalahan. b. Tahap Hipotesis Peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan acuan dalam usaha pemecahan masalah. Hipotesis yang baik harus memenuhi syarat berikut : Valid (sahih), yaitu menguji apa yang seharususnya diuji. Kompabilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi pengamatan siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya. Mempunyai hubugan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat diadakan pembuktian. c. Tahap Definisi Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat pada hipotesis. d. Tahap Eksplorasi Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan pengembangan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya. e. Tahap Pembuktian Hipotesis Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai masalah yang dibahas. Setelah data memenuhi syarat, kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Demikianlah suatu hipotesis diuji secara empirik untuk dipastikan hipotesis diterima atau ditolak. f. Tahap Generalisasi Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar-benar terbaik untuk pemecahan masalah.