I. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992 Pasal 1
ayat 1 tentang Kesehatan).
Sejak tahun 2000 lalu dalam reorganisasi Departemen Kesehatan RI, Direktorat
Kesehatan Jiwa ditempatkan dibawah Direktorat Jenderal Bina Jiwa Masyarakat Rujukan
menjadi Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat Dasar. Dari rumah sakit jiwa serta rumah sakit
umum dapat diperluas kemasyarakat melalui pendekatan Primary Health Care, yang berarti
melakukan perluasan pelayanan kesehatan jiwa hingga tigkat pelayanan kesehatan dasar
dengan selalu mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat serta kerjasama lintas program
dan lintas sektor.
Kesehaan jiwa masyarakat terdapat 4 (empat) perubahan, yaitu :
1. Dari berbasis rumah sakit (Hospital Base) menjadi berbasis masyarakat
2. Ditangani di semua pelayanan kesehatan yang ada
3. Dahulu rawat inap, sekarang mengandalkan pelayanan rawat jalan (Ambulatory)
4. Dahulu korban penderita gangguan jiwa perlu disantuni sekarang dapat diberdayakan.
Perubahan yang terjadi kurun waktu 2001 – 2005 adanya kebijakan Desentralisasi
Pemerintahan seperti yang tertuang dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Tahun 2001 diperkirakan 400 juta penduduk di dunia mengalami gangguan kesehatan
jiwa atau neurologis atau masalah-masalah psikososial yang berkaitan dengan alkohol dan
penyalahgunaan NAPZA.
Penderita gangguan jiwa cenderung meningkat, karena ada interaksi kompleks.
Beberapa factor penyebab gangguan jiwa yaitu :
Genetic Biologi
Psikologi
Sosial Budaya
Kemiskinan
Pengangguran
Buta Huruf
Tuna wisma
Ketidaksetaraan Jender
Dalam hal ini WHO juga turut dalam upaya penegakan dan penanggulangan penderita
gangguan jiwa. Contohnya LSM maupun Pemerintah Daerah.
Dari data SKRT 1995 diperkirakan terdapat sekitar 264 dari 1000 anggota menderita
gangguan kesehatan jiwa yang menunjukkan tingginya jumlah penderita gangguan kesehatan
jiwa di masyarakat. Satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa dari rasa
cemas, depresi, stress, penyalah gunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia.
II. LATAR BELAKANG
Dengan semakin majunya teknologi dan modernisasi, menyebabkan tidak semua orang
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial yang cepat, sehingga dapat menimbulkan
ketegangan dan terganggunya keseimbangan mental emosional, dari saraf yang ringan
hingga berat (Pedoman Umum Kesehatan Jiwa Masyarakat Bagi Lintas Sektor Terkait,
2002)
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatnya peran dan kerjasama Institusi Lintas Sektor, Swasta, LSM,
Organisasi Profesi serta Organisasi Masyarakat, seperti Camat, Lurah, Dinas
Kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Dinas Sosial, Masyarakat di wilayah
UPTD. Puskesmas III Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara, Kader,
Karang Taruna maupun PKK di lingkungan banjar setempat guna mendapatkan
informasi yang tepat terkait keberadaaan maupun keadaan sosial Pasien atau
ODGJ di wilayah bersangkutan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan taraf hidup pasien gangguan jiwa tentang kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan pasien gangguan jiwa tentang perilaku hidup
bersih dan sehat
c. Meningkatkan kemandirian pada pasien gangguan jiwa
ODGJ DI LAPANGAN
Salam / sapa
Petugas memberitahu maksud dan tujuan kunjungan
rumah kepada pasien / keluarga
Membuat inform consent persetujuan dan penolakan
(kalau terjadi penolakan keluarga akan
menandatangani surat)
Petugas pulang dan akan kembali ke ps/klg melakukan
kontak ulang
Membuat inform consent persetujuan untuk pasien /
keluarga yang setuju dilakukan tindakan oleh petugas.
Melakukan langkah –langkah sesuai SOP
Intramuskuler.
Memasukkan alat-alat kedalam tas alat.
Mengatur jadwal kunjungan ulang dengan ps / klg dan
menginformasikan tujuan selanjutnya.
Mengucapkan salam,” semoga lekas sembuh!” dan
pamitan.
ODGJ KE PUSKESMAS
Pasien menunjukkan kartu berobat untuk memudahkan
mencari Buku Rekam Kesehatan Pribadi.
Petugas mengentri data pasien data Aplikasi SIK.
Bila pasien kunjungan lama, petugas mengambil buku
rekam medis sesuai urutan Nomor Index pada Aplikasi
SIK/ kartu berobat pada rak arsip buku rekam medis.
Bila pasien kunjungan baru, petugas membuatkan
buku rekam medis yang baru berisikan sesuai identitas
pasien
Petugas mencatat tanggal kunjungan dan keluhan atau
anamnesa & pemeriksaan pasien pada buku rekam
medis.
Setelah selesai mencatat, buku rekam medis
diserahkan ke pasien untuk selanjutnya di bawa ke poli
umum.
Di poli umum pasien atau keluarga dicatat datanya
kembali, dicek TTV, keluhannya ada riwayat penyakit,
riwayat pengobatan.
Pasien atau keluarga di periksa atau di anamnesa oleh
dokter umum dan menegakkan diagnose.
Pasien diberikan resep dan KIE tentang kunjungan
ulang dilakukan sesuai petunjuk dokter, ambil obat
diapotik dan pulang.
Untuk pasien yang memerlukan rujukan dilakukan
sesuai hasil anamneses dokter, pasien yang perlu
penanganan lebih lanjut pasien dibuatkan rujukkan
sesuai prosedur.
Pasien dirujuk ke RSW kecuali permintaan pasien
atau keluarga, pasien dirujuk ke RSJ BANGLI.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Cara Peran Lintas Program Peran Lintas Sektor
Kegiatan Sasaran
No Rincian Kegiatan Sasaran Melaksanakan
Pokok Umum Kegiatan
1 Kesehatan ODGJ di PENANGGANAN Semua ODGJ di Sesuai SOP - PROMKES berperan dalam 1. RS. JIWA berperan
Jiwa wilayah ODGJ BARU wilayah Binaan mempromosikan program dalam menangani
Binaan TPKJM Kota Denpasar UPTD. kesehatan jiwa ke ODGJ terlantar
Pasien diperiksa masyarakat maupun ODGJ yang
UPTD. Puskesmas III
Apabila Pasien sakit Rujuk ke - DARBIN berperan dalam tidak dapat lagi
Puskesmas Dinkes Kec. menemukan ODGJ ditangani oleh
RSUD Wangaya
III Dinkes Denut keluarga
Apabila Pasien Tidak Sakit
Kec. Denut Telpon Dinas Kesehatan Kota 2. RS. UMUM
Denpasar WANGAYA
Ambulance PSC Kota berperan sebagai RS
Denpasar: penyalur obat untuk
- Polisi/ SatpolPP (2 orang) ODGJ yang
- Petugas Ambulance+sopir (4 ditangani oleh
orang) UPTD. Puskesmas
- Dinas Sosial 1 orang III Dinas Kesehatan
- Puskesmas/Damakesmas(3 Kecamatan Denpasar
orang) Utara
Rujuk Ke RSJ Bangli 3. Balai Kesehatan
Jiwa Masyarakat,
ODGJ DI LAPANGAN Dokter praktek
Salam / sapa swasta, Perawat
Kesehatan Jiwa
Petugas memberitahu maksud
Masyarakat, Bidan,
dan tujuan kunjungan rumah
Psikolog Klinis,
kepada pasien / keluarga
Pekerja Sosial dan
Membuat inform consent
Terapis okupasi
persetujuan dan penolakan
berperan dalam
(kalau terjadi penolakan
membantu
keluarga akan menandatangani
Puskesmas untuk
surat)
mendapat tambahan
Petugas pulang dan akan informasi
kembali ke ps/klg melakukan penanganan ODGJ
kontak ulang 4. DINAS SOSIAL
Membuat inform consent berperan dalam
persetujuan untuk pasien / membantu
keluarga yang setuju dilakukan pembuatan Kartu
tindakan oleh petugas. Indonesia Sehat
Melakukan langkah –langkah (KIS) bagi ODGJ
sesuai SOP Intramuskuler. terlantar
Memasukkan alat-alat kedalam 5. SATPOL PP
tas alat. berperan dalam
Mengatur jadwal kunjungan menjaring maupun
ulang dengan ps / klg dan melakukan
menginformasikan tujuan penangkapan dan
selanjutnya. pengamanan ODGJ
Mengucapkan salam,” semoga terlantar yang dapat
lekas sembuh!” dan pamitan. mengganggu
masyarakat
ODGJ KE PUSKESMAS 6. CAMAT maupun
Pasien menunjukkan kartu Desa/Lurah berperan
berobat untuk memudahkan dalam mengetahui
mencari Buku Rekam dan menggerakkan
Kesehatan Pribadi. masyarakat tentang
Petugas mengentri data pasien kegiatan yang
data Aplikasi SIK. dilaksanakan.
Bila pasien kunjungan lama, 7. MASYARAKAT
petugas mengambil buku rekam DAN KELUARGA
medis sesuai urutan Nomor ODGJ berperan
Index pada Aplikasi SIK/ kartu sebagai narasumber
berobat pada rak arsip buku adanya ODGJ di
rekam medis. wilayah UPTD.
Puskesmas III Dinas
Bila pasien kunjungan baru,
Kesehatan
petugas membuatkan buku
Kecamatan Denpasar
rekam medis yang baru
Utara
berisikan sesuai identitas pasien
Petugas mencatat tanggal
kunjungan dan keluhan atau
anamnesa & pemeriksaan
pasien pada buku rekam medis.
Setelah selesai mencatat, buku
rekam medis diserahkan ke
pasien untuk selanjutnya di
bawa ke poli umum.
Di poli umum pasien atau
keluarga dicatat datanya
kembali, dicek TTV,
keluhannya ada riwayat
penyakit, riwayat pengobatan.
Pasien atau keluarga di periksa
atau di anamnesa oleh dokter
umum dan menegakkan
diagnose.
Pasien diberikan resep dan KIE
tentang kunjungan ulang
dilakukan sesuai petunjuk
dokter, ambil obat diapotik dan
pulang.
Untuk pasien yang memerlukan
rujukan dilakukan sesuai hasil
anamneses dokter, pasien yang
perlu penanganan lebih lanjut
pasien dibuatkan rujukkan
sesuai prosedur.
Pasien dirujuk ke RSW kecuali
permintaan pasien atau
keluarga, pasien dirujuk ke RSJ
BANGLI.
VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan 2021
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Penemuan Pasien ODGJ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Screening Kesehatan Jiwa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Penatalaksanaan Pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
VII. BIAYA
1) Penemuan Pasien ODGJ
Makmin 15 org x 12 bln x Rp. 25.000 = Rp. 4.500.000
2) Screening Kesehatan Jiwa
Makmin 15 org x 12 bln x Rp. 25.000 = Rp. 4.500.000
3) Penatalaksanaan Pasien
Makmin 2 orang x 10 kasus x 11 bulan x Rp.25,000 = Rp.5.500.000
4) Transport 125 x 25.000 = 3.125.000
3) Fotocopy 1.800 x 250 = 450.000
dr. I Wayan Edi Wirawan Dr. Dian Ridhani Komang Ayu Parwati
NIP.197508042006041008 NIP. 195906241986122001 NIP. 198103252006042013