Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN GANGGUAN


JIWA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUA

PUSKESMAS BUA
KABUPATEN LUWU
TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BUA
Jl. Tandipau, Kelurahan Sakti, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu Kode Pos 91991

KERANGKA ACUAN

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN GANGGUAN JIWA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUA

I. Pendahuluan

Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk diperhatikan dan
diupayakan oleh berbagai pihak, terutama oleh para tenaga profesional di bidang
kesehatan. Teraihnya kesehatan jiwa manusia sebagai makhluk biopsikososial, baik yang
telah didiagnosis menderita gangguan fisik maupun mental-psikologis, perlu mendapatkan
respon yang proporsional dan adekuat dari semua tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan
konsep sehat WHO yang melihat kesehatan dari tiga sisi yaitu kesehatan fisik-biologis,
mental-psikologis (jiwa) dan sosial yang harus dicapai secara terintegrrasi (WHO, 2015).
Undang-Undang Kesehatan RI tahun 2009, bahkan menambahkan aspek spiritual sebagai
komponen yang harus ada melengkapi konsep sehat seutuhnya (UU Kesehatan RI, 2009).
Masalah kesehatan jiwa tidak menimbulkan kematian secara langsung, namun akan
menyebabkan penderitaan berkepanjangan baik bagi individu, keluarga, masyarakat dan
negara karena penderitanya menjadi tidak produktif dan bergantung kepada orang lain.
Masalah kesehatan jiwa juga menimbulkan dampak social antara lain meningkatkan
angka kekerasan, kriminalitas, bunuh diri, penganiayaan anak, perceraian, kenakalan
remaja, penyalahgunaan zat, HIV/AIDS, perjudian, pengangguran dan lain-lain. Oleh
karena itu masalah kesehatan jiwa perlu ditangani secara serius.
Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan bagi pasien
jiwa di Puskesmas, maka pelayanan kesehatan mental atau jiwa yang menyeluruh menjadi
salah satu syarat yang harus terpenuhi untuk menjamin tercapainya kebutuhan pasien jiwa.
Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan peran tenaga kesehatan dan keluarga pasien
dalam membantu peningkatan kualitas hidup pasien adalah kunjungan rumah. Kunjungan
rumah dapat memberi bantuan bagi pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan bagi peningkatan kualitas hidup pasien.

II. Latar Belakang

Kunjungan rumah pasien jiwa adalah mengunjungi tempat tinggal pasien jiwa dan
bertemu dengan keluarga untuk mendapatkan berbagai informasi penting yang diperlukan
dalam rangka membantu pasien dalam proses penyembuhan, serta melakukan
penyuluhan/pmberian edukasi kesehatan fisik/mental/sosial terkait dengan kebutuhan
pasien selama menjalani perawatan kesehatan. Kunjungan rumah merupakan alternatif
yang baik untuk dilakukan sebagai salah satu upaya membantu proses perubahan respon
maladaptif pasien menjadi respon yang lebih adaptif. Hal ini menjadi alasan bahwa
melalui kunjungan rumah akan didapatkan informasi data fisik maupun non fisik pasien
dan keluarga yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan di fasilitas kesehatan secara
lebih lengkap dan sesuai dengan keadaan nyata pasien.
Data pasien dengan masalah gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas Bua akhir
Desember tahun 2022 dilaporkan sebanyak 28 dan yang menderita dengan gangguan jiwa
berat sebanyak 21 orang. Kasus yang paling sering dijumpai adalah Retardasi Mental dan
Schizofrenia. Fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan
salah satu masalah kesehatan yang besar dan nyata di masyarakat. Pasien jiwa di
Puskesmas Bua perlu mendapatkan kunjungan rumah sehingga membantu pemberian
informasi dan motivasi agar pasien dapat diterima keberadaannya dan diperlakukan
sewajarnya baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.

III.Tujuan
1. Tujuan Umum
Keluarga dan masyarakat (baik lingkungan sekitar ataupun lintas sektor terkat) memiliki
pengetahuan dalam memperlakukan pasien dan dapat menjadi sistem pendukung yang
efektif untuk pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi pada pasien tentang perkembangan kondisinya
b. Memberikan motivasi pada pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki
c. Memberikan informasi tentang perkembangan kondisi pasien kepada keluarga
d. Meningkatkan peran keluarga dalam mengoptimalkan fungsi sebagai sistem
pendukung untuk pasien di rumah
e. Meningkatkan informasi dan kesadaran masyarakat tentang perlakuan pada pasien
jiwa
f. Meningkatkan peran masyarakat dan lintas sektor terkait dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa melalui kunjungan rumah pada pasien.
g. Mendukung pencapaian Indonesia bebas pasung

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Kunjungan rumah Petugas melakukan kunjungan rumah pasien jiwa
pasien gangguan jiwa yaitu :
- Penderita baru yang tidak bisa dibawa ke
Puskesmas
- Penderita lama khususnya yang tidak
berkunjung atau berobat
Petugas menyapa pasien dan keluarga serta
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
memimta persetujuan tindakan
Mencuci tangan jika tidak memungkinkan
menggunakan handsanitizier
Mengukur TTV (jika pasien memungkinkan)
Untuk penderita baru, kegiatan yang dilakukan
adalah petugas menentukan diagnosa awal dan
terapi, sedang penderita lama petugas memantau
penderita yang pulang dari rumah sakit jiwa dan
memantau penderita yang agresif (kambuhan),
menolak minum obat, dan lain-lain serta bisa
direncanakan rujukan bila perlu
Melakukan konseling dan penyuluhan kepada
pasien serta keluarga
Merencanakan kepada pasien agar kontrol ke
puskesmas sesuai jadwal yang telah ditentukan
Mencuci tangan jika tidak memungkinkan
menggunakan handsanitizier
Melakukan dokumentasi (pencatatan dan foto
kegiatan)

V. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran


No Kegiatan Pelaksana Program Lintas Program Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait Terkait
Kunjungan - Pemegang program - Surveilance - Bidan Sumber
rumah pasien kesehatan jiwa membuat - Perkesmas kelurahan dan biaya dari
gangguan jiwa rencana kegiatan - Promkes kader BOK
- Mempersiapkan format - Germas - Dinas
laporan kunjungan - PTM Kesehatan
- Mempersiapkan alat - Dinas Sosial
pemeriksaan - Kelurahan
- Memeriksa TTV dan - RT dan RW
mencatat hasilnya (jika - Babinsa
memungkinkan)
- Melakukan pembinaan
kepada keluarga agar
mengontrol obat,
menjaga personal
hygiene dan
memperhatikan pola
makan pasien (gizi
pasien)
- Melakukan HE kepada
pasien dan keluarga
- Menganjurkan kepada
pasien dan keluarga
untuk ke Puskesmas agar
mendapatkan
penanganan lebih lanjut
- Dokumentasi kegiatan

VI. Sasaran
Sasaran kegiatan kunjungan rumah pasien jiwa adalah sebagai berikut:
Pasien jiwa di wilayah kerja Puskesmas Bua (yakni disemua Desa di kecamatan Bua). Sasaran
utama yaitu penderita jiwa baru dan lama.

VII. Jadwal Kegiatan


N Kegiatan 2023 Ket
o
Kunjunga Ja Fe Ma Ap Me Jun Jul Agus Sep Ok No Des
n rumah n b r r i i i t t t v
pasien X X X X X X X X X X X XBe Kegiatan
gangguan n Kunjungan
jiwa rumah
dilaksanaka
n selama 12
bulan

VIII. Evaluasi dan Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


1. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengamati serta memperhatikan hasil
pemeriksaan, apakah penderita perlu dirujuk atau tidak untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut.
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut dan bila tidak
sesuai akan dilakukan tindakan korektif jika terjadi ketidaktepatan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
3. Pelaporan tentang evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan dan evalusi kegiatan berupa
laporan kunjungan rumah disertai dengan rencana tindak lanjut jika ditemui masalah
dalam pelaksanaan kegiatan
.

IX. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
Pelaporan dilakukan setiap tanggal 05 setiap bulan oleh penanggung jawab
program dan ditujukan kepada Kepala Puskesmas dan diketahui oleh Penanggung
Jawab Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

Mengetahui,

Kepala Puskesmas  

   

Bambang Irawan Masni S. Kep  


Nip: 197501251996031003
KERANGKA ACUAN
DETEKSI DINI PADA PENDERITA GANGGUAN
JIWA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUA
PUSKESMAS BUA
KABUPATEN LUWU
TAHUN 2023
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BUA
Jl. Tandipau, Kelurahan Sakti, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu Kode Pos 91991

KERANGKA ACUAN

DETEKSI DINI PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUA

I. Pendahuluan

Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk diperhatikan dan
diupayakan oleh berbagai pihak, terutama oleh para tenaga profesional di bidang
kesehatan. Teraihnya kesehatan jiwa manusia sebagai makhluk biopsikososial, baik yang
telah didiagnosis menderita gangguan fisik maupun mental-psikologis, perlu mendapatkan
respon yang proporsional dan adekuat dari semua tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan
konsep sehat WHO yang melihat kesehatan dari tiga sisi yaitu kesehatan fisik-biologis,
mental-psikologis (jiwa) dan sosial yang harus dicapai secara terintegrrasi (WHO, 2015).
Undang-Undang Kesehatan RI tahun 2009, bahkan menambahkan aspek spiritual sebagai
komponen yang harus ada melengkapi konsep sehat seutuhnya (UU Kesehatan RI, 2009).
Masalah kesehatan jiwa tidak menimbulkan kematian secara langsung, namun akan
menyebabkan penderitaan berkepanjangan baik bagi individu, keluarga, masyarakat dan
negara karena penderitanya menjadi tidak produktif dan bergantung kepada orang lain.
Masalah kesehatan jiwa juga menimbulkan dampak social antara lain meningkatkan
angka kekerasan, kriminalitas, bunuh diri, penganiayaan anak, perceraian, kenakalan
remaja, penyalahgunaan zat, HIV/AIDS, perjudian, pengangguran dan lain-lain. Oleh
karena itu masalah kesehatan jiwa perlu ditangani secara serius. Dengan demikian peran
Puskesmas sangat besar dalam melakukan penapisan atau deteksi dini terhadap pasien
gangguan jiwa sebelum di rujuk ke Rumah Sakit (perawatan bangsal jiwa).

II. Latar Belakang


Gangguan mental emosional merupakan salah satu masalah kesehatan jiwayang di
temui seperti juga masalah kesehatan lainnya. Fangguan mental emos ional merupakan
suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional
yang apabila terus berlanjut dapat berkembang menjadi keadaan pathologist
Prevalensi gangguan mental emosional penduduk Indonesia berdasarkan Riskesdas
tahun 2007 adalah 11,6 % dan bervariasi diantara propinsi dan kabupaten/kota, Pada
Riskesdas tahun 2013, kelompok usia 15-24 tahun prevalensi gangguan mental emosional
sebesar 5,6 %. Analisis lanjut data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi
gangguan mental emosional pada pelajar sebesar 7,7 %
Deteksi dini pada penderita gangguan jiwa adalah upaya penemuan kasus gangguan jiwa
secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan dasar lainnya di Puskesmas maupun jaringannya.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa
sehingga status kesehatan jiwa masyarakat meningkat.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mampu melaksanakan deteksi dini, menemukan kasus dan melakukan
diagnose kasus-kasus gangguan jiwa secara dini sesuai batas kewenangan yang
dimiliki
b. Terpaparnya informasi kesehatan jiwa kepada kader kesehatan, tokoh masyarakat,
tokoh agama, aparat kelurahan dan kelompok beresiko agar terbangun pandangan
dan sikap positif
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui pembinaan tentang
kesehatan jiwa
d. Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatrik
e. Memberi pertolongan dengan memberikan pengobatan dan merujuk penderita ke
Rumah Sakit (bangsal perawatan jiwa)

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


.
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Kunjungan - Pasien dipersilahkan duduk di tempat yg sudah
disediakan di samping meja atau di depan petugas
rumah pasien
- Menanyakan kepada pasien apakah sudah pernah
gangguan jiwa dilakukan screening sebelumnya (jika Ya, tdk
dilakukan screening)
- Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan
dilaksanakannya deteksi dini
- Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan
dilaksanakannya deteksi dini
- Memberikan pertanyaan sesuai dengan form deteksi
dini
- Memberikan penilaian berdasarkan dari hasil screening
yang telah dilakukan
- Membuat kontrak kunjungan ke rumah bila didapatkan
SDQ borderline abnormal dan SRQ-20 skor >6
- Mencuci tangan jika tidak memungkinkan
menggunakan handsanitizier

V. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran


No Kegiatan Pelaksana Program Lintas Program Lintas Sektor Ket
Pokok Terkait Terkait
Deteksi dini - Pemegang program - Surveilance - Bidan Sumber
pada penderita kesehatan jiwa membuat - Perkesmas kelurahan dan biaya dari
gangguan jiwa rencana kegiatan - Promkes kader BOK
- Mempersiapkan format - Germas - Dinas
deteksi dini - PTM Kesehatan
- Melakukan anamnese - Dinas Sosial
dengan menggunakan - Kelurahan
form detksi dini - RT dan RW
- Pendataan penderita - Babinsa
gangguan jiwa dilakukan
dimana pemegang
program turun
kelapangan
- Melaksanakan system
rujukan dengan
gangguan jiwa ke
fasilitas kesehatan lebih
lanjut
- Penyuluhan kesehatan
jiwa di kantor, posbindu
dan sekolah
- Pembuatan leaflet dan
poster mengenai
penyakit gangguan jiwa
- Dokumentasi kegiatan

VI. Sasaran
Sasaran kegiatan deteksi dini adalah seluruh masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bua.

VII. Jadwal Kegiatan


No Kegiatan 2023 Ket
Deteksi Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
dini pada X X X Kegiatan deteksi
penderita dini dilaksana-
ganggua kan setiap 3 kali
n jiwa dalam setahun,
di Sekolah dan
Posbindu.
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

1. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengamati serta memperhatikan hasil


deteksi dini, apakah penderita perlu dirujuk atau tidak untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut.
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut dan bila tidak
sesuai akan dilakukan tindakan korektif jika terjadi ketidaktepatan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
3. Pelaporan tentang evaluasi ketepatan jadwal pelaksanaan dan evalusi kegiatan disertai
dengan rencana tindak lanjut jika ditemui masalah dalam pelaksanaan kegiatan
.
IX. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dengan menggunakan Dashboard ILP (Simkeswa, Gencarkan, Pencapor
Keswa/Napza dan Sinapza dan format laporan yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kota
Pelaporan dilakukan setiap bulan oleh penanggung jawab program dan ditujukan ke
dinas kesehatan dan diketahui oleh Penanggung Jawab Program Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM).

Mengetahui,

Kepala Puskesmas  

   

Bambang Irawan Masni S. Kep  


Nip: 197501251996031003

Anda mungkin juga menyukai