Anda di halaman 1dari 31

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Inggris

1. Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan

tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,

pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan

budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah

kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan

teks lisan dan atau tulisan yang direalisasikan dalam empat keterampilan

berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat

keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan

wacana dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu mata pelajaran Bahasa

Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut

agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris

pada tingkat literasi tertentu.

Pendidikan Bahasa Inggris pada jenjang pendidkan SD identik dengan

mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak kita di

sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris, sehingga hal itu akan

berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD yang lebih

bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai apa

18
19

yang disebut “kesan pertama yang mengesankan” yang selanjutnya sebagai

motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi wawasan berbahasa inggris pada

tataran lebih lanjut. Bahasa Inggris sama halnya dengan Bahasa Indonesia

adalah merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yaitu

sistemik, manasuka, ujar, manusisawi dan komunikatif. Disebut sistemik

karena bahasa merupakan sebuah sistem terdiri dari sistem bunyi dan sistem

makna. Manasuka karena antara makna dan bunyi tidak ada hubungan logis.

Disebut ujaran karena dalam bahasa yang terpenting adalah bunyi, karena

walaupun ada yang ditemukan dalam media tulisan tapi pada akhirnya dibaca

dan menimbulkan bunyi. Disebut manusiawi karena bahasa ada jika manusia

ada dan masih memerlukannya.

Dalam pengenalan Bahasa Inggris untuk siswa pengguna bahasa ibu

bahasa Indonesia, kita hendaknya menganggap siswa tersebut seorang bayi

yang baru akan belajar bahasa. Kita tidak bisa memulai pengenalan belajar

bahasa dengan cara menghafalkan kata dan arti, mengenalkan tensis, dan yang

lainnya seperti kita belajar waktu di bangku SMA. Banyak sekali buku-buku

pelajaran Bahasa Inggris untuk SD yang ditulis dengan gaya seperti itu. Pola

pembelajaran Bahasa Inggris dengan tingkat pengenalan sedapat mungkin

diciptakan suasana bahwa di ruangan itu adalah ruangan yang segala bentuk

tampilan berbahasa menggunakan Bahasa Inggris.1

1
Ihcsan, Baliteacher, Metode Pembelajaran Bahasa Inggris (Bandung: 2 Maret 2011)
http://baliteacher.blogspot.com/2010/02/metode-pembelajaran-bahasa-inggris-sd.html.
20

2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Mempelajari Bahasa Inggris sangatlah penting bahkan bisa dikatakan

wajib terutama pada anak usia dini. Ini dikarenakan Bahasa Inggris adalah

bahasa internasionl. Alasan kedua adalah dengan menguasai Bahasa Inggris

maka orang dengan mudah masuk dan dapat mengakses dunia informasi dan

teknologi. Dengan pengenalan Bahasa Inggris di Sekolah Dasar maka mereka

mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke

tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/ MI bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara

terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)

dalam konteks sekolah

b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk

meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.2

2
Ichsan, Download File Standar Kompetensi Mata Pelajaran (Jakarta: 2 Maret 2011)
http://tunaspendidikan.blogspot.com/2009/07/standar-kompetensi-bhs-inggris-sdmi.html.
21

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang dibahas adalah tentang

Kompetensi Membaca (Reading) yakni pada materi memahami bacaan dalam

bahasa inggris di Kelas IVA MINU Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten

Sidoarjo.

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan

banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan

aktifitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses

visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf)

kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup

aktifitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan

pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata

dengan menggunakan kamus.

Tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar

dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording

merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya dengan

bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan, sedangkan

proses decoding (penyandian) merujuk pada proses penerjemahan rangkaian

grafis ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya

berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu SD kelas (I,II dan III) yang dikenal

dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini

adalah proses perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf


22

dengan bunyi-bunyi bahasa. Sementara itu proses memahami makna

(meaning) lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi SD.

Di samping keterampilan decoding, pembaca juga harus memiliki

keterampilan memahami makna (meaning). Pemahaman makna berlangsung

melalui berbagai tingkat, mulai dari tingkat pemahaman literal sampai kepada

pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa membaca merupakan gabungan proses perseptual dan

kognitif.

Sedangkan Klein, mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup

(1) Membaca merupakan suatu proses, (2) Membaca adalah strategis, dan (3)

Membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses

dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimilki oleh pembaca

mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.

Membaca juga merupakan strategis. Pembaca yang efektif

menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan

konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.

Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks

tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang

bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang
23

dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi

antara pembaca dan teks.3

Bertolak dari berbagai definisi membaca yang telah dikemukakan

dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang

mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca

adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktiviats mental mencakup

ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu

melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah,

mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang

cukup untuk memahami bacaan.

Meskipun tujuan akhir membaca adalah untuk memahami isi bacaan,

tujuan semacam itu ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai oleh anak-anak,

terutama pada saat awal belajar membaca. Banyak anak yang dapat membaca

secara lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan

tersebut. Ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca bukan hanya terkait

erat dengan kematangan gerak motorik mata tetapi juga tahap perkembangan

kognitif. Mempersiapkan anak untuk belajar membaca merupakan suatu

proses yang panjang. Hornsby, menganjurkan agar ibu sudah mulai bercakap-

cakap dengan bayi dilahirkan. Seorang ibu hendaknya juga harus menjelaskan

segala yang dilakukan bersama anak, karena menurut Hornsby anak baru

memahami suatu kata setelah sekitar 500 kali anak memdengarkan kata
3
Farida Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 12.
24

tersebut. Dengan demikian, proses mempersiapkan anak untuk belajar

membaca harus dimulai sejak bayi dilahirkan.

Dari uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa hakikat

membaca adalah memahami isi bacaan, ada tahapan-tahapan kemampuan

membaca yang perlu dilaui. Dengan memahami adanya tahapan-tahapan

kemampuan membaca tersebut maka guru diharapkan dapat menyesuaikan

tujuan-tujuan pembelajaran dengan tahapan kemampuan belajar membaca

tersebut.4

Komponen Kegiatan Membaca

Pada dasarnya kegiatan membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses

dan produk. Proses membaca mencakup sembilan aspek untuk menghasilkan

produk.

Proses Membaca yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah

kegiatan fisik dan mental. Menurut Burns dkk, proses membaca terdiri atas

sembilan aspek yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran,

pembelajaran, asosiasi, sikap dan gagasan.

Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui

pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indra penglihatan. grafis (huruf

atau kata) yang digunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan.

4
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
199-203.
25

Kegiatan berikutnya adalah tindakan perseptual, yaitu aktivitas

mengenal suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Aspek urutan

dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang

tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke

kanan atau dari atas ke bawah.

Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Anak-

anak yang memiliki pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan

yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep

yang mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang

memiliki pengalaman terbatas.

Membaca merupakan proses berfikir. Untuk dapat memahami bacaan,

pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang

dihadapinya melalui proses asosiasi dan eksperimental.

Peningkatan kemampuan berfikir melalui membaca seharusnya

dimulai sejak dini. Guru SD dapat membimbing siswanya dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan mereka bisa

meningkatkan kemampuan berpikirnya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

guru hendaknya merangsang siswa berfikir, seperti pertanyaan mengapa dan

bagaimana. Jadi pertanyaan yang diajukan sehubungan dengan bacaan tidak

hanya pertanyaan yang menghasilkan jawaban berupa fakta.

Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna

merupakan aspek asosiasi dalam membaca.Anak-anak belajar


26

menghubungkan simbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna.

Tanpa kedua kemampuan asosiasi tersebut siswa tidak mungkin dapat

memahami teks.

Aspek afektif merupakan proses membaca yang berkenaan dengan

kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaram membaca

(sesuai dengan minatnya), dan menumbuhkan motivasi membaca ketika

sedang membaca.

Aspek kesembilan ialah aspek pemberian gagasan. Aspek gagasan

dimulai dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang

pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun makna teks yang

dibacanya secara pribadi. Makna dibangun berdasarkan pada teks yang

dibacanya, tetapi tidak seluruhnya ditemui dalam teks. Teks tersebut

ditransformasikan oleh pembaca dari informasi yang diambil dari teks.

Pembaca dengan latar belakang pengalaman yang berbeda dan reaksi afektif

yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda dari teks yang sama.

Produk Membaca

Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi

antara penulis dan pembaca. Komunikasi juga bisa terjadi dari konstruksi

pembaca melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan

informasi yang disajikan dalam teks. Komunikasi dalam membaca tergantung

pada pemahaman yang dipengaruhi oleh seluruh aspek proses membaca.


27

Pemahaman terhadap bacaan sangat bergantung pada semua aspek

yang terlibat dalam proses membaca. Di samping kemampuan yang dituntut

dalam melaksanakan kegiatan, berbagai aspek proses membaca pun harus

dipenuhi oleh pembaca. Aspek kesembilan (aspek gagasan) akan diperoleh

apabila aspek-aspek proses membaca yang lain telah bekerja secara harmonis.

Agar hasil membaca dapat tercapai secara maksimal, pembaca harus

menguasai kegiatan-kegiatan dalam proses membaca tersebut. Oleh sebab itu,

guru-guru SD memegang peranan penting dalam membimbing para siswa

agar mereka mampu menguasai kegiatan-kegiatan dalam proses membaca

tersebut dengan baik.

Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang

membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan

dengan orang yangtidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di

kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan

tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan

membaca siswa itu sendiri.

Manfaat Membaca

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang

semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca.

Tanda-tanda jalan mengarahkan orang yang berpergian sampai pada

tujuannnya, menginformasikan pengemudi mengenai bahaya di jalan, dan


28

mengingatkan aturan-aturan lalu lintas. Pengusaha catering tidak perlu harus

pergi ke pasar untuk mengetahui harga bahan-bahan yang akan di butuhkan.

Dia cukup membaca surat kabar untuk mendapatkan informasi tersebut.

Kemudian dia bisa merencanakan apa saja yang harus dibelinya disesuaikan

dengan informasi tentang bahan-bahan yang dibutuhkannya.

Di samping itu kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas

kehidupan sehari-hari manusia. Beribu judul buku dan berjuta koran

diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini menimbulkan tekanan pada guru

untuk menyiapkan bacaan yang memuat informasi yang relevan untuk siswa-

siswanya. Walaupun tidak semua informasi dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan

tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kita tentu perlu

dibaca.

Prinsip-prinsip Memahami Bacaan

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan membaca. Prinsip-prinsip membaca yang

didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca

ialah seperti yang dikemukakan berikut ini

a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial

b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang

membantu perkembangan pemahaman

c. Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa


29

d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif

dalam proses membaca

e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna

f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada

berbagai tingkat kelas

g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahamn

membaca

h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman

i. Strategi dan keterampilan membaca bisa di ajarkan

j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca

pemahaman

B. Hakikat Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu

prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang

berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya

pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu

untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan

belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam

tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan

beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.


30

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan menurut

Mas’ud Hasan Abdul Dahar bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat

diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh

dengan jalan keuletan kerja.

Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat

perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama

yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa

prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik

secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Menurut Slameto, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana

yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman

tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi

dalam diri individu. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil

yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar.

Winkel, mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar


31

merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurur Arif Gunarso

mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai

oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Hasil belajar adalah

menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan

indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa.5

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi

belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa

perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan

diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.6

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor

yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri

anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

5
Farida Rahim,
6
Ade Sanjaya, Prestasi Belajar (Bandung: 7 Maret 2011).
http://adesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html
32

a. Faktor dari dalam diri siswa (Intern)

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

kecedersan/ intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

1) Kecerdasan/ intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi

yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat

perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh

kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang

lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki

tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan

sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan

suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi

yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat

intelegensi yang rendah.”

2) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki

seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan

apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto bahwa “bakat dalam hal
33

ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti

kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan. Dari pendapat

di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang

sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan

bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-

bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat

keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu

hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua

memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan

bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Dengan

ini jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau

kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah

dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di

sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk

melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap


34

sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa

yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.


35

4) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah

bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian

pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil

jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi

dua macam yaitu (a) Motivasi instrinsik dan (b) Motivasi ekstrinsik.

Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari

dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk

melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik

dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang

siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha

dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian

siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri

siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni

pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya

dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar

secara aktif.
36

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-

pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.

Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak

memberikan paksaan kepada individu.

1) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.Keluarga adalah lembaga

pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya

untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar

yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat

seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman

merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah

motivasi untuk belajar.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa

pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan

pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-

lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan

guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.


37

Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus

menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.

Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi

sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan

waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena

itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi

hasil-hasil belajarnya.

3) Lingkungan Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu

faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa

dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar

sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab

dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan

lingkungan dimana anak itu berada.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk

kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak


38

akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat

tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka

kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada

dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

C. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri

Adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berfikir secara kritis dan analitis untuk menemukan jawabannya sendiri

dari suatu masalah. Proses ini biasanya dilakukan dengan tanya jawab antara

guru dan siswa.7

Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan srtategi heuristic,

yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya

menemukan. Pembelajaran Inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara

langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relativ singkat.

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) berangkat dari asumsi bahwa sejak

manusia lahir ke dunia., manusia memiliki dorongan untuk menemukan

sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di

sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil

manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra


7
Tim Konsorsium 7 PTAI, Perencanaan Pembelajaran (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009), 6.
39

pengeacapan, pendengaran, penglihatan dan indra-indra lainnya. Hingga

dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan

menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan

bermakna (meaningfully) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam

rangka itulah Strategi Inkuiri dikembangkan.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi penbelajaran

inkuiri:

Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal

untuk menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa

sebagai subjek belajar.

Kedua, seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).

Ketiga, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar

menguasai mata pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat

menggunakan ketrampilan yang dimilikinya.

2. Langkah – Langkah Pelaksanaan SPI

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :


40

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar

siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan

mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi

merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan srategi ini sangat

tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya

dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses

pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki

itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji

disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk

mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat

penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan

memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir.

c. Mengajukan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji


41

kebenarannya.Hipotesis yang digunakan bukanlah hipotesis biasa, tetapi

harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang

dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu

sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki

serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang

kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang

rasional dan logis.

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran

inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat

penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data

bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi

juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi

berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk

berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah

mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu,
42

menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya

kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,

akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan

merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi karena

banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang

dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena

itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu

menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.8

3. Keunggulan dan Kelemahan SPI

a. Keunggulan

1. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih

bermakna.

2. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sendiri

dengan cara belajar mereka

8
Tim Konsorsium 3 PTAI, Strategi Pembealajaran (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009), 60.
43

3. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan

psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses

perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani

kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, artinya

siswa yang memilki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat

oleh siswa yang lemah dalam belajar.

b. Kelemahan

Di samping memilki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan,

diantaranya :

1. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit

mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena

terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan

waktu yang telah ditentukan

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit di implementasikan

oleh setiap guru.9

9
Tim Konsorsium 7 PTAI, Strategi, 62.
44

5. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya

sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa

menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk

kata-kata tertentu.

6. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan

guru dan siswa yang sudah lama dengan perencanaan dan pengajaran

secara tradisional.10

D. Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam Peningkatan Prestasi

Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam materi Reading terutama pada

materi memahami bacaan dalam Bahasa Inggris adalah berangkat dari suatu

pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek disamping sebagai obyek

pengajaran (belajar). Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang

secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Maka proses pengajaran harus dipandang sebagai stimulus/ rangsangan yang

dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat/partisipasi dalam aktivitas

pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau

pemimpin pembelajaran yang demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih

banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan

masalah atas bimbingan guru. Ada 5 tahap yang harus ditempuh :

1. Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik


10
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997), 202.
45

2. Penetapan jawaban sementara/ pengajuan hipotesis

3. Peserta didik mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk

menjawab/ memecahkan masalah menguji hipotesis

4. Menarik kesimpulan jawaban/ generalisasi

5. Aplikasi kesimpulan/ generalisasi dalam situasi baru

Sesuai dengan langkah – langkah Strategi Pembelajatran Inkuiri yang

telah dijelaskan diatas, guru menerapkannya pada pembelajaran memahami

bacaan Bahasa Inggris materi (Reading) kelas IVA dengan Ilustrasinya

sebagai berikut:
46

Bagan 2.1 Proses Strategi Pembelajaran Inkuiri

PROSES STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

Guru memilih tingkah laku


(tujuan)

Guru bertanya yang dapat


memancing pendapat peserta didik

Peserta didik majukan hipotesis


untuk dikaji/ dipelajari lebih lanjut

Individu/ kelompok Peserta didik tidak cari


peserta didik menjelajahi informasi untuk menguji
data/ informasi untuk hipotesis
menguji hipotesis

Peserta didik menarik Guru mendorong peserta


kesimpulan didik mencari data/
informasi

INKUIRI Peserta didik menidentifikasi


jawaban/ menarik kesimpulan
47

Urutan Pembelajaran Tersebut adalah:

1. Kegiatan Pendahuluan

Guru merangsang siswa agar mau berfikir kritis memecahkan masalah,

membagi kelompok kecil dengan cara berhitung dalam Bahasa Inggris.

Kemudian guru menyajikan materi reading yang berjudul “The School” dan

siswa di ajak untuk berfikir tentang maksud dari bacaan tersebut.

2. Kegiatan Inti

Bersama guru siswa mencari jawaban sementara tentang maksud

bacaan tersebut, tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data yang dianggap

penting untuk dapat mencari jawaban yang pasti. Dalam hal ini siswa di ajak

menghafalkan vocabulary (kosakata) yang ada dalam bacaan dengan masing-

masing kelompok menggunakan metode Card Sort dengan tujuan agar siswa

lebih cepat faham dan senang dengan pembelajaran yang menyenangkan.

Kemudian masing-masing kelompok diberikan tugas untuk memahami bacaan

dengan cara menerjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Setelah selesai

masing-masing perwakilan kelompok mmempresentasikan kedepan kelas

hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain mendengarkan. Hasil presentasi

setiap kelompok tadi dibandingkan dengan jawaban sementara guna dicari

kebenarannya. Langkah akhir adalah Merumuskan Kesimpulan dengan

bimbingan guru untuk menentukan maksud sebenarnya dan jawaban yang

relevan dalam bacaan berjudul “The School”.


48

3. Kegiatan Akhir

Siswa dipersilahkan untuk berpisah dengan kelompoknya dan kembali

ke tempat duduk masing-masing. Guru memberikan soal berupa pertanyaan

dalam bentuk Tes Tulis yang berhubungan dengan bacaan untuk dikerjakan

secara individu sekaligus untuk menguji sejauh mana keberhasilan siswa

dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai