Menulis bukanlah praktik yang mudah dilakukan semua orang, tetapi tidak berarti sulit
dipelajari. Praktek adalah kunci utama seseorang untuk melatih dirinya mampu
mengartikulasikan realitas ke dalam tulisan. Penguasaan teknik menulis bukanlah jaminan
seseorang dapat dikatakan pandai. Semuanya membutuhkan banyak latihan dan
berkesinambungan. Begitu pula kegiatan jurnalistik yang membutuhkan ketrampilan dan
ketepatan dalam penyajiannya.
Salah satu penyebarluasan informasi yaitu melalui opini. Opini atau esai bukan
merupakan tulisan ilmiah, sehingga dalam penulisannya harus dibedakan dengan tulisan-tulisan
ilmiah. Dalam tulisan opini atau esai sebisa mungkin tidak menggunakan bullet and numbering,
juga penulisan referensi pun dapat disisipkan langsung pada tulisan, tidak perlu ditulis terpisah
pada bagian footnote.
Opini memang bisa diartikan sebagai pandangan seseorang tentang suatu masalah. Tidak
sekadar pendapat, tetapi pendapat ilmiah. Pendapat yang bisa dipertanggungjawabkan dengan
berdasar dalil-dalil ilmiah yang disajikan dalam bahasa yang lebih popular. Karena itulah, untuk
menulis opini juga dibutuhkan riset. Riset merupakan penguat dari argumentasi penulis untuk
menekankan gagasannya. Opini inilah yang ditulis dan dituangkan dalam bentuk ”artikel.”
Dalam buku ini, akan membahas beberapa opini, perbedaan antar opini, serta contoh-contoh
opini.