Anda di halaman 1dari 7

Qira’ah Ibda’iyyah dan teks “Min Nawadir Juha”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Muthala’ah III


Dosen Pengampu: Dr. Khabibi M. Luthfi, S.S., M. Hum.

Oleh:
Kelompok 12
1. Alfi Mauizah B05190
2. Naufal Pradysha B0519044
3. Rizky Setyo Rini B05190

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk berbagai
informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk
memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekadar melihat
kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja,
tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan
lambang/ tanda/ tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima
oleh pembaca. Membaca dapat dikatakan sebagai proses penerjemahan rangkaian grafis ke
dalam kata-kata baik lisan maupun tulisan, dan membaca dapat dilakukan dengan membaca
bersuara atau nyaring (oral reading) maupun membaca dalam hati (silent reading).
Istilah kreatif berarti tindak lanjut setelah seseorang melakukan kegiatan membacanya,
jika seseorang membaca lalu berhenti pada saat setelah ia menutup bukunya, maka dirinya tidak
dikatakan sebagai pembaca kreatif, sebaliknya jika membaca setelah dia melakukan aktivitas
yang bermanfaat bagi peningkatan kehidupan baru dia dikatakan sebagai pembaca yang kreatif
(Nurhadi, 2004).
Dalam membaca kreatif, membaca dituntut mencermati ide-ide yang dikemukakan
penulis, kemudian membanding-bandingkannya. Proses lebih penting dari kegiatan membaca
kreatif itu tidak sekedar menganggap makna dan maksud bahan bacaan, tetapi juga menerapkan
makna dan maksud bahan bacaan, tetapi bacaan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
kualitas hidupnya. Pembaca juga diharapkan dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi
kepentingan kualitas hidupnya berdasarkan informasi dari bacaan dengan menerapkan informasi
diharapkan. Kualitas hidup pembaca tidak akan terarah dan meningkat kalau ternyata begitu
selesai pembaca tidak ada tindak lanjutnya, berarti ia bukan pembaca kreatif. Dalam hal ini,
dalam diri seorang pembaca kreatif secara otomatis akan tampak sejumlah kamajuan, baik dalam
hal kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dengan kata lain, tingkatan membaca kreatif lebih
tinggi daripada membaca literal, interpretatif maupun kritis.
Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi membaca kreatif?


2. Bagaimana kriteria membaca kreatif?
3. Bagaimana strategi membaca kreatif?
4. Bagaimana kriteria membaca kreatif dalam teks “Min Nawadir Juha” ?

BAB II
ISI

DEFINISI MEMBACA KREATIF

Membaca kreatif yaitu proses membaca untuk mendapat nilai tambah dari
pengetahuan yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengidentifikasi ide-ide yang
menonjol atau mengombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.
Dalam hal ini, pembaca harus memahami ciri-ciri membaca kreatif, bentuk latihan-
latihan membaca kreatif, tujuan membaca kreatif, dan manfaat membaca kreatif.
Pratiwi dan Subyantoro (2003) mengatakan bahwa membaca kreatif adalah
tindakantertinggi dari kemampuan membaca seseorang dan kemampuan membaca
kreatif, artinya seseorang pembaca yang baik adalah membaca tidak hanya sekadar
menangkap makna tersurat (reading the lines), tetapi juga mampu secara kreatif
menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Dalam Membaca kreatif,
membaca dituntut mencermati ide-ide yang dikemukakan penulis, kemudian
membandingkannya. Proses lebih penting dari kegiatan membaca kreatif itu tidak sekadar
menangkap makna dan maksud bahan bacaan, tetapi juga menerapkan makna dan
maksud bahan bacaan, tetapi bacaan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kualitas
hidupnya. Pembaca juga diharapkan dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi
peningkatan kualitas hidupnya berdasarkan informasi dari bacaan dengan menerapkan
informasi yang diharapkan. Kualitas hidup pembaca tidak akan terarah dan meningkat
kalau ternyata begitu selesai membaca tidak ada tindak lanjutnya, berarti ia bukan
membaca kreatif. Dalam hal ini, dalam diri seorang pembaca kreatif secara otomatis akan
tampak sejumlah kemajuan, baik dalam hal kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Dengan kata lain, tingkatan membaca kreatif lebih tinggi daripada membaca literal,
interpretative ataupun kritis.
Menurut Burdansyah, membaca kreatif adalah membaca yang tidak berhenti
setelah bacaan atau buku tuntas dibaca, dan masih ada proses tindak lanjut yang tujuan
akhirnya berupa peningkatan kualitas hidup dan tingkatan kualitas hidup yang paling
bermakna dalam kegiatan membaca adalah membaca kreatif.Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca kreatif adalah sebuah proses
membaca yang tidak hanya menangkap suatu makna, tetapi setelah kita membaca seorang
harus dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengombinasikan
pengetahuan sebelumnya pernah di dapatkan.

KRITERIA MEMBACA KREATIF

Menurut Nurhadi (2004), sebagai seorang membaca kreatif harus dapat memenuhi
kriteria- kriteria sebagai berikut:

1. Kegiatan membaca tidak dapat berhenti setelah sampai menutup buku


2. Mampu menerapkan hasilnya untuk kehidupan sehari-hari
3. Munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai
4. Hasil membaca berlaku sepanjang masa
5. Mampu menilai membaca secara kritis dan kreatif
6. Mampu memecahkan masalah kehidupan sehaari-hari berdasarkan hasil bacaan
yang telah dibaca

STRATEGI MEMBACA KREATIF


Pra-Membaca
o Membaca kreatif dilandasi oleh visi hidup dan niat yang kuat;
o Beri alasan yang kuat ketika hendak membaca;
o Ciptakan kondisi yang menyenangkan, jangan ada tekanan atau keterpaksaan;
o Mantapkan tujuan yang rasional dan bernilai manfaat (AMBAK);
o Pilihlah buku/teks yang inspiratif;
o Bila perlu sebelum membaca kita selingi dengan permainan (games) yang
menarik dan memicu ketertarikan siswa untuk membaca.

Saat Membaca
o Gunakan imajinasi yang kuat saat membaca. Sebagai contoh: ketika sedang
membaca biografi seorang tokoh yang inspiratif maka bayangkanlah bahwa kita
seakan-akan sedang bercakap-cakap dengan tokoh tersebut. Hal ini sangat mudah
bagi kita untuk menyelami lebih dalam kandungan makna yang termaktub di
dalam isi buku tersebut.
o Carilah makna inti (soul of book) dari teks yang dibaca, bukan sekadar
informasinya yang kita serap. Sebab, sesungguhnya setiap buku pasti memiliki
makna inti yang ingin disampaikan sang penulis kepada pembacanya. Maka
dalam teknik membaca kreatif terkadang kita tidak perlu lagi memaksakan diri
untuk membaca sebuah buku sampai tuntas, walaupun ini tergantung selera dan
kebiasaan kita masing-masing. Membaca kreatif juga diperbolehkan
menggunakan teknik membaca pindai (scanning) atau layap (skimming).
o Reproduksi dan modifikasi gagasan dari teks menjadi ide baru yang kreatif dan
unik, inilah bagian terpenting dari proses membaca kreatif. Ketika sedang
membaca sebuah buku namun kita tidak memperoleh ide-ide atau gagasan baru,
maka itu berarti terdapat dua kemungkinan. Pertama, mungkin buku tersebut tidak
inspiratif buat kita, atau kita sendirilah yang belum memaksimalkan dan
mengoptimalkan kemampuan otak kanan kita.
o Tuliskan setiap ide-ide kreatif ke dalam catatan-catatan kecil, sebab ide tersebut
ibarat harta yang sangat berharga dan akan mudah hilang begitu saja. Sering kali
kita lupa dengan ide-ide yang pernah kita temukan setahun, sebulan, seminggu,
atau bahkan sehari yang lalu. Oleh karena itu, sebaiknya kita segera mengikat
kemunculan ide-ide tersebut di dalam catatan.

Pasca-Membaca
o Tuliskan gagasan-gagasan kreatif yang didapat ke dalam bentuk paragraf-paragraf
atau juga Peta Pikiran (Mind Map). Amat disayangkan apabila setelah membaca
kita membiarkan begitu saja buku tersebut tanpa disertai aktivitas menulis.
Padahal, berdasarkan penelitian, kita hanya bisa menyimpan memori sebanyak
20% dari apa yang kita baca.
o Lakukan kegiatan diskusi agar bisa saling bertukar pikiran dan mencurahkan
gagasan yang didapat.

MANIPULASI TEKS “MIN NAWADIR JUHA” MENJADI TEKS DRAMA


DIALOG

KRITERIA MEMBACA KREATIF DI DALAM TEKS “MIN NAWADIR JUHA”

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN

Membaca kreatif yaitu proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari
pengetahuan yang terdapat dalam bacaan dengan cara mengidentifikasi ide-ide yang
menonjol atau mengombinasikan pegetahuan yang sebelumnyapernah didapatkan. Dalam
hal ini, setelah seorang pembaca menyelesaikan bacaannya ia tentu saja memiliki daya
inisiatif dan kreatif untuk mengembangkan pemahaman membacanya dengan
menghasilkan ide baru yang inovatif.
Dalam membaca kreatif, membaca dituntut mencermati ide-ide yang
dikemukakan penulis, kemudian membanding-bandingkannya. Proses lebih penting dari
kegiatan membaca kreatif itu tidak sekedar menganggap makna dan maksud bahan
bacaan, tetapi juga menerapkan makna dan maksud bahan bacaan, tetapi bacaan di dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya kualitas hidupnya. Pembaca juga diharapkan dapat
melakukan aktivtas yang bermanfaat bagi kepentingan kualitas hidupnya berdasarkan
informasi dari bacaan dengan menerapkan informasi diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Junining, Esti. 2017. Membaca Kritis Membaca Kreatif. Malang : UB Press.

Wirawati, Denik. Perkuliahan Membaca Kritis dan Kreatif Mahasiswa Pendidikan


Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Berorientasi Pada Pendidikan Karakter. Jurnal
UAD 17 – 30.

Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.

Indriani, Sri Made. Membaca Kreatif Salah Satu Upaya untuk Mengembangkan
Pemahaman Membaca. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan, Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai