Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetakan atau

tulisan dengan menggunakan pengertian yang tepat (Harjasudjana, 1986: 02).

Sedangkan Oka (1983: 17) memberikan pengertian bahwa membaca sebagai

proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan

memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan dan

penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Selain itu,

pengertian membaca juga diberikan Hafni (dalam Ahmadi, 1990: 22) yaitu

membaca sebagai suatu istilah sangat beraneka ragam. Di dalam konteks

belajar mengajar, membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman

sebagai produk yang dapat di ukur.

Dalam membaca dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki

pengertian membaca dengan cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak

mengesampingkan ketelitian, pemahaman, serta kekritisan dalam hal

berpikir. Untuk mampu mengkritisi bacaan seorang pembaca, kita terlebih

dahulu harus memahami bacaan tersebut. Memiliki kemampuan membaca

kritis merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar pembaca mampu

1
dikatakan sebagai pembaca yang efektif. Membaca kritis tidak hanya sebatas

membaca makna- makna yang terkandung dalam baris- baris bacaan, tetapi

membaca untuk menghasilkan sebuah keputusan dan penilaian atas fakta-

fakta yang tersaji dalam bacaan. Membaca kritis mempersyaratkan

kemampuan membaca untuk menghasilkan ide- ide baru, mengembangkan

wawasan baru, dan menggunakan pendekatan yang lebih segar dan asli dalam

menganalisis ide yang ditawarkan penulis. Hal inilah yang membuat penulis

merasa tertarik dengan pemilihan topik “Memperkaya Kosa Kata melalui

Membaca Kritis” sebagai bahasan dalam makalah ini. Alasan menarik dari

topik “ Memperkaya Kosa Kata melalui Membaca Kritis” adalah begitu

melimpahnya informasi yang hadir di kehidupan kita, seolah- olah tiada hari

tanpa informasi baru datang. Setiap menit ada saja artikel atau tulisan atau

status di akun media sosial yang kita akses. Dari berbagai informasi yang

diterima itu, muncul satu pertanyaan. Apakah semuanya benar? Apakah

semuanya menyampaikan fakta tanpa ada tendensi lain di baliknya?.

Pertanyaan yang menarik bagi penulis untuk ditinjau lebih dalam lagi apa itu

membaca kritis. Dengan memahami tentang membaca kritis, maka pembaca

dapat mengetahui dan memahami maksud penulis, memahami organisasi

dasar tulisan, dapat menerapkan prinsip- prinsip kritis pada bacaan sehari-

hari, meningkatkan minat baca dan berpikir kritis, serta mengetahui prinsip-

prinsip pemilihan bahan bacaan.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan membaca kritis?

2. Bagaimanakah ragam membaca kritis?

3. Apa saja kegiatan yang terdapat dalam membaca kritis?

4. Bagaimanakah karakteristik membaca kritis?

5. Bagaimanakah membaca kritis tulisan/ artikel ilmiah?

6. Bagaimanakah membaca kritis tulisan/ artikel populer?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Menjelaskan mengenai pengertian membaca kritis.

2. Menjelaskan tentang ragam membaca kritis.

3. Menjelaskan tentang kegiatan yang terdapat dalam membaca kritis.

4. Menjelaskan mengenai karakteristik membaca kritis.

5. Menjelaskan mengenai membaca kritis tulisan/ artikel ilmiah.

6. Menjelaskan mengenai membaca kritis tulisan/ popular.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca Kritis

Membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis,

kemudian menilainya. Membaca kritis berarti kita harus mampu membaca

secara analisis dan dengan memberikan suatu penilaian. Dalam hal ini,

seorang pembaca harus mampu menganalisis dan menilai apakah yang

dibacanya itu bermanfaat atau tidak. Apabila hasil penilaiannya terhadap isi

bacaan tersebut sangat buruk berarti si pembaca tidak perlu menyebarluaskan

hasil bacaannya kepada orang. Hal itu cukup diketahui oleh si pembaca saja

dan bahkan ia dapat untuk tidak melanjutkan kegiatan membaca teks tersebut

karena dikhawatirkan memiliki dampak yang buruk bagi kepribadiannya.

Menurut Soedarto (dalam Sunarta, 2010: 3) membaca kritis adalah

“membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Membaca tidak

sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir

tentang masalah yang dibahas.”. sedangkan menurut Tarigan (2008 :92)

membaca kritis adalah “sejenis membaca yang dilakukan dengan bijaksana,

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan hanya

mencari kesalahan.”. Menurut Harris et. Al. 1983; Smith, 1986; Albert (dalam

Tarigan, 1988: 89) membaca kritis adalah kemampuan memahami makna

4
tersirat sebuah bacaan. Untuk itu, diperlukan kemampuan berpikir dan

bersikap kritis. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan

secara kritis.

Dapat disimpulkan bahwa membaca kritis adalah tahapan lebih jauh

daripada membaca membaca intensif dan dianggap sebagai kegiatan

membaca yang bertataran lebih tinggi. Membaca kritis berarti membaca

secara analisis dan dengan penilaian.

B. Teknik Membaca Kritis

Menurut Soedarso (1988: 72-77) ada empat teknik yang dapat

digunakan dalam membaca kritis :

1. Mengerti isi bacaan

Suatu bacaan dapat dimengerti dengan cara mengenali fakta

bacaan tersebut dan menginterpretasikan apa yang dibaca, dengan

kata lain mengerti ide pokok suatu bacaan. Mengetahui fakta suatu

bacaan penting karena dapat digunakan untuk membuat kesimpulan

serta menginterpretasikan ide-ide tersebut. Fakta suatu bacaan

berfungsi untuk menambah informasi, sedangkan ide berfungsi untuk

menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan sekedar

mengtahui sesuatu itu fakta. Sebaliknya, pemahaman bertujuan untuk

mengetahui segala tentang kita.

5
2. Menguji sumber penulis

Kebenaran dari penulis harus dicari tahu kebenarannya,

misalnya mengetahui di bidang apa penulis yang bersangkutan itu

kompeten. Dalam hal ini, termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi

penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah

tulisan itu fakta atau opini.

3. Interaksi antara penulis dengan pembaca

Pembaca tidak hanya mengetahui maksud penulis tetapi juga

membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-

penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi

bancaan dengan pengetahuan dirinya.

4. Terbuka terhadap gagasan penulis

Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan

oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik

penulisannya.

Jadi, dalam membaca kritis diperlukan teknik-teknik yang

sesuai agar bahasan yang disampaikan dalam tulisan sampai kepada

pembaca. Agar mampu membaca kritis dengan baik, pembaca

memerlukan teknik membaca yang tepat. Nurhadi (1987: 123)

menjelaskan bahwa dalam memperlancar proses membaca, seorang

pembaca harus memiliki modal, yaitu pengetahuan dan pengalaman,

kemampuan berbahasa, dan pengetahuan tentang teknik membaca.

6
C. Ragam Membaca Kritis

Menurut Nurhadi (2008 : 9- 11) ragam membaca kritis terdiri dari:

1. Membaca cepat/ sekilas untuk membaca topik

Membaca cepat adalah teknik membaca untuk mendapatkan

informai dengan cara langsung ke masalah atau fakta yang dicari.

Dengan membaca cepat kita akan memperoleh informasi yang

maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan tingkat

pemahaman isi bacaan yang tinggi pula. Terkadang kita membaca

bukan untuk mencari informasi yang rinci. Kita hanya ingin

mrngetahui secara umum apa yang dibicarakan dalam tulisan yang kita

baca. Dalam hal ini, kita perlu memfokuskan perhatian pada bagian-

bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat atau secara

sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini kita

mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca.

2. Membaca cepat untuk informasi khusus

Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan

informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju

pada bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang

mengandung informasi yang tidak kita perlukan tidak mendapat

perhatian kita. Cara yang dapat digunakan dalam membaca cepat

untuk informasi khusus yaitu dengan cara menggerakan mata dengan

cepat disetiap lembar halaman. Ketika menscan, lihatlah tata tulis

7
seperti penomoran, langakah-lngkah seperti satu, dua, tiga, dan

seterusnya, kata-kata yang tercetak tebal, miring, atau ukuran huruf

yang berbeda, gaya cetak, atau warna. Seringkali penulis

menempatkan ide pokoknya denga cara tersebut. Jika menggunakan

buku standar, maka gunakanlah indeks untuk mencari ide atau kata

kunci.

3. Membaca teliti untuk informasi rinci

Kita mungkin juga ingin mendapatkan informasi rinci tentang

suatu hal. Dalam hal ini, kegiatan membaca difokuskan pada bagian

yang mengandung informasi yang kita ketahui secara rinci. Begitu

kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti

sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan.

Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih

lanjut.

D. Membaca Kritis Tulisan atau Jurnal

Pada kegiatan menulis, penulis membutuhkan informasi yang relevan

atau informasi yang terkait dengan tulisan yang akan penulis kembangkan.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan sebuah tulisan, penulis harus

terampil melakukan kegiatan membaca kritis. Membaca kritis mengharuskan

pembaca untuk menelaah kembali kebenaran informasi yang diperoleh dari

kegiatan membaca. Pembaca diharuskan memiliki sikap skeptic. Menurut

8
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006 : 1324) skeptic adalah ragu-ragu atau

kurang percaya. Dengan adanya sikap skeptic, pembaca akan berusaha

menguji kebenaran informasi yang diperoleh dengan mencari bukti yang

sesuai. Misalnya dengan mencari infrmasi dari sumber-sumber lain. Selain

sikap skeptic, pembaca harus mempunyai ketekunan dan kesabaran dalam

melakukan kegiatan membaca kritis. Dengan demikian, penulis harus mampu

mengaitkan informasi seperti apa yang akan penulis masukkan dalam

tulisannya (Anshari dkk, 2011 : 4).

Jenis tulisan yang memberikan informasi bisa kita peroleh dalam

artikel ilmiah ataupun artikel lainnya. Menurut Abidin (2012: 39), pengertian

artikel adalah :

“ karangan tertulis yang panjangnya tak tentu bertujuan


menyampaikan gagasan dan fakta dengan maksud meyakinkan
mendidik atau menghibur, yang dipublikasikan baik melalui
Koran, majalah, bulletin maupun lainnya yang membahas
pokok masalah secara lugas dengan isi benar dan aktual,
susunannya rapi dan hemat dengan kata-kata.”

Artikel biasanya ditemukan dalam majalah atau surat kabar, artikel

dalam berbagai majalah dan surat kabar biasanya merupakan karangan

argumentasi yaitu karangan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan

gagasan atau pendapat ataupun sikap penulis terhadap suatu masalah

(Tampubolon, 1987 : 114).

9
Adapun membaca kritis tulisan/ artikel ilmiah sangat berbeda dengan

membaca jenis tulisan lain karena jenis informasi yang diperoleh dari tulisan/

artikel ilmiah merupakan hasil penelitian atau prosedur ilmiah. Sedangkan

tulisan lain bisa berupa pendapat atau kesan peribadi penulis yang belum

dibuktikan secara ilmiah (Anshari, 2011: 77).

Menurut Anshari (2011: 76- 77) hal yang harus diperhatikan dalam

membaca tulisan/ artikel ilmiah adalah sebagai berikut.

1. Menggali tesis/ pernyataan masalah

Pada umumnya tulisan ilmiah mempunyai tesis atau pernyataan

umum tentang masalah yang dikaji. Menurut Kamus besar Bahasa

Indonesia, tesis merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh

argumen- argumen untuk dikemukakan. Dengan mengetahui tesis sebuah

tulisan ilmiah, pembaca akan lebih memahami isi tulisan. Kemudian

pembac amampu menilai apakah penulisan tulisan ilmiah tersebut berhasil

atau tidak dalam mengkaji atau menyelesaikan masalah yang

dikemukakan.

2. Meringkas butir butir penting setiap artikel

Pembaca harus mampu meringkas butir-butir penting setiap artikel

yang dibacanya karena ringkasan tersebut bisa dikembangkan untuk

mendukung pernyataan dalam tulisan pembaca. Karena adanya ringkasan

pembaca tidak perlu membaca artikel secara keseluruhan, cukup

10
memahami ringkasan tulisan, pembaca sudah memperoleh informasi dari

artikel yang dibaca.

3. Menyortir konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil penelitian, dan

teori)

Hal ini perlu dilakukan untuk memperjelas butir butir penting pada

tesis tulisan pembaca. Pembaca harus memahami konsep- konsep penting

dalam tulisan ilmiah, sehingga pembaca bisa dengan mudah

mengembangkan konsep- konsep dalam tulisannya.

4. Menentukan bagian yang akan dikutip


Mengutip adalah pengambilan pendapat dari seorang pengarang

atau tokoh yang terkenal baik yang ditemukan dalam buku, majalah, dan

sumber lainnya. Kalimat yang telah dikutip merupakan kebenaran yang

telah diselidiki dan dibuktikan oleh seorang ahli yang telah dimuat secara

luas, sehingga seorang penulis tidak perlu membuang- buang waktu

untuk menyelidiki kebenaran itu untuk menemukan kesimpulan yang

sama. Dalam mengutip bagian dari tulisan ilmiah, penulis harus

memperhatikan apakah bagian yang akan penulis kutip relevan dengan

tulisan penulis. Hal hal yang dianggap tidak relevan dengan

tulisan penulis tidak perlu dikutip.

5. Menentukan implikasi dari bagian/ sumber yang dikutip pada kegiatan

mengutip, pembaca yang sedang merancang sebuah tulisan harus

11
memahami implikasi atau keterkaitan mengenai apa yang telah dikutip

dengan gagasan yang akan dikembangkan pembaca dalam tulisannya.

E. Membaca Kritis Tulisan /Artikel Populer

Artikel populer biasanya memuat atau membahas tentang isu yang

sedang diminati masyarakat dan tidak terlalu mementingkan teori dan data.

Dalam kegiatan menulis, penulis dapat memanfaatkan informasi yang dimuat

dalam tulisan atau artikel populer. Terdapat perbedaan antara kegiatan

membaca kritis tulisan populer dengan membaca kritis tulisan ilmiah. Hal ini

dikarenakan kedua jenis tulisan tersebut memiliki karakteristik atau sifat

yang berbeda. Menurut Anshari (2011:78-79) karakteristik tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas pada umumnya

permasalahan yang dikaji dalam tulisan populer berhubungan dengan

masalah sosial yang sedang populer dikalangan masyarakat.

2. Menentukan signifikansi atau relevansi isu dengan tulisan yang akan

dihasilkan permasalahan atau persoalan yang dibahas dalam sebuah

tulisan mungkin tidak mutlak memiliki hubungan dalam sebuah

tulisan yang dibuat.

3. Memanfaatkan isu artikel populer untuk bahan atau inspirasi dalam

menulis, meskipun kadar ilmiah artikel populer kurang begitu jelas,

tetapi jenis tulisan ini mempunyai kelebihan yang tidak dapat

12
ditemukan pada artikel ilmiah. Kelebihan tulisan ini biasanya

membahas tentang masalah sosial sehingga lebih menarik dibanding

isu artikel ilmiah.

4. Membedakan isi artikel populer dengan isi artikel ilmiah dan buku

ilmiah. Isi artikel populer pada umumnya lebih menarik daripada

artikel ilmiah atau buku ilmiah. Sebab isi artikel populer biasanya

berisi pembahasan tentang sebuah isu atau persoalan yang diminati

masyarakat atau diambil dari persoalan faktual dan aktual yang

sedang berkembang dimasyarakat. Artikel populer sering

mengesampingkan teori dan signifikansi data. Sebaliknya, artikel dan

buku ilmiah seringkali bertolak dari isu yang mungkin tidak diminati

masyarakat. Kedua jenis karya ilmiah itu sangat mementingkan

peranan teori, prosedur ilmiah, serta kuantitas dan kualitas data. Oleh

karena itu, pembaca yang sementara membuat tulisan ilmiah, harus

dapat membedakan isi artikel populer yang dibacanya dengan artikel

ilmiah dan buku ilmiah yang kemudian dikembangkan dalam

tulisannya.

F. Membaca kritis dari internet

Menurut Ahmadi (1990 : 22- 23) hal- hal yang harus diperhatikan

dalam membaca kritis dari internet adalah sebagai berikut.

13
1. Menentukan bahan- bahan dalam jaringan internet

Untuk menentukan bahan- bahan dalam jaringan internet, kita bisa

memanfaatkan website yang berkaitan dengan topik tulisan. Banyak

organisasi atau perorangan yang membuat website yang berkaitan dengan

suatu bidang tertentu. Dari website tersebut, kita bisa mencari bahan-

bahan yang diperlukan untuk membuat suatu tulisan lengkap dengan

penjelasannya.

2. Memilih dan mengevaluasi bahan-bahan dalam jaringan internet untuk

bahan menulis

Dari jaringan internet, kita bisa mendapatkan bahan dalam jumlah

yang sangat banyak. Tidak semua bahan yang di dapatkan dari internet

berguna atau relevan untuk tulisan kita. Sebelum memanfaatkan tulisan

tersebut, kita perlu memilih dan mengevaluasi apakah bahan tersebut kita

perlukan atau tidak. Artinya, bahan yang ditemukan di internet bermanfaat

bagi tulisan kita. Misalnya, ingin menulis mengenai pendidikan masa kini,

tentu kita mencari bahan yang berkaitan dengan pendidikan masa kini.

Jadi, tidak semua yang berkaitan dengan masa kini diambil atau tidak

semua yang berkaitan dengan pendidikan diambil. Akan tetapi,

menyeleksi bahan yang relevan saja sehingga betul-betul menjadi

pelengkap tulisan kita.

14
3. Menentukan isi atau gagasan penting dalam bahan-bahan yang tersedia

dalam jaringan internet

Jika kita sudah mendapatkan bahan-bahan yang kita perlukan, kita

perlu menemukan dan memahami gagasan-gagasan penting dari bahan-

bahan tersebut. Untuk menemukan gagasan-gagasan penting, langkah-

langkah yang harus dilakukan adalah :

a. Membaca bacaan secara keseluruhan

b. Mencari letak pokok-pokok kalimat bacaan tersebut

c. Menentukan apakah paragraf dalam bacaan tersebut bersifat

deduktif, induktif atau bersifat paragraf campuran

d. Jika paragraf tersebut adalah paragraf deduktif berarti gagasan

utamanya berada pada awal paragraf, tetapi jika paragraf itu

merupakan paragraf induktif berarti gagasan utamanya berada pada

akhir paragraf

4. Memanfaatkan secara kritis bahan-bahan dalam jaringan internet

Kita harus bersikap kritis terhadap bahan-bahan yang kita dapatkan

dari internet. Hal ini dikarenakan banyak bahan-bahan yang mengandung

pernyataan atau pendapat yang mungkin belum diuji atau belum

dibuktikan kebenarannya. Orang bisa menerbitkan tulisannya dalam

internet dengan mudah dan cepat. Ini berbeda dari informasi yang kita

dapatkan dari buku atau artikel. Proses penerbitan buku atau artikel

memerlukan waktu yang panjang karena ada proses penyuntingan

15
sehingga informasi yang dihasilkan juga relatif lebih teruji daripada

informasi dalam internet.

G. Karakteristik Membaca Kritis

Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari

berpikir dan bersikap kritis. Adapun menurut Nurhadi (1987 : 143)

kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi :

1. Menginterpretasi secara kritis

2. Menganalisis secara kritis

3. Mengorganisasi secara kritis

4. Menilai secara kritis

5. Menerapkan konsep secara kritis

Selanjutnya, Berikut merupakan langkah-langkah yang digunakan

untuk membaca kritis (Nurhadi,1987:145-181), yaitu:

1. Mengingat dan mengenali bahan bacaan

2. Menginterpretasi makna tersirat

3. Mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan

4. Menganalisis isi bacaan

5. Menilai isi bacaan

6. Meng-create bacaan atau mencipta bacaan

Keenam sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam

taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwhol

(2001:268).

16
Ada beberapa persyaratan pokok yang perlu dipenuhi untuk dapat

melakukan kegiatan membaca kritis, (cf. Nurhadi, 1988: 9; Harjasudjana

dkk.,1988: 02), yaitu :

1. Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan

2. Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa

3. Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis,
kemudian menilainya. Membaca kritis berarti kita harus mampu
membaca secara analisis dan dengan memberikan suatu penilaian.
2. Manfaat membaca kritis, pertama-tama haruslah dipahami benar-benar
bahwa membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam di bawah
permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan
kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi juga (dan inilah yang
lebih penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alasan-alasan
mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Kedua,
membaca kritis merupakan modal utama bagi para mahasiswa untuk
mencapai kesuksesan dalam studinya.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi
“Memperkaya Kosakata Melalui Membaca Kritis” yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berkaitan
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya dan juga kepada pembaca yang budiman
pada umumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung : Refika Aditama.

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan


Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Malang.

Alwi, Hasan. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, Pusat Bahasa.

Anshari, dkk. 2011. “Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia”.


Makassar: UNM.

Dimyati dan Mudjiono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Harjasudjana, Ahmad S. 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan Membaca. Jakarta:


Karunika Universitas Terbuka.

Harris et. Al. 1983. Gender Age Difference in Empathy Sympathy. New York:
Cambridge University Press.

Keraf, Gorys. 1970 . Komposisi . Jakarta : Nusa Indah.

Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Oka, Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha
Nasional.

Soedarso. 1988. Speed Reading System Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
Gramedia

Sunarto. 2010. Pengantar Statistika (Untuk Penelitian : Pendidikan, Sosial,


Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis). Bandung : Alfabeta.

Tampubolon, D.P. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efisien dan Efektif.
Bandung: Angkasa.

19
Tarigan,Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

20
LAMPIRAN

Soal :

1. Apakah yang dimaksud dengan membaca kritis?

2. Sebutkan teknik yang digunakan dalam membaca kritis!

3. Sebutkan ragam dalam membaca kritis?

4. Apa sajakah hal yang harus diperhatikan dalam membaca kritis artikel ilmiah?

5. Apakah manfaat membaca kritis?

Jawaban :

1. Membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk

memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan

yang lebih mendalam dengan pikiran penulisan yang merupakan analisis yang

dapat diandalkan. Membaca kritis juga dapat diartikan sebagai kegiatan

membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta- fakta yang terdapat dalam

bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta tersebut.

2. Diantara teknik membaca kritis adalah sebagai berikut.

a. Pilihan waktu yang sesuai.

b. Pilihan tempat dan suasana yang sesuai.

c. Perhatikan posisi.

d. Siapkan alat bantu baca.

e. Lakukan survey isi buku.

21
f. Membuat pertanyaan.

g. Membaca teliti.

h. Lakukan evaluasi.

i. Tinjau ulang.

3. a. Membaca cepat untuk mengetahui topik

 Agar memahami gambaran umum bacaan

 Membaca hanya fokus pada bagian tertentu

 Untuk mendapatkan ide dari topik tulisan

b. Membaca cepat untuk informasi khusus

 Fokus pada informasi yang ingin diketahui

 Jangan buang waktu pada kalimat tidak penting

 Digunakan untuk mendapatkan informasi khusus

c. Membaca teliti untuk informasi rinci

 Fokus pada bagian yang mengandung informasi penting

 Pahami bagian tersebut secara merinci

 Berguna untuk mendapatkan informasi secara rinci

22
4. Hal yang harus diperhatikan dalam membaca kritis artikel ilmiah adalah

sebagai berikut.

a. Menggali tesis atau pernyataan masalah.

b. Meringkas butir- butir penting setiap artikel.

c. Menyortir kensep- konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian, dan

teori ).

d. Menentukan bagian yang akan dikutip.

e. Menentukan implikasi dari bagian atau sumber yang dikutip.

f. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip.

5. Manfaat membaca kritis diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil

usaha menganalisis sifat- sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan.

b. Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami

berbagai hubungan yang ada didalam bahan bacaan itu sendiri dan

hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan

pengalaman membaca si pembaca.

c. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk memberikan

dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.

23

Anda mungkin juga menyukai