Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PILAR PENDIDIKAN

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


ILMU PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU :
Naila Nahdiyah S.Sos, M. Kom

Disusun oleh:
IMRON YAHYA - (2077011505)
AHMAD ZAMRONI - (2077011685)
ABDULLAH MUJIB AMIRUDDIN - (2077011606)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
‘’MA’HAD ALY AL HIKAM’’
MALANG 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah membimbing kami untuk
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan
petunjuk-Nya, Penyusun tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan lancar
dan tepat waktu.

Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Pilar
Pendidikan, Pengertian Pilar pendidikan, Jenis-jenis pilar pendidikan, dan
juga Implementasi pilar pendidikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat
memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak


kekurangan, sehingga kami masih mengharap kritik dan saran dari pembaca.
Terima kasih.

Malang, 10 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Pengertian Pilar Pendidikan................................................................ 2
B. Jenis – Jenis Pilar Pendidikan............................................................. 3
C. Implikasi Pendidikan .......................................................................... 5
BAB III PENUTUP....................................................................................... 7
KESIMPULAN.......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan


manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka
mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban
tugas dari Sang Khalik untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk yang diberikan
kelebihan oleh Allah SWT dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak
dimiliki makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah
akal pikirannya diperlukan suatu pola pendidikan melalui proses pembelajaran.
(Hafid, Ahiri, & Haq, 2014)

Di dalam UUD1945 di nyatakan bahwa tujuan kita membentuk Negara kesatuan


Republik Indonesia diantaranya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dapat bangkit di dalam menghadapi
berbagai kesulitan. Dalam upaya meningkatkan upaya kualitas bangsa, tidak ada
cara lain kecuali meningkatkan mutu pendidikan, kualitas pendidikanlah yang
dapat membekali kehidupan di masa mendatang.

Di mulai dari latar belakang ini, penulis hendak membahas judul makalah pilar
pendidikan, dengan alasan, Sistem pendidikan juga memerlukan pilar yang akan
menyangga sistem pendidikan yang dilaksanakan, dengan pilar dalam pendidikan
agar pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Pilar pendidikan ?


2. Apa sajakah Jenis-jenis pilar pendidikan itu ?
3. Bagaimana implementasi dari semua jenis-jenis pilat itu ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian pilar pendidikan.

1
2. Mengetahui jenis-jenis dari pilar pendidikan.
3. Untuk mengetahui kinerja dari pilar –pilar pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pilar pendidikan.


1. Pengertian pilar.

Pilar merupakan penopang atau penyangga dalam sebuah bangunan yang


membuat bangunan itu dapat berdiri dengan kukuh. Pilar dalam kamus umum
adalah tiang penyangga atau penguat yang terbuat dari beton, dan sebagainya,
sekaligus dipakai untuk keindahan atau keserasian penunjang untuk kegiatan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pilar diartikan sebagai tiang
penyangga (terbuat dari besi atau beton). Kata pilar dalam bahasa Inggris berarti
pillars (sama artinya dengan pilar dalam bahasa Indonesia).

Eksistensi pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting perannya
sebagai penopang agar menjadi sesuatu yang utuh (unity). Bangunan atau rumah
berangkat dari pondasi yang dilengkapi dengan pilar agar atap bisa berdiri kukuh
dan tidak mudah roboh sehingga tampak menjadi lengkap dan melengkapi.

2. Pengertian pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.


Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah SWT dengan
suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain
dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirannya diperlukan suatu
pola pendidikan melalui proses pembelajaran. (Hafid, Ahiri, & Haq, 2014).

2
M.J. Lavengeveld mengatakan bahwa pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak didik yang
bertujuan pada pendewasaan anak itu.

Pengertian pendidikan dalam UUD 1945 No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 1 Yang berbunyi :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahklaq mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.”

Dapat di Tarik kesimpulan, Pilar pendidikan adalah penopang atau penunjang


dari suatu kegiatan usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklaq mulia serta
keterampilan yang diperlukan.

B. Jenis – jenis pilar pendidikan.

Ada 4 pilar-pilar pendidikan universal yang dirumuskan oleh UNESCO


(Geremeck, 1986) yaitu, belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar
untuk melakukan (learning to do), belajar menjadi (learning to be), belajar dengan
berkerjasama (learning to live together) merupakan kebutuhan mendasar bagi
setiap peserta didik.

1. Learning to Know (Belajar Untuk Mengetahui)

Learning to Know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu harus


dapat memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus
ada pengertian yang dalam. Learning to Know bukan sebatas proses belajar
di mana peserta didik mengetahui dan memiliki materi informasi sebanyak-
banyaknya, menyimpan dan mengingat, namun juga kemampuan untuk
dapat memahami makna dibalik materi pendidikan yang telah diterimanya.

3
(Kodir, 2011).
Pilar ini berpotensi besar untuk mencetak generasi mudayang memiliki
kemampuan intelektual dan akademik yang tinggi. (Efendi, 2015).

Belajar mengetahui, maksudnya dengan memadukan pengetahuan umum


yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja secara mendalam pada
sejumlah kecil mata pelajaran. Ini juga berarti belajar untuk belajar,
sehingga memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan pendidikan
yang disediakan sepanjang hayat. (Taniredja, 2016).

2. Learning to Do (Belajar Untuk Melakukan Sesuatu)

Learning to do merupakan konsekuensi dari Learning to know. (Kodir,


2011). Learning to do lebih ditekankan pada bagaimana mengajarkan anak
didik untuk mempraktekkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya dan
dapat mengadaptasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperolehnya
tersebut dengan pekerjaan-pekerjaan di masa depan. Pendidikan membekali
manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil
berbuat/ mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang
bermakna bagi kehidupan. Sasaran dari pilar kedua ini adalah kemampuan
kerja generasi muda untuk mendukung dan memasuki ekonomi industry
(Soedijarto, 2010).

Melalui pilar kedua ini, dimungkinkan mampu mencetak generasi muda


yang intelligent dalam bekerja dan mempunyai kemampuan untuk
berinovasi. Sekolah sebagai masyarakat belajar hendaknya memfasilitasi
siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat
dan minatnya agar Learning to do dapat terealisasi. (Efendi, 2015).

3. Learning to Live Together (Belajar Hidup Bersama)

Learning to live together, pada dasarnya adalah mengajarkan, melatih dan


membimbing peserta didik agar mereka dapat menciptakan hubungan
melalui komunikasi yang baik, menjauhi prasangka-prasangka buruk

4
terhadap orang lain serta menjauhi dan menghindari terjadinya perselisihan
dan konflik.

Learning to live together ini mengajarkan seseorang untuk hidup


bermasyarakat dan menjadi manusia berpendidikan yang bermanfaat baik
bagi diri sendiri dan masyarakatnya maupun bagi seluruh umat manusia.
(Kodir, 2011).

Belajar hidup bersama, dengan jalan mengembangkan pengertian akan


orang-orang lain dan kesadaran atas interdependensi, melaksanakan
proyekproyek bersama dan belajar mengelola perselisihan, semangat
menghormati nilainilai kemajemukan, saling memahami dan perdamaian.
(Taniredja, 2016).

4. Learning to Be (Belajar Menjadi Sesuatu)


Learning to be mengandung arti bahwa belajar adalah proses untuk
membentuk jati dirinya sendiri. Oleh karena itu, pendidik harus berusaha
memfasilitasi peserta didik agar belajar mengaktualisasikan dirinya sendiri
sebagai individu yang berkepribadian utuh dan bertanggung jawab sebagai
individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. (Efendi, 2015).
Tujuan perkembangan adalah pemenuhan diri manusia seutuhnya di dalam
kekayaan kepribadiannya, kerumitan dalam bentuk-bentuk
pengungkapannya dan berbagai komitmennya sebagai perorangan, anggota
keluarga dan masyarakat, warga negara dan produsen, penemu teknik-teknik
dan pemimpin yang arif.
Menurut UNESCO dalam Tukiran Taniredja, pada buku Guru yang
Profesional, belajar menjadi seseorang, sehingga dapat mengembangkan
kepribadian lebih baik dan mampu bertindak otonomi, membuat
pertimbangan dan rasa tanggung jawab pribadi yang semakin besar. Dalam
hubungan ini, pendidikan tidak boleh memandang remeh dalam suatu aspek
pun dari potensi seseorang yang berupa: ingatan, penalaran, rasa estetika,
kemampuan fisik dan keterampilan berkomunikasi. (Taniredja, 2016).

5
C. Implikasi pilar pendidikan

1. Learning to Know (Belajar Mengetahui)

Guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas
dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan
gurulah tunas-tunas bangsa ini terbentuk sikap dan moralitasnya,
sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk anak negeri ini di
masa yang akan datang.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan


kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab
itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama
dalam meningkatkan kemampuan belajar bagi siswanya, dan
memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-
perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik
guru dalam mengelola proses belajar-mengajar. Guru bisa dikatakan
unggul dan profesional bila mampu mengembangkan kompetensi
individunya dan tidak banyak bergantung pada orang lain.

2. Learning to Do (Belajar Melakukan Sesuatu)

Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar hendaknya


memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan ketrampilan yang
dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to do” dapat
terealisasi. Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Sedangkan minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Meskipun bakat dan
minat anak dipengaruhi factor keturunan namun tumbuh dan
berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan.

3. Learning to Live Together (Belajar Hidup Bersama)

Learning to know merupakan instrumen pemahaman akan diri


sendiri dan orang lain, serta wawasan untuk dapat belajar hidup

6
kebersamaan. Learning to do memungkinkan pembelajar untuk
mengaplikasikan pemahamannya dan bertindak secara kreatif terhadap
lingkungan sehingga tercapai kehidupan kebersamaan yang damai,
learning to be menggaris bawahi dimensi penting dalam
pengembangan hubungan sosial manusia yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan kebersamaan. Learning to live
together menjadi penting khususnya menghadapi dunia yang penuh
konflik dan banyaknya pelanggaran akan hak-hak asasi manusia.

Pilar ini sekaligus juga menjadi pembenar pentingnya pendidikan


multikultur yang berupaya untuk mengkondisikan supaya peserta didik
mempunyai kemampuan untuk bersikap toleran terhadap orang
lain,menghargai orang lain, menghormati orang lain dan sekaligus
yang bersangkutan mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya serta
orang lain.

4. Learning to Be (Belajar Menjadi Sesuatu)

Konsep learning to be, perlu dihayati oleh praktisi pendidikan


untuk melatih siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Kepercayaan merupakan modal utama bagi siswa untuk hidup dalam
masyarakat. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan
bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be) Atika, 2010).
Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap
kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan
kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang
berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapain aktualisasi diri.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

7
Pilar pendidikan adalah penopang atau penunjang dari suatu kegiatan
usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahklaq mulia serta keterampilan yang diperlukan.
Ada 4 pilar-pilar pendidikan universal yang dirumuskan oleh UNESCO
(Geremeck, 1986) yaitu, belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar
untuk melakukan (learning to do), belajar menjadi (learning to be), belajar dengan
berkerjasama (learning to live together) merupakan kebutuhan mendasar bagi
setiap peserta didik.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
kuantitasdan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru
harus memikirkan dan membuat perencanaan secara saksama dalam
meningkatkan kemampuan belajar bagi siswanya, dan memperbaiki kualitas
mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian
kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar-mengajar.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar hendaknya memfasilitasi
siswanya untuk mengaktualisasikan ketrampilan yang dimiliki, serta bakat dan
minatnya agar “Learning to do” dapat terealisasi. Meskipun bakat dan minat anak
dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat
juga bergantung pada lingkungan.
Keempat pilar ini merupakan misi dan tanggung jawab yang harus
diemban oleh pendidikan. Melalui kegiatan belajar mengetahui, belajar
melakukan sesuatu, belajar hidup bersama dan belajar menjadi sesuatu yang
didasari keinginan secara sungguh-sungguh maka akan semakin luas wawasan
seseorang tentang pengetahuan, tentang nilai-nilai positif, tentang orang lain serta
tentang berbagai dinamika perubahan yang terjadi. Ke semuanya ini diharapkan
menjadi modal fundamental bagi seseorang untuk mampu mengarahkan dirinya
dalam berperilaku positif berpijak pada nilai-nilai yang dia yakini kebenarannya,
dan pada gilirannya akan semakin terbuka pikiran untuk melihat fakta-fakta yang

8
benar dan yang salah, sesuatu tindakan yang sesungguhnya merugikan ataupun
membawa kemajuan bagi diri dan orang lain.
Dalam kaitan ini adalah tugas pendidikan untuk memberikan pengetahuan
dan kesadaran bahwa hakekat manusia adalah beragam tetapi dalam keragaman
tersebut terdapat persamaan. Itulah sebabnya Learning to live together menjadi
pilar belajar yang penting untuk menanamkan jiwa perdamaian.
.

9
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, A., Ahiri, A., & Haq, E. (2014). Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Syafril, & Zen, Z. (2007). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
Depok: Kencana.
UUD 1945 No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kodir, A. (2011). Strategi Belajar Mengajar.
Banfung: CV Pustaka Setia.
Efendi, D. (2015). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.
Padang: Universitas Negeri Padang.
Taniredja, T. (2016). Guru yang Profesional. Bandung: Alfabeta.

10

Anda mungkin juga menyukai