Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BK KELOMPOK

“TEKNIK-TEKNIK KELOMPOK: SOSIODRAMA, BIBLIOEDUKASI,


SINEMAEDUKASI DAN ART THERAPY”

Disusun oleh:

Kelompok 5

Alfina Damayanti 2010123320008

Nor Lailaturrasyidah 2010123320006

Puji Rahayu 2010123220012

Rida Maulidia 2010123220008

Salsa Bila Fitriyani Refansyah 2010123120010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

BANJARMASIN

2022
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................1


B. Rumusan Penulisan ........................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................2
D. Manfaat Penulisan ..........................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................3

A. Teknik Sosiodrama .........................................................................3


B. Teknik Biblioedukasi .......................................................................6
C. Teknik Sinemaedukasi ....................................................................9
D. Teknik Art Therapy ........................................................................12

BAB III PENUTUP ....................................................................................16

A. Kesimpulan ...................................................................................16
B. Saran ............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................17

LAMPIRAN ...............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.Tujuan
pendidikan secara umum adalah menyediakan lingkungan yang
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal,sehingga ia dapat mewujudkan
dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan
pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan siswa ke
arah terbentuknya manusia seutuhnya.Oleh karena itu sekolah di
samping menyajikan kurikulum yang menyangkut ilmu,teknologi,dan
seni,juga menyelenggarakan kegiatan pembinaan kesiswaan. Salah
satu bentuknya adalah layanan bimbingan konseling. Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan untuk
memberikan bantuan kepada siswa untuk mengenal dan
memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, membuat
alternatif pilihan dan mengambil keputusan dalam pemecahan
masalahnya secara lebih tepat dalam rangka menuntaskan tugas-
tugas perkembangan serta mewujudkan dirinya secara optimal.
Sehingga dalam dunia bimbingan konseling, dikenal
beberapa teknik konseling diantaranya teknik sosiodrama,
biblioedukasi, sinemaedukasi, dan art therapy yang dapat
membantu siswa dalam mengembangkan dan pemecahan masalah
mereka.

B. Rumusan Penulisan
1. Apa dan bagaimana pengertian, tujuan, kelebihan dan
kelemahan serta penerapan teknik sosiodrama?

1
2. Apa dan bagaimana pengertian, tujuan, kelebihan dan
kelemahan serta penerapan teknik biblioedukasi?
3. Apa dan bagaimana pengertian, tujuan, kelebihan dan
kelemahan serta penerapan teknik sinemaedukasi?
4. Apa dan bagaimana pengertian, tujuan, kelebihan dan
kelemahan serta penerapan teknik art therapy?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendefinisikan dan menjelaskan pengertian, tujuan, kelebihan
dan kelemahan serta cara penerapan teknik sosiodrama.
2. Mendefinisikan dan menjelaskan pengertian, tujuan, kelebihan
dan kelemahan serta cara penerapan teknik biblioedukasi.
3. Mendefinisikan dan menjelaskan pengertian, tujuan, kelebihan
dan kelemahan serta cara penerapan teknik sinemaedukasi.
4. Mendefinisikan dan menjelaskan pengertian, tujuan, kelebihan
dan kelemahan serta cara penerapan teknik art therapy.

D. Manfaat Penulisan
Secara praktis makalah ini diharapkan membantu
memberikan informasi kepada mahasiswa, dosen, konselor maupun
pembaca lainnya untuk lebih memahami serta mengetahui teknik-
teknik kelompok.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teknik Sosiodrama
a. Pengertian Teknik Sosiodrama
Sosiodrama terdiri dari dua suku kata "Sosio" yang artinya
masyarakat, dan "drama" yang artinya keadaan seseorang atau
peristiwa yang dialami orang sifat dan tingkah lakunya,
hubungan seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain
dan sebagainya. Metode sosiodrama adalah suatu metode
mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid
untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti
terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
Teknik ini dapat digunakan atau dilakukan oleh seorang
konselor untuk melatih keterampilan keterampilan hidup, salah
satunya adalah keterampilan mengelola emosi siswa dengan
cara membimbing siswa untuk mempraktekan peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian dalam hubungan sosial atau
interaksi yang dikemas dalam bentuk pelaksanaan sosiodrama .
Sosiodrama merupakan teknik permainan peran (role playing)
yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul
dalam hubungan antara manusia. Siswa dapat memahami
berbagai jenis emosi. (Rahmi, 2021).
Teknik sosiodrama yang digunakan untuk mengekspresikan
berbagai jenis perasaan yang menekan konseli (terutama
perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang
didramatisasikan sehingga konseli dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan maupun
melalui gerakan-gerakan yang didramatisir. Teknik ini dilakukan
untuk melatih perilaku verbal dan nonverbal yang diharapkan
dari siswa. Dengan teknik ini diperlukan oleh seorang konselor
yang ahli dalam bidang bahasa. (Syahrul, 2020).

3
b. Tujuan Teknik Sosiodrama
Menurut Romlah, Tatiek (2013 104) sosiodrama adalah
permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah
sosial yang tumbul dalam hubungan antar manusia. Sosiodrama
dipandang sebagai salah satu teknik yang tepat untuk
mengurangi perilaku agresif karena memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memerankan peran tertentu dari situasi
masalah sosial dan mengajarkan cara-cara bertingkah laku
dalam hubungan antara sesama manusia sehingga siswa dapat
merasakan secara langsung pengalaman yang didapatkan
melalui perannya. Melalu keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses permainan peranan siswa dapat mengembangkan
pengertian-pengertian baru dan mempraktikkan keterampilan-
keterampilan baru (Corsini dalam Romlah, 2013 99). (Winarlin,
2016).
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode
sosiodrama menurut Djamarah (2002) adalah sebagai berikut:
a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan
orang lain
b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c) Dapat belajar bagaimana mangambil keputusan dalam
situasi kelompok secara spontan
d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan
masalah
Menurut Ramayulis (2005), bahwa tujuan tujuan dan
sosiodrama adalah sebagai berikut:
a) Memahami perasaan orang lain
b) Membagi tanggung jawab dan memikulnya
c) Menghargai pendapat orang lain
d) Mengambil keputusan dalam kelompok
e) Memperbaiki hubungan sosial,
f) Mengenali nilai nilai dan sikap sikap
g) Menanggulangi atau memperbaiki sikap sikap yang
salah

4
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan
dan penggunakan metode sosiodrama untuk siswa adalah
memiliki simpati dan empati pada siswa ketika berhubungan
dengan lingkungan disekitarnya dan mampu berpikir cepat
dalam memecahkan masalah.

c. Penerapan Teknik Sosiodrama


Dalam penerapan teknik sosiodrama, ada beberapa hal
yang harus perhatikan agar proses pelaksanaan sosiodrama
dapat berjalan dengan baik. Langkah langkah yang di tempuh
dalam metode sosiodrama menurut Mudasir (2012) adalah:
a. Guru menerangkan terlebih dahulu teknik
pelaksanaannya, dan menentukan di antara siswa yang
tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara
sederhana di mainkan di depan kelas.
b. Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan
dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar
belakang cerita yang akan di pentaskan tersebut
c. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat di
lakukan sedemikian rupa
d. Setelah sosiodrama itu dalam puncak klimaks maka guru
dapat menghentikan drama Hal ini dimaksudkan agar
kemungkinan kemungkinan pemecahan masalah dapat
di selasaikan secara umum. schingga penonton ada
kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama
yang di mainkan. Sosiodrama dapat pula di hentikan bila
menemui jalan buntu.
e. Guru dan siswa dapat memberikan komentar kesimpulan
atau berupa catatan jalannya sosiodrama untuk
perbaikan perbaikan
Sedangkan menurut Djamarah dan Zam (2002) ada
beberapa petunjuk dalam menggunakan teknik sosiodrama:
a. Tetapkan dahulu masalah-masalah social yang menarik
perhatian siswa untuk dibahas

5
b. Ceritakan kepada kelas mengenai masalah masalah
dalam konteks cerita tersebut
c. Tetapkan siswa yang dapat atau bersedia untuk
memainkan peranannya di depan kelas Jelaskan kepada
pendengar mengenai peranan mereka pada waktu
sosiodrama sedang berlangsung
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka
pada waktu sosiodrama sedang berlangsung
e. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding
beberapa menit sebelum mereka memainkan
peranannya
f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan
mencapai ketegangan
g. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-
sama memecahkan persoalan yang ada pada soodrat
tersebut
h. Menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai hahan
pertimbangan lebih lanjut. (Ardiana, 2021).

d. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Sosiodrama


a) Kelebihan
 dapat melatih inisiatif dan kreativitas peserta didik,
 dapat melatih jiwa kooperatif,
 dapat melatih bahasa lisan peserta didik menjadi bahasa
yang baik agar mudah dipahami orang lain
b) Kekurangan
 Sebagian besar peserta didik yang tidak ikut bermain
drama menjadi kurang aktif,
 banyak memakan waktu, baik waktu persiapan maupun
waktu pelaksanaan pertunjukan,
 kelas lain sering terganggu oleh suara para pemain dan
penonton yang terkadang bertepuk tangan dan
berprilaku lainnya.

B. Teknik Biblioedukasi

6
a. Pengertian Teknik Biblioedukasi
Biblio edukasi adalah teknik dalam Bimbingan Konseling
menggunakan bahan bacaan, dalam penelitian ini
menggunakan cerpen. Teknik ini pada dasarnya adalah
modifikasi dari biblio-terapi, dimana bibli-edukasi berorientasi
pada pencegahan dan perkembangan konseli.
Biblio-terapi itu sendiri bersal dari bahasa Yunani, Biblion
berarti buku atau bahan bacaan, sementara therapeia artinya
penyembuhaan. Jadi, biblioterapi dapat dimaknai sebagai upaya
penyembuhan lewat buku. Bahan bacaan berfungsi untuk
mengalihkan orientasi dan memberikan pandangan-pandangan
yang positif sehingga menggugah kesadaran penderita untuk
bangkit menata hidupnya. Kemudian Biblio-terapi dibedakan
menjadi dua jenis yaitu ‘’ Biblio-terapi perkembangan’’ dan ‘’
Biblio-terapi klinis’’. Biblio-terapi perkembangan merupakan
personalisasi literatur yang bertujuan untuk memenuhi
kehidupan normal yang sedang berjalan. Sedangkan Biblio-
terapi klinis merupakan cara intervensi dalam membantu orang
yang sangat bermaslah dengan emosional dan perilaku yang
mungkin terjadi.
Seiring dengan perkembangan waktu dan melihat keefektifan
dari penggunan bbio-terapi, teknik ini terus berkembang ke
bibio-konseling dan kemudian berkembang menjadi bibio-
edukasi. Dimana bibio-edukasi ini adalah bahan bacaan yang
bersifat mendidik dan dengan tampilan yang menarik untuk
dibaca.

b. Tujuan Teknik Biblioedukasi


Tujuan biblioedukasi pada dasarnya sama dengan tujuan
tujuan bimbingan yaitu membantu individu agar dapat
membantu dirinya sendiri. Melalui biblioedukasi diberikan
infomasi yang dibutuhkan atau sesuai dengan nilai dan karakter
yang dibangun. tujuan biblioterapi yang paling umum adalah
untuk menumbuhkan wawasan pribadi dan pemahaman diri di
antara anak-anak dan remaja yang membaca. Nilai- nilai bibio-

7
terapi mencakup kesempatan untuk belajar mengenal diri
sendiri dengan lebih baik, memahami perilaku manusia dan
menemukan minat di luar diri.

c. Penerapan Teknik Biblioedukasi


1) Awali dengan motivasi. konselor dapat memberikan
kegiatan pendahuluan, seperti permainan atau bermain
peran, yang dapat memotivasi peserta untuk terlibat
secara aktif dalam kegiatan konselingi.
2) Berikan waktu yang cukup. konselor mengajak peserta
untuk membaca bahan-bahan bacaan yang telah
disiapkan hingga selesai. Yakinkan, anakanak telah
akrab dengan bahan-bahan bacaan yang disediakan
3) Lakukan inkubasi. konselor memberikan waktu pada
peserta untuk merenungkan materi yang baru saja
mereka baca
4) Tindak lanjut. Sebaiknya tindak lanjut dilakukan dengan
metode diskusi. Lewat diskusi peserta mendapatkan
ruang untuk saling bertukar pandangan sehingga
memunculkan gagasan baru. Lalu, terapis membantu
peserta untuk merealisasikan pengetahuan itu dalam
hidupnya.
5) Evaluasi. Sebaiknya evaluasi dilakukan secara mandiri
oleh peserta. Hal ini memancing peserta untuk
memperoleh kesimpulan yang tuntas dan memahami arti
peengalaman yang dialami.

d. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Biblioedukasi


 Kelebihan
Lewat membaca seseorang bisa mengenali dirinya.
Informasi dan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
membaca menjadi masukan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi seseorang. Saat membaca,
pembaca menginterpretasi jalan pikiran penulis,

8
menerjemahkan simbol dan huruf kedalam kata dan
kalimat yang memiliki makna tertentu, seperti rasa haru
dan simpati. Perasaan ini dapat “membersihkan diri” dan
mendorong sesorang untuk berperilaku lebih positif.
 Kekurangan
Meskipun biblioedukasi mendorong perubahan
secara individual, hal ini hanya digunakan terbatas pada
saat di mana krisis hadir. Bagaimanapun itu bukan obat
yang menghilangkan semua masalah psikologis yang
telah mengakar secara mendalam. Masalah-masalah
mendalam yang terbaik dilayani melalui intervensi terapi
lebih intensif. Konseli usia anak-anak mungkin belum
bisa melihat diri lewat cermin sastra dan literatur pun
bisa sebatas untuk tujuan melarikan diri saja. Lainnya
mungkin cenderung untuk merasionalisasi masalah
mereka daripada yang mereka hadapi. Namun orang lain
mungkin tidak dapat mentransfer wawasan ke dalam
kehidupan nyata. Namun, pengalaman ini mengganti
dengan karakter sastra terbukti membantu banyak
konseli.

C. Teknik Sinemaedukasi
a. Pengertian Teknik Sinemaedukasi
Teknik sinema edukasi adalah teknik konseling dimana
menggunakan film atau sinema dalam menyampaikan materi.
Film menggunakan gambar bergerak untuk membangkitkan
memori, menunjukkan perilaku, membangkitkan emosi, dan
memunculkan persepsi bagi penonton. Persepsi itu
dihubungkan dengan kehidupan nyata yang dinamis (Packer,
2007). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Sinema
edukasi adalah teknik terapi yang inovatif yang menggunakan
media film dalam pembelajaran sehingga memunculkan reaksi
emosional, serta sebagai sarana untuk pengembangan ide baru
yang dihasilkan melalui pemahaman individu yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata.

9
b. Tujuan Teknik Sinemaedukasi
Teknik konseling sinemaedukasi menggunakan gambar
bergerak bertujuan untuk membangkitkan memori, menunjukkan
perilaku, membangkitkan emosi, dan memunculkan persepsi
bagi penonton.

c. Penerapan Teknik Sinemaedukasi


Langkah-langkah pelaksanaan sinema edukasi menurut
Handriani,dkk (2015) :
1. Pembentukan rappor
Tujuan dari pembentukan rappor ini agar membuat siswa
atau konseli merasa nyaman mengikuti kegiatan bimbingan dan
konseling yang menyertakan video edukasi.
2. Assesment,

Bertujuan mengidentifikasi dan merumuskan film yang


berhubungan dengan masalah yang dialami.

3. Preperation (persiapan),

Bertujuan menyatakan tujuan serta memberi pemahaman


dan motivasi tentang tema dalam film atau video.

4. Pemberian stimulan berbentuk film.

Stimulan untuk video edukasi berbentuk film yang sesuai


dengan permasalahan siswa atau aspek psikologis yang
dikembangkan, dan usia siswa.

5. Implementation (Pelaksanaan)

Bertujuan mengembangkan pengetahuan atau pemahaman


klien tentang tema atau video

6. Self reflection (refleksi diri)

Bertujuan merefleksikan diri dari film atau video yang


ditonton. Refleksi merupakan proses menelaah secara kritis
tokoh-tokoh dan peristiwa yang terjadi di dalam video tersebut.

10
Refleksi dan diskusi sangat penting karena merupakan proses
penumbuhan kesadaran akan aspek psikologis yang
dikembangkan.

7. Pengembangan komitmen.

Langkah pengembangan komitmen dipandu dengan


pertanyaan yang terkait dengan pemahaman isi video,
pertanyaan kritis atau refleksi yang berkaitan dengan
penempatan diri pada posisi tokoh, dan bukan pertanyaan
dengan jawaban salah dan benar tetapi jawaban yang dapat
membuat siswa mengungkapkan jati diri.

8. Uji coba komitmen

Bila kegiatan dilakukan dalam kelompok, setiap siswa perlu


diberikan kesempatan untuk mengemukakan jawaban atau
pendapat.

d. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Sinemaedukasi


 Kelebihan
Menurut Sulaeman (1981:28) menjelaskan bahwa
karakteristik media audio visual diantaranya memiliki
kelebihan yaitu :
1. Selain bergerak dan bersuara, film dapat
menggambarkan suatu proses.
2. Dapat menimbulkan kesan tentang ruang dan waktu.
3. Tiga dimensional dalam penggambarannya.
4. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita
pada gambar dalam bentuk impresi yang murni.
5. Jika film itu suatu pelajaran, dapat menyampaikan
suara seorang ahli dan sekaligus memperlihatkan
penampilannya.
6. Kalau film itu berwarna, jika autentik dapat
menambahkan realitas kepada medium yang sudah
realistis itu.
7. Dapat menggambarkan teori sains dengan teknik
animasi.

11
 Kekurangan
Di samping memiliki kelebihan, media audio visual
dalam hal ini film juga memiliki kekurangan sesuai yang
dijelaskan oleh Arsyad (2002:50) diantaranya :
1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan
keterangan-keterangan yang diucapkan selagi film
diputar.
2. Jalan film terlalu cepat, tidak semua orang dapat
mengikutinya dengan baik.
3. Apa yang sudah lewat tidak dapat diulang kalau ada
bagian film yang harus mendapat perhatian kembali.

D. Teknik Art Therapy


a. Pengertian Teknik Art Therapy
Art therapy adalah seni terapi yang mendefinisikan seni
sebagai alat yang ampuh dalam berkomunikasi. Sekarang
diakui secara luas bahwa ekspresi seni adalah cara
untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan yang terlalu
menyakitkan secara visual untuk dimasukkan dalam kata-
kata. Art Therapy juga dapat untuk membantu semua orang
dalam berbagai usia untuk mengeksplorasikan emosi dan
kepercayaan, mengurangi stres, menyelesaikan masalah
dan konflik, dan meningkatkan rasa bahagia (Malchiodi,
2003). Art therapy digunakan untuk mengekspresikan pikiran
dan perasaan individu, melalui menggambar, melukis,
ataupun mewarnai objek yang diminati sesuai dengan
perasaan atau suasana hati (Buchalter, 2004).

Art therapy secara umum diakui sebagai seni terapi untuk


mendeskripsikan aplikasi terapeutik yang memiliki nilai
terletak pada pikiran serta jari-jari klien, melepaskan
ketidaksadaran melalui ekspresi seni spontan (Edwards,
2004). Penelitian mengenai terapi seni telah banak
dilakukan dan Ini dapat menghasilkan pengetahuan baru

12
tentang disiplin, teori dan praktik art therapy, sebagai salah
satu terapi ang efektif dan inovatif untuk klien dari segala
usia. Salah satu prinsip art therapy yakni, bahwa saat
mengerjakan seni dapat melemahkan pikiran sadar dan
mengungkapkan dinamika psikologis yang sebelumnya tidak
disadari, dengan tetap menjaga privasy klien (Gilory,
2006)Rubin (2005) menjelaskan bahwa di dalam pelaksanaan
art therapy tidak membutuhkan standar yang kaku, tetapi
lebih menitikberatkan pada cara menggunakan seni yang
dapat diterima secara universal. Banyak sekali metode yang
berbeda telah diusulkan, dan bebas untuk mengadopsi
dengan tetap mempertimbangkan kondisi klien dalam
menggunakan seni itu sendiri. (Putri, 2021).

b. Tujuan Teknik Art Therapy


Tujuan Art Therapy bervariasi sesuai dengan kebutuhan
khusus individu dan dengan terapis yang menangani kasusnya.
Kebutuhan ini kemudian mungkin akan mengubah
perkembangan hubungan terapeutik.

c. Penerapan Teknik Art Therapy


Pelaksanaan art therapy group dalam sesi biasanya kurang
lebih 2 jam. Langkah-langkah pelaksanaan art therapy sebagai
berikut:
a. Pembentukan kelompok
Pembentukkan kelompok meliputi kegiatan berupa
menyepakati norma waktu, tempat, dan aturan
sederhana, seperti datang tepat waktu,terlibat dalam
proses, dan tidak merusak karya seni sendiri
maupun orang lain
b. Menyiapkan bahan-bahan seni yang dibutuhkan.
Bahan-bahan seni yang sesuai dengan tema kegiatan
dan ditata sedemikian rupa sehingga mudah dan rapi.
c. Proses menggambar atau membuat karya seni
lainnya. Fasilitator menggunakan gaya interaksi saat

13
proses membuat karya seni dimulai. Hal ini dilakukan
dengan cara menyampaikan hal-hal umum terkait
teknis kegiatan dan membiarkan siswa
mengeksplorasi sendiri.
d. Eksplanasi gambar kepada diri sendiri dan anggota
kelompok
Anggota kelompok diberikan kesempatan untuk
secara pribadi menghayati karyanya sendiri dan
memberikan arti pada dirinya sendiri. Anggota
kelompok kemudian saling memberikan arti karya
seni yang dibuat tersebut bagi kelompoknya.
e. Mengambil kesimpulan dan mengakhiri sesi.

Pelaksanaan art therapy groupd engan tema tertentu


ada tiga tahap yang harus ditempuh antara lain sebagai
berikut:

 Perkenalan atau pemanasan


 Aktivitas membuat karya seni
 Diskusi dan mengakhiri sesi
Anggota kelompok diminta untuk duduk melingkar.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil karya seninya
dan menyampaikan arti karya tersebut. Kelompok
kemudian diminta fokus pada karya seni yang
sedang ditampilkan dan memulai mendiskusikannya.
Masing-masing anggota kelompok kemudian
melakukan interpretasi berdasarkan hasil diskusi dan
pemahaman yang didapat
f. Tahap terakhir adalah mengakhiri dan mengambil
kesimpulan sesi tersebut. (Mahardika, 2017).

d. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Art Therapy


 Kelebihan
Art therapy group memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan metode lain yaitu:

14
1. Metode art therapy groupsesuai dengan minat anak.
Media kreatif salah satunya art atau seni merupakan
hal yang disukai oleh anak. Hal ini juga bermanfaat
sebagai media bagi anak untuk mengeksplorasi
dan melakukan eksperimen sederhana melalui
media seni yang kreatif dan menarik.
2. Art therapy groupyang menggunakan seting kelompok
memberikan manfaat yang baik pada intervensi yang
terkait dengan ranah sosial karena dukungan anggota
kelompok dapat menjadi kekutan tersendiri bagi
tercapainya tujuan terapi.
3. Art therapy groupsesuai digunakan untuk anak-anak
prasekolah dan sekaligus sesuai untuk seting
kelompok. Metode art therapy groupkhususnya
aktivitas menggambar, melukis, dan membuat
kolase sesuai digunakan untuk siswa prasekolah
dalam seting kegiatan kelompok. Berdasarkan
kelebihan-kelebihan dari metode art therapy
groupyang telah diungkapkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa art therapy groupmemiliki tiga
kelebihan. Kelebihan yang pertama adalah sesuai
dengan minat anak. Kelebihan yang kedua
adalah seting kelompok pada art therapy
groupmemberikan manfaat yang baik untuk
intervensi yang terkait dengan ranah sosial salah
satunya dalam mencerdaskan emosional siswa.
Kelebihan yang ketiga adalah art therapy
groupsesuai untuk anak prasekolah dan sekaligus
sesuai untuk seting kelompok. (Mahardika, 2017).

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dunia bimbingan konseling, dikenal beberapa teknik
konseling diantaranya teknik sosiodrama, biblioedukasi,
sinemaedukasi, dan art therapy. Teknik sosiodrama digunakan
untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan
konseli (terutama perasaan-perasaan negatif) melalui suatu
suasana yang didramatisasikan sehingga konseli dapat secara
bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan maupun
melalui gerakan-gerakan yang didramatisir. Biblioedukasi adalah
teknik dalam Bimbingan Konseling menggunakan bahan bacaan,
dalam penelitian ini menggunakan cerpen. Teknik sinema edukasi
adalah teknik konseling dimana menggunakan film atau sinema
dalam menyampaikan materi. Sedangkan teknik Art therapy adalah
seni terapi yang mendefinisikan seni sebagai alat untuk
mengekspresikan perasaan atau pikiran.

B. Saran
Banyak dari materi yang kurang sempurna, maka dari itu
utuk penyempurnaan lebih lanjut sebaiknya menambah lagi
referensi yang ada. Untuk konselor dapat menggunakan teknik ini
untuk memberikan layanan kepada siswanya yang dapat
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aiyuda, N. (2019). ART THERAPY. Jurnal Psikologi Islam , 148-163.

Ahmad, H., & Kurnia, D. (2017). Pengaruh Teknik Biblio Edukasi Terhadap
Rasa Rendah Diri Pada kelas XI di SMA Negri 8 Mataram. Jurnal
Realita.

Ardiana, D. P. (2021). Metode Pembelajaran Guru. Yayasan Kita Menulis.

Berlian, I. A., Nita, R. W., & Triyono. (2022). Pedoman Media Biblio
Edukasi Berbasis Identifikasi Maladjusment Konseling Rebt. Jurnal
Pendidikan dan Konseling.

Fauzi, I., & Setyawati, S. P. (2021). Sinema Edukasi Untuk Memperkuat


Perilakusopan Santun Siswa. Prosiding Konseling Kearifan
Nusantara (KKN), 1, 248-251.

Iryani, I. (2020). “Pengembangan Instrumen Teknik Sinema Edukasi Untuk


Meningkatkan Kesadaran Multikultural Siswa Kelas XI Di SMA Isen
Mulang Palangka Raya”. Skripsi. Palangka Raya: Universitas
Palangka Raya. hal. 46.

Lufri. (2020). METODOLOGI PEMBELAJARAN: STRATEGI,


PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN. Malang:
IRDH Book Publisher.

Aiyuda, N. (2019). ART THERAPY. Jurnal Psikologi Islam , 148-163.

Ardiana, D. P. (2021). Metode Pembelajaran Guru. Yayasan Kita Menulis.

Lufri. (2020). METODOLOGI PEMBELAJARAN: STRATEGI,


PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN. Malang:

17
IRDH Book Publisher.

Mahardika, B. (2017). IMPLEMENTASI METODE ART THERAPY DALAM


MENCERDASKAN EMOSIONAL SISWA. Utile: Jurnal Pendidikan,
114-124.

Putri, D. R. (2021). IMPLEMENTASI ART THERAPYUNTUK


MENINGKATKAN COPING STRESSTERKAIT PERMASALAHAN
PERKEMBANGAN DI USIA REMAJA. Jurnal Talenta Psikologi, 35-
43.

Rahmi, S. (2021). Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Syiah Kuala


University Press.

Syahrul, M. (2020). KONSELING (Teori dan Aplikasinya). Gowa: Aksara


Timur.

Winarlin, R. (2016). EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA


MELALUIBIMBINGAN KELOMPOK UNTUK
MENGURANGIPERILAKU AGRESIFVERBAL SISWA SMP. Jurnal
Kajian Bimbingan dan Konseling, 68-73.

18
LAMPIRAN

Alfina Damayanti – 2010123320008 – Membuat Powerpoint

Nor Lailaturrasyidah – 2010123320006 – Mencari Materi

Puji Rahayu – 2010123220012 – Mencari Materi

Rida Maulidia – 2010123220008 – Menyusun Makalah

Salsa Bila Fitriyani Refansyah – 2010123120010 – Mencari Materi

19

Anda mungkin juga menyukai