PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Dinda Tri Ananda Kardiwan
1800001052
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................5
C. Pembatasan Masalah....................................................................................5
D. Rumusan Masalah........................................................................................5
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
F. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
A. Landasan Teori.............................................................................................7
1. Perilaku Santun......................................................................................7
a. Pengertian Perilaku............................................................................7
d. Pengertian Sosiodrama.....................................................................19
ii
e. Tujuan Sosiodrama..........................................................................19
C. Kerangka Pikir...........................................................................................25
D. Hipotesis Penelitian....................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
rukun, saling mengayomi, saling membantu dan selalu santun dalam berbahasa
(Akbar, M.H., & Sariyati, 2017). Wilayah kabupaten Purwakarta yang terletak di
Jawa Barat ini sebagian besar penduduknya berasal dari Sunda dan beberapa
masyarakat pedagang yang berasal dari etnis Tionghoa dan Arab. Masyarakat
Sunda sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, hal tersebut yang menjadi
masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang murah hati dan baik terhadap
sesama, terutama pada orang yang lebih tua (Hidayat & Hafiar, 2019). Salah satu
menggunakan bahasa yang santun maka orang tersebut merupakan pribadi yang
santun, begitu juga sebaliknya apabila seseorang menggunakan bahasa yang kasar
psikis yang sangat cepat dan dapat mengganggu kestabilan kepribadian siswa.
1
Terdapat beberapa fenomena yang dimana remaja kurang dalam berbahasa santun,
terutama remaja yang duduk di bangku sekolah menengah berbicara kasar dan
jorok dihadapan orang tua dan guru. Selain itu terdapat beberapa remaja yang
ketika berpapasan dengan gurunya tidak menyapa. Maka dari itu perlu adanya
Perilaku santun dapat diartikan sebuah peraturan hidup yang timbul karena
oleh tiga faktor, yaitu faktor orangtua yang berpengaruh besar terhadap perilaku
sekolah dimana guru dan teman sebaya hendaknya bersikap sehingga dapat
banyak siswa yang kurang santun dalam bertutur sapa dengan guru dan orang
yang lebih tua. Tidak sedikit siswa menggunakan bahasa yang kurang baik, dan
sering sekali menggunakan kata yang kasar bahkan mengandung unsur SARA.
Hal tersebut dikarenakan pengaruh dari lingkungan rumah dan keluarga. Banyak
orangtua yang terlalu mendiamkan anaknya dikarenakan sibuk bekerja dan broken
2
home. Selain itu, perilaku yang kurang santun ini dipengaruhi oleh jaringan
internet yang luas, seperti penggunaan media sosial yang berdampak pada
media sosial yang terlalu sering akan membuat siswa tidak peduli dengan
dengan keras; (2) berkata kotor; (3) menyela pembicaraan. Sedangkan perilaku
santun dalam pandangan (Kurnia et al., 2020) terdapat 4 indikator, yakni : (1)
menghormati orang yang lebih tua; (2) menerima sesuatu dengan tangan kanan;
(3) tidak berkata kotor, kasar, dan sombong; (4) tidak meludah di sembarang
tempat. Beberapa temuan hasil riset mengenai indikator perilaku santun dan tidak
santun patut menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satu pihak strategis yang
bertanggungjawab atas perilaku santun ini ialah guru bimbingan dan konseling.
Salah satu tugas guru Bimbingan dan Konseling yaitu sebagai wadah
yang diangkat adalah para siswa SMKN 1 Purwakarta. Terdapat beberapa upaya
3
Penelitian ini menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik
peran yang dimana permasalahannya dapat timbul dari orang-orang sekitar, dan
juga termasuk permasalahan yang sering dialami dalam pergaulan sosial. Teknik
sosiodrama dapat dijadikan sebuah alat dalam membantu siswa yang berperilaku
penelitian yang dilakukan (Utomo, D.P., Masturi, M., & Mahardika, 2021)
perilaku santun remaja. Selanjutnya, pada penelitian (Muzaki & Casmini, 2020)
4
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
Purwakarta.”
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka
C. Pembatasan Masalah
siswa.
D. Rumusan Masalah
pada penelitian ini, yakni “Apakah perilaku santun Siswa SMKN 1 Purwakarta
sosiodrama?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan pada penelitian ini untuk
5
sosiodrama dalam mengembangkan perilaku santun siswa kelas XI SMKN 1
Purwakarta.
F. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan guru dapat menjadi panduan
6
BAB II
A. Landasan Teori
1. Perilaku Santun
a. Pengertian Perilaku
perilaku seseorang yang baik dalam budi bahasa dan tingkah lakunya.
(Faridah et al., 2016) perilaku santun adalah bagian dari perilaku yang
7
berupa pengungkapan dari moral seseorang. Maka dari itu kesantunan
tindakan untuk menjaga perasaan orang lain melalui ucapan dan tindakan
tertulis, yang dimana norma tersebut adalah yang mengatur bagaimana kita
dan tindakan.
tingkah laku yang baik, berpakaian sesuai dengan aturan yang berlaku,
8
orang yang santun. Apabila ia melaksanakan kebijaksanaannya
dengan baik ia akan terhindarkan dari sifat iri, dengki, dan sifat
9
Dari beberapa aspek perilaku santun yang telah dipaparkan dapat
lain; (d) rendah hati; (e) kemufakatan; dan (f) memiliki rasa simpati.
10
Ketika seseorang sedang berbicara, alangkah baik kita
santun.
lain.
mengucapkan salam.
11
Apabila seseorang akan memasuki ruangan alangkah baiknya
menghormati orang yang lebih tua; (b) tidak berkata kotor, kasar, dan
dan hadiah dari orang lain; (f) bersikap 3S; dan (g) meminta izin ketika
12
Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
siswa. Perilaku santun dapat dilakukan dimana dan kapan saja, sesuai
lingkungan yang baik. Seorang anak pasti akan mencontoh perilaku dari
orang tua. Orang tua merupakan role model bagi anak-anaknya, sedangkan
anak merupakan peniru yang unggul. Maka dari itu, peran orang tua sangat
13
melakukan kesalahan mengucapkan maaf. Upaya tersebut dapat
kasih, tolong, dan maaf anak akan terbiasa untuk menghargai orang lain,
14
perkembangan siswa yang menjadi peserta layanan bimbingan kelompok
didik dapat menjadi lebih yakin pada diri masing-masing (Amri et al.,
kelompok dibagi dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan bimbingan
15
bimbingan kelompok secara khusus adalah untuk melatih anggota
kelompok yang lain, dapat melatih anggota kelompok untuk terbuka dalam
kelompok, dapat saling akrab dengan anggota kelompok lain, serta dapat
akrab dan dapat memahami dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.
b) Membentuk kelompok
c) Menyusun jadwal
e) Menetapkan fasilitas
16
a) Membicarakan rencana layanan
c) Menyelenggarakan layanan
a) Menetapkan norma
b) Melakukan analisis
c) Menafsirkan analisis
a) Menyusun laporan
yaitu:
17
1) Tahap I : Pembentukan
2) Tahap II : Peralihan
4) Tahap IV : Pengakhiran
pembentukan dan inti, dimana kegiatan pada tahapan ini sebagai berikut :
utama yang dilakukan adalah hasil yang dicapai dalam kegiatan bimbingan
(Tohirin, 2014).
18
Dari tahapan-tahapan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
d. Pengertian Sosiodrama
hubungan sosial (Aini, N., Sugiharto, D.Y.P., & Sutoyo, 2014). Dari
adalah salah satu teknik dalam layanan bimbingan kelompok yang dimana
konflik sosial.
e. Tujuan Sosiodrama
19
(Erma Suryani, 2013). Menurut Kellerman dalam (Kurniawan, D.E.
tingkah laku seseorang pada masalah sosialnya agar siswa dapat belajar
memecahkan masalah.
Dari beberapa tujuan yang telah dipaparkan dari beberapa para ahli
untuk memilih peran yang ingin mereka mainkan. Selain itu, siswa
santun siswa terhambat. Akhir dari kegiatan sosiodrama ini siswa mampu
20
ide baru mengenai bagaimana orang lain bereaksi terhadap perilaku yang
Utaminingsih, 2014).
sosiodrama
memainkan sosiodrama
permasalahan yang sama dari seseorang dalam bentuk buku dan dalam
yang sudah dilakukan. Hasil penelitian ini nantinya akan dijadikan sebagai
21
dalam penggunaan sosiodrama dalam mengembangkan perilaku santun
22
pada Tahun 2018, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universtas
digunakan oleh orang tua dalam menanamkan sopan santun pada anak
Santun Anak” ditulis oleh Siti Nur Fatimah pada tahun 2019, Fakultas
23
perilaku santun anak, dengan dibuktikan bahwa terdapat perolehan
nilai korelasi (r hitung) sebesar 0.799 > rtabel 0.312. Dalam penelitian
(Daulay, 2020).
24
5. Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Perilaku Sopan
Sosiodrama” ditulis oleh Ita Roshita pada tahun 2015. Hasil dalam
C. Kerangka Pikir
sikap bijaksana, murah hati, rendah hati, menghargai orang lain, empati,
dan kejujuran, yang dimana peran guru sekolah sangat dibutuhkan untuk
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor orangtua yang berpengaruh besar
sikap seseorang, dan faktor sekolah dimana guru dan teman sebaya
25
Pemilihan teknik sosiodrama ini dikarenakan adanya permasalahan
perilaku santun yang baik, dan meninggalkan perilaku santun yang tidak
baik. Dalam sosiodrama ini siswa diajak untuk melakukan peran dalam
26
Layanan Bimbingan
Kelompok dengan
Perilaku Santun
Teknik Sosiodrama
(Arikunto, 2013). Terdapat dua pilihan hipotesis yang dibuat oleh peneliti
Purwakarta (Y)
28