Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Definisi kelebihan dan kelemahan metode sosiodrama

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Metode Pembelajaran Pai

Dosen Pengampu:

Dr.Zaenal Arifin, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

1. Muhammad Rizki Nafia (20200880101869)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL `ULA

NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas limpahan karunia, rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah materi Metode Pembelajaran
PAI yang bertemakan “Definisi kelebihan dan kelemahan metode sosiodrama”ini

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman gelap gulita tanpa iman dengan zaman yang terang
benderang dengan nuriman.

Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Zaenal Arifin M.Pd.I selaku dosen mata
kuliah METODE PEMBELAJARAN PAI untuk mengarahkan dalam menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik baiknya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari pembaca. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budimam.

Nglawak, 30 Mei 2022


DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................i

Kata Pengantar.............................................................................................ii

Daftar Isi ....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Pembelajaran..........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Sosiodrama..........................................................5


B. .     Langkah-langkah …………… ……………………………………… 6
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode sosiodrama……………………7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................7
B. Saran...................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kata strategi mula-mula
dipakai oleh kalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang peperangan.
Sedang dalam dunia pendidikan strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam
menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran.
Bila strategi telah ditentukan maka agar dapat mencapai suatu tujuan memerlukan cara atau
metode dalam menerapkan sebuah strategi tersebut. Banyak sekali metode pembelajaran
disekolah yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan salah satunya adalah metode
Sosiodrama dan Bermain Peran.
B.Rumusan MasalaH
1.      Apa yang dimaksud Metode Sosiodrama dan Bermain Peran?
2.      Bagaimana langkah-langkah menggunakan metode sosiodrama dan bermain peran?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama dan bermain peran?

C.     Tujuan Penulisan
Mengetahui dan menerapkan  Metode Sosiodrama dan Bermain Peran

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Metode Sosiodrama adalah metode pembelajaran dengan mendemonstrasikan cara
bertingkah laku dalam hubungan sosial, sedangkan bermain peran menekankan kenyataan
dimana anak didik diikutsertakan dalam permainan peran didalam mendemonstrasikan
masalah-masalah sosial1
Metode ini sebagai prinsip dasarnya telah diuraikan didalam Al-Qur’an di mana
banyak kita jumpai macam-macam drama dari darama cinta segitiga sampai drama cinta
sejati. Misalnya drama Habil dan Qabil, Yusuf dan Zulaikha, Adam dan Hawa, dan
sebagainya.
Dalam metode sosiodrama dan bermain peran, anak didik bisa memerankan tingkah
laku tokoh secara bebas sesuai dengan imajinasi mereka, selain itu mereka akan lebih
menghayati pelajaran yang diberikan. Unsur yang menonjol dari metode sosiodrama dan
bermain peran adalah unsur hubungan kemasyarakatan, seperti berperan sebagai pahlawan,
petani, dokter, guru, dan sebagainya.2

1 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Pembelajaran Untuk Fakultas Tarbiyah, Bandung, Pustaka Setia,
hlm 65
2 Mangun Budiyanto dan Syamsul Kurniawan, Strategi dan Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama
Islam, Yogyakarta, Griya Santri, hlm 119
Metode sosiodrama dan bermain peran bisa diterapkan pada seluruh jenjang
pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai jenjang sekolah menengah atas. Dalam
melaksanakan metode sosiodrama dan bermain peran pada jenjang kelas rendah tidak perlu
disusun suatu cerita secara khusus, guru cukup menggambarkan isi cerita secara garis besar,
kemudian kepada anak didik ditentukan peran-peran yang ada dalam cerita tersebut.
Sedaangkan pada kelas yang lebih tinggi, perlu disusun berdasarkan beberapa pertimbangan
seperti :
1.      Menentukan topik
2.      Menyusun kalimat-kalimat yang tepat
3.      Menentukan pemeran
4.      Mempelajari tugas masing-masing selanjutnya melaksanakan permainan.
Langkah-langkah tersebut dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan tujuan serta jenis
permainan.3
            Kesuksessan metode sosiodrama dan bermain peran sangat tergantung pada kualitas
permainan yang dirancang oleh sang sutradara alias guru mata pelajaran. Disamping
itu  sangan tergantung juga pada persepsi anak didik terhadap peran yng dimainkan dalam
situasi yang nyata.
            Situasi suatu masalah diperagakan secara singkat, dengan tekanan utama pada
karakter atau sifat, kemudian diikuti diskusi dengan masalah yang baru diperagakannya,
setelah itu ditentukan  secara pasti situasi masalah, mengatur para pelaku, peragaan situasi,
menghentikan permainan pada saat mencapai klimaks, menganalisa dan membahas peran
tersebut serta mengevaluasi hasilnya. Permainan peran ini bertujuan untuk memecahkan
bersama sama, disamping itu juga anak dapat memperoleh kesempatan untuk merasakan
bagaimana perasaan orang lain.4

B.     Langkah-langkah menggunakan metode sosiodrama dan bermain peran


1.      Bila metode sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru
menerangkannya terlebih dahulu tehnik pelaksanaannya.  5
2.      Guru berupaya memperkenalkan permasalahan kepada anak didik, agar mereka dapat
mempelajari dan menghayati tugas yang mereka perankan dan menggambarkan
permasalahan dengan jelas disertai dengan contoh.
3.      Guru menyediakan suatu cerita kemudian dibacakan di depan kelas berulangkali, bila arah
cerita sudah dipahami baru karya itu bisa dipentaskan.
4.      Memilih pemain, guru dan anak didik membahas karakter dari setiap pemain dan
menentukan siapa yang akan memainkannya. Dalam hal ini guru dapat memilih anak didik
disesuaikan dengan peran yang akan dibutuhkan.
5.      Menata panggung, dalam hal ini guru dan anak didik dapat menentukan dimana dan
bagaimana peran itu dimainkan, apa saja kebutuhan yang diperlukan. Penataan panggung ini
dapat dilakukan secara sederhana atau kompleks, penataan sederhana adalah hanya
membahas skenarionya saja yang menggambarkan urutan permainan peran, sedang secara
kompleks meliputi aksesoris lain seperti kostum, dekorasi, tempat dan lain-lain.
6.      Menyiapkan pengamat. Guru menunjuk beberapa orang anak didik untuk menjadi
pengamat, namun demikian pengamat disini harus terlibat aktif dalam permainan tersebut.
7.      Pementasan. Drama atau permainan peran dilaksanakan secara spontan. Jika drama dan
permainan peran sudah terlalu jauh melenceng dari alur cerita, guru dapat menghentikannya
dan segera masuk ke langkah berikutnya.

3 Mangun Budiyanto dan Syamsul Kurniawan, hlm 122-123, ibid.


4 ibid
5 Bayu Gilang Purnomo, http://Purnama-bgp.blogspot.in/2011/11/metode-sosiodrama-dan-bermain-
peran_01.html
8.      Guru bersama anak didik bersama-sama mendiskusikan, mengevaluasi drama dan
permainan peran sehingga pada pementasaan yang kedua akan lebih baik. Karena para anak
didik sudah menemukan peran yang sesuai dengan skenario yang telah disusun gurunya.
9.      Langkah berikutnya diskusi dan evaluasi kedua. Dalam pembahasan diskusi dan evaluasi
lebih diarahkan pada realitas, karena pada saat drama dan permainan peran dilakukan, banyak
peranan yang barangkali melampaui batas kenyataan, misalnya seorang anak didik
memerankan peran sebaagai pembeli, ia membeli barang dengan harga yang tidak realitis.
10.  Yang terakhir, anak didik diajak berbagi pengalaman tentang tema drama dan permainan
peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. Misalnya anak
didik akan berbagi pengalaman tentang bagaimana ia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya,
kemudian guru membahas bagaimana sebaiknya anak didik menghadapi situasi tersebut.6
C.     Kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama dan bermain peran
Kelebihan dari metode sosiodrama dan bermain peran:
1.      Melatih anak untuk mendramatiskan sesuatu serta melatih keberanian.\
2.      Metode ini dapat menarik perhatian anak didik sehingga suasana kelas menjadi hidup.
3.      Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan
berdasarkan penghayatan sendiri.
4.      Anak dilatih untuk menyusun pikirannya teratur.7
Kelemahan:
1.      Metode ini memerlukan waktu yang cukup banyak.
2.      Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
3.      Kadang-kadang anak didik tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu.
4.      Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramatisasi itu gagal.8

BAB III
PENUTUP

6 Mangun Budiyanto dan Syamsul Kurniawan, hlm.119-122, op.cit


7 ibid
8 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, hlm 66-67.op.cit
A. Kesimpulan
Metode Sosiodrama adalah metode pembelajaran dengan mendemonstrasikan cara
bertingkah laku dalam hubungan sosial, sedangkan bermain peran menekankan kenyataan
dimana anak didik diikutsertakan dalam permainan peran didalam mendemonstrasikan
masalah-masalah sosial.
Sebagaimana dapat kita maklumi bahwa mengajar merupakan usaha yang sangat
kompleks, sehingga sulit untuk menentukan tentang bagaimana mengajar yang baik itu.
Mengingat belajar adalah proses bagi anak didik untuk membangun pemahaman, maka
aktivitas pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan
hal secara lancar dan termotivasi dengan cara melibatkan anak didik secara langsung, oleh
sebab itu kemampuan pendidik dalam menciptakan intraksi juga diperlukan.
Dalam metode sosiodrama dan bermain peran, anak didik bisa memerankan tingkah
laku tokoh secara bebas sesuai dengan imajinasi mereka, selain itu mereka akan lebih
menghayati pelajaran yang diberikan. Unsur yang menonjol dari metode sosiodrama dan
bermain peran adalah unsur hubungan kemasyarakatan, seperti berperan sebagai pahlawan,
petani, dokter, guru, dan sebagainya. Tinggal bagaimana kita akan memilih metode apa yang
tepat untuk membantu anak didik itu mencapai tujuan.

B. Saran
Saran dan kritik dari pembaca sangat berguna bagi terciptanya tulisan yang lebih baik lagi
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, 2005. Strategi pembelajaran UntuK Fakultas Tarbiyah.
Bandung:Pustaka Setia.
Budiyanto, Mangun dan Syamsul Kurniawan, 2012. Strategi dan Metode Pembelajaran Dalam
Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta : Griya Santri.
Purnomo, Bayu Gilang, http://Purnama-bgp.blogspot.in/2011/11/metode-sosiodrama-dan-bermain-
peran_01.html diambil pada Minggu 23 November 2014 jam 02:00

Anda mungkin juga menyukai