Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Metode pembelajaran role playing


Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PEMBELAJARAN SKI DI SEKOLAH/MADRASAH
Dosen Pengampu:
Ahmad Izza Muttaqin.,M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 1/5E:

Muhammad Akmal Abdullah NIM 2021390101386


Mohammad Farhan Farros NIM 2021390101471

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG - BANYUWANGI
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Metode pembelajaran role playing”. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang, yakni addinul islam.

Dengan ini, kami tak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing Mata Kuliah Pembelajaran SKI Di Sekolah Madrasah yang selalu
membimbing dan memberi pengetahuan kepada kami, dan kepada kedua orang
tua kami yang selalu menyemangati kami dalam menyelesaikan tugas ini, serta
teman- teman yang juga turut berpartisipasi memberikan inovasi dalam
pembuatan tugas makalah ini.
Namun dengan keterbatasan kami dalam mata kuliah ini, dan masih
banyak penjelasan - penjelasan materi yang belum terpaparkan dalam makalah ini,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar tugas makalah ini dapat
lebih detail penjelasannya sehingga dapat menutupi kekurangan dalam tugas
makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Banyuwangi, 7 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode role playing.................................................................3
B. langkah-langkah Metode role playing.......................................................3
1. persiapan.............................................................................................3
2. instruksi..............................................................................................4
3. role playing.........................................................................................4
4. diskusi dan evaluasi............................................................................4
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing ................................... 5
D. Analisis kesesuaian metode dengan materi .............................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang


bernilai edukatif. Interaksi edukatif ini terjadi antara guru dengan siswa,
antara siswa dengan siswa lainnya serta antara siswa dengan lingkungan
disekitarnya. Interaksi ini perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Untuk terjadinya interaksi eduktif yang baik dalam proses
pembelajaran perlu diketahui berbagai persyaratan yang diperlukan seperti ;
pendekatan, metode, kondisi, sarana dan prasarana dan mengenali
perkembangan intelektual, psikologis dan biologis siswa.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan
Sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa
yang saling bertukar informasi.interaksi antara guru dan peserta didik dalam
rangka Transfer of knowlodge dan bahkan juga transfer of values, akan
senantiasa menuntut Komponen - komponen yang ada pada kegiatan proses
belajar mengajar diutamakan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan belajar bagi peserta Didik. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran, guru dituntut kreatifitasnya dalam Menciptakan pembelajaran
yang PAIKEM yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif. Kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Yang mana hal itu dapat tercapai dengan digunakannya model
pembelajaran yang tepat.
Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat dapat
meminimalisir kebosanan peserta didik terhadap cara mengajar guru sehingga
peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran dalam proses
pembelajarannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat memudahkan
siswa untuk memahami materi pelajaran adalah dengan menggunakan model
pembelajaran role playing yang selebihnya akan dibahas dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Metode pembelajaran role playing
2. Apa saja langkah - langkah Metode pembelajaran role playing

C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui pengertian metode pembelajaran role playing
2. Dapat mengetahui Apa saja langkah - langkah metode pembelajaran role
playing

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode pembelajaran role playing
Bermain peran (role playing) adalah cara menyajikan suatu bahan pelajaran
atau materi pelajaran dengan mempertunjukkan, mempertontonkan, atau
memperlihatkan suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa yang dialami orang,
cara atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Jadi dengan kata lain bermain
peran (role playing) adalah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya
peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi
sosial yang mengandung suatu problem atau masalah, agar peserta didik dapat
memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial tersebut
(Mansyur, 1996:104).
Pengertian lain dari Model bermain peran (role playing) adalah sejenis
permainan gerak yang di dalamnya terdapat tujuan, aturan, dan sekaligus
melibatkan unsur menyenangkan (Jill Hahfiel, 1986; Wahab, 2000:111). Role
playing sering kali dimaksudkan sebagai salah satu penerapan pengajaran
berdasarkan pengalaman. Role playing dirancang untuk membantu siswa
memperlajari nilai-nilai sosial yang mencerminkan dalam dirinya,
menumbuhkan rasa empati terhadap orang lain, dan mencoba untuk
mengembangkan keterampilan sosial. Maka dengan metode role playing siswa
dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri
dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru (Wahab, 2000:112).
Pada umumnya kebanyakkan siswa sekitar usia 9 tahun atau yang lebih
tua, menyenangi penggunaan strategi ini karena berkenaan dengan isu-isu
sosial dan kesempatan komunikasi interpersonal di dalam kelas. Di dalam
bermain peran, guru menerima peran noninterpersonal didalam kelas,
sedangkan siswa menerima karakter, perasaan, dan ide-ide orang lain dalam
situasi yang khusus.

B. Langkah-langkah Metode pembelajaran role playing


Dalam penerapan metode role playing ini ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan agar metode ini dapat berlangsung dengan baik, yaitu9
1. persiapan

3
bisa diartikan dengan memperkenalkan jenis cerita yang akan
diperankan oleh mereka. Guru menjelaskan beberapa watak pelaku dan
kondisi cerita sampai semua siswa paham cerita yang akan mereka
bawakan. Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan
sesuatu hal yang yang bagi semua orang perlu untuk menguasainya.
2. Instruksi
bisa dilakukan oleh guru, yakni menunjuk langsung peserta didik maupun
dengan membentuk kelompok. Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan
siswa di mana dan bagaimana peran itu akan dimainkan serta apa saja
kebutuhan yang akan diperlukan. Penataan panggung dapat dilakukan
secara sederhana, seperti membahas skenario yang menggambarkan urutan
permainan peran yaitu siapa dulu yang muncul, dan diikuti seterusnya.
Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat. Meski demikian, penting
dicatat bahwa pengamat disini juga terlibat aktif dalam permainan peran.
Untuk itu, walaupun mereka ditugaskan menjadi pengamat, guru sebaiknya
memberikan tugas peran terhadap merekan agar dapat terlibat aktif dalam
permainan peran tersebut.

3. Role playing
Permainan peran dilaksanakan secara spontan. Pada awalnya akan banyak
siswa yang masih bingung memainkan peran yang seharusnya ia lakukan.
Bahkan mungkin ada memainkan peran yang bukan perannya. Jika
permainan peran sudah jauh keluar jalur, guru dapat menghentikannya
untuk segera masuk ke langkah berikutnya. Guru dan peserta didik
mendiskusikan permainan Guru bersama siswa mendiskusikan permainan
tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Usulan
perbaikan akan muncul. Mungkin ada siswa yang meminta berganti peran.
Atau bahkan alur ceria akan sedikit berubah (nonhistoris). Apapun hasilnya
diskusi dan evaluasi tidak jadi masalah.

4. Diskusi dan evaluasi


Guru dan peserta didik mendiskusikan permainan Guru bersama siswa
mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-
peran yang dilakukan. Usulan perbaikan akan muncul. Mungkin ada siswa
yang meminta berganti peran. Atau bahkan alur ceria akan sedikit berubah
4
(nonhistoris). Apapun hasilnya diskusi dan evaluasi tidak jadi masalah.
membeli barang dengan harga yang tidak realistis. Hal ini menjadi bahan
diskusi
Guru dan siswa diajak berbagi pengalaman Guru mengajak siswa berbagi
pengalaman tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan
dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. Misalnya siswa akan berbagi
pengalaman tentang bagaimana ia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya.
Kemudian guru membahas bagaimana sebaiknya siswa menghadapi situasi
tersebut.

C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing


Dalam pengguanaan metode pembelajaran pastilah ada kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki. Kelebihan yang dimiliki metode bermain peran ini
adalah sebagai berikut:
1) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan
yang akan didramakan. sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita
secara keseluruhan, sehingga daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain
peran para anggota lainnya dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan waktu yang tersedia.
3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga akan
dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4) Kerja sama anggota kelompok dapat dibina dengan sebaik-baiknya
5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung
jawab dengan sesamanya.
6) Bahasa lisan dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami
orang lain.13

Selain memiliki kelebihan metode bermain peran atau Role playing ini
juga memiliki kekurangan, yaitu: 14
1) Metode bermain peran memerlukan waktu yang relatif banyak.
2) Memerlukan kreatifitas dan daya kreasi yang tinggi.
3) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
4) Kebanyakan siswa yang ditunjuk untuk bermain peran merasa malu
untuk memerankan suatu adegan tertentu.
5
5) Apabila pelaksanaan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik tetapi sekaligus tujuan pembelajaran
belum tercapai.
Setiap metode pembelajaran pastinya memiliki kekurangan
masingmasing,maka dari itu guru harus bisa meminimalisir hal tersebut
dengan membuat perencanaan pembelajaran secara terstruktur dan tepat

D. Analisis kesesuaian metode dengan materi


Kegiatan yang dilakukan oleh individu akan mengakibatkan
perubahanperubahan baik berupa pengetahuan maupun sikap dan keterampilan.
Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Pengertian
hasil belajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana, (2002:22) bahwa “Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya”
Pengertian hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku akibat dari proses belajar mengajar. Hasil
belajar dapat diukur melalui kegiatan penilaian. Penilaian dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau kegiatan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan
instruksional tercapai atau sejauh mana materi yang diberikan dapat dikuasai
oleh siswa. Hasil belajar dapat dilaporkan dalam bentuk nilai atau angka.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para guru hendaknya menyadari bahwa pembelajaran yang menggunakan
Metode Bermain Peran (Role Playing) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, guru hendaknya dapat menggunakan Metode Bermain Peran
(Role Playing) setiap proses pembelajaran. Dalam konteks Metode Bermain Peran
(Role Playing) guru dituntut tidak hanya memerankan diri sebagai pengajar atau
pendidik, tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 1999. Proses Belajar Mengajar Kooperatif. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru.

8
9

Anda mungkin juga menyukai