Anda di halaman 1dari 14

KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu : Nurlinda M.Pd.

Disusun Kelompok 1

Putri A 209210025
Amanda Sabrina Hana 209210026
Dewi Safitri 209210030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SYAIFUDDIN
JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah dan Hidayah Nya
sehingga penulisan makalah yang berjudul “ Konsep belajar dan pembelajaran anak
usia dini “ dapat berjalan dengan lancar. Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran Anak Usia
Dini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurlinda selaku dosen, yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis Juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dalam penyusunan
makalah ini penulis tidaklah sendiri, namun mendapat bimbingan dari berbagai
pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sehingga penulis
menerima kritik dan saran yang membangun sebagai evaluasi penulisan yang
selanjutnya. Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................2

I PENDAHULUAN..................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................4

II PEMBAHASAN....................................................................................5

A. Pengertian belajar dan pembelajaran.............................................5


B. Konsep belajar dan pembelajaran..................................................7
C. Teori belajar dan pembelajaran......................................................9

III PENUTUP............................................................................................13

A. Kesimpulan....................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................14

3
I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)
merupakan wahana untuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minat masing-masing anak. Pendidikan TK
memberikan kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu
pendidikan untuk anak TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi: aspek kognitif,
bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik. Pada kenyataannya, proses pembelajaran
anak TK masih menjadi permasalahan di Indonesia pada beberapa tahun terakhir.
Hal ini disebabkan karena pola pembelajaran yang dilaksanakan cenderung
berorientasi akademik dan menganggap bahwa konsep-konsep yang ada pada diri
anak tidak berkembang secara spontan melainkan harus ditanamkan dan diserap
oleh anak melalui perlakuan orang dewasa. Guru mengajar, anak diajar, guru
mengerti semuanya dan anak tidak tahu apa-apa, guru berpikir dan anak dipikirkan,
guru berbicara dan anak mendengarkan, guru mendisiplinkan dan anak didisiplin,
guru memilih dan mendesakkan pilihannya dan anak hanya mengikuti, guru
bertindak dan anak hanya membayangkan bertindak lewat cerita guru, guru
memilih isi program dan anak menjalaninya begitu saja, guru adalah subjek dan
anak adalah objek dari proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian belajar dan pembelajaran
2. Konsep belajar dan pembelajaran
3. Teori belajar dan pembelajaran

4
II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar,
terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa devinisi.

1. Hilgard dan bower, dalam buku therois oflearning (1975) mengemukakan .


“belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang tetrhadap
suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau
keadaaan-keadaan sesaat seseoramg (misalnya kelelahan, pengaruh orang,
dan sebagainya).
2. Gange, dalam buku the conditions of learning (1977) menyatakan bahwa :
“ belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehinnga perbuatannya
(performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengelami situasi tadi.
3. Crow dan crow (1958) merumuskan pengertian belajar sebagai perolehan
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Hal tersebut termasuk cara-
cara lain untuk melakukan suatu usaha penyesuaian diri terhadap situasi
yang baru.
4. Surya (1985) mengemukakan pengertian belajar sebagai proses usaha ynag
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.

Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah “belajar”. Kata ini,
secara efektif sudah kita kenali sejak kita bersekolah di kelompok bermain
maupun taman kanak-kanak. Dari beberapa pernyataan menurut para ahli
mengenai pengertian belajar, untuk memudahkan memahami konsep belajar
simaklah ilustrasi berikut ; ’’Gina sebelum masuk sekolah TK tingkat A, belum
bisa membaca. Di TK, ia bersama teman-temannya dikenalkan berbagai abjad
oleh ibu citra, sang guru. Dengan menggunakan alat peraga ibu citra
menunjukan kepada siswa-sisawanya huruf A sampai dengan Z. Sambil
menunjuan huruf-huruf itu, ibu citra meminta kepada siswa-siswanya
menirukan apa yang dikatakannya. Bu citra melafalkan huruf A serentak siswa-

5
siswa mengucapkan A. Seiring dengan berjalannya waktu, di akkhir tahun
ajaran, gina beserta teman-temannya dapat menlis dan membaca’’.

Belajar adalah belajar itu sendiri adalah hubungan yang dapat membuat
perubahan tingkah laku akibat adanya stimulus dan juga pengulangan yang
dilakukan oleh guru.
Adapun Pengertian pembelajarn menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Belajar menurut Aaron Quinn Sartain adalah Suatu perubahan prilaku
sebagai hasil pengalaman. Sugandi (2000:4).
2. Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru,
berkat pengalaman dan latihan. Pengertian lain belajar yaitu suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto, (2003:2).
3. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta
didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-
mengajar. Slameto, (2003:109), sedang pendidik adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang
pembangunan. Slameto. (2003:123).

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh


pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid.sehingga mengupayakan terjadinya interaksi anatara guru dan
murid. Konsep pembelajaran menurut Coey(1986:195) adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara di segaja di kelola untuk memungkinkan
ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset
khusus dari pendididkan.

Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pembelajaran yang


di ajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan keampuan
berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran
yang matang oleh guru. Jika guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga
menguasai metode pengajaran yang sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu
pada prinsip pedagogik, yaitu memahami karakteristik peserta didik. Jika
metode dalam pemelajaran tidak dikuasai , maka penyampaian materi ajar
menjadi tidak maksimal.

6
B. Konsep Belajar dan Pembelajaran

1. Konsep Belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit
(tersembunyi). Teori-teori yang di embangkan dalm teori ini meliputi teori
tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isis kurikulum, dan modul-
modul pengembangan kurikulum. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dar
kegiatan psikis dan fisik yang saling bekerja sama secara terpadu dan
konferhensif integral. Dengan demikian belajar dapat dipahami sebagai suatu
usaha atau latihan supaya mendapat kepandaian.dalam implementasinya,
belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan
keteramoilan dengan cara mengolah bahan belajar.para ahli psikologi dan guru-
guru pada umumnya memandang belajar sbagai kelakuan yang berubah,
pandangan ini memisahkan pengertian yang tegas antara pengertian proses
belajar degan kegiatan yang semata-mata bersifat hafalan.

Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu
menngunakan kemampuan pada anak-anak:

a) Kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan,


penalaran atau pikiran, terdiri darikategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaa emosi, dan reaksi-
reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori
penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi dan
pembentukan pola hidup.
c) Psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan
jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyasuaian pola gerakan, dan kreatifitas.

Belajar sebagai proses akan terarah pada tercapainya tujuan, dalam aspek ini
dapat dilihat dari pihak siswa intuk mencapai sesuatu yang berarti baginya
maupun guru sesuai dengan tujuan. Belajar merupakan komponen paling vital
dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga
tanpa proses belajar tidak pernah ada pndidikan.

Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali


materi yang telah dipelajarinya, kemudian jika telah dipelajari itu mampu
disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri. Belajar disimpulkan
terjadi bila tampak tanda-tanda bahwa perilaku manusia berubah sebagai akibat
terjadinya proses pembelajaran.

7
2. Konsep Pembelajaran
Sering dikatakan mengajar adalah mengorganisasikan aktifitas siswa
dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,
melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar agar proses
belajar lebih memadai. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang
dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau
nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk
mengetahui kemampuan dasar yang dimilki oleh siswa meliputi kemampuan
dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial
ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik
siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar
dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan
perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan
memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan
belajar. Anata belaja dan mengajar dengan pendidikan bukanlah sesuaatu yang
terpisah ataau bertentangan. Justru proses pembelajaran adalah merupakan aspek
yang terintegrasi dari proses pendidikan.

Hanya saja sudah menjai kelaziman bahwa proses pembelajaran


dipandang sebagai aspek pendidikan jika berlangsung disekolah saja. Hal ini
menunjukan bahwa proses pembelajaran merupakan proses yaang mendasar
dalam aktivitas pendidikan disekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa
memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu intraksi tindak belajar
yaitu mengalami prose untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak
mengajar yaitu membelajarkan siswa. Guru sebagai pendidik melakukan
rekayasa pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku dalam tindakan
tersebut guru menggunakan asas pendidikan maupun teori pendidikan. Guru
membuat desai instruksional, mengacu pada dessain ini para siswa menyusun
program pembelajaran dirumah dan bertanggung jawab sendiri atas jadwal
belajar yang di buatnya. Sementara itu siswa sebagai pembelajar disekolah
memilki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Siswa tersebut mengalami
perkembangan jiwa sesuai asas emansipasi dirinya menuju keutuhan dan
kemandirian.

8
C. Teori Belajar dan Pembelajaran Menurut Para Ahli
1. Teori-teori Belajar.

Setelah mengetahui definisi belajar, maka pendidik sebaiknya mengetahui dan


memahami teori-teori belajar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran.
Berikut ini dikemukakan tiga teori belajar, yaitu:

a) Teori Belajar Ilmu Jiwa Daya.


Menurut teori ini otak manusia terdiri dari bagian-bagian atas daya-daya
seperti kognisi, emosi, konasi, afektif, dan psikomotor. Dalam hal ini,
peserta didik dapat dilatih otaknya dengan memberikan problem solving
sehingga dapat dilihat bagaimana cara anak memecahkan masalah
tersebut, sehingga proses untuk mendapatkan informasi-informasi atau
jawaban dari pemecahan masalah tersebut diproses melalui pola pikir.
Misalnya, anak sedang bermain perosotan, sehingga ia harus sabar
menugnggu giliran bergantian, dalam hal ini anak sedang dilatih untuk
mengembangkan emosional nya meski tanpa anak sadari, sehingga jelas
lah bahwa anak belajar dengan cara melibatkan struktur mental.
b) Teori Belajar Asosiasi
Teori ini disebut juga dengan S-R Bond Theory artinya menurut teori
ini aktivitas pendidik didalam pembelajaran harus memberikan
stimulus-stimulus sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik.
Dengan demikian, adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh
anak merupakan respone dari akibat adanya rangsangan yang diberikan
oleh pendidik. Misalnya di taman kanak-kanak, dengan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan melalui bermain maka akan
memudahkan anak dalam mencerna bahan ajar yang disampaikan
sehingga kemampuan yang dimiliki oleh anak berupa keterampilan
fisik-motorik, kognitif,bahasa, sosial emosional, moral agama dan seni
anak dapat dikembangkan dengan baik.
c) Teori Belajar Organismegestalt
Menurut teori ini, peserta didik dipandang sebagai suatu keseluruhan
organisme yang dinamis dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Artinya bahwa seseorang belajar
karena berdasarkan pengalaman-pengalaman langsung dari suatu
lingkungan,seseorang belajar karena seseorang dihadapkan pada suatu
masalah dan harus dipecahkan dengan cara-cara yang logis atau faktual.
Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses yang bermakna
dengan melibatkan pengalaman langsung, pola pikir, perasan dan
melibatkan inisiatif.

9
Berdasarkan ke tiga teori-teori belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
teori-teori belajar merupakan acuan-acuan bagi pendidik dalam proses
pembelajaran sehingga mampu memberikan bahan ajar yang sesuai dan
tepat dengan karakter yang dimiliki anak yang melibatkan struktur mental
melalui pengalaman langsung dan memberikan stimulus-stimulus sehingga
adanya respone berupa tanggapan dari peserta didik.
Selain itu, ada empat teori belajar yang populer di kalangan pendidik yaitu

a) Teori Behavioristik
Penggagas teori belajar behavioristik adalah Gagne dan Berliner. Teori ini
menekankan tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena
pengalaman belajar. Di dalam perkembangannya, teori ini menjadi aliran
psikologi belajar yang memiliki pengaruh besar terhadap tujuan
peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran. Menurut teori behavioristik, seseorang akan dianggap telah
belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku setelah mengalami
proses pembelajaran. Jadi, belajar dapat diartikan sebagai stimulus dan
respon. Input merupakan stimulus dan output adalah respon yang dihasilkan
dari stimulus yang diberikan. Stimulus yang diberikan dapat berupa
penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang
diberikan guru kepada siswanya. Dan respon merupakan reaksi atau
tanggapan dari siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh gurunya.
Pada penerapannya dalam proses belajar mengajar, teori belajar
behavioristik sangat bergantung pada beberapa aspek, seperti tujuan
pembelajaran, karakteristik siswa, materi pelajaran, media pembelajaran,
dan fasilitas pembelajaran.

b) Teori Kognitif
Teori belajar kognitif dikembangkan oleh seorang psikolog asal Swiss
bernama Jean Piaget. Teori kognitif membahas tentang manusia
membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh
diri sendiri terhadap lingkungannya. Inti dari konsep teori kognitif ini adalah
bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau rencana
manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan
perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam
memaknai informasi secara mental. Jika merujuk pada teori belajar kognitif,
belajar dapat diartikan sebagai sebuah proses perubahan persepsi dan
pemahaman. Dengan kata lain, belajar tidak harus berbicara tentang
perubahan tingkah laku atau sikap yang bisa diamati oleh guru.

10
Setiap orang atau siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
berbeda-beda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman
dan pengetahuan yang dimiliki siswa inilah yang membuat proses belajar
mengajar akan berjalan dengan baik. Teori ini akan dapat berjalan dengan
baik ketika materi pelajaran yang baru dapat beradaptasi dengan struktur
kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Teori kognitif mempercayai bahwa perilaku seseorang dapat ditentukan
oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan
dengan tujuan proses belajar mengajar. Teori ini juga percaya bahwa belajar
itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara
pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam
dirinya. Proses pembelajaran yang berkiblat pada teori kognitif tidak hanya
beroperasi secara terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan
menyeluruh. Hal yang sangat ditekankan dalam teori belajar kognitif adalah
proses dari belajar bukan hasil belajar.

c) Teori Konstruktivisme
Dilihat dari maknanya, konstruksi berarti membangun. Dapat diambil
kesimpulan bahwa teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern. Landasan
dari teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual.
Manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya
disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang
direncanakan.
Dalam teori ini ditekankan bahwa seseorang yang belajar memiliki tujuan
untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan
lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya. Dari
pengalaman-pengalaman yang telah dilewati oleh siswa, maka mereka akan
memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah.
Dalam konteks belajar mengajar, teori belajar dan pembelajaran
konstruktivisme membebaskan siswa untuk membimbing sendiri
pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman.

d) Teori Humanistik
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari
sisi kepribadian manusia. Hal ini disebabkan karena humanistik itu sendiri
merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia.
Teori belajar humanistik juga memiliki tujuan untuk membangun
kepribadian siswa dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Guru
atau pendidik yang menerapkan teori humanistik akan mengutamakan hasil

11
pengajaran berupa kemampuan positif yang dimiliki oleh siswa.
Kemampuan positif akan dapat membangun atau mengembangkan emosi
positif pada siswa. Perbedaan teori belajar humanistik dan teori belajar
behavioristik adalah teori belajar humanistik lebih mengutamakan melihat
tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi
atau lebih rendah. Sedangkan teori behavioristik hanya melihat motivasi
manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.
Teori belajar humanistik menekankan pada pembentukan kepribadian,
perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang
diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Dalam teori ini Guru Pintar
sangat berperan sebagai fasilitator untuk siswa.

12
III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah belajar itu sendiri adalah hubungan yang dapat membuat perubahan
tingkah laku akibat adanya stimulus dan juga pengulangan yang dilakukan oleh
guru. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali
materi yang telah dipelajarinya, kemudian jika telah dipelajari itu mampu
disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri. Belajar disimpulkan terjadi
bila tampak tanda-tanda bahwa perilaku manusia berubah sebagai akibat terjadinya
proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan
oleh peserta didik atau murid.sehingga mengupayakan terjadinya interaksi anatara
guru dan murid. Konsep pembelajaran menurut Coey(1986:195) adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara di segaja di kelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendididkan.

Setelah mengetahui definisi belajar, maka pendidik sebaiknya mengetahui dan


memahami teori-teori belajar yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran.
Berikut ini dikemukakan tiga teori belajar, yaitu: Teori Belajar Ilmu Jiwa Daya,
Teori Belajar Asosiasi, dan Teori Belajar Organismegestalt. Selain itu, ada empat
teori belajar yang populer di kalangan pendidik yaitu ; Teori Behavioristik, Teori
Kognitif, Teori Konstruktivisme dan Teori Humanistik

13
DAFTAR PUSTAKA

Hana Hafifah. [2013, Maret 20]. Konsep dasar dan teori belajar dan pembelajaran
PAUD. http://hanahafifah.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-dan-teori-
belajar-dan.html?m=1
Nita Oktafia. 2021. Macam – macam teori belajar dan pembelajaran yang harus
guru tau, teori belajar dan penerapannyya dalam pembelajaran. akupintar.id
pertama kali diindeks oleh google pada Febriary 2018
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/macam-macam-teori-belajar-dan-
pembelajaran-yang-harus-guru-tahu
Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan satu dari 164 Perguruan Tinggi
Muhammadiyah dan satu di antara 1.890 Perguruan Tinggi Swasta di
Indonesia. UMS terletak di Kecamatan Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo.Wikipedia http://eprints.ums.ac.id/23657/2/BAB_I.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai