DISUSUN OLEH:
Intan Giri Indah P. (152071000012)
PROGRAM SARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN AJARAN 2017-2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik, peserta didik dan bahan ajar memiliki hubungan yang bersifat
dinamis dan kompleks. Pembelajaran adalah sistem, yang dimana terdiri atas
berbagai macam susunan komponen yang saling berhubungan satu dengan
lainnya. Beberapa komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode, serta
evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Sosiodrama?
2. Apa saja tujuan yang harus dicapai dalam metode sosiodrama?
3. Apa saja jenis Metode Sosiodrama?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Metode Sosiodrama?
5. Bagaimana pengaplikasian Metode Sosiodrama dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian Metode Sosiodrama.
2. Mengetahui tujuan yang harus dicapai dalam metode sosiodrama.
3. Mengetahui jenis-jenis metode sosiodrama.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Metode Sosiodrama.
5. Mengetahui cara pengaplikasian Metode Sosiodrama dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Sosiodrama
Pemahaman sosiodrama dan bermain peram (role playing) ada;ah sebuah
istilah sama bahkan didalam pelaksanaannya bisa dilakukan bersamaan.
Sosiodrama sendiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada
keterlibatan pengamatan indra dan emosional terhadap situasi yang nyata.
Bermain peran guna memecahkan problem sosial, yang berhubungan dengan
manusia antar manusia. Konflik bersama sosial yang kemudia didramatisasikan
merupakan hal yang tidak menyangkut permasalahan pribadi. Contohnya adalah
kisah tentang kenakalan remaja, narkoba dan kisah inspirasi atau hikmah orang
terdahulu. Sehingga, diharapkan peserta didik dapat menunjukkan pemahaman
dan penghayatan serta pengembangan diri dalam hal kemampuan pemecahan
masalah apabila ia berada dilingkungan masyarakat.
Bila diintegralkan dengan Pendidikan Agama Islam dapat diapliakdikan secara
efektif dalam pelajaran akhlak, sejarah islam dan topik-topik lainnya. Pelajaran
sejarah islam contohnya pendidik ingin menggabarkan kisah Abu Bakar saat
beliau masuk Islam. Kisah ini jauh lebih menarik jika disajikan dengan aplikasi
metode sosiodrama dan bermain peran, karena disamping mengetahui proses
perjalanan khalifah Abu Bakar masuk Islam, peserta didik juga dapat menghayati
pelajaran dan hikmah yang terkandung didalamnya.
Begitu pula dalam pelajaran akhlakul karimah, umpama mengajarkan tema
birrulwalidain atau berbuat baik kepada orang tua, seorang pendidik Agama Islam
dapat menggunakan metode sosiodrama sebagai cara penyampaian materi yang
dimaksud.1
Menurut Engkoswara, metode sosiodrama merupakan suatu drama tanpa
naskah yang dimainkan oleh sekelompok orang. Estimasi wakunya singkat,
sekitar 4 hingga 5 menit, kemudian peserta didik akan menerangkannya.
Permasalahan dasar yang didramatisasikan disadur dari kejadian sosial, oleh sebab
itu disebut sosio-drama.
B. Tujuan yang Harus Dicapai dalam Metode Sosiodrama dan Hal-Hal yang Harus
Diperhatikan
1
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metodedan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal, 83.
Secara fundamental sosiodrama adalah bentuk pendramatisasian tingkah laku
dalam hubungan dengan masalah sosial. Metode ini umumnya digunakan untuk
mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Peserta didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
2. Peserta didik dapat belajar konsep berbagi tanggung jawab.
3. Peserta didik dapat belajar konsep mengambil keputusan secara sopan dalam
setting kelompok.
4. Metode ini dapat merangsang kelas untuk berpikir dan problem solving
(pemecahan masalah)
5. Peserta didik dapat mengenali nilai dan sikap.
6. Peserta didik dapat menanggulangi atau memperbaiki sikap-sikap yang salah.
Pendidik hendaknya memperhatikan hal berikut apabila mengunakan metode
sosiodrama:
1. Pertama pendidik harus menetapkan masalah sosial yang menarik perhatian
peserta didik untuk membahasnya. Masalah yang dijadikan tema utamanya
merupakan masalah yang dialami oleh sebagian besar peserta didik.
2. Menceritakan kepada peserta didik mengenai masalah dalam konteks alur
cerita.
3. Menentukan peserta didik yang bersedia memainkan peran yang dimaksud di
depan kelas. Penentuan pemeran ini hendaknya memilih anak yang suka rela
atau inisiatif dari pendidik.
4. Memberikan penjelasan peran kepada peserta didik pada saat sosiodrama
sedang berlangsung.
5. Memberikan kesempatan pada para pemeran untuk berdiskusi beberapa menit
sebelum memainkan peran.
6. Pendidik hendaknya tidak terlalu banyak mensutradarai, agar peserta didik
dapat mengembangkan kreativitas dan spontanitas mereka.
7. Mengakhiri sosiodrama dengan diskusi kelas dengan bersama-sama
memecahkan permasalahan yang muncul dalam sosiodrama. Diskusi
diarahkan kepada tujuan, bukan kepada baik atau tidaknya seorang peserta
didik berperan.
8. Hasil sosiodrama dapat dinilai sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.
Kesimpulan diskusi kemudian diresumekan oleh peserta didik.
9. Sosiodrama bukanlah sebuah sandiwara atau drama biasa, metode ini
merupakan peranan situasi sosial yang ekspresif dan hanya memainkan satu
babak saja.2
Contoh aplikasi Metode Sosiodrama
2
Ramayulis, MetodologiPendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hal, 346
Tekhnik ini merupakan jenis kegiatan berskala kecil dalam penanganan
problem kecil atau sebagian kecil dari sebuah masalah besar. Jenis yang
dimaksud ini, dapat digunakan secara tunggal atau untuk membentuk
pementasan masalah dengan penggunaan metode lain, singkatnya serangkaian
playlet bisa digunakan bersama untuk penggambaran perkembangan problem
sosial secara bertahap.
4. Blackout
Pada jenis metode sosiodrama yang terakhir ini biasanya hanya meliputi
beberapa orang (dua atau tiga orang) dengan pecakapan (dialog) singkat. Hal
itu dilakukan untuk mengembangkan latar belakang secukupnya dalam
pementasan yang cepat berakhir.
D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Sosiodrama
1. Keuntungan Metode Sosiodrama
a. Meningkatkan keberanian dan kemampuan mendramatisasi peserta didik.
b. Menarik perhatian peserta didik, sehingga menghidupkan suasana kelas.
c. Peserta didik dapat mudah mengambil kesimpulan berdasarkan
penghayatan sendiri.
d. Penyaluran emosional dan keinginan yang tersembunyi karena mendapat
kesempatan untuk belajar mengekspresikan diri terhadap sesuatu masalah
didepan orang banyak (teman sekelas).
e. Mengajari peserta didik agar dapat menempatkan dirinya diantara orang
lain.
2. Kelemahan Metode Sosiodrama
a. Situasi social yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, tetap hanya
merupakan situasi yang memiliki kekurangan kualitas emosional dengan
situasi social sebenarnya.
b. Sulit dalam memilih peserta didik yang benar-benar berwatak cemerlang
dalam memecahkan sebuah masalah.
c. Adanya perbedaan kebiasaan, adat istiadat, dan kehidupan dalam
masyarakat akan sedikit mempersulit pelaksanaan metode ini.
d. Kendala peserta didik yang kadang tidak mau memerankan sesuatu dengan
adegan sebab malu.
e. Memerlukan waktu yang lama.
f. Peserta didik yang tidak mendapat peran akan cenderung menjadi pasif.
E. Langkah-Langkah Sosiodrama
1. Tugas pendidik dalam menggunakan metode sosiodrama
a. Menentukan tema yang menarik.
b. Menceritakan masalah dengan konteks alur cerita yang akan dimainkan.
c. Menetapkan peserta didik yang akan memerankan didepan kelas.
d. Menjelaskan ulang kepada peserta didik terdahap peran mereka ketika
sosiodrama berlangsung.
e. Memberikan waktu beberapa menit untuk melakukan diskusi (peserta
didik), sebelum permainan dimulai.
f. Memimpin diskusi bersama dalam pemecahan masalah yang muncul.
g. Menilai hasil sosiodrama (tujuan bukan baik buruknya peran yang
dimainakan peserta didik).
2. Langkah-langkah Sosio Drama
1. Persiapan
Pendidik sebagai fasilitator mempersiapkan masalah situasi hubungan
sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada saat ini
pula fasilitator menjelaskan mengenai peran-peran yang akan dimainkan
oleh peserta didik, pelaksanaan sosiodrama/ bermain peran dan memberi
tugas bagi peserta didik yang tidak terlibat pada pertunjukan tersebut
(penonton).
2. Membuat sekenario drama.
3. Penentuan pelaku atau pemeran.
Setelah menemukan tema cerita yang akan dimainkan serta guru memberi
dorongan kepada peserta didik untuk bermain peran, maka guru
menentukan pelaku dalam bermain peran dan guru juga menjelaskan
bagaimana memainkan alur peranan tersebut. Guru memberikan petunjuk/
arahan dan contoh sederhana kepada pemainperan agar mereka siap
menjadi pelaku sosial yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan
4. Permainan sosiodrama
Para pelaku peranannya memainkan sesuai dengan alur tema yang sudah
disepakati sesuai dengan improveisasi/ imajinasi atau daya tanggap
mereka masing-masing, pemeran juga diharapkan memainkan konflik-
konflik yang terjadi, mengekspersikan perasaan-perasaan & sikap-sikap
sesuai imajinasinya. Dalam pemeranan ini diharapkan terjadi identifikasi
yang sebesar-besarnya antara pemain dan penonton.
5. Evaluasi dan Diskusi
Setelah selesai permainan, para pemeran dipersilahkan kembali ketempat
duduk kemudian guru melanjutkan memimpin diskusi dan diikuti seluruh
warga kelas. Diskusi ini membahas hasil pengamatan pada permainan
sosiodrama tersebut guna mengamati tingkah laku, cara memecahkan
masalah dan karakteristik masing-masing dalam peperanan . Sehingga
diskusi mengarah pada suatu pembahasan materi, berupa tanggapan,
argumen/pendapat dan siswa dapat menyimpulkan hasil pengamatan dari
bermain peran yang berhubungan dengan tema tersebut.3
F. Pembelajaran Aqidah Akhlak
1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak
Menurut Menteri dan Agama dalam peraturan pemerintah nomor 22 tahun
2008, pembelajaran aqidah akhlak merupakan pembelajaran satu pelajaran
yang adalah bagian dari Pendidikan Agama Islam dan ruang lingkupnya ada
aqidah dari tujuan.4
Secara gamblang, Aqidah Akhlak merupakan salah satu dari pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, dimana peserta didik diajarkan mengenai aqidah
dan akhlak dalam suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran ini disajikan
berbagai macam materi mengenai rukun iman, pemahaman tentang asma’ul
husna dan berbagai macam materi lainnya yang berhubungan dengan aqidah
akhlak.
Tidak hanya itu saja, selain pengajaran secara konsep dan teori,
pembelajaran aqidah akhlak melainkan juga praktek. Peserta didik diharap
dapat melaksanakan aqidah akhlak yang baik yang mereka terapkan dalan
kehidupan sehari-hari dalam masyarakat sosial. Sehingga, dapat terlampaui
tujuan pendidikan yang sebenarnya. Yaitu, menjadikan manusia menjadi lebih
baik daripada yang sebelumnya.
2. Tujuan dari Pembelajaran Aqidah Akhlak
a. Menumbuhkan kepedulian terhadap akhlak dengan memberikan,
memupuk, dan mengembangkan pengetahuan, merangsang dalam
penghayatan, memberi pengalaman, dan membisasakan peserta didik
mengenai aqidah akhlak Islam agar menjadi manusia muslim yang selalu
berkembang keimanan dan ketaqwaannya.
b. Agar Mewujudkan manusia Nasional Indonesia yang memiliki akhlak
mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sosial dan individu
sebagai aplikasi dari ajaran Islam nilai akidah Islam.
3. Ruang Lingkup
3
Usman Basyiruddin, Metodologi pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal, 52
4
Permenag Nomor 22 Tahun 2008.
a. Aspek Aqidah, berisi tentang dasar dan tujuan Aqidah Islam, sifat Allah,
Asma’ul Husnah, keimanan kepada Allah, Kitab Allah, Rasul Allah, hari
akhir dan takdir Allah (rukun iman).
b. Aspek Akhlak, berisi tentang ke-esaan Allah, ikhlas, khauf, ta’at,
tawakkal, taubat, shabar, ikhtiar, qanaa’ah, syukur, tawaadu’,
berprasangka baik, tasamuh, ta’aawun, kreatif, berilmu, produktif, dan
pergaulan remaja.
c. Aspek akhlak tercela, terdiri atas syirik, kufur, nifaaq, riya’, anaaniah,
ghadlab, putus asa, hasad, takabbur, dendam, fitnah, gibah, namimah dan
jubn.5
G. Pengaplikasian Metode Sosio Drama dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Kelas XI Materi Meneladani Kisah Abdurrahman bin Auf
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Sikap perilaku Keteladanan akhlak para sahabat dalam bergaul
sekolah
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi
4 Menyatakan kekaguman atas kebesaran Tuhan
5 Merasakan kebesaran Tuhan saat belajar
Jumlah Skor
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
Jumlah Skor
c. Aspek Pengetahuan
No Soal
1. Jelaskan riwayat keteladanan sahabat Abdurrahman bin Auf!
2. Teladan apa yang bisa diambil dari seorang tokoh Abdurrahman bin Auf, terutama
bagi sebagai seorang anak muda?
3. Sebutkan sahabat nabi yang paling dekat ( kulafaurrosidin)?
d. Aspek Keterampilan
Kelas : ............................
Nama : ............................
Topik : Keteladanan Sahabat
Aspek Penilaian Catatan
No Materi Yang Harus Dikuasai Keterpad Keterl Ketera Leade
uan ibatan mpilan rship
1 Mengetahui riwayat keteladanan sahabat
abdurrahman bin Auf
2 Meneladani keimanan sahabat.
3 Dapat mengaplikasikan teladan pelayanan
kepada dhuafa’
4 Sikap jujur dan keuletan peserta didik
5 Kontribusi peserta didik dalam
pelaksanaan perencanaan kegiatan amal
Jumlah Nilai
I. MEDIA, ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
Munjin, Ahmad Nasih dan Lilik Nur Kholidah. 2009. Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama.