Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI

PEMBELAJARAN IPS
Matakuliah
Strategi Pembelajaran SD
Djoko Hari Supriyanto, M.Pd
PENGERTIAN
• Strategi pembelajaran sebagai pola umum perbuatan guru-
siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Hal ini
mengandung arti bahwa interaksi belajar mengajar
berlangsung dalam suatu pola yang digunakan bersama oleh
guru dan siswa. Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk-
bentuk rangkaian perbuatan atau kegiatan guru dan siswa
yang mengarah pada tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya (Raka Joni, 1980)
• Strategi instruksional adalah pendekatan yang digunakan guru
dalam menggunakan informasi, memilih sumber-sumber, dan
mendefinisikan peranan siswa-siswa. (Gerlach dan Ely (1980)
Strategi instruksional tersebut mencakup praktik-praktik khusus
yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Strategi instruksional tersusun atas metode-metode dan teknik-
teknik yang akan memungkinkan pembelajar untuk mencapai
tujuan-tujuan belajar.
PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN STRATEGI
PEMBELAJARAN IPS
• bermakna (meaningful)
• integratif (integrative)
• berbasis nilai (value based)
• menantang (challenging)
• aktif (Active)

ditambah dengan prinsip-prinsip:


1. Pengembangan berbagai potensi dasar siswa SD
a. dorongan ingin tahu (sense of curiosity)
b. minat-perhatian (sense of ineterst)
c. dorongan membuktikan kenyataan (sense of reality)
d. dorongan menemukan sendiri (sense of discovery)
e. dorongan bertualang (sense of adventure)
f. dorongan menghadapi tantangan (sense of challenge)
2. Keberagaman latar belakang lingkungan social siswa
3. Social entry behavior siswa
4. Kesinambungan dan tahapan perkembangan sosial siswa
STRATEGI PEMBELAJARAN IPS
1. Pembelajaran Kemampuan Berpikir
a. Studi Kasus
b. Isu Kontroversial
c. Pengajaran Konsep
2. Pembelajaran Kemampuan Proses
a. Pemecahan Masalah
b. Inkuiri
c. Portofolio
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Jigsaw
b. Roundrobin
c. Think Pair Share
d. dsb
4. Pembelajaran Nilai
a. VCT
b. Bermain Peran
c. Sosiodrama
5. Pembelajaran Peta dan Globe
6. Pembelajaran Aksi Sosial
1. PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERPIKIR
DALAM IPS
a. Studi Kasus
Studi Kasus adalah suatu kajian terhadap peristiwa, kejadian,
fenomena atau situasi tertentu yang terjadi di tempat tertentu dan
berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan manusia di masa lalu,
masa kini atau masa yang akan datang (S. Hamid Hasan, 1996:192).
Sebuah peristiwa dapat dikatakan sebuah kasus karena peristiwa itu
unik serta terbatas pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa
tersebut dan tidak terulang di tempat yang lain.

Gilliom (S. Hamid Hasan, 1996: 194) ada 9 jenis studi kasus yaitu:
• Kasus Pengadilan
• Episode Terbuka
• Uraian Tafsiran
• Dasar Dokumen
• Memoir
• Laporan Saksi Mata
• Vignettes
• Kronik
• Uraian Naratif
A. STUDI KASUS
• Kasus Pengadilan, suatu peristiwa yang berhubungan dengan keputusan
pengadilan mengenai sebuah peristiwa.
• Episode Terbuka, mengungkapkan cerita rekaan yang disesuaikan dengan
pokok bahasan.
• Uraian Tafsiran, penulisan kasus dengan maksud menggambarkan penulis
tentang suatu peristiwa. Bentuk seperti artikel editorial dalam surat kabar.
• Dasar Dokumen, materi kasus yang bersumber dari dokumen-dokumen tertulis
yang memiliki nilai-nilai keilmuan atau sejarah. Bentuk-bentuk dokumentasi
dapat berupa Pidato-pidato tokoh, laporan penelitian dan sebagainya
• Memoir, suatu dokumen yang lebih bersifat pribadi. Umumnya memoir
menggambarkan pengalaman pribadi seseorang setelah bersangkutan
melaluinya dan bukan catatan pada waktu kejadian itu sendiri. (S. Hamid
Hasan, 1996:197) memori dapat dikatakan sebagai biografi atau otobiografi
seorang tokoh.
A. STUDI KASUS
• Laporan Saksi Mata, rekaman yang dibuat oleh orang yang
menyaksikan suatu peristiwa. Rekaman tersebut dapat berbentuk
tulisan, foto, rekaman audio atau video.
• Vignettes, gambar lepas yang disertai keterangan singkat,
beberapa vignette dapat dijajarkan dan digunakan untuk
mengembangkan kemampuan menentukan keterhubungan
antara satu peristiwa dengan peristiwa lain yang tergambar
dalam vignette (S. Hamid Hasan, 1996:199).
• Kronik, catatan peristiwa berdasarkan urutan waktu. Kronik selalu
berisikan beberapa peristiwa dan tidak hanya satu peristiwa.
• Uraian Naratif, ungkapan yang ditulis berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan.
1. PEMBELAJARAN KEMAMPUAN
BERPIKIR DALAM IPS
b. Isu Kontroversial
Muessig (S. Hamid Hassan, 1996:202): isu
kontroversial adalah sesuatu yang mudah
diterima oleh seseorang atau kelompok
tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau
kelompok lain. Isu kontroversial lahir dari
perbedaan pendapat dan isu kontroversial
pun mengakibatkan perbedaan pendapat.
Perbedaan pendapat muncul dari
perbedaan pandangan seseorang
terhadap sebuah fakta.
c. Pengajaran Konsep
Konsep merupakan abstraksi dari kesamaan dari jumlah
benda atau fenomena. Contoh konsep yakni tanah,
sungai, gunung, uang, cuaca dan lain-lain. Pengajaran
konsep mengembangkan
kemampuan kognitif dari yang terendah sampai tingkat
tinggi.

Pengajaran konsep dapat dilakukan melalui dua


pendekatan:
- Pendekatan induktif dilakukan dengan mengkaji
fenomena- fenomena sosial untuk mendapatkan informasi
yang selanjutnya dikembangkan menjadi fakta. Fakta-
fakta tersebut dirangkai sehingga menunjukkan adanya
suatu kategori atau kesamaan tertentu.
- Pendekatan deduktif pengajaran dimulai dengan
pemberian konsep dan diteruskan untuk menemukan
fakta-fakta yang menjadi bagian konsep.
2. PEMBELAJARAN KEMAMPUAN PROSES
DALAM IPS

a. Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Setiap masalah idealnya dapat
dipecahkan dengan proses penyelesaian
yang benar, tepat dan baik sesuai dengan
tingkat keilmuan yang dimiliki. Dalam
pengajaran IPS di persekolahan guru
dapat mendorong siswa untuk belajar
memecahkan masalah dengan
menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalah (problem solving).
2. PEMBELAJARAN KEMAMPUAN PROSES
DALAM IPS
b. Inkuiri
Pengajaran inkuiri merupakan bentuk
pengajaran yang mengenalkan konsep-
konsep secara induktif.

Perbedaaan yang mendasar antara


pengajaran inkuiri dengan pemecahan
masalah yakni pengajaran inkuiri lebih
menekankan pada pengembangan
kemampuan pemecahan masalah yang
terbatas pada disiplin ilmu bukan pada
masalah yang ada dalam kehidupan
sehari-hari.
c.Portofolio
Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud
tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-
panduan yang ditentukan. Portofolio biasanya
merupakan karya terpilih dari seorang siswa. Tetapi
dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat
kebijakan untuk memecahkan masal
3. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran yang menghendaki siswa
belajar secara bersama-sama, saling
membatu satu sama lain dalam belajar dan
memastikan bahwa setiap orang dalam
kelompok mencapai tujuan atau tugas
yang telah ditentukan sebelumnya.

Teknik pembelajaran kooperatif:


• Roundrobin
• Jigsaw
• Think pair share
4. PEMBELAJARAN NILAI DALAM IPS
a. Bermain Peran
Suatu proses belajar di mana siswa melakukan sesuatu yang dilakukan
orang lain (S.Hamid Hasan, 1996: 265). Dalam proses belajar bermain
peran siswa diajak untuk berpikir, berperan, dan bertindak bukan
sebagai dirinya tetapi sebagai orang lain.

b. Sosio Drama
Ada perbedaan antara sosio drama dengan bermain peran yakni
bermain peran lebih luas ruang lingkupnya sedangkan drama sosial
membatasi pada permasalahan yang menyangkut aspek sosial dalam
masyarakat.
Perbedaan yang kedua yakni dalam penentuan peran. Dalam sosio
drama sebuah peran dapat ditentukan secara langsung setelah
sebuah permasalahan sosial dibahas oleh guru di dalam kelas. Peran
yang dimainkan oleh siswa tidak memerlukan persiapan khusus seperti
dalam bermain peran. Dalam sosio drama reaksi spontan siswa dalam
memainkan peran lebih diutamakan sehingga apa yang dikemukakan
siswa sebagai pemegang peran akan berbeda dengan yang aslinya.

c. Klarifikasi Nilai (Value Clarification Technique):


• VCT Analisis Nilai
• VCT Daftar Nilai.
• VCT Games
5. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PETA,
GLOBE, DAN GRAPHICS

Pembelajaran ketrampilan peta, globe dan graphics merupakan


salah satu metode dalam pembelajaran geografi. Namun,
pembelajaran ini tidak hanya menunjang pembelajaran geografi
saja, pembelajaran sejarah, pendidikan kewarganegaraan,
sosiologi bahkan Bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran ini siswa
diharapkan mampu membaca dan menunjukkan tempat serta
analisa dalam peta dan grafik. Kita ketahui peta tidak hanya
menunjukkan lokasi satu daerah namun, dalam peta memiliki
segudang informasi mengenai penduduk, tempat wisata,
pertambangan dan lain-lain.
6. PEMBELAJARAN AKSI SOSIAL (SOCIAL
ACTION)

• Newmann (1975:8) model pembelajaran aksi sosial merupakan pola dan aktivitas
belajar siswa baik di dalam atau dengan kelompok yang dilakukan dengan
keterlibatan masyarakat sebagai aktivitas di mana siswa mendemonstrasikan
kepeduliannya terhadap masalah-masalah sosial. Misalnya menyelenggarakan
studi, partisipasi kerja secara sukarela, aktif mengadakan pendampingan di dalam
atau di luar sekolah, dan aktivitas nyata siswa untuk mempengaruhi kebijakan
public di masyarakat yang dilakukan di luar sekolah.

• Nasution (1997:179): model pembelajaran aksi sosial sebagai suatu teknik mengajar
guna membantu anak didik mengembangkan kompetensi
sosial/kewarganegaraan, sehingga dapat melibatkan diri secara aktif dalam
perbaikan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai