Anda di halaman 1dari 11

PENYUSUNAN RANCANGAN  

PEMBELAJARAN IPS DI SD 

A. Hakikat Pembelajaran IPS di SD


1. Pengertian Pembelajaran IPS
Pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek
kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu
yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu
yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosial (social science), maupun ilmu pendidikan  (Sumantri, 2001) Social Scence
Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut
IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS
mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti:
geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi,
dan sebagainya.

2. Tujuan Pembelajaran IPS


Tujuan pendidikan IPS menurut  (Sumaatmadja, 2006). adalah “membina anak didik
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”
Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS
berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2)
sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan (Hamalik, 1992)

a. Pengetahuan dan Pemahaman


Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan
pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.

b. Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan
belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide,
konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang
akan datang.

c. Nilai-nilai sosial dan sikap


Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga
mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di
dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat,
maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan
pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan nilai-nilai
dan sikap anak.

d. Keterampilan dasar IPS


Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari
bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat,
mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan
data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.

e. Karakteristik Pendidikan IPS SD


Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini
dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.

Selain itu, dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan


kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004
untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam
kurikulum 2004), bertujuan untuk:

a. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan


kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
b. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial
c. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, baik secara nasional maupun global.

3. Manfaat yang didapat setelah mempelajari IPS, antara lain berikut ini.
a. Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar
sebagai sumber belajar.
b. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan
masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
c. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
d. Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai
anggota masyarakat.

B. Karakteristik Pembelajaran IPS


Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini
dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
1.  Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia
dengan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.

c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi
yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai
dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan
kejadian-kejadian yang besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian,
permainan, keluarga.

2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS


Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu
tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut
“The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).

Sebutan Masa Sekolah Dasar, merupakan periode keserasian bersekolah, artinya anak
sudah matang untuk besekolah. Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai
berikut.
a. Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak
boleh tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.

b. Anak memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari


keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
c. Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.

Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia
sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-
peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan
tersebar di sekitar lingkungnnya.
b. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan
menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
c. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin
aktif, belajar, dan berbuat
d. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang
seringkali kurang penting/bermakna
e. Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-
pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat
memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan dengan
merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.

Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat


diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.
1)    Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
a.    Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b.    Suka memuji diri sendiri
c.    Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
d.    Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan
dirinya
e.    Suka meremehkan orang lain

2)    Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
a.    Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b.    Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
c.    Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d.    Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah

C. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS


IPS adalah ilmu sosial yang secara harfiah terbagi menjadi tiga sub bidang ilmu yaitu
Giografi, Sejarah dan Kependudukan. Masing masing bagian tersebut dapat lagi
dibedakan berdasarkan bidang kajian masing-masing. Semakin tinggi kompleksitas
kedalaman ilmu maka semakin sempit ruang lingkup yang dikaji. Sedangkan untuk
sekolah dasar pokok pokok materi mengambil kepada 3 bidang tersebut yang
terkadang diberikan secara terintegrasi.

Pengenalan bidang giografi di SD lebih banyak menyajikan fenomena alam baik di


Indonesia maupun di luar negeri yang akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa. 
Sehingga siswa yang kreatif akan secara aktif mencari literatur-literatur tambahan
selain buku yang direkomendasikan oleh sekolah. Bidang sejarah dikenalkan kepada
anak SD lebih banyak menguraikan cerita-cerita kepahlawanan dengan batas
pemahaman baik dan buruk. Dengan pengembangan aspek sesungguhnya di antara
baik dan buruk tersebut terdapat daerah abu-abu yang memerlukan kesabaran guru
untuk menjelaskannya berdasarkan fakta dan landasan psikologis suatu peristiwa.
Dalam hal ini akan memancing peluang diskusi yang lebih banyak, sehingga peran
serta siswa dalam kegiatan ini akan lebih besar. Kegiatan pembelajaran bidang ini
sangat relevan jika disajikan dengan metode demonstrasi bermain peran. Dimana siswa
akan terlibat langsung dengan aspek kejiwaan ketika memerankan tokoh-tokoh sejarah.

Bidang kependudukan lebih banyak mengulas tentang tingkah laku manusia dalam
hubungannya dengan fungsi sosialnya dalam berhubungan dengan orang-orang
sekitarnya, baik dalam ruang lingkup yang sempit sampai hubungan antar negara.
Kompleksitas hubungan tersebut maka akan berdampak kepada dua hal yaitu positif
dan negatif. Bentuk nyatanya adalah hubungan tersebut akan membawa manfaat di
satu sisi dan berpotensi konflik di sisi lain. Harapannya adalah anak SD dapat lebih
memahami keberadaannya dalam hubungannya dengan lingkungan alam dan sosial.
Berdasarkan uraian diatas, ruang lingkup pembelajaran IPS ternyata mencakup dari
berbagai aspek kehidupan, meliputi aspek-aspek:
1. Hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang
proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu
sosiologi
2. Ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan,
dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
3. Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
4. Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
5. Sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia
dipelajari dalam ilmu sejarah
6. Geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu geografi
7. Politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai
kesej0ahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.

D. Struktur dan Sistem Penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran IPS


Perencanaan pembelajaran bisa dibuat dalam bentuk Unit pelajaran atau satuan
pelajaran. Model Satuan Pelajaran adalah bagian dari persiapan pembelajaran dalam
unit yang terkecil. Rencana pembelajaran mengandung tiga komponen yaitu: (1) tujuan
pengajaran; (2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media
pengajaran dan pengalaman belajar; dan (3) evaluasi keberhasilan. Sedangkan unsur-
unsur dalam rencana pengajaran meliputi: (1) apa yang akan diajarkan; (2) bagaimana
mengajarkannya; serta (3) bagaimana mengevaluasi hasil belajarnya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006 sebuah perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil belajar.  Tidak ada format baku dalam penyusunan
persiapan mengajar. Oleh karena itu guru diharapkan dapat mengembangkan format-
format baru. Tidak perlu ada keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan
rencana pengajaran adalah 'program' guru mengajar. Namun secara umum terdapat
dua model persiapan mengajar yang pada umumnya digunakan oleh para guru dalam
membuat rencana program pengajaran, yaitu model ROPES dan model Satuan
Pelajaran.

Perencanaan pengajaran merupakan proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang diharapkan. Oleh karena itulah proses perencanaan yang
sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan yang sangat
bermanfaat bagi guru. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara
anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran
bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang telah dipahaminya. 

1. Pengertian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP ini dapat digunakan oleh setiap
pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta
didiknya, karena di dalamnya berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan,
mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar,
media, dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman RPP
ini pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan,
ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang
seharusnya. RPP akan membantu si pengajar dalam mengorganisasikan materi
standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul
dalam pembelajaran. Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui dengan pasti
tujuan yang hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian pengajar dapat
mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatian dalam
pembelajaran yang telah diprogramkannya. Sebaliknya, tanpa RPP atau tanpa
persiapan tertulis maupun tidak tertulis, seorang pengajar akan mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Seorang pengajar yang belum
berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci
dibandingkan seorang pengajar yang sudah berpengalaman.

2. Komponen RPP
Pada hakekatnya RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan
tindakan apakah yang akan dilakukan dalam pembelajaran, baik oleh pengajar maupun
perserta didik untuk mencapai suatu kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam RPP
harus jelas Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh peserta didik, apa yang
harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya, serta
bagaimana pengajar mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi
tertentu. Aspek-aspek tersebutlah yang merupakan unsur utama yang harus ada dalam
setiap RPP.

RPP terdiri dari komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.
Komponen program mencakup KD, materi standar, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, dan waktu belajar. Dengan demikian, RPP pada
hakekatnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berhubungan serta berinteraksi satu dengan lainnya, dan memuat langkah-langkah
pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yaitu membentuk kompentensi yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Adapun format RPP yang telah dirumuskan dalam berbagai kajian di Lembaga
Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret (LPP UNS) terlampir dalam
panduan ini, dengan komponen RPP seperti tersebut di bawah ini.

a. Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas. Semakin kongkrit kompetensi
akan semakin mudah diamati, dan akan semakin mudah atau semakin tepat pula
merencanakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi
tersebut. Perlu diketahui bahwa beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari
satu KD. Disamping itu, perlu ditetapkan pula focus kompetensi yang diharapkan dari
peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga akan menjadi
pedoman bagi pengajar dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan
pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk kompetensi peserta didik.

b. Materi standar
Materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian peserta didik harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya mengandung nilai fungsional,
praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, institusi, dan
daerah.

c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh pengajar
dan peserta didik untuk menyelesaikan suatu materi standar yang telah direncanakan
oleh pengajar. Urutan kegiatan pembelajaran menggambarkan strategi pembelajaran
yang telah ditentukan. Tahap kegiatan tersebut terdiri dari tahap PENDAHULUAN,
tahap PENYAJIAN, dan tahap PENUTUP.

d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, member
contoh, memberi latihan dan lain-lain) suatu bahan kajian kepada peserta didik. Tidak
semua metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai kompetensi
tertentu. Oleh karena itu harus dipilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk
suatu kompetensi yang ingin dicapai. Berbagai contoh metode pembelajaran yang
sering digunakan antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, studi kasus,
praktikum, seminar, demonstrasi, bermain peran dan lain-lain.

e. Media Pembelajaran
Segala sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan/informasi dari
sumber pesan/informasi ke penerima pesan/informasi disebut media pembelajaran.
Jadi dengan adanya media peserta didik dapat melihat, membaca, mendengarkan atau
ketiganya sekaligus dalam menyerap berbagai informasi yang disampaikan oleh
pengajarnya. Media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku dan
sebagainya. Sedangkan alat pembelajaran adalah benda-benda atau alat-alat yang
digunakan dalam pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran. Alat-alat itu tidak disebut media pembelajaran karena tidak dimaksudkan
untuk membawa pesan.
f. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk penggalian
informasi. Sumber belajar ini dapat berupa dosen (sebagai nara sumber), buku teks,
jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet, dan lain-lain.000

g. Alokasi Waktu
Jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk
menyelesaikan setiap langkah pada urutan tahap Kegiatan Pembelajaran.

3. Cara Penyusunan RPP


Perlu diperhatikan bahwa untuk menyusun RPP pengajar perlu menentukan batas
lingkup materi sub pokok bahasan mana saja yang akan diajarkan setiap kali
pertemuan dengan melihat estimasi waktu dalam silabusnya. Bila suatu sub pokok
bahasan dalam silabus membutuhkan waktu lebih dari sekali pertemuan atau beberapa
kali pertemuan, maka sub pokok bahasan itu perlu dirinci lagi. Bila hal ini tidak mungkin,
karena akan mengganggu keutuhan materi, maka dapat dibuat satu RPP yang
digunakan untuk dua kali pertemuan atau lebih. RPP harus disusun secara sistemik dan
sistematis, utuh dan menyeluruh,dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam
situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian RPP dapat berfungsi untuk
mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan. RPP
hendaknya disusun secara sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Berikut ini langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan dalam penyusunan RPP suatu
mata kuliah atau blok mata kuliah:
a. Identifikasi Mata Kuliah atau Blok Mata Kuliah
Tuliskan identitas Program studi, nama mata kuliah atau blok mata kuliah, kode mata
kuliah, bobot SKS, semester (bersumber pada kurikulum y’/’’’’’’’’/’’ang sudah ada).

b. Perumusan Standar Kompetensi (SK)


Tuliskan rumusan SK dari setiap mata kuliah yang didasarkan pada tujuan akhir dari
mata kuliah tersebut. Tuliskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (lihat silabusnya).

c. Perumusan Kompetensi Dasar (KD)


Tuliskan rumusan KD yang merupakan penjabaran dari SK dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik (lihat silabusnya). Tuliskan satu KD pada setiap RPP untuk satu kali
pertemuan atau lebih.

d. Perumusan Indikator
Tuliskan indikator sebagai penjabaran dari KD dengan kata kerja operasional. Kata
kerja operasional pada rumusan indikator dapat dirinci sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan dan dapat ditulis secara terpisah antara aspek kognitif,  afektif, dan
psikomotorik (lihat silabusnya).
e. Penentuan Tahap Pembelajaran
Urutan tahap pembelajaran terdiri dari komponen Pendahuluan, Penyajian, dan
Penutup. Pendahuluan merupakan tahap awal kegiatan yang dimaksudkan untuk
mempersiapkan peserta didik agar secara mental siap mempelajari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap baru. Pada tahapan ini berisi penjelasan ringkas materi yang
akan dikaji, keterkaitan materi kajian dengan materi sebelumnya atau dengan praktek
keseharian (apersepsi), dan kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Tahap
penyajian merupakan tahapan utama dalam pembelajaran, di dalamnya berisi uraian,
contoh, diskusi atau latihan tentang materi yang dikaji. Sedangkan tahap Penutup
merupakan tahapan akhir suatu pembelajaran. Pada tahap Penutup ini digunakan untuk
memberikan penegasan, ringkasan, penilaian maupun tindak lanjut tentang materi yang
dikaji tersebut.

f. Penentuan Kegiatan Pembelajaran


Tuliskan berbagai kegiatan utama yang harus dilakukan oleh pengajar maupun peserta
didik selama proses pembelajaran yang akan dilakukan, yang mampu menggambarkan
strategi pembelajaran.

g. Pemilihan Metode Pembelajaran


Tentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan untuk memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik selama proses pembelajaran, mulai dari tahap
Pendahuluan, Penyajian sampai tahap Penutup. Pemilihan metode pembelajaran
hendaknya disesuaikan dengan KD yang ingin dicapai, karena tidak setiap metode
pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan KD tertentu.

h. Pemilihan Media Pembelajaran


Tuliskan media yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Media
hendaknya dipilih yang sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih
menarik, sehingga akan mempermudah untuk mencapai KD yang telah ditetapkan.

i. Penentuan Sumber Belajar


Tuliskan sumber belajar yang akan digunakan (didasarkan pada relevansi, konsistensi,
dan edukuasi). Adapun yang dimaksud sumber belajar adalah buku-buku rujukan atau
referensi berupa buku teks, jurnal, laporan penelitian atau bahan ajar lainnya. Sumber
belajar juga dapat berupa manusia, misalnya dosen, peserta didik atau obyek lainnya
tempat asal informasi diperoleh, atau sebagai nara sumber.

j. Alokasi Waktu
Tuliskan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk
menyelesaikan setiap langkah pada urutan Tahap Pembelajaran yaitu Pendahuluan,
Penyajian, dan Penutup. Porsi terbesar adalah tahap Penyajian, yaitu antara 80-90 %
dari keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sedangkan Pendahuluan biasanya hanya
membutuhkan 5 %, dan Penutup memerlukan 10-15 % dari keseluruhan waktu yang
digunakan untuk pembelajaran. 
  
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )  
Satuan Pendidikan            :        
Mata Pelajaran                          :        
Kelas/Semester               :        
Materi Pembelajaran                  :        
Alokasi Waktu                           :        
I.        Standar Kompetensi
II.        Kompetensi Dasar
III.      Indikator
A.   Kognitif
1.    Produk :
2.    Proses :
B.   Psikomotorik :
C.   Afektif :
1.    Karakter :
a.    Jujur
b.    Tanggung Jawab
c.    Hati –Hati
d.    Teliti
2.    Keterampilan Sosial :
a.    Bertanya
b.    Menyumbang ide atau berpendapat
c.    Menjadi pendengar yang baik
d.    Berkomunikasi

IV.      Tujuan Pembelajaran


A.   Kognitif
1.    Produk :
2.    Proses :
B.   Psikomotorik :
C.   Afektif :
1.    Karakter :
2.    Keterampilan Sosial :

V.      Materi Ajar

VI.      Model dan Metode Pembelajaran


1.    Model Pembelajaran
2.    Metode Pembelajaran

VII.      Sumber/ Media Pembelajaran


VIII.      Proses Pembelajaran Mengajar / Skenario Pembelajaran
A.   Pendahuluan 
B. Inti
C. Penutup
Penilaian
1.    Teknik Penilaian
2.    Bentuk Instrumen
3.    Instrumen
4.    Kunci Jawaban
5.    Pedoman Penskoran
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Umar. 2002. Pendidikan Guru berdasarkan pendekatan
kompetensi.jakarta:Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai