Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan ke-3

Judul Materi: HAKEKAT, TUJUAN DAN KARAKTERISTIK


PEMBELAJARAN IPS

CP MK :

Memahami tentang hakekat, tujuan dan karakteristik pemb IPS SD

Sub CP MK :
1. Untuk mengetahui Hakekat dari Pembelajaran IPD di SD

Uraian Materi :
IPS adalah salah satu bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifkasi yang diorganisasikan dari
konsep-konsep Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi.
Selanjutnys dikatakan pula IPS pada jenjang sekolah dasar bersifat integrated.
Sehingga materi yang dibelajarkan dalam IPS merupakan akumulasi dan sejumlah
disiplin ilmu social. Pola pembelajaran di IPS di SD hendaknya lebih menekankan
pada unsur pendidikan dan pembekalan pemahaman, nilai moral, dan ketrampilan-
ketrampilan social pada siswa. Untuk itu, penekanan pembelajaran bukan sebatas
pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sebuah konsep dengan
hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya menjadikan siswa seperangkat
pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan agar mereka mampu menjadikan apa
yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam
melakoni kehidupan masyarakat disekitar, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk
melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Disinilah sebenarnya
penekanan misi IPS dalam pendidikannya di sekolah dasar.

1.1 Hakekat Pembelajaran IPS di SD


Hakikat dari IPS adalah sebagai pengetahuan yang akan membina para
generasi muda belajar kearah positif yakni mengadakan perubahan-perubahan
sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi
pembangunan serta prinsip-prinsip dasar dan sistem nilai yang dianut masyarakat
serta membina kehidupan masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan
lebih baik untuk kelak diwariskan kepada turunannya secara lebih baik. Manusia
sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya, mulai dari sejak
manusia tlah berinteraksi dengan manusia yang lain. Misalnya dengan ibu yang
melahirkannya, dengan ayahnya dan keluarganya. Selanjutnya setelah usia taman
kanak-kanak ia akan berinteraksi dengan teman-temannya dan dengan gurunya.
Sesuai dengan bertambahnya umur, maka interaksi tersebut akan bertambah luas,
begitu juga dengan pengalamannya dengan hubungan sosial dari kehidupan
masyarakat disekitarnya. Dan dari pengalaman tersebut anak akan mengenal
bagaimana seluk beluk kehidupan. Mulai dari mengenal bagaimana cara
memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, dan
mampu mengetahui sebagai anggota masyarakat yang mampu mentaati norma-
norma yang berlaku.
Pendidikan IPS dalam kurikulum sekolah dasar (SD) di Indonesia pertama
kali digunakan tahun 1975. Pada kurikulum sekolah dasar tahun 1968 belum
muncul istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai mata pelajaran, namun
dalam kurikulum SD sebelumnya, tahun 1968 sudah menyajikan ilmu bumi,
sejarah dan kewarganegaraan. Sebelum lahirnya kurikulum tahun1975, di
Indonesia sudah dikenal pula beberapa istilah Civics dalam kurikulum 1962 dan
Pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum 1968 sebagai nama dari rumpun
mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi. Selain beberapa istilah diatas,
dikenal pula sebutan studi sosial untuk pengajaran ilmu pengetahuan sosial di
semua jenjang pendidikan. Mengenai pengertian IPS , Hamid Hasan (1990) dalam
makalahnya tentang telaah Kurikulum IPS-SD, mengemukakan dua pengertia IPS
yaitu Pertama, kelompok yang menghubungkan Pendidikan IPS dengan ilmu-ilmu
sosial. Kelompok ini dapat dibagi ke dalam tiga aliran :
1. Aliran yang berpendapat IPS adalah ilmu-ilmu sosial, karena itu sekolah harus
mengajarkan sejarah, geografi, politik, ekonomi, dan lain-lain.
2. Aliran yang berpendapat IPS merupakan fusi dan berbagai disiplin ilmu sosial
sehingga tidak lagi dikenal adanya batas-batas dari setiapdisiplin ilmu
3. Aliran yang menginginkan IPS sebagai disiplin khusus dengan tokohnya
Jarome S. Bruner seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar
kognitif
Kelompok kedua adalah kelompok yang menganggap IPS tidak perlu
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu sosial bisa saja dijadikan
sumber. Secara akademis, IPS erat kaitannya dengan ilmu sosial. Ilmu sosial
merupakan ilmu pengetahuan yang membahas hubungan manusia dengan
masyarakat dan juga membahas tingkahlaku manusia dalam masyarakat.
Sementara itu, Depdikbud (1993:1) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi,
dan tata Negara. Disamping itu IPS juga sering disebut studi sosial yang
merupakan bidang kajian yang menelaah gejala dan masalah-masalah yang
dihadapi oleh manusia dalam masyarakat. Materi pelajaran IPS merupakan
penggunaan konsep-konsep dari ilmu sosial yang terintegrasi dalam tema-tema
tertentu. Misalkan materi tentang Pasar, maka harus tampilkan kapan atau
bagaimana proses berdirinya (Sejarah), dimana pasar itu berdiri (Geografi),
bagaimana hubungan antara orang-orang yang berada dipasar (Sosiologi),
bagaimana kebiasaan-kebiasaan orang menjual atau membeli di pasar
(Antropologi), dan berapa atau jenis-jenis barang yang diperjualbelikan
(Ekonomi).
IPS menggambarkan interaksi individu atau kelompok dalam masyarakat
baik dalam lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Interaksi antar individu dalam
ruang lingkup lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan keluarga, tetangga,
rukun tetangga, atau rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten,
provinsi, Negara dan dunia. Berdasarkan pandangan dan pendapat diatas,
kurikulum IPS SD tahun 2006 tampaknya menganut aliran kedua dalam kelompok
pertama sebagaiman yang dikatakan oleh Hasan (2006), yang berpandangan IPS
merupakan fungsi dari berbagai disiplin ilmu sosial sehingga tidak lagi dikenal
batas-batas setiap disiplin ilmu. Selanjutnya dikatankan pula bahwa pembelajaran
IPS pada jenjang sekolah dasar bersifat integrated, sehingga materi yang
dibelajarkan dalam IPS merupakan akumulasi dari sejumlah disiplin ilmu sosial.
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada
concept transfers. Artinya penekanan dalam pembelajaran IPS bukan pada cara-
cara siswa mampu menghafal konsep, data dan fakta semata-mata, melainkan
cara-cara guru mampu mengembangkan iklim pembelajaran yang memungkinkan
siswa memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai materi yang
dibelajarkan, dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan
keterampilan-keterampilan sosial yang dimilikinya secara optimal (Hasan,
1996,NCSS,1990;Van Cleaf, 1991).
Dengan demikian pembelajaran IPS harus diformulasikan dan ditekankan
pada aspek kependidikannya. Beranjak dari beberapa pengertian diatas, dalam
hubungannya dengan penelitian guru IPS disekolah dasar berdasarkan kurikulum
IPS SD 1994, yang memberikan pengertian IPS sebagai mata pelajaran yang
merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sosial yang mengajarkan
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan kepada siswa untuk memahami
lingkungan dan masalah-masalah sosial di sekitarnya. Secara akademis, IPS erat
kaitannya dengan ilmu sosial. Ilmu sosial merupakan ilmu pengetahuan yang
membahas hubungan manusia dengan masyarakat dan juga membahas tingkah
laku manusia dalam masyarakat. Sementara itu, Depdikbud (1993:1) mengatakan
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari
kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, sosiologi, dan tata Negara. Berdasarkan buku pedoman guru IPS di
sekolah dasar pada kurikulum IPS SD 2006, yang memberikan pengertian IPS
sebagai mata pelajaran yang merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajran
sosial yang mengajarkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan kepada siswa
untuk memahami lingkungan dan masalah-masalah sosial di sekitarnya, serta
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dikutip
dari (Kajian “Pendidikan IPS”,Wayan Lasmawan).

Anda mungkin juga menyukai