Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan ke-: 3

Judul: TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI

CP MK : Mengerti persiapan menyusun karya ilmiah


Sub CP MK : Menjelaskan beberapa persiapan dan teknik pengumpulan
informasi untuk menyusun karya ilmiah

Uraian Materi :
A. Pengumpulan Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah
Tujuan sebagian besar proyek penulisan adalah menjelaskan sesuatu. Pada
umumnya penulis akan mencari dan mengumpulkan data, informasi, dan bahan
tulisan yang dibutuhkan berkaitan dengan kegiatan penulisannya tersebut. Satu-
satunya cara yang dapat ditempuh adalah mengumpulkan satu set lengkap catatan-
catatan yang dibuat selama penelusuran pustaka atau penelitian dan mulai
merancang outline suatu catatan dari tulisan-tulisan tersebut. Tiga sumber utama
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber data atau informasi adalah perpustakaan,
wawancara langsung, lewat kuisioner, dan pengetahuan yang dimiliki penulis
sendiri.
1. Memanfaatkan Perpustakaan sebagai Sumber Data, Informasi, dan Bahan
untuk Tulisan
Mengumpulkan bahan-bahan tulisan, dilakukan dengan banyak membaca
atau membuat catatan-catatan kecil, misalnya berkaitan erat dengan proses
persiapan penulisan suatu karya ilmiah. Perpustakaan pada umumnya
menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai
bentuk media, seperti media cetak, media audiovisual dan media-madia lainnya.
Mengenal perpustakaan, baik perpustakaan di kampus ataupun di tempat-
tempat lain, merupakan hal yang penting dilakukan oleh semua orang yang
memanfaatkannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengenal
perpustakaan yang pertama yaitu mengetahui letak perpustakaan tersebut dan juga
ruangan yang dimiliki.
Pada umumnya perpustakaan memiliki ruangan sebagai berikut.
1) Tempat kartu katalog.
2) Tempat koleksi buku.
3) Meja petugas perpustakaan.
4) Meja tempat peminjaman buku.
5) Tempat referensi.
6) Tempat periodical.
7) Tempat mesin fotocopy.
8) Koleksi microfilm dan tempat membacanya.
9) Ruangan belajar/baca
10) Ruangan untuk koleksi media, terminal komputer, koleksi khusus, dan tempat
mengetik.


Selain itu, hal yang perlu dikenali adalah tata tertib dari perpustakaan
tersebut. Biasanya tata tertib perpustakaan ditempelkan di dinding ruangan dalam
perpustakaan sehingga semua pengunjung dapat membacanya. Hal-hal yang
berkaitan dengan tata tertib perpustakaan ini antara lain adalah sebagai berikut ini.
1) Jam kerja perpustakaan.
2) Prosedur menjadi anggota perpustakaan.
3) Periode waktu peminjaman buku.
4) Prosedur peminjaman buku/artikel.
5) Prosedur pencarian buku/artikel yang telah dipinjam oleh orang lain.
6) Prosedur sistem penggunaan kartu katalog atau terminal komputer.
7) Prosedur pemanfaatan mesin fotocopy, komputer, media audiovisual, dll.
Dengan mengetahui dengan baik situasi, kondisi dan tata tertib perpustakaan
maka akan lebih mudah untuk melakukan penelusuran pustaka. Hal pertama yang
harus dilakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah mengetahui letak
sumber informasi yang dibutuhkan. Salah satu tempat atau bagian yang patut
dituju di perpustakaan adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasanya berisi
koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas, dan kamus. Buku-buku
referensi tersebut akan memberikan informasi langsung dan mengarahkan pada
sumber-sumber bacaan lainnya atau bahkan kedua-duanya. Hal-hal yang dapat
ditemukan pada referensi ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
(1) Encyclopedia. Dalam encyclopedia tersusun sekumpulan artikel secara
alphabetical. Beberapa encyclopedia berisi informasi yang umum dan luas
mengenai bidang-bidang yang umum, sementara sebagian lainnya,
mengkhususkan diri pada bidang-bidang yang lebih spesifik. Encyclopedia
umum memberikan berbagai ulasan yang cukup memadai bagi seseorang
yang baru dalam mendalami suatu bidang. Contohnya, Encyclopedia
Americana, Encyclopedia Britannica, dan New Columbia Encyclopedia.
Sementara encyclopedia khusus, berisi informasi yang detail/mendalam
mengenai bidang-bidang tertentu yang lebih spesifik. Cara penulisan
informasinya lebih khas pada bidang ilmu yang dibahasnya sehingga
penggunanya harus memiliki latar belakang ilmu yang sama bila ingin
memanfaatkannya secara optimal. Contohnya, Encyclopedia of Chemical
Technology, McGraw Hill Encyclopedia of Science and Technology dan
sebagainya.
(2) Kamus, merupakan susunan kata-kata yang didaftar berdasarkan alfabeta.
Daftar kata-kata tersebut dilengkapi dengan keterangan mengenai bentuknya,
cara melafalkan, asal katanya, artinya, serta penggunaannya, Selain kamus
bahasa, terdapat juga kamus bidang ilmu, yang pada umumnya berisi uraian
tentang definisi atau istilah yang spesifik untuk bidang-bidang tertentu
subjek/topik pada bidang-bidang yang lebih khusus, seperti bidang
pendidikan, seni, teknologi, budaya, sejarah, kesusastraan, dan psikologi,
Encyclopedia of Dictionary of Economics and Business, New Grove
Dictionary of Music and Musicians.
(3) Kompilasi fakta dan data-data statistik, pada umumnya bagian ini berisi
sekumpulan laporan tentang kejadian-kejadian penting yang pernah ada,
disertai dengan nama, tanggal dan tempat kejadian, dan laporan dari Biro
Pusat Statistik tentang berbagai hal.


(4) Bibliografi, berisi daftar tulisan yang ditulis oleh beberapa ahli yang terkenal
dalam bidang-bidang tertentu, dan dilengkapi dengan uraian singkat
mengenai isi buku dan kadang-kadang disertai dengan riwayat hidup
penulisnya.
(5) Panduan untuk mencari buku, pada umumnya berisi informasi tentang daftar
pengarang dan judul buku yang tersedia di perpustakaan, daftar buku-buku
terbaru dengan topik-topik tertentu, dan informasi tentang tempat
menemukan buku yang mengulas tentang topik yang akan ditulis.
(6) Panduan untuk mencari artikelnya, berisi informasi tentang daftar judul
artikel dan pengarangnya yang dikumpulkan dalam satu buku.
(7) Periodicals, yang termasuk kategori periodicals, diantaranya adalah jurnal,
majalah dan surat kabar. Untuk memudahkan pencarian periodical ini,
biasanya di perpustakaan ada indeks umum dan khusus untuk periodical ini.
(8) Terbitan-terbitan pemerintah, seperti laporan Biro Pusat Statistik.
Dengan mengetahui hal-hal yang dapat ditemui di bagian referensi ini,
paling tidak akan memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang dapat
dilakukan pada saat melakukan penelusuran sumber informasi atau data di
perpustakaan. Adapun cara-cara untuk memanfaatkan referensi-referensi tersebut
adalah sebagai berikut,
1) Pemanfaatan encyclopedia, misalnya menulis tentang masalah pendidikan
dasar. Untuk itu, harus membaca encyclopedia dengan cara mencari tulisan
atau artikel yang relevan dengan topik yang dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang muncul yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis.
Selanjutnya jika telah menemukan beberapa artikel yang sesuai dengan yang
dimaksud maka pada lembar terakhir dari artikel-artikel tersebut biasanya
terdapat daftar artikel lain yang membahas topik yang senada.
2) Pemanfaatan panduan untuk mencari fakta dan statistik, misalnya melakukan
riset tentang pencemaran air laut oleh bahan bakar minyak di perairan Teluk
Jakarta. Untuk itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
periode waktu tertentu, tempat pencemaran terjadi. Setelah itu, cari laporan
kejadian serta hasil-hasil analisisnya di bagian fakta dan statistik ini.
3) Pemanfaatan bibliografi, pada umumnya bila topik yang akan ditulis telah
memiliki judul buku dan pengarangnya sekaligus, dan ingin diketahui isi dari
buku tersebut secara lebih mendalam maka dapat menelusuri di bibliografi ini.
4) Pemanfaatan panduan mencari artikel dalam buku, caranya cari artikel dalam
buku yang barangkali relevan dengan topik yang akan ditulis. Kemudian, buat
catatan tentang artikel tersebut dan pastikan catatan tersebut berisi data nama
penulis, judul artikel dan judul buku, dimana artikel tersebut dimuat.

2. Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog


Setelah dilihat di bagian referensi tentang topik yang akan ditulis maka
selanjutnya dapat dibuat daftar judul buku lebih lanjut. Untuk mendapatkan buku
atau artikel yang dimaksud, dapat dicari dengan melihat katalog. Sekarang ini
hampir semua perpustakaan yang besar dapat dijumpai cara penelusuran buku
dengan dua macam katalog, yaitu Online Catalog (menggunakan terminal
komputer) dan Card Catalog (kartu katalog).


Pencarian buku dengan online catalog biasanya menggunakan terminal
komputer. Dengan terminal komputer yang ada, dapat dicari buku-buku dengan
judul dan nama penulis yang jelas.
Caranya menggunakan online catalog adalah sebagai berikut.
1) Tanya pada petugas perpustakaan tentang tempat terminal komputer terdekat
yang bisa digunakan untuk penelusuran pustaka.
2) Biasanya di monitor komputer sudah tersedia menu yang dapat dipilih sendiri,
apakah akan mencari buku atau artikel berdasarkan nama pengarangnya, judul
buku atau artikelnya atau dapat pula minta komputer untuk mencarikan daftar
buku atau artikel sesuai dengan topik yang sedang ditulis. Misalnya, jika
mencari judul buku tentang manajemen maka di monitor komputer akan ke
luar seluruh judul buku mengenai manajemen yang ada di perpustakaan
tersebut. Kemudian, dipilih buku mana yang dibutuhkan dari daftar buku yang
ada.
3) Selanjutnya, dengan menekan Enter atau Return pada keybord komputer
tersebut, dapat ditelusuri lebih lanjut mengenai judul buku lainnya yang sesuai
dengan yang dicari.
4) Jika judul buku, artikel atau daftar buku yang dibutuhkan sudah diperoleh
maka tinggal menekan Enter atau Return pada keybord terminal komputer
tersebut untuk melanjutkan penelusuran atau berhenti melakukan penelusuran.
Selain menggunakan komputer, juga dapat digunakan card catalog (kartu
katalog) untuk mencari buku atau artikel yang dibutuhkan. Kartu katalog akan
memberikan informasi yang lengkap tentang semua buku yang ada di
perpustakaan. Kartu katalog ini biasanya diletakkan dalam suatu lemari kecil dan
letaknya biasanya berdekatan dengan rak-rak buku koleksi perpustakaan.
Selain menggunakan komputer dapat juga mengguanakan card catalog
(kartu katalog) untuk mencari buku atau artikel yang dibutuhkan. Kartu katalog
akan memberikan informasi yang lengkap tentang semua buku yang ada di
perpustakaan. Pada umumnya, semua buku koleksi perpustakaan didata dalam 3
(tiga) jenis kartu katalog yang berisi data tentang pengarang/penulis, judul buku
dan subyek/topik tertentu. Kartu-kartu katalog tersebut pada umumnya ditata
sesuai abjad. Kartu katalog pengarang/penulis; disusun berdasarkan nama akhir
dari pengarang/penulis; kartu katalog judul buku, disimpan dengan menggunakan
kata pertama yang penting dari judul buku tersebut; dan kartu katalog
subyek/topik, didata berdasarkan kata buku tersebut. Ketiga jenis kartu katalog ini
berisi informasi yang lengkap tentang nama pengarang/penulis, judul buku/artikel,
nama penerbit, waktu dan tempat penerbitan, jumlah halaman buku, serta cakupan
materi yang dibahas. Selain itu, kartu-kartu ini juga menunjukkan jika suatu buku
memiliki indeks, bibliografi atau ilustrasi.
Jika buku, artikel, atau jurnal yang dicari di perpustakaan tidak ditemukan,
dapat memanfaatkan fasilitas Interlibrary Loan adalah fasilitas tersebut memang
tersedia.
Cara mencari buku referensi dengan menggunakan kartu katalog adalah
sebagai berikut.
1) Ingat kembali topik yang akan ditulis, kemudian fokuskan materi apa saja
yang dicakup dalam topik tersebut, misalnya fokus tulisan tersebut adalah
sanitasi lingkungan.


2) Masuk ke perpustakaan, cari di encyclopedia artikel-artikel tentang sanitasi
lingkungan. Pada umumnya di dalam ecyclopedia akan terdapat daftar artikel
yang berisi informasi umum tentang sanitasi lingkungan, kasus-kasus pernah
terjadi dengan buruknya sanitasi lingkungan, upaya-upaya yang pernah
dilakukan dan menjaga sanitasi lingkungan, dan lain sebagainya.
3) Pilih dan catat artikel-artikel yang ada di daftar tersebut, terutama artikel yang
sesuai dengan dibutuhkan.
4) Pergi kebagian referensi, cari katalog yang memuat informasi tentang buku
yang dicari. Dari kartu katalog ini, akan diperoleh informasi tentang lokasi
buku atau artikel yang dicari tersebut berada.

3. Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh


Setelah semua bahan pustaka ditemukan dan dikumpulkan, langkah
berikutnya yang harus dilakukan adalah memeriksa bahan-bahan tersebut. Adapun
cara memeriksa bahan pustaka adalah sebagai berikut.
1) Atur waktu membaca, susun buku atau artikel yang telah diperoleh berdasarkan
tingkat kepentingannya, mengacu pada rencana yang telah ditetapkan.
Kemudian, kalau memungkinkan, konsultasikan daftar buku atau artikel
tersebut kepada dosen atau orang yang memberi tugas. Setelah disetujui,
tetapkan jadwal membaca. Buatlah rencana untuk menyelesaikan semua
bacaan dan membuat catatan seminggu sebelum karya ilmiah tersebut
dikumpulkan atau sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
2) Membaca secara selektif. Apabila sumber bacaan adalah buku, baca
pendahuluannya agar mengetahui cakupan isi dan tujuanya. Kemudian, lihat
daftar isinya serta indeks yang berkaitan dengan topik yang ditulis. Baca
bagian-bagian yang sesuai, perhatikan bukti-bukti yang penting, artikan
semuanya itu dan buat catatanya.
3) Membaca secara bertanggung jawab. Hormati konteks tulisan dan kutipan yang
diambil. Membaca secara selektif bukan berarti hanya membaca bagian-bagian
tertentu saja, tanpa melihat konteksnya. Untuk mengerti tentang hal yang
dikutip dan menilai keterkaitan dan kecukupannya dapat dilakukan dengan cara
membaca bagian-bagian penting dari bab-bab yang ada, paling sedikit untuk
lebih mengenal konteks tulisan yang sesungguhnya.
4) Membaca secara kritis. Membaca secara kritis lebih penting untuk menulis
karya ilmiah yang bersifat analisis dibandingkan dengan karya ilmiah yang
mengulas hasil survai. Walaupun demikian, harus diputuskan bacaan tersebut
bermanfaat atau tidak untuk dikutip. Disamping itu, harus diputuskan pula,
argumen-argumen dan fakta-fakta yang ada cukup sahih atau tidak. Jika
penulis menyampaikan pendapat tanpa bukti yang mendukungnya atau
membuat pernyataan tanpa mengutip sumbernya maka harus diwaspadai.

4. Membuat Catatan dari Bahan-Bahan Pustaka


Catatan dari sumber lain dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
menulis pada kartu indeks, menulis di kertas lepas-lepas, memfotokopi halaman
tertentu dari buku, jurnal, artikel yang diperoleh atau mengetiknya dengan
komputer sehingga dapat ditambahkan, mengurangi, dan memanfaatkannya. Salah
satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu
mengacu pada kartu indeks yang telah dibuat. Letakkan setiap informasi yang
5


dibutuhkan pada satu kartu indeks. Hal ini akan mempermudah didalam menata
informasi-informasi ketika memulai menulis dan mengait-ngaikan informasi
tersebut dalam tulisan yang dibuat. Tujuan membuat catatan adalah meringkas
dan merekam informasi yang disarikan dari bahan pustaka yang diperoleh. Satu
hal penting dalam membuat catatan adalah harus dapat mempertahankan pikiran
asli penulis walaupun dengan kata-kata sendiri.

5. Membuat Ringkasan dan “Paraphrasing”


Di samping membuat catatan, dapat dibuat ringkasan atau paraphrasing
dari sumber bacaan yang didapatkan untuk menunjang keberhasilan proyek tulisan
tersebut. Dibutuhkan kutipan di dalam tulisan, tetapi jangan terlalu banyak karena
pembaca akan bingung membedakan antara buah pikiran yang sesungguhnya dan
mana yang bukan. Pada saat dibuat catatan, harus merasa bebas untuk meringkas
atau mengungkapkan kembali sumber tulisan tersebut dengan kata-kata sendiri.
Meringkas suatu pernyataan dari sumber tulisan merupakan cara terbaik untuk
memastikan bahwa yang dibahas dimengerti betul di dalam buku.

6. Membuat Kutipan
Teori yang dikutip harus dikutip persis dan sesuai dengan pernyataan dari
sumber bacaan yang digunakan apabila pernyataan tersebut merupakan pandangan
mendasar dari penulis. Apabila kutipan itu diubah ke dalam bahasa sendiri akan
mengaburkan arti sesungguhnya. Pada saat membuat kutipan, perhatikan hal-hal
berikut.
1) Buat kutipan dengan tepat. Hati-hati dan hindari kesalahan mengutip dalam
bentuk apapun. Setelah mengutip suatu pernyataan, baca kembali pernyataan
tersebut, bandingkan dengan aslinya.
2) Gunakan tanda kutip untuk menunjukkan awal dan akhir suatu kutipan dan
harus dibedakan antara kutipan dan paraphrasing dalam kartu indeks yang
dibuat.
3) Gunakan tanda titik (…) untuk menunjukkan bahwa telah memotong kalimat
pernyataan dari sumber dikutip dan hanya mengutip sebagian saja.
4) Gunakan tanda kurung buka dan tutup ( ) untuk memberikan tanda bahwa
diberikan penjelasan terhadap pernyataan yang dikutip.

B. Melakukan Wawancara untuk Mendapatkan Informasi untuk Tulisan


Cakupan topik yang akan tulis adakalanya memerlukan lebih banyak
informasi selain dukungan bahan bacaan yang diperoleh dari perpustakaan.
Apabila hal ini terjadi maka pertimbangkan untuk melakukan wawancara
langsung atau melalui kuesioner dengan pihak-pihak yang mengetahui
permasalahan yang akan ditulis. Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat
akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah
adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Orang yang Tepat untuk Diwawancarai


Pada saat menentukan topik atau tujuan penulisan, pada saat yang sama
akan terlintas tentang orang-orang yang berkompeten dalam bidang yang akan
ditulis tersebut. Daftar nama orang yang tepat untuk diwawancarai berkaitan
6


dengan topik yang akan ditulis tersebut sudah dimiliki. Misalnya, akan ditulis
tentang pengaruh merokok terhadap kesehatan. Orang-orang yang bisa
diwawancarai adalah mereka yang tahu persis akibat rokok terhadap kesehatan,
misalnya dokter. Selain itu juga, dapat diwawancarai orang yang sakit karena
sebagai perokok berat, tetapi sekarang tidak lagi sebagai perokok. Jadi, dengan
mengacu pada topik, tujuan dan jenis karya ilmiah yang akan ditulis,
sesungguhnya telah dapat ditentukan nama-nama orang yang tepat untuk
diwawancarai.

2. Persiapan Wawancara
Setelah menemukan nama-nama orang yang akan diwawancarai, langkah
berikutnya yang harus dilakukan adalah meminta kesediaan orang-orang tersebut
untuk diwawancarai. Caranya, dapat dilakukan secara langsung, artinya datang
langsung ke tempat orang tersebut berada dan mengutarakan maksud dan dapat
pula secara tidak langsung, lewat telepon atau surat. Permintaan kesediaan
wawancara melalui surat harus dipertimbangkan terlebih dahulu jika diburu oleh
deadline karena biasanya tanggapan yang diharapkan lewat surat datangnya agak
lambat dibanding lewat telepon atau langsung.
Selanjutnya, diharapkan mempelajari sebanyak mungkin karakteristik orang
yang akan diwawancarai tersebut, terutama tentang segala hal yang berkaitan
dengan pekerjaannya jika memang itu yang akan digali darinya. Pada saat
menghubungi orang yang akan diwawancarai, baik langsung, lewat surat maupun
telepon, jelaskan pada orang yang akan diwawancarai hal-hal sebagai berikut.
1) Siapa Anda?
2) Mengapa Anda memintanya untuk wawancara?
3) Mengapa Anda memilihnya untuk diwawancarai?
4) Masalah yang akan dibahas dalam wawancara.
5) Meminta persetujuan tentang waktu yang tepat untuk wawancara.
6) Mengizinkan yang bersangkutan untuk membaca draft tulisan.
Susun draft pertanyaan yang akan diajukan, tentunya mengacu pada topik
atau tujuan menulis karya ilmiah. Untuk itu, harus dibuat perencanaan wawancara
yang baik agar diperoleh data dan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada
perencanaan wawancara tersebut, pewawancara harus menetapkan jenis informasi
yang dibutuhkan, jenis pertanyaan yang harus diajukan untuk mendapatkan
informasi tersebut, cara melakukannya, jumlah orang yang akan diwawancarai
dan sebagainya.
Agar dapat merumuskan pertanyaan wawancara dengan baik, spesifik dan
terfokus, ikutilah langkah-langkah berikut.
a) Menentukan butir-butir informasi yang dibutuhkan.
b) Mengembangkan pertanyaan wawancara.
Setelah itu, pewawancara harus menguasai pula teknik pengajuan
pertanyaan. Berbagai keterampilan mengajukan pertanyaan harus diterapkan.
Pertanyaan pertama yang diajukan harus positif dan bersifat netral. Jenis
pertanyaan yang digunakan dalam berwawancara harus bervariasi, dari mulai
kalimat tanya sederhana sampai kalimat pertanyaan yang mendalam.


3. Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan wawancara di lapangan harus diarahkan agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut ditentukan oleh
kemampuan pewawancara mengikuti pedoman wawancara yang telah disusun
sebelumnya. Apabila yang disiapkan adalah pedoman umum, maka pewawancara
harus pandai-pandai mengatur jalannya wawancara dan mengarahkan pokok
pembicaraan. Apabila telah disiapkan daftar pertanyaan yang terstruktur, maka
wawancara hanya mengikuti daftar tersebut. Dibuatnya daftar pertanyaan
terstruktur memungkinkan dilaksanakannya wawancara secara lebih efektif dan
efisien.
Berikut ini beberapa kiat dalam melaksanakan wawancara yang sukses.
1) Wawancara harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
2) Bersikap santai tetapi dengan tujuan yang jelas.
3) Gunakan pedoman wawancara yang sudah disiapkan.
4) Biarkan yang diwawancarai untuk berbicara.
5) Berlakulah seobjek mungkin.
6) Berikanlah kesempatan berpikir.
7) Apabila jawaban yang diberikan masih belum lengkap, tanyakan lagi.
8) Apabila yang diwawancarai kehilangan arah ketika menjawab pertanyaan,
persiapkan pertanyaan yang persis dan langsung membimbingnya kembali ke
permasalahan yang sedang dibahas.
9) Buat catatan seperlunya, khusunya catatan yang dapat membantu mengingat
kembali proses wawancara.
10) Jika menggunakan tape recorder, jangan terlalu santai sehingga pertanyaan
penting tidak terlupakan.
11) Buatlah catatan sesegera mungkin setelah wawancara selesai.

4. Pengolahan Data Wawancara


Data atau informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara biasanya
dicatat atau direkam. Selanjutnya, data atau informasi tersebut biasanya disebut
catatan lapangan sehingga perlu diolah menjadi infomasi yang dapat digunakan
untuk menunjang proyek penulisan karya ilmiah.
Hasil wawancara berupa catatan atau rekaman tersebut harus diolah menjadi
transkripsi. Pokok-pokok jawaban atas pertanyaan dikumpulkan dan
dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan sifat dan
permasalahannya. Transkrip wawancara tersebut dideskripsikan dan selanjutnya
dianalisis sehingga diperoleh suatu simpulan. Analisis tersebut dimaksudkan
untuk memperoleh keabsahan atau kecukupan data.

Rangkuman
1) Beberapa hal-hal terpenting yang harus dilakukan oleh seorang penulis
karya ilmiah pada tahap persiapan adalah pemilihan topik. Untuk
memperoleh topik yang diinginkan sesuai dengan tujuan penulisan, maka
hal-hal yang patut dipertimbangkan pada saat memilih topik penulisan
adalah menentukan topik/masalah, mengidentifikasikan pembaca tulisan
dan menentukan cakupan isi materi tulisan. Langkah-langkah pemilihan
topik atau masalah untuk karya ilmiah yakni, merumuskan tujuan,
menentukan topik, dan menelusuri topik.
8


2) Dalam mengidentifikasi pembaca karya ilmiah, hal-hal yang perlu
diperhatikan yakni menentukan siapa yang akan menjadi pembaca karya
ilmiah tersebut dengan jelas dan persis, penulis harus mengetahui apa yang
dibutuhkan pembaca dari karya ilmiah tersebut, dan mengetahui apakah
sebelumnya pembaca sudah mengetahui topik yang akan dibaca. Perlu
diperhatikan dalam menentukan cakupan isi materi karya ilmiah yaitu
cakupan materi yang disajikan harus jelas dan sesuai dengan rumusan
tujuan, mengidentifikasi calon pembaca yang tepat, dan memilah bahan
pustaka sesuai dengan tujuan penulisan.
3) Beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber data, informasi, dan bahan untuk tulisan yakni, mencari
buku dengan online catalog dan card catalog, memeriksa bahan-bahan
pustaka yang telah diperoleh, membuat catatan dari bahan-bahan pustaka,
membuat ringkasan dan paraphrasing, dan membuat kutipan.
4) Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara
untuk keperluan penulisan karya ilmiah, yakni menentukan orang yang
tepat untuk diwawancarai, mempersiapkan pedoman wawancara,
melaksanakan wawancara, dan mengolah hasil wawancara. Oleh karena itu
dalam menulis karya ilmiah harus melakukan langkah-langkah persiapan
terlebih dahulu secara sistematis agar tujuan menulis yang diinginkan
dapat tercapai dan menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi banyak
orang.

Anda mungkin juga menyukai