KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dalam bidang pengetahuan sosial, terdapat beberapa istilah yaitu meliputi Ilmu Sosial
( Social Sciences), Studi Sosial (social studies) , dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam
bidang studi IPS sering disebut dengan istilah-istilah Antropologi, Sosiologi, Ekonomi,
Geografi, Sejarah, Ilmu Politik, Psikologi maupun Psikologi Sosial.
Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bidang studi IPS antara lain Sosial
Education dan Sosial learning.
Kedua istilah tersebut menurut Cheppy lebih menitikberatkan kepada berbagai
pengalaman di sekolah yang dipandang dapat membantu anak didik untuk lebih
mampu bergaul di tengah-tengah masyarakat.
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan
keberadaan Social Studies ( Studi Sosial) di Amerika Serikat. Studi Sosial (Sosial Studies)
bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis., melainkan
suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
Achmad Sanusi (1971:18) memberikan penjelasan tentang Studi Sosial sebagai berikut
: Adapun Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis Universitas, bahkan dapat
merupakan bahan-bahan pembelajaran bagi murid-murid sejak Pendidikan Dasar, dan
dapat befungsi selanjutnya sebagai pengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin
ilmu sosial . Studi Sosial bersifat Interdisipliner, denga menetapkan pilihan judul atau
masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu dalam rangka referensi, dan
meninjaunya beberapa sudut sambil mencari logika dan hubungan yang satu dengan
lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut sekomprehensif mungkin .
Perbedaan antara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ssebagai bidang studi dengan disiplin
Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences) antara lain :
1. IPS itu bukanlah suatu disiplin ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi IPS lebih tepat
dilihat sebagai bidang kajian, yaitu suatu kajian terhadap masalah-masalah
kemasyarakatan.
2. Pendekatan yang dilakukan dalam IPS menggunakan Pendekatan Multidisiplin atau
Interdisiplin, tidak seperti halnya Ilmu Sosial yang menggunakan Pendekatan
Disiplin Ilmu atau Monodisiplin.
3. IPS sengaja dirancang untuk kepentingan kependidikan, keberadaan IPS lebih
memfokuskan pada dunia persekolahan, tidak seperti Ilmu Sosial
keberadaannya bisa di dunia persekolahan, Perguruan Tinggi, atau dipelajari di
masyarakat umum sekalipun.
4. IPS di samping menggunakan ilmu-ilmu sosial sebagai bahan pengembangan
materi pembelajaran dilengkapi dengan mempertimbangkan aspek
Psikologis Pemdagogis.
Pembelajaran IPS meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, dan nilai
ketuhanan. Nilai-nilai tersebut di kemukakan oleh Nursid Sumaatjmaja (1997), yaitu sebagai
berikut :
A. Nilai Edukatif
Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya
perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik, meliputi aspek-aspek Kognitif,
Efektif, dan Psikomotor. Peningkatan Kognitif tidak hanya terbatas meningkatnya pengetahuan
sosial, melainkan pula nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif-alternatif
pemecahan masalah sosial.
B. Nilai Praktis
Diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pokok bahasan jangan
hanya tentang pengetahuan yang konseptual-teoritis belaka, melainkan digali dari
kehidupan sehari- hari. Nilai praktis disesuaikan dengan tingkat usia dan kegiatan peserta
didik sehari-hari.
C. Nilai Teoritis
Pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan data,
melainkan menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya. Kemampuan
menyelidiki dan meneliti denga mengajukan berbagai pernyataan ( Sense Of Inquiry ).
D. Nilai Filsafat
Mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk
sosial.
E. Nilai Ketuhanan
Kekaguman kita sebagai manusia pada segala ciptaan-Nya baik berupa fenomena
fisikal, alamiah maupun fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang strategis
sebagai bangsa yang berfalsafahkan Pancasila.
KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dalam kehidupan Sosial kita manusia, ada aspek sejarah, yaitu peristiwa-peristiwa
kehidupan manusia yang telah lalu yang tidak kita alai sendiri.
Numan Somantri, yang dikutip oleh Daldjoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan
pengajaran IPS sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai eksperimen.
v Ekonomi, objeknya mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna mencapai kemakmuran.
v Politik, mempelajari kehidupan negara, pemerintahan dan kehidupan manusianya
sebagaiAn Organized Of Political Man.
v Ekologi, mempelajari bagaimana manusia berhubungan dengna lingkungan alamnya,
memelihara, mengembangkan, dan melestarikannya.
v Sosiologi, mempelajari bentuk dan proses sifat atau ciri yang timbul dari kehidupan
masyarakat yaitu interaksi sosial yang dilembagakan.
v Antropologi, mempelajari tentang manusia dan karyanya The Science Of Group Of Man and
Their Behavior and Production.
v Psikologi Sosial, mempelajari proses mental manusia sebagai anggota masyarakat.
v Sejarah, mempelajari aspek historis kehidupan manusia yang meliputi peristiwa
kemanusiaan sesuai dengan kurun waktunya dan sesuai dengna urutan kejadian.
v Geografi, mempelajari relasi manusia dengan akan yang terungkapkan pada pemanfaatan
alam dalam berbagai bentuknya.
Kegiatan Belajar 1
Sejarah perkembangan IPS secara umum
IPS adalah terjemahan dari social Studies.Untuk mengetahui perkembangan IPS ini, tentu kita
harus melihat sejarah perkembangan social studies yang berkembang di Amerika Serikat.
Perkembangan
pemikiran ini dapat dilihat diberbagai karya Akademis yang dipublikasikan oleh National
councilv for the social studies ( NCSS )
Definisi tentang Social Studiesmenurut Edgar Bruce Wasley pada tahun 1937 ( barr , Bart dan
Shermis , 1977:12 ) yaitu the social studies are the social sciences simplified for pedagogical
purposes .Social studies adalah ilmu-ilmu social yang disederhanakan untuk tujuan
pendidikan.Pengertian ini dikemudian dibakukan bahwa social studies meliputi aspek aspek
sejarah,ilmu ekonomi, ilmu politik , sosiologi , antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat.
Bila dianalisis dengan cermat . didalam pengertian awal, social studies tersebut diatas
terkandung
hal-hal sebagai berikut :
1. social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu social
2. Disiplin dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan / pembelajaran baik pada tingkat
persekolahan maupun pada tingkat pendidikan tinggi
3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin uilmu social itu perlu diseleksi sesuai tujuan tersebut
4. Antara tahun 1940-1950 NCSS mendapat serangan yang berkisar pada pertanyaan mesti
tidaknya
5. social studies menanamkan nilai dan ikap demokratis kepada para pemuda. Hal itu tumbuh
sebagai dampak yang melahirkan tuntutan bagi sekolah untuk berpartisipasi dalam mayarakat
demokratis.
Pada tahun 1960-an, timbul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan, yang
secara khusus dapat dipandang sebagai suatu revolusi dalam social studies.Yang dipelopori
oleh para sejarawan dan ahli-ahli ilmu social.Kedua kelompok ilmuan tersebut terpikat oleh
social studies, antara lain karena pada saat itu pada pemerintah federal menyediakan dana
yang sangat besar untuk perkembangan kurikulum.
Namun demikian sampai tahun 1970-an ternyata gagasan untuk mendapatkan the new spcial
studies belum menjadi kenyataan.Isu yang terus menrpa social studies.
Pada tahun 1940-1960 ditegaskan oleh Barr,dkk, ( 1977:36 ) yaitu terjadinya tarik menarik
antara dua visi socisl studies, disatu pihak adanya gerakan mengintegrasi diberbagai disiplin
ilmu social untuk tujuan citicenship education.Dilain pihak,terua bergulirnya gerakan
pemisahan berbagai disiplin ilmu social yang cenderung memperlemah konsepsi social studies
education.
Pada tahun 1955terjadi terobosan besar , demikian diungkapkan Barr,dkk.( 1977:37 ) berupa
inovasi Maurice Hunt dan Lawrence Metcalf yang mencoba melihat cara baru dalam
pengintegrasian pengatahuan dan keterampilan ilmu social untuk tujuan citizenship
education.
Tekanan perubahan lain yang juga cukup dahsyat muncul pada tahun 1957 dalam bentuk
upaya komperenhansip untuk mereformasi social studies.Pemicu perubahan tersebut adalah
keberhasilan
Rusia meluncurkan pesawat ruang angkasa sputnikyang telah membuat Amerika menjadi
panic dan merasa jauh tertinggal dari Rusia.
Gerakan the new social studies yang menjadi pilar dari mpermukaan social studies pada tahun
1960-an , bertolak dari kesimpulan bahwa social studies dinilai sangat tidak efektif dalam
mengajarkan
substansi yang mempengaruhi perubahan sikap para siswa.Oleh karena itu, para ilmuan
dalam hal ini sejarawan dan ahli-ahli ilmu social bersatu padu untuk bergerak meningkatkan
social studies kepada taraf higher level of intellectual pursuit ( Barr,dkk.1977:42 ) yakni
mempelajari ilmu social secara mendasar dengan orientasi baru tersebut maka dimulailah era
modus pembelajaran social science education.
Pada dasa warsa 1960-an tercata (Barr,dkk:45) adanya perubahan orientasi pada disiplin
akademik yang terpisah pisah kesuatu upaya untuk mencari hubungan interdisipliner. Untuk
ini The social studies curriculum center at Syracuse mengindentifikasi 34 konsep dasar yang di
gali dari sejumlah ilmu social yang dinilai perlu diajarkan disekolah.
Pada dasa warsa 1970-an , demikian direkam Barr,dkk (1877:46) terjadi pertemuan social
studies yang serupa dengan perkembangan sebelumnya.Para ahli ternyata mendapatkan
kesimpulan yang sama yakni terlepas dari upaya pemerintah belum banyak terjadi perubahan
disekolah Barr,dkk(1978:1917)
Jika dilihat dari visi, misi strateginya ,Barr,dkk (1978:1917) social studies telah dan dapat
dikembangkan dalam tiga tradisi yakni social studies taught as citizenship transmission,
sogialstudies tought as social science, and social studies tought asreflegtive inguiry.Masing
masing tradisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tradisi citizenship transmission merujuk pada suatu modus pembelajaran social yang
bertujuan untuk mengembangkan warga Negara yang baik yang ditandai oleh confoms to
certain accepted practices, hold particular belief, isloyal to certain values, participates in
certain activities. And conform to norm which are often local to character.
Seadngkan tradisi social science merupakan modus pembelajaran social yang juga
mengembangkan karakter warga Negara yang baik, yang ditandai oleh kemampuannya dalam
melihat dan mengatasi masalah-masalah social dan personal dengan menggunakan visi dan
cara kerja ilmuwan social .
Dilain pihak tradisi revlective inguiry merupakan modus pembelajaran social yang
menekankan pada hal yang sama yakni pengembangan waraga Negara yang baik dengan
criteria yang berbeda yaitu dilihat dari kemampuannya.Jika dilihat dari definisi dan tujuannya,
social menurut laporan tersebut terkandung dalam hal sebagai berikut:
1. Pertama social studies merupakan mata pelajaran dasar diseluruh jenjang pendidikan
persekolahan.
2. Kedua tujuan utamamata pelajaran ini ialah mengembangkan siswa untuk menjadi warga
Negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan.
3. Ketiga konten pembebelajarannya digali dan diselaksi dari sejarah dan ilmu-ilmu social
4. Keempat pembelajarannya menggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran pribadi ,
kemasyarakatan , pengalaman budaya perkembangan siswa.
Pada tahun 1992 the bord of direction of the nationa council for the social studies mengadopsi
visi
terbaru mengenai social studies yang kenudian diterbitkan dalam dokuman resmi NCSS pada
tahun 1994 dengan judul Expectations of excellence: curriculum standart of social
studies.Dokumen ini nampaknya yang sedang mewarnai pemikiran dan praksid social studies
di Amerika Serikat saat ini. Didalam dokumen teresbut ( NCSS, 1994:13) diadopsi pengertian
social studies sebagai berikut: Secara essensial terkandung visi, misi, dan strategi pendidikan
social studies yang mengokohkan kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif dari pakar
dan praktisi yang tergabung dalam NCSS.Yang secara social akademik sangat berpengaruh di
Amerika serikat, yang juga biasanya memberi dampak yang sangat signifikan terhadap
pemikiran dan praksis dalam bidang itu dan Negara lain.
Sebagai rambu-rambu dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan setrategi baru social studies
tersebut, NCSS (1994) menggariskan hal-hal sebagai berikut:
· Pertama program social studies mempunyai tujuan pokok yang ditegaskan kembali bahwa civic
competence itu bukanlah menjadikan tanggung jawab dari social studies .
· Kedua program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari taman kanak-
kanak sampai dengan pendidikan menengah ditandai oleh keterpaduan know ladge, skill, and
attitudes within and cross disciplines ( NCSS.1994:3 )hal ini memberikan dasar bahwa
pendidikan social studies memiliki dua akternatif yakni yang bersifat monodisipliner. Pda kelas
rendah ditekankan pada social studies yang mengintegrasikan beberapa disiplin yang bertolak
dari suatu tema tertenru misalnya tema tine, continutity, an cange sedangkan pada kelas lanjutan
dan menengah program social studies dapat diteruskan dengan mengintegrasikan secara
interdisipliner yang sering disebut dengan secara interdisciplinary yang lebih luas.
· Ketiga program social studies dititikberatkan pada upaya membantu siswa dalam construcl a
know base and attitudes drawn from academic diciplines as specialized ways of viewing reality
( NCSS ,1994:4). Disini siswa di perankan bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif,
tetapi sebagai pembangun pengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara pandang escara
akademik terhadap realita
· Keempat program social studies mencerminkan The chaging nature know , ledge, fostering
entirely now and highly integrated approfe dres to resolving issue of significance to
humanity(NCSS 1994:5) dengan begitu hakikat pengetahuan yang semula dilihat secara kotak-
kotak kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan sebagai disiplin.
KEGIATAN BELAJAR 2
Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia
1. Di Indonesia belum ada profisional bidang pendidikan IPS seperti NCSS ( national Council for
the social studies)
2. Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontology ilmu pendidikan ( disiplin )
IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual / kelompok pakar yang ditugasi
secara incidental untuk mengembangkan perangkat kurikulum IPS melalui pusat pengembangan
kurikulum dan sarjana pendidikan badan penelitian perkembangan ( BALITBANG DIKNAS )
dan pusat kurikulum ( purkur )
Istilah IPS untuk pertama kalinya muncul dalam seminar Nasional tentang Civic Education
tahun 1972 di
Tawangmangu Solo, dalam winata putra, 1972; 42 ada 3 istilah yang muncul dan digunakan
secara
bertukar pakai ( in tere hangeably ), yaitu:
1. Pengetahuan social
2. Studi social
3. Ilmu Pengetahuan Social
Ketiga istilah tersebut diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah social yang dipilih dan
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-
masalah social itu dapat dipahami oleh siswa.
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk kedalam dunia persekolahan terjadi pada tahun
1972- 1973,yakni dalam kurikulum proyek perintis Sekolah Pembangunan( PPSP ) IKIP
Bandung. Dalam kurikulum SD PPSP diartikan sama dengan pendidikan
kewarganegaraan ,sedangkan dalam kurikulum sekolah menengah 4 tahun, digunakan istilah
1. Studi Social
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Civies dan hokum
Pada tahap ini konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk , yaitu:
1. Pendidikan IPS , terintegrasi denagn nama pendidikan kewargaan Negara / Studi Social
2. Pendidikan IPS terpisah , dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep ,payung untuk
mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi.
3. Pendidikan kwargaan Negara sebagai suatu bentuk Pendidikan IPS khusus, yang dalam konsep
tradisi Social Studies termasuk Citizenship Trans Mission(Barr , dkk;1978)
Konsep pendidikan IPS tersebut kemudian memberi Inspirasi terhadap kurikulum 1975 ,
menampilkan 4 profil, yakni :
a. Pendidikan moral pancasila menggantikan kewargaan Negara sebagai suat bentuk pendidikan
IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship transmission
b. Pendidikan IPS terkonferdasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai konsep paying yang
menaungi mata pelajaran geografi ,sejarah dan ekonomi koperasi.
c. Pendidikan IPS terpadu untuk sekolah dasar
d. pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah , geografi , ekonomi,
untuk SMA atau sejarah dan Geografi untuk SPG
Secara konseptual mata pelajaran ini masih tetap merupakan bidang pendidikan IPS yang
khusus mewadahi tradisi citizenship transmission dengan muatan utama butir-butir pancasila
yang diorganisasikan dengan menggunakan pendidikan spiral of concept development ala
Taba dan expanding evirenment approach ala Hanna dengan bertitik tolak dari masing-masing
sila pancasila.
Dalam kurikulum 1994, mata pelajaran social khusus yang wajib diikuti semua siswa ( SD,
SLTA,SMU ) sedang mata pelajaran IPS diwujudkan dalam :
1. Pendidikan IPS terpadu di SD kelas III-VI
2. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTA yang mencakup materi geografi , sejarah dan ekonomi
koperasi
3. Pendidikan terpisah, yang mirip dengn tradisi Sosial Studies
Dilihat dari tujuan setiap mata pelejaran sama / memiliki tujuan yang bervariasi
1. Sejarah, untuk menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau
hingga masa kini
2. Ekonomi, untuk memberikan pengetahuan konsep-konsep dan teori sederhana untuk
menjelaskan fakta , peristiwa dan masalah ekonomi yang dihadapi.
3. Sosiologi, untuk memberikan kemampuan secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan
sehari-hari yang muncul. Seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya.
4. Tata Negara, untuk meningkatkan kemampuan agar siswa memahami penyelenggaraan Negara
sesuai dengan tata kelembagaan Negara, tata peradilan, sistim pemerintahan Negara RI maupun
Negara lain.
5. Antropologi, untuk memberikan pengetahuan mengenahi proses terjadinya kebudayaan ,
pemanfaatan dan perwujudan dalam kehidupan sehari-hari.
M.Numan Somantri selaku pakar dan ketua HISPISI, kembali menegaskan adanya 2 versi PIPS.
Sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan Yogyakarta tahun 1991
· Versi PIPS untuk pendidikan dasar dan menengah ;
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasidari disiplin ilmu-ilmu social dan humairo, serta kegiatan
dasar manusia, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagagis / psikologis untuk
tujuan pendidikan.
Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini
pendidikan IPS
terpilih dalam 2 arah :
1. PIPS, untuk persekolahan dan dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu social , dan
humaiora yang diorganisasikan secara psikopedagogis untuk tujuan pendidikan persekolahan
2. PDIPS, untuk perguruan tinggi, pda dasarnya merupakan penyelecsian dan pengorganisasian
secara ilmiah dan meta psikopedagogis dari ilmu social, humaniora dan disiplin lain yang
relevan untuk tujuan pendidikan professional guru IPS
Secara filsafat ilmu pengetahuan bagian dari pengetahuan, yakni pengetahuan bersifat ilmiah.
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang terorganisasikan dan bersistem yang digali dan
dibangun dengan menggunakan pendekatan ilmiah menurut Golmark ( 1968, dalam bank,
1977:16 ) yaitu Bahwa suatu kebenaran tidaklah mutlak dan tidak berubah , akan tetapi
merupakan suatu kesimpulan yang disepakati komutis yang memahaminya dengan baik dan
menghasilkan sesuatu.
Suatu metide ilmiah mempunyai cirri-ciri : Systematyzed, Precise, expanding, testable, open itu
public judgment, demans responsibility dan reconstructable.
Bidang pengetahuan yang bersifat ilmiah ini dikenal sebagai suatu disiplin ilmu.
· Logika disiplin ilmu seperti di kemukakan oleh Gold mark pada dasarnya mencerminkan apa
yang menjadi telaah dan bagaimana pengetahuan itu digali dan dikembangkan dengan
mengikuti prinsip dan prosedur yang baku . Dalam wacana filsafat pengetahuan ( suriasumantri,
1984 , 1986 ) Terang tersebut dikenal sehingga landasan antologi dan epistemology
· Logika eksternal seperti dikemukakan oleh Dufty ( 1967 ) dan Somantri ( 1998 ) pada dasarnya
mencerminkan seharusnya pengetahuan itu digunakan sehingga memberikan manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakan Negara , apabila mungkin terhadap masyarakat dunia.
Dalam wacana filsafat pengetahuan kerangka pemikiran teresbut dikenal sebagai Landasan
Aksiologi
PDIPS tersebut sebagai berikut:
1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP, dan SMU
2. Krakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-STKIP / FKIP
3. Kurikulum dan bahan belajar IPS SD, SUP, dan SMU
4. disiplin ilmu-ilmu social , humaniora, dan disiplin lain yang relevan.
5. Teori, prinsip, strategi, media dan evaluasi pembelajaran IPS.
6. Masalah-masalah social dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak social .
7. Norma agama yang melandasi dan memperbuat profesionalisme
Hal yang dimaksud dengan paradigma adalah accepted pattern or model : ( kuhn:1970 ). Ser
ofperasional paradigma pembangunan pengetahuan dalambidang PDIPS diartikan sebagai
pola pikir , pola sikap , dan pola tindak yang tertata secara utuh yang seyogyanya digunakan
oleh para pakar /
ilmuan PDIPS dalam melakukan kegiatan
Teori inilah yang pda gilirannya membangun suatu system pengetahuan / disiplin ilmu .
Namun demikian disiplin itu sendiri tidak dapat dipandang hanya sebagai akumulasi informasi
, fakta ,teori / paradigma.Melainkan system berfikir.
MODUL 3
RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN KONSEP DASAR IPS
Kegiatan Belajar 1
Ruang Lingkup Dan Cakupan Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
Antara IPS dan IIS memiliki prbedaan yang mendasar. Keduanya tidak bisa dipisahkan karena
secara tradisional antara IPS dan IIS memang sudah saling berhubngan.Disekolah IPS lebih
menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, dimana topik-topik dalam IPS
dapat kita manipulasi menjadi suat isu,pertanyaan atau permasalahan yang berperspektif
interdisiplin. Keberadaan gerakan dan paham social studies di Amerika Serikat banyak
mempengaruhi pemikiran
mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia.Studi
IPS berkaitan dengan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang melibatkan segala
tingkah laku dalam memenuhi aspek kebutuhan hidupnya, berkaitan dengan bagaimana cara
manusia menggunaka usaha untuk memeuhi kebuthan materinya, memenuhi kebutuhan
budayanya ,kebutuhan jiwanya ,pemanfaatan sumber daya yang terdapat dibmi ,mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya untuk mengatur dan mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. Konsep dasar IPS adalah suatu citra mental tentang objek konkret
ataupun gagasan yang abstrak. Konsep IPS mencerminkan suatu fenomena atau gejala atau
benda-benda yang berkaitan dengan IPS. IPS dan Ilmu-ilmu Sosial sama-sama memiliki subjek
dan objek yang sama,yang mempelajari tentang perilaku
manusia.Ilmu-ilmu sosial sosial,seperti sosiologi,Antropologi<danPsikologi sosial
merupakanilmu-ilmu sosial yang secara khusus mempelajari perilaku manusia.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Cakupan Konsep Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik
Dan Pemerintahan, Serta Psikologi Sosial
A. Sejarah
Setiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah masing-masing atau paling tidak ada
riwayat asal-usulnya.Asal-usul yang menyangkut proses,peristiwa,dan waktu.Sejarah adalah
riwayat tentang masa lampau atau sesuatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan
riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya.
B. Geografi
Konsep geografi terungkap hubungan saling mempengaruhi serta fenomena alam ditempat-
tempat tertentu dengan perilaku serta tindakan manusia.Yang menjadi objek studi geografi
adalah geosfer,yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terjadi atas
atmosfer(lapisan udara),litosfer (lapisan batuan,kulit bumi),hidrosfer (lapisan air) dan biosfer
(lapisan kehidupan).
Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi di tinjau dari sudut pandang kewilayahan atau
lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan fenomenanya
(udara,batuan,perairan,kehidupan). Persamaan dari perbedaan fenomena tersebut tidak lepas
dari hubungan interaksi ke ruang dari unsur-unsur geografi di wilayah atau dalam lingkungan
di permukaan bumi.
Dari pengertian geografi yang telah dikemukakan tadi, dapat diketengahkan bahwa geografi
berkenaan dengan:
1. Geosfer atau permukaan bumi
2. Alam lingkungan (atmosfer, litosfer,hitdrosfer,biosfer)
3. Umat manusia atau atroposfer
4. Persebaran ke ruangan fenomena alam dan kehidupan termasuk persamaan serta
perbedaan
5. Analisis hubungan serta interaksi ke ruangan fenomena-fenomenanya di permukaan
Bumi
Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi,paling tidak kita dapat
mempelajari dua kelompok konsep yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James,
P.E.:1979:115) dan Henry J. Warman (Gabler,RE:1966:13-16) Rincian konsep dasar itu sebagai
berikut.
Getrude Whipple mengungkapkan ada 5 konsep dasar,yaitu sebagai berikut.
1. Bumi sebagai planet
2. Variasi cara hidup
3. Variasi wilayah-wilayah alamiah
4. Makna wilayah (region) bagi manusia
5. Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan dasar (PenDas) konsep dasar itu dapat kiat
mulai dari arah (mata angin),jarak ,peta perbedaan kesenambungan.cara membina konsep
pada diri kita masing-masing yaitu dengan mengajarkan pengertian konotatif tentang sesuatu
(Womanck,J.G:1970:32) jadi kita sebagai guru IPS mengajarkan pengertian yang selias luasnya
tentang sesuatu secara bertahap berkesinambungan sampai terjadi pola pengertian dalam
benak kita dan juga dalam benak peserta didik sampai ke tahap abstrak yang mencirikan
konsep tersebut.
Dapat dikemukakan tentang sungai sebagai sesuatu konsep dasar geografi. Kiat selaku guru
IPS bertanya kepada peserta didik mengenai sungai Apakah ada di antara mereka belum
mengenal sungai itu.secara kongkrit berarti guru sudah menyampaikan pengertian sungai
sesuai yang diuraikan dalam kamus.
(Gerarado P.Sicat dan H. W Arndt (1991:3) mengemukakan bahwa Ilmu ekonomi adalah suatu
studi yang mengkaji bagaimana orang perorangan dan kelompok kelompok masyarakat
menentukan pilihan. Karena manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas.Untuk
memuaskan bermacam-macam ragam keinginan tersebut,tersedia sumber daya yang dapat
digunakan.itupun tidak tersedia dengan bebas.
Ketiga bahasan ilmu ekonomi tadi, dapat ditarik garis persamaan yaitu bahwa ilmu ekonomi
merupakan suatu studi,ilmiah mengenai bagaimana cara memenuhi kebutuhan materi.
Bagaimana mengembangkan upaya menahan diri dan hidup yang berlebih-lebihan padahal
kemampuan sumber daya ada dalam keterbatasan. Untuk mengatur kesejahteraan
rakyat,khususnya kesejahteraan ekonomi Bangsa Indonesia, telah diatur dalam Undang-
undang Dasar 1945. Pada pasal 33 yang terdiri atas 5 yaitu :
Koprasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koprasi
dengan berlandaskan kegiatanya berdasarkan prinsip koprasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.Menurut P.E. Weraman (A.A Chaniago,
Cb, Toweula,dkk:1995:225) mendefinisikan bahwa
Koprasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hokum yang bertujuan untuk perbaikan
social ekonomi anggotanya melalui memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha
bersama saling membantu antara satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi
keuntungan ,usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip koprasi.
Dari 3 batasan tadi dapat ditarik garis persamaan yaitu bahwa koprasi adalah kegiatan
ekonomi bersama dari para anggotanya,berdasarkan kekeluargaan,kerakyatan,demi
keuntungan bersama,
Dan tidak mengutamakan keuntungan ekonomi semata- mata,melainkan juga memperhatikan
keuntungan sosial. Tujuan penyejahterakan para anggota berdasarkan alas keluarga dan
keuntungan sosial ,Ekonomi yang berasaskan kekeluargaan, yang menguasai hajat hidup
orang banyak yang di arahkan pada kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya yang
dicantumkan dalam UUD 1945.
D. Sosiologi
Menurut pebdapat Frank H. Hankins (Faircdhild, H.P,dkk.:1982:302)lebih terperinci
mengemukakan: bahwa Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dan
hubungan kelompok umat manusia.studi tentang manusia dan insaninya dengan hubungan
satu sama lain.Aliran sosiologi yang
berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenaan dengan factor-faktor yang
berhubungan,sebagaian menekankan hubungan pada hubungan diantara mereka sendiri
seperti interaksi,asosiasi,dan seterusnya.
Secara sibgkat yang baru dikemukakan,dapat diketengahkan konsep konsep dasar sosiologi
sebagai berikut:
1. Interaksi sosial
2. Sosialisasi
3. Kelompok sosial
4. Proses sosial
5. Proses sosial
6. Perubahan sosial
7. Mobilisasi asocial
Interaksi sosial sebagai konsep dasar sosioligi,telah cukup dibahas pada uraian terdahulu.
Interaksi ini nbagaimanapun intensitasnya,selalu dialami oleah tiap individu dan selalu terjadi
dimasyarakat.Lebih tepat kelompok sosial tepat terjadinya interaksi antara individu tidak lain
adalah kumpulan manusia yang paling tidak terdiri atas dua orang namun biasanya lebih dari
itu, telah saling mengenal dalam waktu yang relative lama, ada kaitan rasa senasib, diikat oleh
nilai dan norma yang sama serta memiliki rasa persatuan
Selain kelompok sosial yang merupakan kesatuan antara anggota masyarakat, di dalamnya
terjadi atau terdapat lapisan-lapisan sosial yang ditunjukkan oleh pengelompok anggotanya
berdasarkan ikatan persamaan tertentu,seperti pendidikan,ekonomi,mata pencaharian,suku
bangsa.
Sebagai akibat proses sosial, perubahan sosial dan modernisasi,baik secara perorangan
maupun kelompok,terjadi perubahan status dan lapisan bawah ke lapisan menengah dan
bahkan sampai lapisan atas. Atau juga terjadi perubahan status dan petani menjadi pedagang
atau menjadi pegawai negeri.perubahan konsep yang dialami merupakan konsep mobilisasi
sosial. Jika lapisan tersebut dari lapisan bawah ke lapisan menenggah sampai lapisan atas atau
sebaliknya di konsepkan sebagai
Vertikal. Sedangkan perubahan status yang sifatnya setara seperti pretani menjadi pedagang
kemuadian menjadi nelayan dan seterusnya,mobilisasiu yang demikian di konsepkan sebagai
mobilisasi horizontal.
Dalam kehidupan sosial itu terdapat hal-hal yang dianggap sebagai penyakit masyarakat,
sweperti kaehatan,pengangguran,pelacur,gelandangan,kemiskinan penyakit-penyakit
masyarakat byang demikian yang merupakan masalah sosial, dikonsepkan sebagai patologi
sosial. Kondisi atau lebih tegas lagi,masalah yang demikian itu merupakan salah nsatu konsep
dasar sosiologi yang wajib dikaji secara mendalam, untuk menentukan alternative
pemecahanya.dan cara pemecahanya dengan cara : wajib mendapat perhatian dan
keperdulian segala pihak. Apalagi hal mtersebut kita abaikan maka menjadi masalah sosial
yang makin gawat yang merusak mental generasi muda Indonesia.
E. Antropologi
Seperti yang terlah di uangkapkan bahwa kehidupan manusia di masyarakat atau manusia
dalam konteks sosial meliputi aspek salah satu aspek yang makna dalam kehidupann manusia
yang juga mencirikan kemajuanya yaitu kebudayaan.yang mengkhususkan telaahanya kepada
budaya ini tidak lain adalah antropologi.Menurut E.A.Hoebel (Faichild,H.P,dkk.:1982:12) secara
singakat mengemukakan Antropologi adalah suat studi tentang manusia dengan
kerjanya.sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990:11) juga secara singkat mengatakan
antropologi adalah ilmu tentang manusia,sedangkan Hoebel mengemukakan anteropologi
adalah cara kerjanya.dengan demikian sebutan antropologi disini berate studi ilmu yang
mempelajari manusia dengan perilaku sosial atau dengan kebudayaanya.
Kebudayaan adalah nama kolektif semua pola prilaku di transparasikan secara sosial melalui
simbul-simbul dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang
karakteristik yang hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu hukum, pemerintah,
moral, dan kenyakinan dan kepercayaan saja,melainkan meliputi juga peralatan material atau
artewfak yang merupakan jelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan fikiran yang
berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan
seni, dan sebagainya
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood di atas sangat jelas dan gamlang bahwa kebudayaan
hanya milik otentik manusia saja.Konsep-konsep mdasar itu meliputi:
1. Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. bahasa
10. lambang
11. Fenomena yang dapat kita gali dengan sendirinya
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan
konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tip konsep konsep dasar tersebut saat ini
biasabisa dijadikan satu sebagai IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi ) penyatuan tiga
konsep tersebut sangat beralasan karena ketiganya sangat erat satu sama lain.oleh karena itu,
kita sepakat untuk memadukan mewnjadi IPTEK.
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam mkehidupan masyarakat dan budaya
adalah nilai serta norma.Sedangkan norma lebih mengarah pada ukuran dan aturan
kehidupan yang berlaku dikehidupan masyarakat.
Pada tingkatan taraf yang lebih tinggi kita juga mengenal pranata yang juga merupakan salah
satu konsep dasar dalam kehidupan masyarakat dan budaya.Dalam hal ini, kita juga harus
membedakan antara pranata (intstitution) dengan lembaga (insititute). Mengenai konsep
dasar diatas menurut Koentjaraningrat (1990:165-166) pranata adalah sistim norma atau
aturan-aturan yang mengenai satu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau
institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu . Contohnya sebagai
pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan kekerabatan, yaitu perkawinan, tolong
menolong antar kerabat, sopan santun, pergaulan antar kerabat, dan sebagainya.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahasa sebagai
konsep, bukan hanya merupakan rangkaian kalimat tertulis ataupun lisan, melainkan
pengertiannya lebih jauh dari pada hanya sekedaar rangkaian tulis atau lisan melainkan bahsa
itu sebagai suatu konsep meliputi pengertian sebagai bahasa anak, bahasa bisnis, bahsa
isyarat, dan lainya
Konsep dasar antropologi lainya mengenai lambang sesungguhnya bahasa itu juga termasuk
lambang bagi manusia contohnya uangkapanbahasa mencirikan bangsa pada ungkapan itu
tercermin bahwa bangsa yang memiliki tutur kata yang baik ,mencerminkan bangsa tersebut
merupakan bangsa yang baik ,lambang- lambangnya antara lain seperti bendera bagi suatu
bangsa, tanda pangkat, atau jabatan bagi satu angkatan, monument bagi suatu kelompok
masyarakat dan bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian Ilmu Politik secara umum adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan negara untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tuganya dan sebagai
penyelenggara negara,
Pengertian Pemerintahan menurut Brown and Brown (1980: 304) dan Charles J. Bushnell
(Fairchild, H.P. , dkk :1982 :132)
1. Brown and Brown (1980: 304)
Pemerintahan adalah semua aparat dan proses yang melaksanakan penyelenggaraan aktifitas
negara
2. Charles J. Bushnell (Fairchild, H.P. , dkk :1982 :132)
Pemerintahan adalah Organisasi menjelmaan suatu negara, pemerintahan adalah negara dalam
penampilan, prakteknya pemerintahan sebagai proses merupakan pelaksanaan fungsi
negaradalam segala aspeknya.
Suatu nusantara yang dapat dikatakan negara, setidaknya memiliki kriteria sebagai berikut,
yakni: memiliki wilayah, penduduk, pemerintah, dan kedaulatan.Negara yang demokratis
adalah Negara yang memiliki tertib dan aman karena adanya peraturan yang disusun
bersama, disepakati bersama dan serta dipatuhi bersama-sama juga. Dansemua itu telah
disusun oleh Undang-undang yang menjadi pokok utama atau induk dari segala peraturan.
Di Negara tercinta kita, Negara Republik Indonesia sebagaimana telah ditentukan dan digaris
besarkan pada UUD 1945 yang menjadi pokok utama dari segala peraturan. Demokrasi yang
arti harfiahnya, rakyat berkuasa atau kekuasaan di tangan rakyat, yang pada pelaksanaannya
di serahkan kewenangannya kepada kepala negara atau presiden. Dapat disimpulkan, segala
aspirasi pendapat masyarakat akan disampaikan secara bertahap. Yang pertama disampaikan
melalui perwakilan rakyat (DPR) yang merupakan perwakilan dari rakyat, dan kemudian
disampaikan kepada majelis permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan masih
dimusyawarahkan diambil kebijakan-kebijakan. Dan setelah itu baru ditujukan kepada kepala
Negara kita yaitu Presiden.
G. Psikologi Sosial
Secara umum pengertian Psikologis Sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam
kontek sosial.
Pengertian psikologi sosial menurut HaroldA Phelps (Fairchild, H.P, dkk,. :1982: 290), adalah
suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial .
Emosi dengan reaksi emosional merupakan konsep dasar psikologi social yang peranannya
besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya. Perhatian dan minta seseorang
terhadap sesuatu benda, fenomena social, interaksi social dan yang lainnya. Tinggi rendahnya,
terkendali tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial yang
bersangkutan. Oleh karena itu, emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajibdiberi santapan
dengan berbagai pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan.
Kemauan yang kuat merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suatu
prestasi. Ada pepatah mengatakan, di mana ada kemauan, di situ ada jalan . Orang yang
kemauannya lemah, bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi selain
timbul dari dalam diri individu masing-masing, juga dapat datang dari lingkungan. Untuk
mencapai suatu harapan yang tinggi, kiat harus mempunyai motivasi diri yang kuat. Agar semu
citi-cita yang kita harapkan akan tercapai.
Konsep dasar yang merupakan komprehensif adalah kepribadian. Secara singkat, Brown &
Brown (1980:149) mengemukakan bahwa kepribadian tidak lain adalah pola karakteristik,
sifat atau atribut yang dimiliki individu yang ajeg dari waktu ke waktu . Sedangkan Hornrl Hart
(Fairchild, H.P., dkk.: 1982:218) secara lebih rinci mengemukakan:
Kepribadian yaitu organisasi gagasan yang dinamik, sikap, dan kebiasaan yang dibina secara
mendasar oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psiko-fisika organisme
tunggal dan yang secara sosial ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang terpadu dengan
semuapenyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu berdasarkan keperluan satu
kemungkinan dari lingkungan sosialnya.
Jadi, dapat disimpulkan kepribadian sebagai suatu konsep dasar psikologi, dan juga
merupakan suatu perpaduan potensi, kemampuan dan aset diri tiap individu yang menjadi jati
diri masing-masing. Jadi, kita sebagai SDM generasi muda yang akan menjadi subjek
pembangunan masa yang akan datang, wajib mengembangan dan membina kepribadian
peserta didik kita menjadi SDM yang handal yang kelak dapat menyelamatkan kehidupan yang
telah menyimpang dan kebenaran yang hakiki yang mengorbankan nilai-nilai moral demi
mencapai tujuan material semata. Panggilan dan tugas pendidikan memang berat, namun
sangat mulia.
MODUL 4
KONSEP DASAR SEJARAH
Kegiatan Belajar 1
Penjajahan Indonesia dan Akibatnya
Timbulnya penjajahan di indonesia disebabkan oleh dua faktor , yakni faktor internal dan
faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang terjadi dari dalam yaitu kondisi politik, ekonomi dan sosial
budaya yang memungkinkan bangsalainmemasuki indonesia untuk berdagang yang kemudian
berusaha menguasai peragangan dengan memonopoli perdagangan, sedangka faktor
eksternal yaitu faktor yang terjadi dari luar yaitu kondisi yang terjadi di negara negara barat
sehingga meraka mengadakan ekspansi ke seluruh dunia.
1. Faktor Esktern
Maksudnya adalah kondisi yang terjadi di Eropa yang memungkinkan terjadinya
penjajahan di indonesia dengan masuknya bangsa Barat ke Asia Tenggara pada abad ke-16
yang secara bertahab membawa bangsa indonesia ke lingkup perdagangan Internasional
kemudian setahap demi setahap kekuasaan asing mulai masuk ke tanah air kita. Negara barat
yang pertama kali masuk ke Indonesia diawali oleh Spanyol, Inggris dan Belanda. Bangsa
Spanyol lebih memusatkan di Filipina, Inggris mengutamakan sasarannya di India sedangkan
Indonesia menghadapi bermacam-macam corak imperalisme, seperti Portugis, Belanda, dan
Inggris walaupun kekuasaaanya hanya sebentar saja.
Faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa masuk ke Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Berkembangnya keyakinan akan kebenaran ajaran Copernicus yang mengatakan bahwa dunia
ini tidak datar melainkan bulat seperti bola apabila seseorang berlayar lurus ke arah barat
maka akhirnya akan tiba kembali pada titik semula.
b. Berlangsungnya zaaman Renaisance di Eropa. Sekitar tahun 1500 di Eropa berkembang zaman
kebebasan yaitu lahirnya kembali jiwa bebas dari berbagai kekangan yang membelenggu
kehidupan mereka, sehingga mendorong semangat para ilmuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan dapat menghasilkan penemuan baru, seperti kompas, peta bumi yang lebih
baik, pembuatan kapal yang lebih baik serta penggunaan mesiu.
c. Berkembangnya kekuasaan islam di daerah Afrika Utara dan Pantai Timur Laut Tengah pada
tahun 1453 berhasil merebut pusat perdagangan dan ibu kota kerajaan Romawi, yakni
Constaninopel. Jatuhnya Constaninopel ini mengakibatkan tertutupnya jalur buhungan
perdagangan antara Eropa dan Asia. Akibatnya bangsa Barat mencari sendiri baru untuk pergi
ke daerah penghasil rempah-rempah di Timur yakni Indonesia.
d. Semangat Reconquesta atau semangat perang salib, yaitu semangat untuk menaklukkan
bangsa-bangsa yang pernah mengalahkan mereka, yaitu orang-orang islam.
e. Ambisi untuk mencari darah-daerah baru dalam rangka mengemban tugas mencari
kekayaan(Gold), kejayaan (Glory), penyebaran agama nasrani (Gospel.
f. Adanya perjanjian Tordessilas (7 Juni 1494)
· Terjadinya perjanjian ini akibat dari Paus Alexander VI di Roma yang memberikan peluang
kepada Spanyol dan Portugis untuk meluaskan ekspansinya dengan mengeluarkan keputusan
suci yang disebut Bull of Demarcation yang isi pokonya Paus memberikan dunia ini kepada dua
bangsa tersebut dengan batas garis khayal dari Utara ke Selata samudra Atlantik, sebelah barat
garis meridian diberikan kepada Spanyol, sedangkan sebelah timurnya diberikan
kepadaPortugis.
· Isi perjanjian bahwa garis batas kekuasaan Spanyol dan Portugis adalah garis meridian yang
melalui sebuah titik barjarak 370 mil di sebelahBarat Kepulauan Tanjung Verde.
· Dampak isi perjanjian
Ø Timbulnya imperalisme dan kolonialisme Barat di seluruh dunia
Ø Portugis berhasil menguasai pusat-pusat perdagangan sekaligus menguasai wilayah bagian timur,
seperti :
§ Bartolomus Diaz menepukan Tangjung Harapan.
§ Vasco da Gama menemukan Calicut, India.
§ Don Alfonso de Albuquerque, menaklukkan Goa yang kemudian sampai ke Maluku.
§ Antonio dAbreu menguasai maluku.
· Spanyol menguasai sepenuhnya seleruh Amerika Latin, Hawai dan Filipina, yang ditandai
dengan
Ø Pelayaran Columbus menemukan benua Amerika,
Ø Magelhaens ekspedisi berkeliling dunia hinga sampai ke Filipina bahkan sampai ke Maluku
akhirnya konflik dengan Portugis.
2. Faktor Intern atau Kondisi yang Memungkinkan Bangsa Asing Menjajah Indonesia
a. Kontak hubungan perdagangan, seperti lazimnya seorang pedangang yang pada awalnya tidak
mempunyai prasangka negatif terhadap bangsa lain untuk membeli rempah-rempah. Namun
hal ini dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk dapat dikuasai pusat perdagangannya dengan
jalan mengadu domba dan selanjutnya meminta imbalan yakni hak monopoli perdagangan.
b. Penghasil rempah-rempah terbesar, ini termasuk faktor positif. Akan tetapi terdapat pula faktor
negatif yakni menjadi tempat tujuan utama bagi para saudagar Eropa dan setelah tiba di
Indonesia lambat laun dimungkinkan bangsa Barat untuk menguasai pusat perdagangan
tersebut.
c. Belum ada persatuan antara kerajaan satu dengan kerajaan lain sehingga mudah terpancing
konflik dan dimanfaatkan oleh penjajah.
Untuk mendukung ajaran diatas, maka diperkuat oleh gerakan-gerakan dibawah ini.
a. Gerakan Brahma Samaj, menghapu tradisi kuno dan mengajarkan dasar monotheisme dalam
agama hindu.tokohnya adalah Raja Ramohan Roy (1928).
b. Ajaran dan pembaharuan Santiniketan, tujuannya untuk menanamkan rasa cinta tanah air
dan budaya india.
c. Ajaran Ramakrishna, untuk kesatuan agama.
d. Geraka theosofi, menghidupkan kembali nilai-nilai filsafat dan ajaran india kuno. Tokohnya
adalah Nyonya Annie Besant.
e. The Great India mutiny atau pemberontakan Sipahi, yaitu pemberontakan prajurit EIC mendapat
dukungan dari raja Moghul Bahadur Syah. Namun dapat ditumpas oleh Inggris dan kerajaan
islam Moghul dihapuskan.
4. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia ini didirikan oleh sekelompok mahasiswa yang sedang belajar di
negeri Belanda yang bernama Indische Vereniging pada tahun 1908 lalu namanya diubah
menjadi PI agar tidak berbau Belanda. Tujuan PI sebelumnya adalah mengusahakan suatu
pemerintah untuk indonesia yang bertanggungjwab kepada rakyat indonesia semata-mata.
kemudian dipertegas kembali dengan tujuan utama yaitu kemerdekaan indonesia dan massa
nasional yang sadar dan percaya pada diri sendiri. Tokoh tokoh PI yang militan antara lain
Mohammad Hatta, Subardjo, Abdul Madjid, Aalisastrimidjoyo, dan Natsit Datuk Pamuncak.
Hasil kerja PI terbukti dengan berdirinya Indonesiab Studi Club(ISC) di surabaya yang
dipimpin oleh Sutomo dan di Bandung yang dipimpin oleh Ir. S ukarno.
8. Sumpah Pemuda
Lahirnya Sumpah Pemuda berkaitan erat dengan Budi Utomo yang merupakan cikal bakal
terbentuknya organisasi pergerakan nasional. Semangat yang mulai dibina oleh para pemuda
terbukti dengan diadakannya kongres pemuda tahun 1926 untuk ke- I dengan topik
pembahasan berkisar pada masalah kebudayaan , sosial dengan bahasa pengantar bahasa
Belanda. Sedangkan kongres II yang berlangsung pada tanggal 26 28 Oktober 1928 di Jakarta
yang intinya tentang semangat Indonesia bersatu. Tokoh-tokoh pada sumpah pemuda adalah
Muhammad Yamin menyatakan tentang persatuan dan kebangsan indonesia; Purnomo
Wulan, Sarwono dan Ki S.Mangunsarkoro menyatakan tentang pendidikan dan prasaran
berkaitan dengan kepanduan.
Intisari dari kongres ke- II adalah;
Pertama : Kami poetra dan poetri indonesia Mengakoe Bertoempah Darah yang Satoe
Tanah
Indonesia.
Kedua : Kami poetra dan poetri indonesia Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia.
Ketiga : Kami poetra dan poetri indonesia Mengakoe Berbangsa yang Satoe, Bangsa
Indonesia
Kegiatan Belajar 3
Karakteristik dan Dinamika Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan
Kemerdekaan
Ketika Republik ini dihadapkan pada kenyataan bahwa yang harus dihadapinya adalah pihak
sekutu datang di Indonesia mrnimbulkan masalah baru, mereka dibawah komando south East
Asia Commad (SEAC) dibawah Lord Louis Mountbattenn, pada tanggal 29 September 1945
mendaratkan pasukan Sekutu yang merupakan bagian dari SEAC diberi nama AFNEI ( Allied
Forces Netherland East Indies ) di bawah komando Sir Philip Christison. AFNEI mempunyai
tugas, yaitu :
1. Menerima penyerahan diri tentara Jepang
2. Membebaskan para tawanan perang pihak Sekutu
3. Melucuti senjata Jepang dan mengembalikannya ke jepang
4. Menjamin keadaan damai untuk kemudian menyerahkan kekuasaan ke pihak pemerintahan
sipil.
Kedatangan mereka ditentang oleh pihak Indonesia apabila mereka mempunyai niat untuk
mengembalikan kekuasaan kepada Belanda. Christisonsendiri berpendapat tanpa ada
kerjasama dengan pihak Indonesia tugas ini tidak akan berhasil. Itulah sebabnya pada tanggal
1 Oktober 1945 berunding dengan pemerintah Indonesiadan mengakui de fakto Republik
Indonesia. Dengan adanya pengakuan ini pasukan Sekutu diterima dengan sikap terbuka.
Akan tetapi, ternyata pasukan Sekutu dioncengi orang orang NICA yang dengan jelas ingin
mengembalikan kekuasaan colonial Belanda di Indonesia. Pecahlah perang melawan pasukan
sekutu, sepertiterjadi di Surabaya, ambarawa, Medan, Bandung, dan daerah lainnya.
Setelah mengalami perlawanan yang hebat dimana, panglima inggris berkesimpulan bahwa
sengketa Indonesia Belanda tidak mungkin diselesaikan dengan kekuatan senjata. Setelah
menandatangani persetujuan linggar jati, pada tanggal 25 Maret 1947 RI mulai mendapat
perhatian internasional, namun demikian Belanda memperlihatkan kecurangannya, sebab
tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan agresi militernya dalam wilayah kekuasaan RI. Pada
tanggal 1 Agustus 1947 Dewan keamanan memerintahkan genjatan senjata, yang di mulai
tanggal 4 Agustus 1947. Untuk mengawasi genjatan sejata ini dibentuklah komosi konsuler
yang beranggotakan 3 Negara ( KTN : Komisi Tiga Negara ) yakni, Amerika Serikat, Australia,
dan Belgia.
Dengan disetujuinya hasil KMB maka terbentuklah Negara Republik Indonesia Srikat yang
terdiri atas 16 negara bagian. Sementara itu pergolakan pergolakan politik belum pula
sepenuhnya dapat ditanggulangi. Kelompok separatis dan yang ingin memisahkan diridari
Negara RI bukan semakin berkurang, perasaan tidak puas akan kebijakan pemerintahpun
muncul dimama-mana , seperti pemberontakan APRA di Bandung, pemberontakan Andi Aziz
di Makasar, pemberontakan RMS di Maluku, pemberontakan Ibnu hajar di Kalimantan Selatan,
pemberontakan Karto Suwiryo di Jawa Barat, pemberontakan Daud Beureuh di Aceh dan
pemberontakan PRRI dan PERMESTA di Sumatra Barat dan Sulawesi. Di samping masalah di
atas penyebab utama terjadi pemberontakan ialah pembentukan Angkatan Perang RIS atau
APRIS sebagai tentara RIS. Untuk lebih jelasnya peristiwa peristiwa tersebut diuraikan
sebagai berikut :
1. Peristiwa APRA di Bandung
Pada tanggal 23 Januari 1950 pasukan angkatan perang Ratu Adil melancarkan saerangan
di kota Bandung yang dipimpin oleh Kapten Raymond westerling. Namun pasukan ini dapat
ditumpas oleh pasukan TNI dari Jawa Timur.
4. Peristiwa DI/TII
Gerakan DI adalah gerakan yang ingin mendirikan negara yang berasaskan Islam yang
dipimpin oleh SM Kartosuwiryo yang memperoklamasikan berdiri Negara Islam Indonesia di
Cisayong Jawa Barat pada tahun 1949
6. Pemilu I 1955
Pemilu pertama tahun 1955 berdasrkan UUDS 1950, yang disusun berdasarkan konstitusi
RIS dan UUD 1945. Pemilu I diselenggarakan 15 Desember 1955untuk memilih Dewan
Konstituante. Yang menghasilkan indonesia dibagi menjadi 16 daerah, 208 kabupaten dan
2.139 serta 43.429 desa.
Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 menjadi UUD RI , Presiden Sukarno
menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 denga suatu kredit pada tanggal 5 juli 1959.
dengan peraturan presiden No. 13 tanggal 31 desember 1959 dibentuklan fron nasional
dengan tujuan :
1. menyeledsaikan revolusi indonesia.
2. melaksanakan pembangunan semesta nasional.
3. mengembalikan Irian Jaya ke dalam wilayah RI.
Ketika pemerintaha dipegang oleh Sukarno dan apa yang di ucapkannya adalah hukum,
maka hal ini dimanfaatkan oleh PKI hingga terjadilah tragedi G 30 S/PKI.