Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ridzki Aulia Pratama

Tugas : Penelitian Tindakan kelas

Judul : Metode Sosiodrama dalam merevitalisasi akhlak peserta didik

dalam proses pembelajaran dan bermasyarakat

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah segala bentuk usaha untuk merubah aspek

intelektualitas, avektifitas, spiritualitas serta motorik peserta didik. Untuk

merubah beberapa aspek tersebut diperlukan pembelajaran secara massif dan

efektif di kelas maupun di luar kelas.

Tujuan pendidikan tadi dapat diraih dengan melakukan proses

pembelajaran. Proses tersebut haruslah dapat merubah peserta didik ke arah

yang lebih positif sesuai dengan tujuan pendidikan. Proses tersebut juga harus

merubah paradigm peserta didik untuk jangka yang lebih panjang sehingga

hasil dari pendidikan ini dapat menunjang kehidupan peserta didik sebagai

manusia yang utuh.

Namun dewasa ini, peserta didik banyak yang tidak dapat mencapai

tujuannya sebagai peserta didik. Mereka menjadi anti social, apatis dan tidak

memilki rasa kemanusiaan antara sesama manusia.

Padahal inti dari pendidikan tersebut adalah memanusiakan manusia.

Bersikap manusia kepada manusia lain, secara ekspilisit hubungan

kemanusiaan antara guru dan murid. Maksudnya hubungan sikap emosional

serta saling menghargai antara guru dan murid harus selalu terjalin dengan
baik. Ini akan berdampak pada kehidupan bermasyarakat, apabila murid

memiliki sikap baik terhadap guru maka begitu pun dalam kehidupan

bermasyarakatnya.

Namun hari ini banyak terjadi kasus kekerasan antara guru dengan

murid, baik itu dari guru kepada murid maupun sebaliknya. Penyimpangan

social ini terjadi karena kurangnya rasa empati pada kehidupan bersosial

kedua belah pihak. Hipotesa selanjutnya yaitu kurangnya pembelajaran social

pada proses pembelajaran di kelas, hal seperti ini memang sering kurang

dipandang penting padahal pada dasarnya pembelajaran akan menjadi ruang

aktif interaksi social antara guru dan murid sebagai miniatur kehidupannya

dalam bermasyarakat.

Oleh karena itu, metode social drama akan menjadi metode yang

inovatif untuk membangun rasa social dengan ikut berpartisipasi merasakan

kehidupan social guru dan murid serta masyarakat. Metode ini beerfungsi

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,

permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah

kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain

sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan

penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan

siswa untuk memecahkannya.

Maka dari itu metode social drama diharapkan mampu memecahkan

masalah social yang terjadi dalam segala aspek kehidupan dan siswa dapat
lebih menghargai sifat dari pendidikan dan tujuannya untuk mengubah siswa

ke arah yang lebih humanis.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembelajaran siswa dan perilakunya bermasyarakat

sebelum digunakan metode sosial drama?

2. Bagaimana proses penerapan metode sosial drama dalam merevitalisasi

akhlak peserta didik dalam proses pembelajaran dan bermasyarakat?

3. Bagaimana perkembangan akhlak dalam pembelajaran dan bermasyarakat

setelah metode sosial drama?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran siswa dan perilakunya

bermasyarakat sebelum digunakan metode sosial drama?

2. Untuk mengetahui proses penerapan metode sosial drama dalam

merevitalisasi akhlak peserta didik dalam proses pembelajaran dan

bermasyarakat?

3. Untuk mengetahui perkembangan akhlak dalam pembelajaran dan

bermasyarakat setelah metode sosial drama?

D. Kerangka Pemikiran

Nama lain dari Sosiodrama adalah Simulasi. Istilah sosiodrama dan

bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah yang

kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu

bersamaan dan silih berganti. Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara

mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam


hubungan social. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak

pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi

masalah yang secara nyata dihadapi Metode sosiodrama atau simulasi secara

bahasa berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat

seolah-olah dan juga dari kata simulation yang artinya tiruan atau perbuatan

yang berpura-pura saja.

Tujuan metode sosiodrama atau simulasi adalah : pertama, Untuk

melatih ketrampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun

kehidupan sehari-hari. Kedua, Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu

konsep atau prinsip. Ketiga, Untuk melatih memecahkan masalah

Sebab itu metode sosio drama sangat cocok untuk memecahkan

masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat. Berkaca dari tujuan metode

ini yaitu melatih memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-

hari.

Metode sosiodrama atau simulasi memiliki beberapa prinsip,

diantaranya adalah :

1. Dilakukan oleh sekelompok siswa, tiap kelompok mendapatkan

kesempatan melaksanakan simulasi yang sama atau juga dapat berbeda

2. Semua siswa harus terlibat langsung sesuai peran masing-masing

3. Penentuan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan kelas,

dibicarakan oleh siswa dan guru

4. Petunjuk diberikan terlebih dahulu

5. Dalam simulasi seyogyanya dapat dicapai tiga domain psikis


6. Dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi yang lengkap

7. Hendaknya diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu. Dalam

pelaksanaannya Simulasi sebaiknya dilakukan dalam langkah-langkah

yang berurutan agar berjalan dengan sistematis dan lancar. Langkah

langkah pelaksanaan simulasi adalah sebagai berikut :

a. Penentuan topik dan tujuan

b. Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan

disimulasikan

c. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan

yang akan dimainkan, pengaturan ruangan, alat dan perlengkapan

lainnya

d. Pemilihan pemegang peranan

e. Guru menerangkan tentang peranan yang akan dilakukan

f. Guru member kesempatan menyiapkan diri

g. Menetapkan lokasi dan waktu

h. Pelaksanaan

i. Evaluasi dan pemberian balikan

j. Latihan ulang.1

1
Moedjiono, dkk, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 27-28.

Anda mungkin juga menyukai