1. ROLE PLAY
A. Pengertian Role Play
Role Play adalah suatu aktifitas pembelajaran yang terencana yang dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Wikipedia (2012) menyebutkan bahwa role
play adalah sebuah permaianan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan
dan berkolaborasi untu merajut sebuah cerita bersama. Jill Hadfield ( dalam Santoso, 2011)
menyatakan bahwa role playing adalah sejenis permaian gerak yang didalamnya ada tujuan,
aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Sehubungan dengan itu, Santoso (2011)
mengatakan bahwa model role playing adalah suatu cara penugasan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dengan kata lain bahwa model
pembelajaran dengan melakukan permainan peran yang didalamnya terdapat aturan, tujuan, dan
unsur senang dalam melakukan proses belajar mengajar. Model pembelajaran role playing atau
bermain peran ini merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada permainan gerak dan
siswa biasanya dilatih untuk memahami, memperagakan setiap peran-peran yang di perankannya
untuk selanjutnya biasanya siswa di tugaskan untuk memberikan penilaian baik kekurangan atau
kelebihan dari peran dimainkan ataupun juga jalan cerita yang diperankannya. Selain penilaian
terhadap peran penilaian terhadap jalan cerita dalam role playing tersebut biasanya dijadikan
bahan refleksi dalam model pembelajaran role playing misalnya menentukan apa isi dari cerita
tersebut, hikmah yang didapat dalam ceritanya dan lain-lain.
1. Mengambil peran ( Role Playing ), yaitu tekanan ekspektasi sosial terhadap pemeran
peran. Contohnya adalah pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak
perempuan) atau berdasarkan tugas ( bagaimana seseorang agen polisi bertindak
dalamsituasi sosial ).
2. Membuat peran ( Role Marking) yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubahsecara
dramatis dari satu peran keperan yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran
sewaktu-waktu diperlukan
3. Tawar – menawar peran (Role Negotitation ),yaitu tingkat dimana peran
negosiasikandengan pemegang peran lain dalan parameter dan hambatan interaksi social
2. METODE SIMULASI
Menurut Abu Ahmadi simulasi (simulation) berarti tiruan atau suatu perbuatan yang
bersifat pura-pura saja. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang menggambarkan keadaan sebenarnya.
Maksudnya ialah siswa (dengan bimbingan guru) melakukan peran dalam simulasi
tiruan untuk mencoba menggambarkan kejadian yang sebenarnya. Maka didalam kegiatan
simulasi, peserta atau pemegang peranan melakukan lingkungan tiruan dari kejadian yang
sebenarnya.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua
proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar
bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus misalnya,
siswa sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalu simulasi terlebih
dahulu.
b. Jenis-jenis Simulasi
Menurut Wina Sanjaya Simulasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah–
masalah yang berkaitan dengan fenomena social, permasalahan yang menyangkut
hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga
yang otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan
pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan
kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2) Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak
dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk
terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,
menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan- tekanan yang dialaminya.
3) Role Playing
Role playing atau permainan peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
metode simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi
peristiwa-peristiwa aktual. Dalam proses pelajarannya metode ini mengutamakan
pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompoknya
masing-masing dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan guru untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dielaskan bahwa secara garis besar langkah-langkah
pembelajaran dengan metode simulasi dari 3 kegiatan utama yaitu persiapan, pelaksanaan dan
penutup.
1. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari-
hari
2. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep
3. Melatih memecahkan masalah
4. Meningkatkan keaktifan belajar
5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa
6. Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok
7. Menumbuhkan daya kreatif siswa
8. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun
menghadapi dunia kerja
2. Simulasi dapat engembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa
diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan
3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siwa
4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis
5. Simulasi dapat meningkatkan gaairah siswa dalam proses pembelajaran
1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan dilapangan
2. Pengelolahan ang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai
alathiburan, sehingga tujuan pembelajaran jadi terbengkalai
3. Faktor pisikologis seperti rasamalu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hardini, Israni dan Dewi Puspiasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu.Yogyakarta: Familia.
A’la, Miftahun. 2011. Quantum Teaching. Yogjakarta: Diva Press.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta
Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia.Jakarta: Erlangga.
Tarigan, Djago. 1986.Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.Hamalik,
Oemar. 2001.
Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Bandung:Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembalajaran.Jakarta ; Media Gru Sudiana, Nana. 1987. Dasar-
dasar Prses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo
http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-role-playing.html
http://hayardin-blog.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-role-
playing.html#ixzz2DTrIqjM9
http://weblogask.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-role-playing-dan.html