Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andri Nurjaman

NIM : 60403070121198
Kelas : RPL PGSD
Mata Kuliah : Model- Model Pembelajaran Matematika

SIMULASI SELF-DIRECTED LEARNING


PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
(Dosen : Hj. Erni Nurjannah, M.pd)

A. Definisi Self-Directed Learning


Self-directed learning (SDL) merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang memungkinkan pelajar dapat mengambil inisiatif sendiri dalam
mendiagnosis kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajar,
mengidentifikasi sumber-sumber untuk belajar, memilih dan
mengimplementasikan strategi pembelajaran, dan mengevaluasi output
pembelajaran. Self-directed learning sebagai proses organisasi pembelajaran,
terfokus pada otonomi siswa selama proses pembelajarana. Selanjutnya beberapa
ahli menekankan model self-directed learning sebagai personal attribute dengan
tujuan akhir mengembangan karakter, emosional serta otonomi intelektual (Song
& Hill, 2007). Peran Pendidikan sebagai pembimbing peserta didik untuk
bergerak ke arah konsep diri. Kesiapan belajar didefinisikan sebagai tingat
kesiapan dimana siswa telah memperoleh sikap, kemampuan, dan kepribadian
yang diperlukan untuk belajar mandiri (Ranvar, 2015). Self-directed learning
didefinisikan sebagai suatu proses dimana seseorang memiliki inisiatif, dengan
atau tanpa bantuan orang lain untuk menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri,
merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar,
memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai serta mengevaluasi hasil
belajarnya sendiri (Knowles, 1975 dalam Mulube, 2014). Rachmawati (2010)
mengartikan self-directed learning sebagai metode pembelajaran yang bersifat
fleksibel namun tetap berorientasi pada planning, monitoring, dan evaluating
bergantung pada kemampuan siswa dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan
otonomi yang dimilikinya. Kegiatan mandiri tersebut menuntut siswa untuk dapat
mengatur sumber-sumber belajar yang ada sesuai dengan kebutuhan dan konteks
pembelajaran.
Self-directed learning adalah kemampuan siswa mengambil inisiatif
untuk bertanggung jawab terhadap pelajarannya dengan atau tanpa bantuan orang
lain yang meliputi aspek: kesadaran, strategi belajar, kegiatan belajar, evaluasi,
dan ketrampilan interpersonal (Setyawati, 2015).

Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang didasari atas kemauan


sendiri, tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan
tindakannya. Peserta didik dikatakan mampu untuk belajar secara mandiri apabila
telah mampu melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan pada orang lain. Ciri
pokok mahasiswa yang mampu belajar mandiri dapat dilihat dari bagaimana ia
memulai belajarnya, mengatur waktu dalam belajar sendiri melakukan belajar
dengan cara dan teknik sesuai dengan kemampuan sendiri serta mampu
mengetahui kekurangan diri sendiri (Mukminan, et al., 2013).

Oleh karena itu definisi belajar mandiri dapat diasumsikan suatu proses
pembelajaran atas inisiatif menunjukkan kesediaan untuk melaksanakan SDL,
mampu menentuan nasibnya sendiri dan memilih sendiri cara terbaik untuk dia
bisa belajar serta dapat memperluas ketrampilan yang dimilikinya.

Ciri kemandirian siswa menurut Thoha (1996) dapat diidentifikaskan


sebagai berikut: (1) mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif. (2) Tidak
mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. (3) Tidak lari atau menghindari
masalah. (4) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam. (5) Apabila
menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa bantuan orang lain. (6) Tidak
merasa rendah diri apabila harus berbeda pendapat dengan orang lain. (7)
Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan. (8) Bertanggung
jawab atas tindakannya sendiri. Oleh karena itu sebagai syarat agar mahasiswa
dapat belajar mandiri, maka harus dididik melalui metode belajar yang baik
sehingga sejak awal dari pemberian tugas belajar harus sudah timbul dalam jiwa
dan pikiran siswa

untuk menata kegiatan belajar sendiri berdasarkan metodologi belajar


yang baik dan pada tahapan-tahapan dalam proses belajar tersebut mengalir
dengan sendirinya (Mukminan, et al., 2013).
B. Tindakan Kelas
Pada dasarnya, pada simulasi sebuah pembelajaran, harus melibatkan
penelitian tindakan kelas, PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini adalah salah satu upaya guru
atau praktisi pendidikan dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas . berikut adalah
siklus rancangan penelitian tindakan kelas :

C. Simulasi Pembelajaran SDL


Simulasi aktivitas guru
Presentasi Waktu
No Aktifitas Guru
(%)
(1) (2) (3)
1 Memberikan pre-test. 5,77
Memberikan apersepsi dan motivasi
2 5,77
kepada siswa.
Mengajukan pertanyaan kepada siswa
3 4,81
sebagai rangsangan awal.
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator
4 tentang materi yang 6,73
akan dipelajari.
5 Memberikan sebuah permasalahan terkait materi 4,81
yang ingin di pelajari agar timbul keinginan dan
rasa
mencari tahu.
Memberikan kesempatan siswa untuk
6 Bertanya sampai pada topik permasalahan yang 10,58
akan dipelajari.
Membagi siswa ke dalam beberapa
7 15,38
kelompok.
Membagikan alat dan bahan kepada masing-masing
8 8,65
kelompok.
Membimbing siswa dalam merencanakan dan
9 menyiapkan tindakan (berdikusi atau merancang 10,58
alat).
Mengarahkan siswa mempresentasikan hasil
10 13,46
tindakan kelompoknya.
Menyempurnakan sekiranya ada
11 10,58
pemahaman siswa yang keliru.
Menutup pembelajaran dan
12 mengarahkan siswa untuk 0,96
menyimpulkan hasil pembelajaran.
13 Memberikan post-test. 1,92
Jumlah 100

Simulasi aktivitas siswa


Presentasi Waktu
No Aktifitas Siswa
(%)
(1) (2) (3)
1 Mengerjakan pre-test. 3,85
Memperhatikan apa yang
2 3,85
dilakukan guru saat apersepsi dan motivasi
Menjawab dan dan mengemukakan
3 pendapat mengenai pertanyaan 9,13
yang diajukan oleh guru.
4 Memperhatikan penjelasan guru. 13,46
Mengamati dengan seksama apa yang di
5 10,10
perlihatkan oleh guru
Memilih tindakan tentang apa yang akan
6 dipelajari (berdiskusi, merancang alat, atau 7,69
mencoba)
Mengerjakan tindakan awal yang
7 11,54
telah mereka tentukan
Melakukan percobaan sesuai dengan LKPD
8 8,89
yang diberikan oleh guru.
Siswa mengikuti sesuai arahan dan
9 4,57
bimbingan guru.
Mempresentasikan hasil percobaan yang
10 telah dilakukan dan memberikan tanggapan 5,53
untuk kelompok yang tampil.
Menyimak apa yang disampaikan
11 14,42
oleh guru.
Menyimpulkan pelajaran sesuai dengan
12 3,37
tindakan yang dilakukan.
13 Mengerjakan post-test. 3,61
Jumlah 100

Anda mungkin juga menyukai