Anda di halaman 1dari 12

Mengembangkan MINAT dan BAKAT REMAJA

(Emilia Naland, M.Si. Psikolog)


______________________________________________________________________

PENDAHULUAN :
Belajar ataupun bekerja pada bidang-bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan
bakat serta talenta yang sesuai, akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam
mempelajari atau menjalaninya. Sayangnya seringkali remaja memilih suatu jurusan atau
bidang studi karena terbawa dan ikut teman-temannya, atau memilih bidang yang sedang
popular, tanpa sempat mencerna lebih dahulu dan memahami bidang yang akan
dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang
pekerjaan seperti apa yang bisa digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya
tersebut.

Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari
bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta minat dan
bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar
serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. .

Pengertian Bakat
Dalam aktivitas sehari-hari istilah bakat seringkali diinterpretasi secara berbeda-beda,
seperti misalnya untuk menggambarkan kemampuan intelektual yang tinggi, minat yang
menonjol, potensi, kemampuan yang diperoleh karena diturunkan dari orang tua, dan lain
lain.

Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-
lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang
lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk
bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman
agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.

Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat :


1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya bakat musik, melukis, dll
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus
misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di
bidang teknik arsitek.
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok
sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya dalam bakat musik terdapat
kemampuan membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan akan irama
dan nada.

1
Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau
dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak
mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

Minat dan bakat


John Holland, ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberi pengertian minat
sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian,
dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan
seseorang di area tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan
menunjukkan kinerja yang tinggi

Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat
untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni. Tanpa
minat untuk hitung menghitung, seseorang tidak akan berkembang menjadi seorang ahli
matematika.

Bakat dalam suatu bidang tertentu, misalnya seni, musik, hitung menghitung, bahasa, dan
lain-lain merupakan hasil interaksi antara bakat bawaan dan faktor lingkungan serta
didukung dengan faktor kepribadian dan sikap kerja seseorang.

Tes bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang
di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan
membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.

Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat
seseorang. Hasil tes bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekerjaan atau karir
apa yang harus dijalani, juga tidak untuk menjawab pertanyaan yang sangat khusus,
misalnya Apakah saya dapat menjadi seorang sekretaris?
Tes bakat dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti misalnya:
Apakah saya cocok untuk memilih bidang kedokteran?
Manakah bidang yang lebih baik bagi saya, bidang keteknikan atau kedokteran?
Apakah kelebihan dan kekurangan saya, apabila saya ingin menjadi seorang
akuntan?

Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat
yang berbeda-beda. Guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya
sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.

Mengembangkan minat dan bakat Remaja


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada periode
ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan kematangan
emosi dan perkembangan sosialnya. Masa ini berlangsung dari usia sekitar 12/ 13 tahun
sampai 18-20 tahun yaitu usia sekolah menengah. Karena masa peralihan maka remaja
pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas.

2
Remaja sedang mencari siapakah saya, apa peran saya? Dalam usaha menemukan jati
diri yakni mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin
dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat dan bakat remaja menjadi isue yang
penting. Dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan
bari dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.

Setiap anak memiliki kelebihan dan talenta yang sebagian sudah bisa tampak atau
ditenggarai pada usia dini. Namun tidak jarang pula masih ada kemampuan dan bakat lain
yang baru muncul di usia remaja atau bahkan pada periode perkembangan lebih lanjut.
Usia remaja merupakan periode perkembangan dengan keinginan tahu yang tinggi,
khususnya untuk berbagai area yang berkaitan dengan kehidupan remaja. Hal-hal apa dan
dengan siapa remaja bergaul, aktivitas yang ada dalam lingkup kesibukannya sehari-hari
bisa menjadi awal untuk menelusuri dan mengembangkan berbagai minat yang mungkin
pada usia lebih muda belum nampak atau belum menjadi fokus perhatiannya. Rasa ingin
tahu remaja seringkali diikuti dengan kebutuhan untuk mencoba atau melakukannya.
Oleh karenanya dengan bimbingan yang terarah, masa remaja bisa menjadi masa yang
menguntungkan untuk anak mengembangkan bakat dan kemampuan tertentu.

Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru dan lingkungan dekat anak untuk
mengembangkan minat dan bakat adalah :

Sejak usia dini cermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan


yang tampak menonjol pada anak.
Bantu anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya
Kembangkan konsep diri positif pada anak.
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di
berbagai bidang.
Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan
menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang berkaitan.
Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya.
Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang
lain.
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak
Sediakan dan fasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.
Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.
Jalin hubungan baik serta akrab antara orang tua / guru dengan anak & remaja.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan minat dan bakat Remaja

Mengikuti minat teman


Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap
teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki
kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali
membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang

3
sesuai dengan bakat serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan
dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran
dengan orang tuanya.

Penelusuran minat & bakat secara dangkal


Memperhatikan kelebihan dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan
berkesinambungan. Penelusuran dan penjajakan yang dangkal dapat menyesatkan,
misalnya,
Saya merasa bakat saya di bidang musik karena saya suka sekali mendengar musik.
Saya suka traveling dan kelihatannya menyenangkan menjadi pemandu wisata, bisa
jalan-jalan makanya saya akan memilih sekolah pariwisata,
Saya senang masak, lulus SMA saya akan memilih Perhotelan.
Alasan-alasan untuk memilih studi lanjutan sebagaimana contoh di atas tidak cukup kuat,
dan membutuhkan penelusuran yang lebih jauh, baik untuk bidang studi yang akan
dipilih maupun dari kemampuan, minat serta kepribadian remaja.

Dengan mengembangkan minat dan bakat serta memberikan bimbingan karir sejak dini,
remaja akan semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan
akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya
disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga ia bisa
menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia
tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22: 6)

Kepustakaan :

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Inteligensi, Bakat dan Tes IQ . Gaya Favorit
Press, 1986
Lopez, S.J. ; Snyder, C.R., Positive Psychological Assessment. American Psychological
Association, Washington D.C.2003
Semiawan, C ; Munandar, A.S.; Munandar, S.C.U, Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa
sekolah menengah. PT Gramedia Jakarta, 1984

________________________________________________________________________

Jakarta, 15 November 2007


Emilia Naland, M.Si. Psikolog
National Counseling Workshop LK3

4
DISKUSI KELOMPOK

------

Paham tentang bidang pekerjaan baru cari sekolah atau sekolah dulu baru cari pekerjaan?

Novi ketika ikut tour sangat terpesona dengan pemandu wisata dan melihat bagaimana ia
bekerja, merasa cocok dengan pekerjaan tersebut. Ia kemudian memilih sekolah
pariwisata agar bisa menjadi pemandu.

Tes bakat pada umumnya memadukan kemampuan intelektual ataupun keterampilan


(skill) dengan minat dan bakat yang dimiliki seseorang. Kemampuan tinggi tanpa
didukung oleh minat akan membuat anak bisa berhasil dalam pendidikannya akan tetapi
antusiasme untuk mempelajarinya kurang tinggi. Minat dan bakat yang tinggi di satu
bidang tanpa didukung kemampuan akan membuat seseorang membutuhkan tenaga dan
usaha ekstra keras untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya dimanapun seseorang
belajar dan bekerja dibutuhkan motivasi belajar, daya juang dan ketekunan. Misalnya
untuk menjadi seorang Public Relation, dibutuhkan kemampuan verbal yang memadai,
wawasan pengetahuan yang luas, minat untuk melakukan interaksi dan menjalin relasi
sosial dengan orang lain. Apabila seseorang memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan
wawasan pengetahuan yang luas namun ia tidak suka melakukan interaksi sosial, tentu ia
kurang cocok untuk menjadi seorang Public Relation.

Bagi banyak orang tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tepat, karena
beberapa hal :
Siswa belum secara sengaja menjajagi kemampuan, bakat serta minatnya.
Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada
Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam kemampuan atau
bakatnya.

5
Siswa belajar tanpa tahu kegunaan dan tujuan dari bidang studi yang dipelajarinya
Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi
Bakat yang ada belum terasah atau tidak / kurang mendapat kesempatan untuk
dikembangkan sehingga tidak nampak.
Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang bersangkutan
ataupun dari lingkungannya.

Ada berbagai alur bagaimana seseorang menemukan bakat dan minatnya.

Seorang dokter mengaku ia menjadi sangat ingin menjadi dokter setelah melihat ibunya
mengalami perdarahan yang hebat. Sebagai anak yang masih kecil, ia tidak dapat berbuat
apa-apa kecuali menangis. Akan tetapi sejak saat itu ia bertekad dan berusaha keras
menjadi seorang dokter terutama ia ingin bisa menolong ibunya.

Seorang siswa SMA berniat dan memilih menjadi dokter karena ia melihat ayahnya
seorang dokter ahli anak memperoleh banyak ucapan terima kasih dari pasien-pasiennya
dan hal tersebut membuat anaknya bangga dan ingin mengikuti jejak ayahnya.

Gadis seorang remaja yang ayahnya seorang musisi, sebelum meninggal berpesan agar ia
menekuni bidang musik sebagaimana dirinya dan ia melakukan pesan ayahnya tersebut.
Sejak kecil gadis ini sudah banyak mendengar dan bergaul dengan musik dan ia pun
mewarisi bakat ayahnya sehingga sebenarnya musik sudah menjadi bagian dari dirinya.
Tidak sulit baginya untuk terjun ke dunia musik.

Andi sejak usia SD mengikuti kursus piano, kedua orang tuanya bidang bussiness dan
tidak bisa bermain piano (mungkin karena tidak memiliki kesempatan belajar). Sampai
SMP sebenarnya Andi tidak terlalu semangat jika harus latihan sekalipun guru pianonya
mengatakan ia berbakat. Ia juga tidak percaya diri bila harus tampil di muka umum untuk
main piano atau menjadi pengiring pujian. Dengan berbagai dukungan ia mau tampil di
sekolahnya dan mengiringi piano apabila ada kebaktian sekolah. Setelah teman-temannya
tahu Andi bisa bermain musik, mulailah teman-temannya yang juga suka bermain musik
berbagi cerita dan pengetahuan tentang musik dan lagu2. Andi semakin semangat dan
rajin menekuni musik bahkan mencipta lagu. dan sering ikut lomba. Sekarang karena
musik ia mendapat beasiswa.

Minat seseorang mengenai suatu bidang bisa muncul dimulai karena tahu, kenal, dan
kemudian merasa tertarik untuk mengetahui seluk beluk bidang tersebut secara lebih
mendalam.

Seseorang bisa mengenal bidang studi atau pekerjaan tertentu karena :


Memperoleh informasi mengenai berbagai bidang studi atau pekerjaan
Membuka wawasan anak dengan mencari atau memberi informasi, misalnya
membawa anak dalam lingkungan pekerjaan orang tua membuat anak tahu dan

6
kenal bidang yang digeluti orang tua. Terlebih lagi ketika orang tua menceritakan
berbagai hal positif mengenai lingkup kerjanya, manfaatnya untuk orang lain
ataupun lingkungan, akan membawa anak untuk ikut terjun di bidang tsb.
Berkaitan dengan pelajaran di sekolah
Seorang anak tertarik di bidang kimia karena gurunya mengajar kimia sedemikian
menariknya sehingga ia memutuskan untuk menjadi ahli kimia.
Bidang lain yang berkaitan dengan apa yang sudah diketahui
Seorang siswa SMA berniat masuk Fakultas Kedokteran akan tetapi pada saat ia
akan mendaftar ia mendapat informasi bahwa Bioteknologi masa kini sedang
populer dan menarik, dan setelah mencoba menjajagi ia kemudian memilih
bioteknologi dan berhasil berprestasi dengan baik karena suka
Secara kebetulan atau tidak sengaja mendapat informasi

Manusia memiliki banyak kemampuan & bakat yang masih merupakan potensi namun
hanya sedikit sekali dari kemampuan tsb teraktualisasi.

MASALAH REMAJA DI SEKOLAH DAN SOLUSINYA Sudah cukup lama


dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional
remaja di sekolah menegah (SLTP/ SLTA). Kemampuan intelektual mereka telah
dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di
rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian,
serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film)
yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Dari segi
fisik, para remaja sekarang juga cukup terpelihara dengan baik sehingga mempunyai
ukuran tubuh yang sudah tampak dewasa, tetapi mempuyai emosi yang masih seperti
anak kecil. Terhadap kondisi remaja yang demikian, banyak orang tua yang tidak berdaya
berhadapan dengan masalah membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam
masyarakat yang berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di
masa remaja mereka dulu.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SLTP/ SLTA selalu mendapat
banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada
lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.
1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami
remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak
merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang
dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan
remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam
mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam
kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami
kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak
langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja
merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan
gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui
bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja

7
mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya
konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan
munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan.
Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang
selalu menghantui dirinya.
3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak
sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan
pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat
akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah
merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah
(SLTP/SLTA).
4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder).
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara
perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara
pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di
sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan
perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu
memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang
salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan
perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam
conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal
maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada
remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang
ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan
orang lain.
5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi
dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-
gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah
yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian
sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau
tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja
yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak
hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta
mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.

Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai
sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap
lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan
masing-masing.
Pertama, lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama.
Kehidupan kelurga yang kering, terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis akan
menyebebkan anak tidak kerasan tinggal di rumah. Anak tidak mersa aman dan tidak
mengalami perkembangan emosional yang seimbang. Akibatnya, anak mencari bentuk
ketentraman di luar keluarga, misalnya gabung dalam group gang, kelompok preman dan

8
lain-lain. Banyak keluarga yang tak mau tahu dengan perkembangan anak-anaknya dan
menyerahkan seluruh proses pendidikan anak kepada sekolah. Kiranya keliru jika ada
pendapat yang mengatakan bahwa tercukupnya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi
jaminan berlangsungnya perkembangan kepribadian yang optimal bagi para remaja.
Kedua, bagaimana pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kontras tajam antara ajaran dan teladan nyata dari orang tua, guru di sekolah, dan tokoh-
tokoh panutan di masyarakat akan memberikan pengaruh yang besar kepada sikap,
perilaku, dan moralitas para remaja. Kurang adanya pembinaan moral yang nyata dan
pudarnya keteladanan para orangtua ataupun pendidik di sekolah menjadi faktor kunci
dalam proses perkembangan kepribadian remaja. Secara psikologis, kehidupan remaja
adalah kehidupan mencari idola. Mereka mendambakan sosok orang yang dapat
dijadikan panutan. Segi pembinaan moral menjadi terlupakan pada saat orang tua ataupun
pendidik hanya memperhatikan segi intelektual. Pendidikan disekolah terkadang
terjerumus pada formalitas pemenuhan kurikulum pendidikan, mengejar bahan ajaran,
sehingga melupakan segi pembinaan kepribadian penanaman nilai-nilai pendidikan moral
dan pembentukan sikap.
Ketiga, bagaimana kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat apakah
mendukung optimalisasi perkembangan remaja atau tidak.
Saat ini, banyak anak-anak di kota-kota besar seperti Jakarta sudah merasakan
kemewahan yang berlebihan. Segala keinginannya dapat dipenuhi oleh orangtuanya.
Kondisi semacam ini sering melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kedewasaan
anak. Pemenuhan kebutuhan materiil selalu tidak disesuaikan dengan kondisi dan usia
perkembangan anak. Akibatnya, anak cenderung menjadi sok malas, sombong, dan suka
meremehkan orang lain.
Keempat, bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang
proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak.
Akhir-akhir ini banyak dirasakan beban tuntutan sekolah yang terlampau berat kepada
para peserta didik. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga dipaksa oleh orangtua
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan mengikuti les tambahan di luar
sekolah. Faktor kelelahan, kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi yang terbatas
pada seorang anak sering tidak diperhitungkan oleh orangtua. Akibatnya, anak-anak
menjadi kecapaian dan over acting, dan mengalami pelampiasan kegembiraan yang
berlebihan pada saat mereka selesai menghadapi suasana yang menegangkan dan
menekan dalam kehidupan di sekolah.
Kelima, bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik
yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan.
Pengaruh-pengaruh tersebut maka munculah kelompok-kelompok remaja, gang-gang
yang berpakaian serem dan bertingkah laku menakutkan yang hampir pasti membuat
masyarakat prihatin dan ngeri terhadap tindakan-tindakan mereka. Para remaja tidak
dipersatukan oleh suatu identitas yang ideal. Mereka hanya himpunan anak-anak remaja
atau pemuda-pemudi, yang malahan memperjuangkan sesuatu yang tidak berharga (hura-
hura), kelompok yang hanya mengisi kekosongan emosional tanpa tujuan jelas.
Apa Jalan Keluar Kita?

9
Siswa-siswi SLTP/SLTA adalah siswa-siswi yang berada dalam golongan usia remaja,
usia mencari identitas dan eksistensi diri dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses
pencarian identitas itu, peran aktif dari ketiga lembaga pendidikan akan banyak
membantu melancarkan pencapaian kepribadian yang dewasa bagi para remaja. Ada
beberapa hal kunci yang bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan.
Pertama, memberikan kesempatan untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan
bagi tindakan bersama.
Sikap mau berdialog antara orangtua, pendidik di sekolah, dan masyarakat dengan remaja
pada umumnya adalah kesempatan yang diinginkan para remaja. Dalam hati sanubari
para remaja tersimpan kebutuhan akan nasihat, pengalaman, dan kekuatan atau dorongan
dari orang tua. Tetapi sering kerinduan itu menjadi macet bila melihat realitas mereka
dalam keluarga, di sekolah ataupun dalam lingkungan masyarakat yang tidak
memungkinkan karena antara lain begitu otoriter dan begitu bersikap monologis.
Menyadari kekurangan ini, lembaga-lembaga pendidikan perlu membuka kesempatan
untuk mengadakan dialog dengan para remaja, kaum muda dan anak-anak, entah dalam
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Kedua, menjalin pergaulan yang tulus.
Dewasa ini jumlah orang tua yang bertindak otoriter terhadap anak-anak mereka sudah
jauh berkurang. Namun muncul kecenderungan yang sebaliknya, yaitu sikap memanjakan
anak secara berlebihan. Banyak orang tua yang tidak berani mengatakan tidak terhadap
anak-anak mereka supaya tidak dicap sebagai orangtua yang tidak mempercayai anak-
anaknya, untuk tidak dianggap sebagai orangtua kolot, konservatif dan ketinggalan
jaman.
Ketiga, memberikan pendampingan, perhatian dan cinta sejati.
Ada begitu banyak orangtua yang mengira bahwa mereka telah mencintai anak-anaknya.
Sayang sekali bahwa egoisme mereka sendiri menghalang-halangi kemampuan mereka
untuk mencintaianak secara sempurna. "Saya telah memberikan segala-galanya", itulah
keluhan seorang ibu yang merasa kecewa karena anak-anaknya yang ugal-ugalan di
sekolah dan di masyarakat. Anak saya anak yang tidak tahu berterima kasih, katanya.
Yang perlu dipahami bahwa setiap individu memerlukan rasa aman dan merasakan
dirinya dicintai. Sejak lahir satu kebutuhan pokok yang yang pertama-tama dirasakan
manusia adalah kebutuhan akan "kasih sayang" yang dalam masa perkembangan
selanjutnya di usia remaja, kasih sayang, rasa aman, dan perasaan dicintai sangat
dibutuhkan oleh para remaja. Dengan usaha-usaha dan perlakuan-perlakuan yang
memberikan perhatian, cinta yang tulus, dan sikap mau berdialog, maka para remaja akan
mendapatkan rasa aman, serta memiliki keberanian untuk terbuka dalam mengungkapkan
pendapatnya.
Lewat kondisi dan suasana hidup dalam keluarga, lingkungan sekolah, ataupun
lingkungan masyarakat seperti di atas itulah para remaja akan merasa terdampingi dan
mengalami perkembangan kepribadian yang optimal dan tidak terkungkung dalam
perasaan dan tekanan-tekanan batin yang mencekam. Dengan begitu gaya hidup yang
mereka tampilkan benar-benar merupakan proses untuk menemukan identitas diri mereka
sendiri yang sebenarnya.
Sixtus Tanje : Konselor di SLTP St. Kristoforus II Alamat: Taman Palem Lestari,
Blok A No. 18, Cengkareng, Jakarta Barat.

10
MEMAHAMI DIRI Materi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan Who am I
(siapakah saya)? Untuk menjawab pertanyaan ini maka sangat dibutuhkan adanya refleksi
yang mendalam, kontemplasi diri yang total, dan definisi yang obyektif. Saya hanyalah
pesiarah yang mencari kesempurnaan hidup Kesiarahan saya masih sangat jauh. Relung-
relung idealisme dan lentingan-lentingan kenyataan, masih terus menghantui perjalanan
hidup saya. entah kapan kehausan akan kesempurnaan itu saya nikmati. Bisingnya dunia
dan garangnya bumi, meliluhlantahkan kehausan tersebut. Ternyata saya terus
menikmatinya, walau aku selalu bertanya" apa yang harus saya cari" Mungkin pesiarahan
itu akan berakhir pada saat saya mendesah. Entahlah, lalu, siapakah manusia it? Siapakan
saya? siapakah engkau? Aku adalah diriku sendiri Aku hidup dan bernafas Aku berpikir
dan merasa Aku mencinta dan merasa takut Aku berharap dan benilai Aku bertumbuh dan
berubah Aku lama kelamaan menjadi A K U. Diri kita adalah samudra penuh rahasia
Yang manti untuk dijelajahi Kita adalah makhluk hidup yang unik Yang merenungkan
asal-usul kita Dan berikhtiar merencanakan masa depan . dst
Membangun Rasa Percaya Diri
Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan
tidak terpengaruh oleh argumentasi yang rasional. Ia
hanya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional
dan perasaan. Maka untuk membangun percaya diri
diperlukan alat yang sama, yaitu emosi, perasaan, dan
imajinasi.
Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan
meningkatkan rasa percaya diri. Sebaliknya emosi,
perasaan dan imajinasi yang negatif akan menurunkan
rasa percaya diri. Bagaimana caranya supaya diri kita
selalu dikelilingi oleh energi positif yang maksimum?
Simak kiat-kiat berikut ini :
1. Menghilangkan pengaruh negatif.
Sejak lahir dan sepanjang hidup kita mengalami rangsangan positif dan negatif dari
lingkungan silih berganti. Orang yang sepanjang hidupnya menerima rangsangan negatif
relatif akan memiliki kadar percaya diri yang rendah. Rangsangan negatif dapat berasal
dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, kantor atau lingkungan pekerjaan, sekolah
dan sebagainya.
Apabila kita terperangkap dalam suatu kondisi hubungan antar manusia yang sangat
buruk, segera cari solusi. Cara pertama adalah dengan berdamai atau berkompromi
dengan lingkungan. Terima kondisi dengan ikhlas. Tapi kalau tidak membawa hasil
positif, lebih baik keluar saja dari lingkungan tersebut apapun resikonya.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Pengakuan dan penghargaan orang lain terhadap keberadaan, perbuatan atau prestasi kita,
akan sangat meningkatkan rasa percaya diri. Masalahnya tidak banyak orang lain yang
melakukan hal itu. Hanya orang-orang positif yang mau melakukan hal itu.
Solusinya adalah bergabunglah dengan kelompok orang-orang yang positif. Cara lain,
kita bisa memulai dengan melakukan pengakuan dan penghargaan pada diri kita sendiri.

11
Sekecil apapun perbuatan positif yang kita lakukan, akui dalam diri kita, atau beri hadiah
kecil-kecilan.
3. Pujian
Sama seperti halnya pengakuan, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Siapa
yang tidak senang kalau ada yang memuji penampilan, kepintaran atau keahlian kita.
Pujian pun jarang diberikan pada lingkungan orang yang mayoritas berpikiran negatif.
4. Memanjakan diri
Memanjakan diri itu penting dan perlu. Karena dengan begitu, kita akan merasa sebagai
manusia yang berharga dan bisa menghargai orang lain.
5. Beranggapan baik terhadap diri sendiri
Ini cara yang paling mudah untuk meningkatkan percaya diri kita, karena dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja.
6. Dapatkan input positif melalui panca indra
Input positif dapat diperoleh lewat kisah-kisah heroik, kisah sukses, kisah yang motivatif
dan emosional dari tokoh atau pebisnis yang sukses. Kisah-kisah tersebut dapat
memotivasi kita untuk berpikir dan bertindak positif. Kita bisa mendapatkan input
tersebut dari buku, kaset, dan tv.
7. Biasakan bersikap positif
Mulailah bersikap positif dari diri sendiri dengan melakukannya pada kehidupan sehari-
hari. Pastikan memori kita hanya menyimpan peristiwa positif. Pandang orang lain secara
imbang dengan diri kita. Selalu berbuat jujur. Dan tunjukan bahwa kita memang punya
rasa percaya diri.
- Dirangkum dari harian Indo Pos.

12

Anda mungkin juga menyukai