Anda di halaman 1dari 5

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA


DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL
Oleh:
Toroziduhu Waruwu
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli-Nias
torow.torres@gmail.com

Abstrak
Kegiatan pembelajaran disekolah, guru berusaha sekaligus mengharapkan agar siswa dapat mencapai
hasil belajar yang baik dari materi yang telah dipelajari. Identifikasi kesulitan belajar siswa sangat penting bagi
guru untuk melakukannya, agar apa yang diharapkan kepada siswa dalam belajar dapat tercapai. Kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa ada banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga guru dituntut untuk mampu
mengenali faktor-faktor kesulitan belajar siswa dan sekaligus diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat
demi perbaikan proses pembelajaran. Kajian dari identifikasi belajar pada pembelajaran IPA berisi tentang
pengertian kesulitan belajar, diagnosa kesulitan belajat, faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar,
kesulitan belajar dalam pembelajaran IPA, dan pelaksanaan pengajaran remedial. Identifikasi kesulitan belajar
siswa dapat dilakukan dengan pengamatan langsung dan juga dapat dilakukan melalui pengukuran hasil belajar.
Pengajaran remedial salah satu cara mengatasi dan memperbaiki kesulitan siswa dalam belajar.

Kata Kunci: Kesulitan belajar, Pembelajaran IPA, Pengajaran remedial.

1. PENDAHULUAN penting dalam pelaksanaan program remedial bila


Kegiatan pembelajaran disekolah, guru hal itu harus dilakukan dengan mempedomani hasil
berusaha sekaligus mengharapkan agar siswa dapat evaluasi yang telah dilaksanakan. Kesulitan belajar
mencapai hasil belajar yang baik dari materi yang yang siswa alami dalam kelas tentu bervariasi baik
telah dipelajari. Kenyataan dari apa yang telah macamnya maupun penyebabnya. Menurut Amrin,
dipelajari banyak siswa yang menunjukkan gejala sekurang-kurangnya ada dua kegiatan yang dapat
tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana dilakukan untuk mendeteksi kesulitan belajar
yang diharapkan. Beberapa siswa menunjukkan secara cermat, yaitu: melakukan observasi secara
nilai yang rendah meskipun guru telah berusaha langsung dan melakukan pengukuran hasil belajar
semaksimal mungkin dalam mengelola proses kemudian menganalisis hasilnya. Tetapi Menurut
pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajar, guru Surya dan Amin (1984), ada beberapa gejala
sering menghadapi masalah yaitu masih sebagai pertanda adanya kesulitan belajar antara
terdapatnya siswa kesulitan dalam belajar, artinya lain: Menunjukkan hasil belajar yang rendah; Hasil
siswa tidak maksimal mengikuti pelajaran dengan yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
baik. Djamarah (2011) mengatakan bahwa telah dilakukan; Lambat dalam melakukan tugas-
kesulitan belajar merupakan suatu keadaan dimana tugas kegiatan belajar; Menunjukkan sikap-sikap
peserta didik tidak dapat belajar secara baik, yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
disebabkan adanya ancaman, hambatan maupun menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya;
gangguan dalam belajar. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan; dan
Hasil belajar siswa yang didapat melalui Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
evaluasi, banyak guru yang merasa sudah berhasil Jika siswa mengalami kegagalan atau kemunduran
jika nilai rata-rata yang dicapai siswa melebihi dalam hasil belajar, hal itu berarti ada kesulitan
batas ketuntasan yang telah ditentukan. Guru yang dihadapi selama pembelajaran (Hamalik,
kurang menyadari bahwa, sesungguhnya nilai rata- 2006).
rata tidak selalu menggambarkan keberhasilan Pengertian Kesulitan Belajar
proses belajar mengajar. Peranan guru tidak hanya Kesulitan belajar merupakan terjemahan
sampai pada pencapaian nilai rata-rata yang dari bahasa Inggris learning disability, terjemahan
mencapai batas ketuntasan. Siswa memiliki ini kurang tepat karena learning artinya belajar dan
perkembangan yang unik baik dipengaruhi oleh disability artinya ketidakmampuan, sehingga
faktor hereditas, lingkungan,maupun hubungan terjemahan yang benar seharusnya ádalah
antara keduanya, maka didalam kelas tidak ketidakmampuan belajar (Abdurrahman, 2003).
mustahil akan terdapat beberapa siswa yang Selanjutnya mengemukakan bahwa di Indonesia
mengalami kesulitan belajar. Kesulitan yang Belum ada defenisi yang baku tentang kesulitan
dialami siswa, seorang guru sebaiknya belajar. Para guru umumnya memandang semua
mengidentifikasi setiap waktu, hal ini sangat siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 285
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
disebut siswa berkesulitan belajar. Untuk learner atau lambat belajar ádalah siswa yang
mengadopsi defenisi kesulitan belajar perlu lambat dalam belajar, sehingga ia membutuhkan
dipertimbangkan defenisi yang dikemukakan oleh waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok
Association for Children and Adulth with Learning siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual
Disabilities (ACALD), seperti dikutip oleh Lovitt, yang sama. Learning disabilities atau ketidak
sebagai berikut: Kesulitan belajar khusus ádalah mampuan belajar mengacu pada gejala dimana
suatu kondisi kronis yang diduga bersumber siswa tidak mampu belajar atau menghindari
neurologis yang secara selektif mengganggu belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan
verbal dan/atau nonverbal. Kesulitan belajar khusus belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas
tampil sebagai suatu kondisi ketidakmampuan yang akan tampak dari berbagai gejala yang
nyata pada orang-orang yang memiliki intelegensi dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek
rata-rata hingga superior, yang memiliki sistem psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif.
sensoris yang cukup dan kesempatan untuk belajar
yang cukup pula. Berbagai kondisi tersebut 2. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya. Rusilowati (2006) mengemukakan bahwa
Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga penyelidikan-penyelidikan yang dapat dilakukan
diri, pendidikan, pekerjaan, sosialisasi, dan/atau untuk mengetahui kesulitan belajar siswa adalah
aktivitas kehidupan seharí-hari sepanjang dengan mengadakan observasi, analisis, interview,
kehidupan. tes diagnostik, dan memanfaatkan dokumentasi.
Menurut Burton dalam Syamsuddin Sebelum pengajaran remedial diberikan, guru lebih
(2003), mengidentifikasi siswa yang diduga dahulu perlu menegakkan diagnosis kesulitan
mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh belajar, yaitu menentukan jenis dan penyebab
adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan- kesulitan belajar siswa. Menurut buku Akta
tujuan belajar, siswa dikatakan gagal dalam belajar Mengajar dalam Abdurrahman (2003), ada 6
apabila: dalam batas waktu tertentu yang (enam) langkah prosedur diagnosis kesulitan
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat belajar siswa yang perlu dilalui : identifikasi;
keberhasilan atau tingkat penguasaan materi lokalisasi letak kesulitan; lokalisasi penyebab
(mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu kesulitan; memperkirakan kemungkinan bantuan;
yang telah ditentukan oleh guru (criterion menetapkan kemungkinan cara mengatasi
referente); tidak dapat mengerjakan atau mencapai kesulitan; dan tindak lanjut.
prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran Kirk (1986), prosedur diagnosis mencakup
tingkat kemampuan, Bakat, atau kecerdasan yang 5 (lima) langkah yaitu: menetukan potensi atau
dimilikinya; tidak berhasil tingkat penguasaan kapasitas anak; menentukan taraf kemampuan
materi (mastery level) yang diperlukan sebagai dalam suatu bidang studi yang memerlukan
prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran pengajaran remidial; menentukan gejala kegagalan
berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam dalam suatu bidang studi; menganalisis faktor-
slow learner atau Belum matang (immature), faktor yang terkait; dan menyusun rekomendasi
sehingga harus menjadi pengulang (repeater). untuk pengajaran remidial. Dari beberapa
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang penjelasan prosedur diatas disintesiskan sehingga
luas, diantaranya: a) learning disorder, b) learning langkah-langkahnya diagnosis kesulitan belajar
disfunction, c) under achiever, d) show learner, dan siswa menjadi: a) Identifikasi: Sekolah yang ingin
e) learning diasbilities. menyelenggarakan program remidial yang
Learning disorder atau kekacauan belajar sistematis hendaknya melakukan identifikasi untuk
ádalah keadaan keadaan dimana proses belajar menentukan anak-anak yang memerlukan atau
seseorang terganggu karena timbulnya respon yang berpotensi memerlukan pelayanan pengajaran
bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami remidial. b) Menentukan skala prioritas: Tidak
kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak semua anak yang oleh sekolah dinyatakan sebagai
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau berkesulitan belajar memerlukan pelayanan khusus
terhambat oleh adanya respon-respon yang oleh guru remidial, lebih-lebih jika jumlah guru
bertentangan, sehingga hasil belajar yang remidial masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
dicapainya lebih rendah dari pada potensi yang sekolah perlu menetukan prioritas siswa mana yang
dimilikinya. Learning disfunction merupakan gejala diperkirakan dapat diberi pelayanan penyajaran
dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak remidial oleh guru. c) Menentukan potensi: Potensi
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa siswa biasanya didasarkan atas skor inteligensi.
tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas Oleh karena itu, setelah identifikasi anak
mental, gangguan alat indra, atau gangguan berkesulitan belajar dilakukan, maka untuk
psikologis lainnya. Under achiever mengacu menentukan potensi anak diperlukan tes
kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat intelegensi. d) Menentukan penguasaan bidang
potensi intelektual yang tergolong di atas normal, studi yang perlu diremidial, e) Menentukan gejala
tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Show kesulitan, f) Analisis berbagai faktor yang terkait,

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 286
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
g) Menyususun rekomendasi untuk pengajaran ini menuntut intelektual yang tinggi pada siswa
remidial. untuk memahaminya. Penguasaan terhadap mata
pelajaran IPA merupakan sesuatu yang tidak dapat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan dihindari oleh siswa dalam proses pendidikan dan
Belajar pembelajaran, Ukoh (2012). Kesulitan belajar yang
Kesulitan belajar yang dialami siswa dialami oleh siswa disebabkan oleh beberapa faktor
dalam belajar ada banyak faktor yang baik yang terdapat dalam dirinya maupun diluar
mempengaruhi, sehingga Guru diharapkan mampu dirinya. Menurut Surya dan Amin (1984) Faktor
mengenalinya. setiap Guru mengharapkan agar yang terletak dalam dirinya (faktor intern) siswa
siswanya berprestasi. namun kenyataannya tidak antara lain: Kurangnya kemampuan dasar yang
demikian. Elwan (2013), menyatakan bahwa dimiliki oleh siswa; Kurangnya bakat khusus yang
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar mendasari kegiatan belajar tertentu; Kurang
siswa dapat berupa faktor internal yang berasala motivasi atau dorongan untuk belajar; Situasi
dari dalam diri yang bersangkutan dan faktor pribadi terutama emosional yang dialami siswa;
eksternal yang berasal dari luar diri yang Faktor-faktor jasmaniah seperti cacat tubuh;
bersangkutan. Selanjutnya menurut Cooney (1975) Faktor-faktor bawaan (herediter), seperti buta
ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajar, warna. Sedangkan faktor yang terletak diluar
yaitu: dirinya (faktor eksternal) yaitu; Faktor lingkungan
1. Faktor fisiologis : Faktor-faktor yang menjadi sekolah yang kurang menunjang proses belajar
penyebab kesulitan belajar siswa ini berkaitan seperti kurang memadainya: cara belajar, sikap
dengan kurang berfungsinya otak, susunan guru, kurikulum atau materi yang dipelajari,
syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para perlengkapan belajar yang kurang, cara evaluasi,
guru harus menyadari bahwa yang paling ruang belajar, sistem administrasi, waktu belajar,
berperan pada waktu belajar adalah kesiapan situasi sosial di sekolah, dan sebagainya; Situasi
otak dan sistem syaraf dalam menerima, dalam keluarga yang kurang menunjang proses
memproses, menyimpan, ataupun memunculkan belajar seperti kekacauan rumah tangga (broken
kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau home) kurang perhatian orang tua, kurangnya
ada bagian yang kurang beres pada bagian perlengkapan belajar, kurangnya kemampuan orang
tertentu dari otak seorang siswa, maka dengan tua, dan sebagainya; Lingkungan sosial yang
sendirinya si siswa akan mengalami kesulitan kurang memadai, seperti pengaruh negatip dari
belajar. pergaulan, situasi masyarakat yang kacau,
2. Faktor sosial : Merupakan suatu kenyataan yang gangguan kebudayaan seperti film, baca-bacaan,
tidak dapat dibantah jika orang tua dan dan sebagainya.
masyarakat sekeliling sedikit banyak akan Menurut Amrín, kesulitan dalam belajar
berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan IPA mencakup dua aspek, yaitu kesulitan siswa
kecerdasan siswa sebagaimana ada yang dalam mempelajari proses-proses IPA dan kesulitan
menyatakan bahwa sekolah adalah cermin dalam mempelajari produk IPA berupa konsep,
masyarakat dan anak adalah gambaran orang prinsip, dan generalisasi. Kesulitan dalam
tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor mempelajari proses-proses IPA, meliputi kesulitan-
penyebab kesulitan belajar yang terkait dengan kesulitan : Melakukan observasi; Melakukan
sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat klasifikasi; Menggunakan dan memanipulasi
sekeliling yang kurang mendukung siswa angka-angka; Berkomunikasi; Melakukan prediksi;
tersebut untuk belajar sepenuh hati. Menarik kesimpulan; Mengontrol variabel;
3. faktor kejiwaan : Faktor-faktor yang menjadi Menginterpretasikan data; Merumuskan hipótesis;
penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait dan Melakukan eksperimen.
dengan kurang mendukungnya perasaan hati Pelaksanaan Pengajaran Remidial
(emosi) siswa untuk belajar secara sungguh- Setelah guru mengidentifikasi kesulitan-
sungguh. kesulitan belajar yang dialami siswa, hendaknya
4. Faktor intelektual : Faktor-faktor yang menjadi guru dapat menemukan faktor-faktor yang
penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait diperkirakan memberikan pengaruh terhadap
dengan kurang sempurna atau kurang timbulnya kesulitan tersebut. Menurut Endang
normalnya tingkat kecerdasan siswa. Para guru (1983) ada tiga faktor yang berpengaruh,
harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai diantaranya: Yang berkenan dengan proses IPA:
tingkat kecerdasan berbeda. Yang berkenan dengan produk IPA; Faktor
5. Faktor kependidikan : Faktor-faktor yang kematangan siswa. Informasi tentang faktor-faktor
menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini yang mempengaruhi kesulitan belajar yang telah
terkait dengan belum mantapnya lembaga diuraikan diatas sangat bermanfaat bagi guru untuk
pendidikan secara umum. merencanakan pengajaran remidial dalam usaha
Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran IPA membantu siswa mengatasi kesulitan belajar yang
Kesulitan belajar pada siswa salah satunya dialaminya.
adalah matapelajaran IPA, dimana mata pelajaran

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 287
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
Pengajaran remidial merupakan pelengkap merupakan syarat utama, yang penting ádalah
proses pengajaran secara keseluruhan. Beberapa penguasaan materi atau keterampilan yang telah
alasan perlunya pengajaran remidial dapat dilihat diremidial.
dari berbagai segi yaitu: Dari segi siswa, kenyataan
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang 3. KESIMPULAN
belum dapat mencapai prestasi belajar; Dari pihak Untuk mengetahui kesulitan belajar siswa,
guru, guru bertanggung jawab akan tercapainya ada dua kegiatan yang dilakukan untuk
tujuan pendidikan melalui pencapaian tujuan mengetahuinya yaitu melakukan pengamatan secara
instruksional dan tujuan kurikuler; Dari segi langsung oleh guru dan melakukan pengukuran
pengertian proses belajar, pengajaran remidial hasil belajar siswa. Ada beberapa kesulitan belajar
diperlukan untuk melaksanakan proses belajar yang dalam belajar IPA yaitu melakukan observasi,
sesungguhnya ditandai dengan perubahan tingkah melakuakn klasifikasi, menggunakan dan
laku secara keseluruhan; Pelaksanaan pelayanan memanipulasi angka-angka, berkomunikasi,
bimbingan dan penyuluhan, dalam melaksanakan melakukan prediksi, menarik kesimpulan,
pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang sebaik- mengontrol variabel, menginterpretasikan data,
baik, pengajaran remidial merupakan salah satu merumuskan hipótesis, dan melakukan eksperimen.
bentuk pelayanan bimbingan melalui interaksi Pengajaran remidial salah satu upaya
belajar mengajar (Surya dan Amin,1984). untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
Rencana yang disususn hendaknya Pengajaran remidial ada beberapa alasan
didasarkan pada hasil identifikasi faktor-faktor pelaksanaannya ditinjau dari berbagai segi yaitu:
yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar. Dari pihak siswa, dari pihak guru, dari pengertian
Guru perlu mempertimbangkan apakah pengajaran proses belajar mengajar, dan pelaksanaan
remidial yang direncanakan itu akan diberikan bimbingan dan penyuluhan.
kepada masing-masing siswa secara individual atau
kepada kelompok siswa. Perencanaan juga meliputi 4. DAFTAR PUSTAKA
pertimbangan tentang waktu, tes untuk mengetahui Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi
sampai berapa jauh usaha yang telah dilaksanakan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Rineka Cipta.
Teknik pengajaran remidial bermacam- Cooney,T.J., Davis,E.J., Henderson,K.B. 1975.
macam diantaranya: Guru dapat mengulangi lagi Dynamics of Teaching Secondary School
pelajaran dengan cara yang sama tetapi mathematics. Boston: Houghton Mifflin
penyajiannya yang lebih lambat; Guru mengulangi Company.
pelajaran itu tetapi dengan cara yang lain, yaitu Djamarah. 2011. Guru dan Anak Didik Dalam
membahas materi yang lebih sederhana kemudian Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka
dianjurkan siswa untuk mempelajarinya; Guru Cipta.
memulai pengajaran remidial dengan mengulangi Elwan, A.A., Serage, M., Alwan, A. 2013. The
materi yang diduga merupakan materi prasyarat Institutional Factors Affecting The
yang telah diajarkan. Achievement in Physics in Tripoli.
Waktu pengajaran remidial dapat Libya. VFAST Transactions on Research
dilaksanaan, Sangat tergantung kepada waktu yang in Education. 1(2): 1-18.
tersedia, bukan saja bagi guru tetapi juga bagi Endang,M. 1983. Diagnosis Kesulitan belajar dan
siswa. Sedangkan tempat pelaksanaan pengajaran Pengajaran Remidial. Jakarta: Proyek
remidial sangat ditentukan oleh jenis kesulitan yang Pengembangan Lembaga Pendidikan
dialami siswa. Apabila kesulitan siswa Tenaga Kependidikan (P2LPTK).
berhubungan dengan keterampilan proses IPA, Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar.
program remidialnya sebaiknya dilakukan di Bandung: Bumi Aksara.
laboratorium, jika kesulitan siswa berhubungan Rusilowati, Ani. 2006. Profil Kesulitan Belajar IPA
dengan produk IPA, kemungkinan pelaksanaan Pokok Bahasan Kelistrikan Siswa SMP
program remidial dapat dilakukan di kelas. Jika di Kota Semarang. Jurnal Pendidikan
kesulitan yang dialami siswa berkaitan dengan IPA Indonesia. 4(2): 100-106.
tingkat perkembangan kognitif, tempat pelaksanaan Surya, Moh., Amin,Moh.1984. Pengajaran
program remidial dapat dilakukan di sekolah, diluar Remidial. Jakarta:Depdikbud.
sekolah, ataupun di rumah. Seumahu,J.G. 1884. Diagnosis Kesulitan belajar
Evaluasi hasil belajar remidial dapat dan Pengajaran Remidial Dalam
dilakukan dengan menggunakan tes. Syarat-syarat Pendidikan IPA. Jakarta: Proyek
penyusunan tes untuk pengajaran remidial pada Pengembangan Lembaga Pendidikan
dasarnya sama syarat dengan syarat-syarat Tenaga Kependidikan (P2LPTK).
penyusunan tes untuk pengukuran prestasi hasil Syamsuddin, Abin. 2003. Psikologi Pendidikan.
belajar. Perbedaannya terletak pada tingkat Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
kesulitan butit-butir tes. Untuk tes hasi pengajaran Ukoh, E.E. 2012. Effect of Interactive Inventio
remidial, tingkat kesulitan butir tes tidak Instructional Strategy on NCE Pre-

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 288
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
Service Teacher’s Achievement in
Physics and: Acquisition of Science
Process Skills. Journal of Innovative
Research in Management and
Humanities. 3(1): 122-131.
Wijaya,Cece.2007. Pendidikan Remidial. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 289

Anda mungkin juga menyukai