Anda di halaman 1dari 6

filum Annelida dibedakan menjadi tiga kepala, terdiri atas bagian prostomium

kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan peristomium.

dan Hirudinea. Pada prostomium terdapat mata,

antena, dan sepasang


a. Polychaeta palpus. Peristomium terletak setelah
Polychaeta (Yunani, poly =
prostomium, Pada peristomium
banyak, chaetae = rambut kaku)
terdapat mulut, alat indra,
merupakan Annelida yang memiliki
dan sirus (cirrus, sungut/ rambut kasar
banyak seta (rambut). Sebagian besar
sebagai alat peraba). Pada setiap ruas
Polychaeta hidup di laut, namun
tubuh terdapat sepasang parapodium.
beberapa jenis hidup di air payau dan
Parapodium berfungsi sebagai alat
air tawar. Ada Polychaeta yang hidup
gerak dan alat pernapasan karena
sebagai karnivor dengan memakan
mengandung pembuluh darah yang
invertebrata kecil, sebagai herbivor
halus.
dengan memakan ganggang, dan
Polychaeta menangkap mangsa
pemakan endapan dengan cara
dengan menggunakan faring atau
menelan lumpur yang mengandung
menjulurkan probosis. Polychaeta
bahan organik. Bahan organik dicerna
memiliki alat indra berupa mata dan
dan partikel mineral dikeluarkan
statosista. Mata berfungsi sebagai
bersama sisa pencernaan melalui anus.
fotoreseptor dan menunjukkan gerak
Tubuh Polychaeta berukuran 5 – 10 cm
fototaksis negatif (menjauhi cahaya).
dengan diameter 2 – 10 mm. Bagian
Akan tetapi ada pula Polychaeta yang pada masa-masa

tidak memiliki bintik mata. tertentu. Swarming cacing palolo

(Eunice viridis) dari kepulauan Samoa,


Pada umumnya Polychaeta
Maluku, dan Nusa Tenggara terjadi di
bereproduksi secara generatif dan
bulan November, seminggu setelah
gonokoris. Gamet atau sel kelamin
bulan purnama. Di Pulau Lombok
dapat dikeluarkan
dikenal istilah “bau nyale” (menangkap
melalui metanefridia atau secara
cacing laut) yang dilakukan pada bulan
dehiscence (sobekan dinding tubuh).
Februari dan Maret. Menjelang fajar,
Pembuahan dapat terjadi secara
epitoke mengalami dehiscence,
internal (di dalam tubuh) atau eksternal
sehingga telur bertebaran di air dan
(di air). Ada pula Polychaeta yang
segera dibuahi oleh sperma.
bereproduksi dengan

membentuk epitoke (individu Terdapat sekitar 8.000 Polychaeta yang

reproduktif). Epitoke dapat terbentuk teridentifikasi, antara lain cacing palolo

melalui pertunasan atau transformasi (Eunice sp.) dan cacing wawo (Lysidice

langsung. Bentuk tubuh epitoke oele) yang bisa

berbeda dengan atoke (individu non- dimakan, Nereis (memiliki tubuh

reproduktif). Epitoke akan berenang ke panjang dengan dua buah rahang yang

permukaan air menjelang pagi atau besar), Myzostoma (parasit pada

petang hari untuk melepaskan sperma Echinodermata),

dan telur, pen istiwa ini dan Sabellaria (Polychaeta yang hidup

disebut swarming. Swarming terjadi bergerombol di antara lubang pasir di


laut).

Oligochaeta dibedakan menjadi dua

macam, yaitu mikrodrile dan

megadrile. Mikrodrile merupakan


b. Oligochaeta spesies yang hidup di air, berukuran 1 –
Oligochaeta (Yunani, oligos =
30 mm, berdinding tubuh tipis, dan agak
sedikit, chaetae = rambut kaku)
transparan. Megadrile merupakan
merupakan Annelida yang memiliki
spesies yang hidup di darat, berdinding
sedikit seta (rambut). Sebagian besar
tubuh tebal, pada umumnya memiliki
Oligochaeta hidup di air tawar, namun
panjang tubuh 5 – 30 cm dan ada yang
ada pula yang hidup di air laut, air
mencapai 3 m. Jumlah ruas pada
payau, dan darat (tanah yang lembap).
tubuhnya bervariasi sekitar 115 – 200

buah, bahkan ada yang mencapai 500

ruas. Pada setiap ruas terdapat empat

rumpun seta dengan jumlah seta pada

setiap rumpun 1 – 25 buah.


Oligochaeta memiliki perkawinan, juga bahan untuk

jaringan kloragogen di sekeliling usus membuat dinding kokon dan albumin

dan pembuluh dorsal, yaitu lapisan sel untuk melekatkan telur dalam kokon.

berwarna kuning yang berfungsi


Perkawinan terjadi antara dua individu
sebagai hati atau berperan dalam
dengan saling bertukar sperma.
proses deaminasi protein,
Beberapa han setelah perkawinan,
pembentukan amonia, dan sintesis
klitelum menghasilkan lendir yang
urea. Pada umumnya Oligochaeta tidak
menyelubungi ruas-ruas anterior dan
memiliki bintik mata, kecuali yang hidup
dinding kokon. Telur dikeluarkan
di air. Di seluruh permukaan tubuh
dari gonopori betina ke dinding kokon.
Oligochaeta, kecuali bagian ventral,
Dinding kokon yang mengandung telur
terdapat sel indra sebagai fotoreseptor.
kemudian meluncur ke
Oligochaeta menunjukkan gerak
muara spermateka untuk
mendekati cahaya lemah dan menjauhi
mendapatkan sperma hasil pertukaran
cahaya kuat.
sebelumnya. Pembuahan terjadi di

Semua Oligochaeta bersifat dalam lapisan albumin dinding kokon.

hermafrodit, tetapi melakukan Dinding kokon terus meluncur ke

perkawinan silang. Oligochaeta anterior dan lepas dan kepala cacing. Di

memiliki klitelum, yaitu ruas- ruas dalam kokon, embrio cacing terus

reproduktif yang berdinding tebal. Pada berkembang hingga menetas dan

klitelum terdapat banyak sel kelenjar keluarlah anak cacing dan kokon.

yang menghasilkan lendir untuk


Terdapat sekitar 3.500 spesies lintah bersembunyi di bawah batu,

Oligochaeta yang teridentifikasi, antara sampah atau tumbuhan air, sedangkan

lain cacing tanah (Lumbricus pada waktu malam hari, lintah

terrestris), Tubifex (cacing yang hidup berkeliaran mencari makan.

di perairan tergenang dan tercemar,

sering digunakan sebagai pakan ikan),

dan cacing raksasa Australia

(Megascolides australis).

c. Hirudinea
Hirudinea biasa disebut lintah. Tubuh

lintah tidak memiliki parapodia maupun


Panjang tubuh lintah antara 1 – 5 cm,
seta. Lintah memiliki dua buah alat
namun ada pula yang mencapai 20 – 30
pengisap yang terletak di bagian
cm. Bentuk tubuh pipih dorsoventral
anterior dan posterior untuk menempel
dengan ujung anterior meruncing dan
pada inangnya. Lintah hidup secara
alat pengisap anterior mengelilingi
ektoparasit sementara pada tubuh
mulut. Jumlah ruas tubuh sejati
inang, misalnya sapi, kerbau, dan
sebenarnya tetap 34 buah, tetapi lintah
manusia. Lintah sering ditemukan di
memiliki ruas-ruas semu eksternal
perairan tawar yang tenang, dangkal,
(annuli). Darah lintah memiliki pigmen
dan banyak ditumbuhi tumbuhan air.
hemoglobin, namun ada pula yang
Lintah termasuk hewan nokturnal yang
tidak.
aktif di malam hari. Pada siang hari,
Sebagian besar lintah pengisap darah Semua lintah bersifat hermafrodit dan

memiliki kelenjar ludah yang melakukan perkawinan silang untuk

menghasilkan saling bertukar sperma. Kokon

antikoagulan hirudin yang berfungsi diletakkan pada substrat dan sedikit

untuk mencegah penggumpalan darah dibenamkan dalam lumpur. Ada pula

mangsa, sehingga lintah dapat lintah yang mengerami telurnya.

mengisap darah sebanyak mungkin. Setelah menetas, anak-anak lintah

Pada waktu mengisap darah, lintah tetap menempel pada induknya hingga

menempelkan alat pengisap beberapa hari. Lintah dewasa setelah

anteriornya dan menyayat kulit mangsa berumur 3 – 5 tahun. Umur lintah dapat

dengan tepi rahangnya serta mencapai 10 – 15 tahun.

mengeluarkan zat anestetik


Terdapat sekitar 500 spesies Hirudinea
(penghilang sakit) sehingga korbannya
ýang teridentifikasi, antara lain lintah air
tidak menyadari adanya gigítan.
(Hirudo medicinalis) dan pacet
Dibelakang rahang terdapat faring
(Haemadipsa).
berotot sebagai pompa.

Sumber: Irnaningtyas. Biologi untuk


Lintah tahan puasa, bahkan ada yang
SMA/MA Kelas X Erlangga 2013
bertahan hidup hingga 1,5 tahun tanpa

makan. Untuk menghindari gigitan

lintah, dapat dengan mengoleskan

balsam, minyak kayu putih atau

sejenisnya pada kulit.

Anda mungkin juga menyukai