Hasil eksplorasi penyebab Akar penyebab Analisis akar
No. masalah masalah penyebab masalah 1.2 1. Kesulitan siswa pada materi Kurangnya Dengan kurangnya pecahan disebabkan oleh pemahaman konsep pemahaman konsep kurangnya pemahaman konsep materi pecahan materi pecahan ini dan siswa masih kebingungan menyebabkan guru ketika menyelesaikan soal yang kesulitan menentukan berbeda dari contoh guru. metode yang tepat dan 2. Metode yang digunakan tidak menarik untuk menarik peserta didik. Selain 3. Guru tidak paham dengan itu, tingkat intelegensi materi yang diajarkan peserta didik juga 4. Intelegensi peserta didik menjadi salah satu kurang faktor kesulitan 5. Kurangnya perhatian orang tua peserta didik dalam 6. Suasana keluarga yang kurang memahami materi kondusif tentang pecahan. 7. Faktor dari dalam/internal, Daya Dukung orang yang terdiri dari: tua juga berperan a. aspek jasmaniah, mencakup penting dalam kondisi fisik atau kesulitan yang dialami kesehatan jasmani dari oleh peserta didik. individu siswa, kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar, b. aspek psikologis/kejiwaan, meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. 8. Faktor dari luar siswa/eksternal, yang meliputi: a. Keluarga, merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak, orang tua harus selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan, menyediakan peralatan belajar yang dibutuhkan anak, menciptakan suasana yang nyaman mendukung anak dalam belajar. b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan teman, guru dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kokurikuler. c. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal, kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah.
1.3 1. Faktor fisiologis, Metode yang Metode yang
Yang termasuk dalam faktor digunakan guru digunakan guru untuk fisiologis yaitu kesehatan yang untuk meningkatkan meningkatkan berhubungan dengan fisik, kompetensi kompetensi membaca pertimbangan neurologis, dan membaca peserta peserta didik yang jenis kelamin didik kurang kurang bervariasi ini 2. Faktor intelektual, bervariasi berdampak terhadap Gangguan intelegensi dapat kecepatan peserta diartikan sebagai suatu didik dalam membaca. kegiatan berpikir yang terdiri Jika metode yang dari pemahaman esensial digunakan menarik tentang situasi yang diberikan dan variatif bukan dan dapat merespon secara tidak mungkin peserta tepat. didik merasa 3. Faktor lingkungan tersentuh dan Faktor lingkungan yaitu latar mendapat dorongan belakang dan pengalaman anak dari dalam dirinya serta faktor sosial ekonomi. untuk segera bisa 4. faktor psikologis. lancar membaca. Faktor psikologis meliputi Disamping tidak minat, motivasi, kematangan variatifnya metode sosio dan emosi anak. yang digunakan guru, 5. Metode yang digunakan guru faktor intelegensi untuk meningkatkan peserta didik juga kompetensi membaca peserta memegang peranan didik kurang bervariasi penting dalam tercapainya kompetensi membaca peserta didik. Lingkungan keluarga juga berpengaruh dalam hal ini. Dengan daya dukung orang tua yang rendah membuat peserta didik semakin lambat membaca.
2. 1. Kesulitan belajar ini merupakan Kurangnya Kurangnya
gangguan yang secara nyata ada pemahaman guru pemahaman guru pada anak yang terkait dengan terkait anak terkait anak tugas umum maupun khusus, berkebutuhan berkebutuhan khusus yang diduga disebabkan karena khusus. menyebabkan faktor disfungsi neurologis, penanganan terhadap proses psikologis maupun peserta didik keliru. sebab-sebab lainnya sehingga Selain itu guru juga anak yang berkesulitan belajar tidak menerapkan dalam suatu kelas pembelajaran menunjukkan prestasi belajar berdiferensiasi yang rendah. dapat memfasilitasi peserta didik untuk 2. Anak-anak dengan belajar sesuai dengan ketidakmampuan belajar kemampuan dan memiliki karakteristik unik keunikannya mereka sendiri dan gaya belajar tersendiri. Hal ini yang berbeda. Oleh karena itu, membuat peserta setiap anak memiliki didik kurang minat kemampuan untuk berhasil untuk belajar dalam studi mereka. Guru sehingga membuat mampu dalam memantau peserta didik semakin kemajuan mereka dan tenggelam dalam menerapkan berbagai strategi masalahnya sendiri. mengajar di kelas. Siswa-siswa ini memerlukan perhatian khusus dan dikategorikan sebagai siswa dengan kebutuhan khusus.
3. Kesulitan belajar khusus adalah
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak- anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi. 4. Peserta didik memiliki intelegensi yang rendah 5. Guru kurang kreatif 6. Anak kurang minat belajar
4. 1. Guru belum memahami model Rendahnya Rendahnya
pembelajaran. pemahaman guru pemahaman guru 2. Guru kesulitan mengatur terkait penerapan terkait penerapan waktu atau mengoptimalkan model-model model-model waktu pada saat menggunakan pembelajaran pembelajaran yang model pembelajaran. inovatif. inovatif, berdampak 3. Masih rendahnya pemahaman terhadap cara berpikir guru terkait penerapan model- siswa yang tidak model pembelajaran inovatif. menggunakan cara 4. Guru belum memahami model- berpikir tingkat tinggi model pembelajaran inovatif (HOTS). Peserta didik 5. Guru masih mengalami menjadi tidak terlatih miskonsepsi antara model dalam berpikir tingkat pembelajaran dan metode tinggi. pembelajaran. 6. Waktu serta sarana dan prasarana yang kurang memadai.
5. 1. Pemahaman peserta didik yang 1. Guru belum Sulitnya guru
masih rendah, menerapkan mengimplementasikan 2. Guru kesulitan menyelaraskan pembelajaran soal HOTS karena soal dengan indikator sesuai HOTS guru belum dengan dimensi kognitif, 2. Belum paham menerapkan 3. Dalam penyusunan tes guru dalam mencari pembelajaran HOTS. kurang mengerti 9 taksonomi dan mencocokan Sehingga guru tidak bloom revisi. KKO untuk soal terbiasa 4. Implementasi proses HOTS; menggunakan soal pembelajaran guru masih HOTS. Guru merasa menerapkan pembelajaran membuat soal itu sulit dalam bidang C1 (mengingat), dan beranggapan C2(memahami) dan C3 bahwa soal HOTS itu (menerapkan) pada KKO adalah soal yang sulit Taksonomi Bloom. Perlu ada untuk dipecahkan pembaharuan dalam oleh peserta didik. implementasi pemelajaran Selain itu, guru belum dengan menerapkan paham dalam mencari pembelajaran ranah C4 dan mencocokan KKO (analisis), C5(evalusi) dan C6 untuk soal HOTS. Hal ini juga berdampak (penciptaan) dalam KKO pada cara berpikir Taksonomi Bloom. peserta didik. Mereka 5. Minimnya pelatihan pembuatan menjadi tidak terlatih soal hots dan asing dalam 6. Guru masih kebingungan memecahkan soal menentukan KKO untuk soal HOTS. HOTS 7. Guru belum menerapkan pembelajaran HOTS 8. Guru merasa pembuatan soal hots membutuhkan banyak waktu
6. 1. mengajar dengan Guru merasa cukup Dengan berpikir
menggunakan buku teks saja menggunakan menggunakan metode menurut guru, para peserta metode konvensional konvensional saja didiknya sudah memperlihatkan sudah cukup, prestasi belajar yang memadai membuat guru tidak dan bahkan membanggakan; mau berinovasi dan 2. mencari sumber-sumber belajar memanfaatkan lainnya termasuk melalui teknologi dengan lebih pemanfaatan TIK (di luar buku luas lagi. Sebagian teks yang sudah ditetapkan) beranggapan menurut guru tentulah menggunakan dan menyita waktu dan biaya; belajar teknologi 3. keengganan guru untuk sudah tidak sesuai memanfaatkan berbagai sumber dengan usianya. belajar termasuk pemanfaatan Padahal jika ada tekad TIK dalam kegiatan yang kuat untuk pembelajaran jika tidak ada belajar, membuat konsekuensi logis yang dapat LKPD yang lebih mereka rasakan atau peroleh. menarik bukan yang 4. Guru tidak mau repot membuat sulit untuk dilakukan. LKPD dengan desain yang Penggunaan LKPD menarik yang menarik dengan 5. Guru menganggap membuat muatan soal HOTS LKPD online membutuhkan saya pikir bisa waktu yang lama menambah minat peserta didik untuk belajar dan melatih peserta didik untuk terbiasa berpikir tingkat tinggi.