Anda di halaman 1dari 5

Tri Robayani, S.Pd.

Peserta PPG Dalam Jabatan 2022


Universitas Mataram

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

Hasil eksplorasi penyebab Akar penyebab Analisis akar


No.
masalah masalah penyebab masalah
1.2 1. Kesulitan siswa pada materi Kurangnya Dengan kurangnya
pecahan disebabkan oleh pemahaman konsep pemahaman konsep
kurangnya pemahaman konsep materi pecahan materi pecahan ini
dan siswa masih kebingungan menyebabkan guru
ketika menyelesaikan soal yang kesulitan menentukan
berbeda dari contoh guru. metode yang tepat dan
2. Metode yang digunakan tidak menarik untuk
menarik peserta didik. Selain
3. Guru tidak paham dengan itu, tingkat intelegensi
materi yang diajarkan peserta didik juga
4. Intelegensi peserta didik menjadi salah satu
kurang faktor kesulitan
5. Kurangnya perhatian orang tua peserta didik dalam
6. Suasana keluarga yang kurang memahami materi
kondusif tentang pecahan.
7. Faktor dari dalam/internal, Daya Dukung orang
yang terdiri dari: tua juga berperan
a. aspek jasmaniah, mencakup penting dalam
kondisi fisik atau kesulitan yang dialami
kesehatan jasmani dari oleh peserta didik.
individu siswa, kondisi fisik
yang prima sangat
mendukung keberhasilan
belajar dan dapat
mempengaruhi minat
belajar,
b. aspek psikologis/kejiwaan,
meliputi perhatian,
pengamatan, tanggapan,
fantasi, ingatan, berfikir,
bakat,dan motif.
8. Faktor dari luar
siswa/eksternal, yang meliputi:
a. Keluarga, merupakan
lembaga pendidikan
pertama bagi anak, orang
tua harus selalu siap sedia
saat anak membutuhkan
bantuan, menyediakan
peralatan belajar yang
dibutuhkan anak,
menciptakan suasana yang
nyaman mendukung anak
dalam belajar.
b. Sekolah, meliputi metode
mengajar, kurikulum,
sarana dan prasarana
belajar, sumber-sumber
belajar, media
pembelajaran, hubungan
siswa dengan teman, guru
dan staf sekolah serta
berbagai kegiatan
kokurikuler.
c. Lingkungan masyarakat,
meliputi hubungan dengan
teman bergaul, kegiatan
dalam masyarakat, dan
lingkungan tempat tinggal,
kegiatan akademik, akan
lebih baik apabila diimbangi
dengan kegiatan di luar
sekolah.

1.3 1. Faktor fisiologis, Metode yang Metode yang


Yang termasuk dalam faktor digunakan guru digunakan guru untuk
fisiologis yaitu kesehatan yang untuk meningkatkan meningkatkan
berhubungan dengan fisik, kompetensi kompetensi membaca
pertimbangan neurologis, dan membaca peserta peserta didik yang
jenis kelamin didik kurang kurang bervariasi ini
2. Faktor intelektual, bervariasi berdampak terhadap
Gangguan intelegensi dapat kecepatan peserta
diartikan sebagai suatu didik dalam membaca.
kegiatan berpikir yang terdiri Jika metode yang
dari pemahaman esensial digunakan menarik
tentang situasi yang diberikan dan variatif bukan
dan dapat merespon secara tidak mungkin peserta
tepat. didik merasa
3. Faktor lingkungan tersentuh dan
Faktor lingkungan yaitu latar mendapat dorongan
belakang dan pengalaman anak dari dalam dirinya
serta faktor sosial ekonomi. untuk segera bisa
4. faktor psikologis. lancar membaca.
Faktor psikologis meliputi Disamping tidak
minat, motivasi, kematangan variatifnya metode
sosio dan emosi anak. yang digunakan guru,
5. Metode yang digunakan guru faktor intelegensi
untuk meningkatkan peserta didik juga
kompetensi membaca peserta memegang peranan
didik kurang bervariasi penting dalam
tercapainya
kompetensi membaca
peserta didik.
Lingkungan keluarga
juga berpengaruh
dalam hal ini. Dengan
daya dukung orang
tua yang rendah
membuat peserta
didik semakin lambat
membaca.

2. 1. Kesulitan belajar ini merupakan Kurangnya Kurangnya


gangguan yang secara nyata ada pemahaman guru pemahaman guru
pada anak yang terkait dengan terkait anak terkait anak
tugas umum maupun khusus, berkebutuhan berkebutuhan khusus
yang diduga disebabkan karena khusus. menyebabkan
faktor disfungsi neurologis, penanganan terhadap
proses psikologis maupun peserta didik keliru.
sebab-sebab lainnya sehingga Selain itu guru juga
anak yang berkesulitan belajar tidak menerapkan
dalam suatu kelas pembelajaran
menunjukkan prestasi belajar berdiferensiasi yang
rendah. dapat memfasilitasi
peserta didik untuk
2. Anak-anak dengan belajar sesuai dengan
ketidakmampuan belajar kemampuan dan
memiliki karakteristik unik keunikannya
mereka sendiri dan gaya belajar tersendiri. Hal ini
yang berbeda. Oleh karena itu, membuat peserta
setiap anak memiliki didik kurang minat
kemampuan untuk berhasil untuk belajar
dalam studi mereka. Guru sehingga membuat
mampu dalam memantau peserta didik semakin
kemajuan mereka dan tenggelam dalam
menerapkan berbagai strategi masalahnya sendiri.
mengajar di kelas. Siswa-siswa
ini memerlukan perhatian
khusus dan dikategorikan
sebagai siswa dengan
kebutuhan khusus.

3. Kesulitan belajar khusus adalah


suatu gangguan dalam satu atau
lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan
bahasa ujaran atau tulisan.
Gangguan tersebut mungkin
menampakkan diri dalam
bentuk kesulitan
mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis,
mengeja atau berhitung.
Batasan tersebut mencakup
kondisi-kondisi seperti
gangguan perseptual, luka pada
otak, disleksia, dan afasia
perkembangan. Batasan
tersebut tidak mencakup anak-
anak yang memiliki problema
belajar yang penyebab
utamanya berasal dari adanya
hambatan karena tunagrahita,
karena gangguan emosional,
atau karena kemiskinan
lingkungan, budaya, atau
ekonomi.
4. Peserta didik memiliki
intelegensi yang rendah
5. Guru kurang kreatif
6. Anak kurang minat belajar

4. 1. Guru belum memahami model Rendahnya Rendahnya


pembelajaran. pemahaman guru pemahaman guru
2. Guru kesulitan mengatur terkait penerapan terkait penerapan
waktu atau mengoptimalkan model-model model-model
waktu pada saat menggunakan pembelajaran pembelajaran yang
model pembelajaran. inovatif. inovatif, berdampak
3. Masih rendahnya pemahaman terhadap cara berpikir
guru terkait penerapan model- siswa yang tidak
model pembelajaran inovatif. menggunakan cara
4. Guru belum memahami model- berpikir tingkat tinggi
model pembelajaran inovatif (HOTS). Peserta didik
5. Guru masih mengalami menjadi tidak terlatih
miskonsepsi antara model dalam berpikir tingkat
pembelajaran dan metode tinggi.
pembelajaran.
6. Waktu serta sarana dan
prasarana yang kurang
memadai.

5. 1. Pemahaman peserta didik yang 1. Guru belum Sulitnya guru


masih rendah, menerapkan mengimplementasikan
2. Guru kesulitan menyelaraskan pembelajaran soal HOTS karena
soal dengan indikator sesuai HOTS guru belum
dengan dimensi kognitif, 2. Belum paham menerapkan
3. Dalam penyusunan tes guru dalam mencari pembelajaran HOTS.
kurang mengerti 9 taksonomi dan mencocokan Sehingga guru tidak
bloom revisi. KKO untuk soal terbiasa
4. Implementasi proses HOTS; menggunakan soal
pembelajaran guru masih HOTS. Guru merasa
menerapkan pembelajaran membuat soal itu sulit
dalam bidang C1 (mengingat), dan beranggapan
C2(memahami) dan C3 bahwa soal HOTS itu
(menerapkan) pada KKO adalah soal yang sulit
Taksonomi Bloom. Perlu ada untuk dipecahkan
pembaharuan dalam oleh peserta didik.
implementasi pemelajaran Selain itu, guru belum
dengan menerapkan paham dalam mencari
pembelajaran ranah C4 dan mencocokan KKO
(analisis), C5(evalusi) dan C6 untuk soal HOTS. Hal
ini juga berdampak
(penciptaan) dalam KKO pada cara berpikir
Taksonomi Bloom. peserta didik. Mereka
5. Minimnya pelatihan pembuatan menjadi tidak terlatih
soal hots dan asing dalam
6. Guru masih kebingungan memecahkan soal
menentukan KKO untuk soal HOTS.
HOTS
7. Guru belum menerapkan
pembelajaran HOTS
8. Guru merasa pembuatan soal
hots membutuhkan banyak
waktu

6. 1. mengajar dengan Guru merasa cukup Dengan berpikir


menggunakan buku teks saja menggunakan menggunakan metode
menurut guru, para peserta metode konvensional konvensional saja
didiknya sudah memperlihatkan sudah cukup,
prestasi belajar yang memadai membuat guru tidak
dan bahkan membanggakan; mau berinovasi dan
2. mencari sumber-sumber belajar memanfaatkan
lainnya termasuk melalui teknologi dengan lebih
pemanfaatan TIK (di luar buku luas lagi. Sebagian
teks yang sudah ditetapkan) beranggapan
menurut guru tentulah menggunakan dan
menyita waktu dan biaya; belajar teknologi
3. keengganan guru untuk sudah tidak sesuai
memanfaatkan berbagai sumber dengan usianya.
belajar termasuk pemanfaatan Padahal jika ada tekad
TIK dalam kegiatan yang kuat untuk
pembelajaran jika tidak ada belajar, membuat
konsekuensi logis yang dapat LKPD yang lebih
mereka rasakan atau peroleh. menarik bukan yang
4. Guru tidak mau repot membuat sulit untuk dilakukan.
LKPD dengan desain yang Penggunaan LKPD
menarik yang menarik dengan
5. Guru menganggap membuat muatan soal HOTS
LKPD online membutuhkan saya pikir bisa
waktu yang lama menambah minat
peserta didik untuk
belajar dan melatih
peserta didik untuk
terbiasa berpikir
tingkat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai