Anda di halaman 1dari 8

A.

Disleksia
Jurnal Disleksia I

Judul Pengaruh Game Digital Terhadap Metode Intervensi Anak Disleksia


Jurnal Creativitas
Volume & Halaman Vol. 3, No 2, 261-268
Tahun 2014
Penulis Carine Wulandari Prasetyowati
Reviewer Intan Febriany Ayu Lestari (1571042002)
Tanggal 18 April 2018

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh game


digital terhadap metode intervensi anak dari sisi positif maupun
negatif.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami disleksia
yang sangat suka main game digital.
Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dimana proses pengolahan data bersifat deskriptif, ilmiah dan
sistematis. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti
dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan.
Hasil Penelitian Pendekatan game digital dalam metode intervensi anak disleksia
memiliki banyak aspek positif di dalamnya, seperti menimbulkan
perasaan menyenangkan saat proses pembelajaran bagi anak,
menimbulkan sikap motivasi pada anak, meningkatkan rasa ingin
tahu, meningkatkan imajinasi anak, meningkatkan keterampilan lintas
sensorik dan masih banyak lainnya. Di samping aspek positif
tersebut, terdapat pula aspek negatif yang membuat anak menjadi
kecanduan dalam bermain game.
Kelebihan Penelitian Kelebihan penelitian ini jika dilakukan di Indonesia adalah dengan
intervensinya bisa dilakukan didalam kelas saat belajar, dan ketika
anak di rumah dengan bimbingan orangtua.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini adalah game digital tidak dapat serta merta
menggantikan metode intervensi konvensional yang saat ini ada,
karena game digital hanyalah merupakan sarana yang dapat
membantu proses intervensi anak disleksia.
Jurnal Desleksia II

Judul Urgensi Mengenal Ciri Diseleksia


Volume & Halaman Vol: 3 No.2. Hal: 42-58
Tahun 2017
Penulis Loeziana
Reviewer Andi Umrah Syamra (1571042006)
Tanggal 18 April 2018

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membantu orang tua sekaligus anak
sebagai pengidapnya untuk menghidari munculnya berbagai efek-efek
negatif tambahan yang disebabkan oleh penanganan yang keliru pada
masa perkembangan.
Metode Penelitian Proses Diagnosis Disleksia:
Sebelum ke dokter atau spesialis, ada baiknya kita mencari tahu
tentang kelebihan serta kekurangan dalam kemampuan anak lebih
dulu. Proses ini dapat dilakukan melalui permainan, misalnya puzzle
gambar. Kemudian akan
mempertimbangkan beberapa factor seperti:

a. Riwayat, perkembangan, pendidikan, dan kesehatan anak.


Dokter mungkin juga akan menanyakan apakah ada riwayat
anggota keluarga lain dengan gangguan kemampuan belajar.
b. Keadaan di rumah. Pertanyaan yang bisa diajukan antara lain
deskripsi mengenai kondisi keluarga, misalnya siapa saja yang
tinggal di rumah serta apakah ada masalah dalam keluarga.
c. Pengisian kuesioner oleh anggota keluarga serta guru sekolah.
d. Tes untuk memeriksa kemampuan memahami informasi,
membaca, memori dan bahasa anak.\
e. Pemeriksaan penglihatan, pendengaran, dan neurologi untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit atau gangguan
lain yang menyebabkan gejalagejala yang dialami.
f. Tes psikologi untuk memahami kondisi kejiwaan anak dan
menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan interaksi,
kecemasan, atau depresi yang dapat mempengaruhi
kemampuannya.

Salah satu bentuk penanganan yang dapat membantu penderita


disleksia adalah pendekatan dan bantuan edukasi khusus. Penentuan
jenis intervensi yang cocok biasanya tergantung pada tingkat
keparahan disleksia yang dialami serta hasil tes psikologi penderita.
Bagi penderita disleksia anak-anak, jenis intervensi yang paling efektif
dalam meningkatkan kemampuan baca dan tulis adalah intervensi
yang berfokus pada kemampuan fonologi. Intervensi ini biasanya
disebut fonik. Penderita disleksia akan diajari elemen-elemen dasar
seperti belajar mengenali fonem atau satuan bunyi terkecil dalam kata-
kata, memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi
tersebut, memahami apa yang dibaca, membaca bersuara, dan
membangun kosakata.

Selain melalui intervensi edukasi, orang tua juga memiliki peran


penting dalam meningkatkan kemampuan anak. Langkah sederhana
yang bias dilakukan antara lain:

a. Bacakan buku untuk anak-anak. Waktu yang paling baik untuk


membacakan buku adalah saat anak berusia 6 bulan, atau
bahkan lebih muda. Saat anak sudah berusia lebih besar,
cobalah membaca bersama-sama dengan anak.
b. Bekerja sama dengan sekolah anak. Bicarakan kondisi anak
dengan guru atau kepala sekolah, dan diskusikan cara yang
paling tepat untuk membantu anak supaya berhasil dalam
pelajaran.
c. Perbanyak waktu membaca di rumah. Kita mungkin bosan
membacakan cerita yang sama dan berulang-ulang pada anak,
namun pengulangan ini akan semakin meningkatkan
kemampuan anak untuk memahami cerita sehingga mereka
menjadi tidak begitu asing lagi dengan tulisan dan cerita.
Berikan juga waktu untuk anak membaca sendiri tanpa
bantuan.
d. Buatlah membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan.
Kita dapat memilih topik bacaan ringan yang menyenangkan,
atau suasana membaca di tempat lain misalnya di taman.
Kekuatan Penelitian Intervensi edukasi bisa melibatkan orang tua langsung sehingga lebih
mudah dalam pengaplikasiannya.
Kelemahan Pada penelitian ini disebutkan jenis intervensi yang paling efektif
Penelitian dalam penanganan anak disleksia namun tidak menjelaskan lebih
detail terkait dengan proses intervensi tersebut. Selain itu, disebutkan
pula bahwa penanganan anak disleksia tergantng pada tingkat
keparahannya namun dalam hal tersebut kembali tidak dijelaskan jenis
intervensi berdasarkan tingkat keparahan anak yang menagalami
disleksia.

Pengaplikasian di Sesuai dengan intervesi dalam penanganan anak yang mengalami


Indonesia disleksia yang terdapat dalam jurnal ini maka, intervensi tersebut dapat
dilakukakn di Indonesia karena contoh alay yang digunakan seperti
Puzzle bisa detemukan di Indonesia selain itu juga bisa melibatkan
orang tua sehingga lebih mudah dalam proses pengaplikasiannya.

B. Disgrafia

Jurnal Disgrafia I

Judul Pendekatan Saintifik Menulis Deskripsi anak Kesulitan Belajar


Menulis (Disgrafia) Kelas IV.
Jurnal Pendidikan Khusus
Volume & Halaman -
Tahun 2015
Penulis Nurul Fitra Febriana
Reviewer Diza Resky Mulia (1571040048)
Tanggal 18 April 2018
Definisi Gangguan pada proses menulis dapat menyebabkan masalah dalam
mengeja, bentuk tulisan tangan yang buruk, dan dalam menuangkan
ide keatas kertas. Disgrafia mencakup menulis permulaan, mengeja,
menulis ekspresif. Disgrafia merupakan kesulitan khusus anak-anak
tidak bisa menuloskan ataj mengekspresikan pikirannya kedalam
bentuk tulisan. Seseprang anak dengan disgrafia, bisa sangat fasih
dalam hal berbicara dan keterampilan motorik lainnya tapi
mempunyai kesulitan dalam menulis. Menulis deskripsi adalah suatu
tulisan atau karangan yang menggambarkan atau memaparkan suatu
objek, lokasi,mleadaan atau benda dengan kata-kata. Biasanya hal
yang digambarkan dalam karangan merupakan hasil pengamatan
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini siswa kelas IV di SDN Wedi Sidoarjo
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen
dengan subjek tunggal (Single Subject Research) dalam penelitian
ini menggunakan desain A-B-A, prosedur desain ini menunjukkan
adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel
bebas.
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tentang pengaruh pendekatan saintiifik
terhadap menulis deskripsi anak kesulitan menulis di SDN Wedi
Sidoarjo menunjukkam adanya perubahan. Pendekatan saintifik
sebagai intervensi mengindikasikam pengaruh yang meningkat
secara signifikan terhadap perubahan target behavior. Pendekatan
saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau
observasi. Pendekatan saintifik dapat diaplikasikan untuk anak-anak
kesulitan menulis permulaan, mengeja, dan menulis ekspresif. Pada
metode ini, siswa akan dibimbing untuk dapat menulis dengan
sesuatu yang mereka amati dan pemberian dukungan belajar
Kesimpulan Kesimpulan. Kemampuan menulis deskripsi disgrafia kelas IV di
SDN Wedi Sidoarjo sebelum diberikan intervensi dengan
pendekatan saintifik rata-rata hanya 4 kali terjadi kemunculan siswa
mampu memahami dan mendeskripsikan denah lingkungan sekolah.
Hal ini terjadi pada Ma dan Ra. Namun, setelah diberikan
intervensi ,kemampuan menulis deskripsi MA dan AR trend
mengalami peningkatan secara bertahap yaitu 8-10 kali terjadi
kemunculam pada setiap pertemuan. Presentasi subjek MA pada
data overlap fase intervensi B ke baseloine A adalah 10%,
sedangkan presentasi data overlap fase intervensi B ke fase
pengulangan baseline (A2) menunjukkan 83,3% sedangkan
presentase subjek AR berdasarkan data overlap onteevensi B ke
baseline A adalah 12,5% sedangkan presentase data overlap fase
intervensi B ke fase pengulangan baseline A2 menunjukkan 80%
Kelebihan Penelitian menggunakan intervensi yang mudah diaplikasikan yaitu melibatkan
pengamatan dan observasi.
Kelemahan Penelitian Membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra dalama melakuakn
intervensi Karena anak akan selalu harus di damping.

Jurnal Disgrafia II

Judul Pembelajaran Menulis Untuk Anak Disgrafia di Sekolah Dasar

Jurnal Transformatika
Volume, No, & Halaman Vol.12, No.1, Hal 107-119
ISSN 0854-8412
Tahun 2016
Penulis Suhartono
Reviewer Oi Astriananda Ridwan (1571041053)
Tanggal Reviewer 14 april 2018

Latar Belakang Sekolah dasar reguler di Indonesia sering harus menerima anak-
anak berkebutuhan khusus (ABK), SD di Indonesia seperti
sekolah inklusi, yaitu sekolah yang menyelenggarakan pendidikan
anak yang memiliki kelainan bersama dengan anak-anak normal.
Anak-anak berkebutuhan khusus yang dapat di terima di SD
inklusif adalahh anak-anak yang memiliki kelainan dalam belajar
tetapi masih bisa dibantu secara khusus di dalam belajarnya. Ada
tiga jenis hambatan yang umum di jumpai pada anak sekolah
dasar, salah satunya adalah disgrafia. Anak disgrafia oleh guru
sering di anggap sebagai anak yang bodoh, malas belajar, dan
nakal. Akibatnya, guru maupun siswanya merasa frustasi.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran menulis untuk anak-
anak disgrafia, menetapkan strategi pembelajaran menulis yang
baik bagi anak disgrafia, dan bagaimana guru bersikap terhadap
anak disgrafia.

Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian adalah siswa sekolah dasar Inklusi yang
mengalami disgrafia yang tidak dijelaskan jumlah subjeknya.
Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian adalah:

- Kegiatan pra menulis


- Menjiplak huruf
- Menulis huruf balok
- Menulis bersambung
Hasil Hasil dari penelitian adalah: disgrafia tidak terkait dengan
masalah kemampuan intelektual, kemalasan, asal-asalan dalam
menulis, dan bukan karena tidak mau belajarkarena sesuatu yang
berupa gangguan. Sehingga, dengan memiliki kesabaran,
ketelitian, dan ketepatan dalam membimbing menjadi hal yang
penting yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melakukan
pelatihan khususnya pelatihan menulis.

Kelebihan Penelitian ini dapat membantu para guru dalam menangani siswa
yang memiliki gangguan atau masalah disgrafia dalam memahami
dan membimbing anak siswanya.

Kelemahan Sampel dalam penelitian tidak disebutkan sehingga tidak


diketahui seberapa banyak jumlah anak dan sekolah yang di uji.
Sehingga, hasil dalam penelitian juga dapat menjadi
pertimbangan.

Mata Kuliah : Psikologi Kesulitan Belajar

Dosen Pengampu : Harlina Hamid, S.Psi., M.Psi., Psikolog

REVIEW JURNAL DISLEKSIA DAN DISGRAFIA


Kelompok 2

Diza Reski Mulya (1571040048)

Oi Astriananda Ridwan (1571041053)

Wijhatun Razak (1571041057)

Intan Febriany Ayu Lestari (1571042002)


Andi Umrah Syamra (1571042006)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Makassar
2018

Anda mungkin juga menyukai