Anda di halaman 1dari 2

Nama : Wijhatun Razak

NIM : 1571041057
Kelas : A
Tugas 1
Teori Kelekatan
Masa transisi menjadi orang tua pada saat kelahiran anak pertama cenderung
menimbulkan masalah agi relasi pasangan dan banyak dipersepsi menurunkan kulitas
perkawinan. Menurut Thompson (Lestari, 2016) mengemukakan bahwa hubungan
menjadi bagian yang paling penting bagi perkembangan dan peningkatan
pengetahuan serta informasi, dukungan emosi, penguasaan keterampilan dan juga
berbagai pengaruh lainnya bagi anak. Bowlby (1982) mengemukakan bahwa
kelekatan adalah suatu ikatan emosional yang kuat dan dikembangkan oleh anak
melalui interaksinya dengan orang yang memiliki arti khusus dalam kehidupannya
biasanya orang tua. Suatu hubungan dengan kulitas yang baik akan berpengaruh
positif pada perkembangan anak, misalnya penyesuaian, perilaku prososial, dan
transmisi nilai. Sebaliknya kualitas hubungan yang buruk dapat menimbulkan
psikopatologi pada diri anak. Menurut John Bowlby sang pencetis teori kelekatan
mengemukakan bahwa pada masa awal kehidupannya anak akan mengembangkan
hubungan emosional yang mendalam dengan orang dewasa yang secara teratur
merawatnya. Kelekatan sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
hubungan khusus antara bayi dan pengasuhnya (Lestari, 2016). Menurut Marcer
(Lestari, 2016) kelekatan adalah ikatan emosi yang terjadi di antara manusia yang
saling memadu perasaan dan perilaku.
Selain teori kelekatan, hubungan antara orangtua dan anak juga dapat dijelaskan
dengan teori penerimaan dan penolakan. Penerimaan dan penolakan akan membentuk
suatu hubungan kehangatan dalam pengasuhan yaitu suatu ikatan perasaan antara
orangtua dan anak. Menurut Chen, kualitas kulitas hubungan orang tua dan anak akan
mampu merefleksikan kehangatan, rasa aman, kepercayaan, perasaan positif, dan
ketanggapan dalam hubungan mereka.
Pola kedekatan
Menurut Hinde, hubungan orangtua dan anak memiliki beberapa prinsip, yaitu:
a. Interaksi, orang tua dan anak akan berinteraksi di waktu-waktu tertentu dan
menciptakan suatu hubungan.
b. Kontribusi mutual, orang tua dan anak sama-sama memiliki peran dan sumbangsi
dalam interkasi, demikian juga pada hubungan antara keduanya.
c. Keunikan, setipa hubungan memiliki sifat yang unuk dan melibatkan dua pihak.
d. Pengharapan masa depan, berdasarkan pengalaman dan pengamatan maka orang
tua akan memahami bagaimana anaknya akan bertindak terhadap sebuah situasi,
demikian pula sebaliknya.
e. Antisipasi masa depan, karena hubungan orang tua dan anak adalah hubungan
yang kekal maka masing-masing membangun pengharapan yang dikembangkan
dalam hubungan keduanya.

Perspektif yang di dapat


Kelekatan antara orang tua dan anak akan sangat memberi dampak besar bagi
perkembangan anak itu sendiri. Anak dengan pola kelekatan yang baik, akan mampu
memberikan anak rasa aman, nyaman dan menjadikan anak tersebut mampu lebih
percaya diri dan memiliki perasaan yang positif. Beda halnya dengan anak yang
kurang memiliki kelekatan dengan orang tuanya, mereka akan cenderung tumbuh
menjadi anak yang pencemas dan takut serta tidak percaya diri.

Referensi
Bowlby, J. (1982). Attechment and loss (2nd Eds.). New York: Basic Books.
Lestari, S. (2016). Psikologi keluarga, edisi pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai