Disusun oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah Psikologi Pendidikan tentang “Tipe-
tipe dan Kesulitan Belajar” ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi Penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
Penulis pun menyadari bahwa kami memiliki adanya keterbatasan kami sebagai manusia
biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf serta kritik dan saran dari dosen
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul
Bab 1 PENDAHULUAN
Bab 2 PEMBAHASAN
Bab 3 PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 6
B. Saran................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari kesulitan belajar?
2. Apa saja tipe-tipe belajar?
3. Apa penyebab dari kesulitan belajar?
4. Apa usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar?
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. TIPE-TIPE BELAJAR
Ada beberapa tipe-tipe belajar diantaranya adalah sebagai berikut seperti dibawah ini:
a. Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak.
Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah
yang tidak nyata.
b. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan
motorik yaitu yang berhubungan dengan urat-urat saraf otak manusia.
c. Belajar Sosial
Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-tekhik untuk
memecahkan masalah tersebut. Tujuanya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan
dalam memecahkan masalah.
d. Belajar pemecahan masalah
Belajar memecahkan masalah adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah
atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuanya untuk memecahkan
masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
2
e. Belajar rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara
logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuanya untuk memperoleh aneka ragam
kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
Sedangkan faktor ekstern anak didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar anak didik. Faktor lingkungan ini meliputi:
1. Lingkungan keluarga, contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan
ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2. Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya wilayah perkampungan kumuh
(slum area) dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti
dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor-faktor lain yang
bersifat menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Faktor-faktor ini dipandang sebagai
faktor khusus. Misalnya sindrom psikologis berupa learning disability (ketidak mampuan
belajar). Sindrom (syndrome) berarti suatu gejala yang muncul sebagai indikator adanya
keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik.
Sindrom itu misalnya disleksia (dyslexia), yaitu ketidak mampuan belajar membaca,
disgrafia (disgraphia), yaitu ketidak mampuan belajar menulis, diskalkulia (dyscalculia),
yaitu ketidak mampuan belajar matematika.
Anak didik yang memiliki sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya
memiliki IQ yang normal dan bahkan diantaranya adanya yang memiliki kecerdasan diatas
3
rata-rata. Oleh karena itu, kesulitan belajar anak didik yang menderita sindrom-sindrom tadi
mungkin hanya disebabkan oleh adanya gangguan ringan pada otak (minimal).
4
4. Prognosis
Prognosis artinya ramalan. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan
menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa
yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalahnya.
5. Treatment (Perlakuan)
Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang
bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah
disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan
adalah Melalui bimbingan belajar kelompok, melalui bimbingan belajar individual,
melalui pengajaran remidial dalam beberapa bidang studi, pemberian bimbingan pribadi
untuk mengatasi masalah-masalah psikologis dan melalui bimbingan orang tua, dan
pengatasan kasus sampingan yang mungkin ada.
6. Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui, apakah treatment yang telah
diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan atau bahkan gagal sama
sekali. Kalau ternyata treatment yang diterapkan tersebut tidak berhasil maka perlu ada
pengecekan kembali kebelakang faktor-faktor apa yang mungkin menjadi penyebab
kegagalan treatment tersebut. Adapun alat yang digunakan dalam evaluasi ini dapat
berupa tes prestasi belajar.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kesulitan belajar yaitu suatu kondisi dimana IQ Peserta didik tidak mampu
mengatasi atau tidak mampunya peserta didik dalam menelaah materi yang
disampaikan oleh guru sehingga membuat hambatan belajar, gangguan dalam
belajarnya.
2. Ada beberapa tipe-tipe belajar diantaranya adalah Belajar Abstrak, Keterampilan,
sosial, Pemecahan maalah, dan, Rasional.
3. Faktor-faktor intern penyebab kesulitan belajar diantaranya adalah yang bersifat
kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi anak didik, Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain
seperti labilnya emosi dan sikap, Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara
lain seperti tergangguya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan
telinga).
4. Faktor Ekstern penyebab kesulitanbelajar yaitu Lingkungan keluarga, contohnya
ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan
ekonomi keluarga, Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya wilayah
perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer group) yang
nakal, Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas
rendah.
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk penyusun.
Dan penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya agar
makalah yang kami susun kedepannya jauh lebih baik lagi
6
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar: Edisi Revisi, Jakarta: Rineka
Cipta
Syaiful Bahri Djamarah, 2011. Psikologi Belajar, Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta.