Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR SURAT AL FATIHAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir

Dosen Pengampu : Rosidin M.Pd.I

Disusun oleh:
1. Yusuf Setia Budi (22111727)

2. Diana Rachmawati (22111753)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena dengan
limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini sengaja kami susun sebagai wujud dari tanggung jawab
terhadap mata kuliah tafsir
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada makhluk
yang paling mulia di muka bumi ini dan yang telah membawa syafaat kepada
kami selaku umatnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Tujuan disusunnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas juga untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan sebagai sarana memperdalam
pengetahuan bagi kami selaku penyusun. Adapun isi dari makalah ini yaitu tafsir
surah al fatihah
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali
kekurangan baik dari materi yang disajikan, kosa – kata yang dituliskan maupun
tata cara penulisan. Oleh karena itu, besar harapan kami agar Bapak/Ibu, Saudara/i
pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya .

Kendal, 5 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2
A. Arti Surah Alfatihah ............................................................. 2
B. Makna Surah Alfatihah ......................................................... 3

BAB III PENUTUP ................................................................................ 7


A. Kesimpulan ................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Surat Al Fatihah menjadi pembuka dalam Al Quran. Tentu, ada tafsir Surat Al
Fatihah yang perlu dipahami umat Islam Al Fatihah merupakan surat paling agung
dalam Al-Quran. Berdasarkan hadist riwayat Bukhari, Rasulullah mengatakan
bahwa surat yang paling agung dalam Al Quran adalah Al-Fatihah.

Al Fatihah artinya berisi pujian dan doa pada Allah SWT. Dalam Al Fatihah
artinya, terdapat puji-pujian terhadap Allah SWT. Al Fatihah artinya juga
memiliki makna permohonan atau doa dari manusia. Banyak ahli tafsir yang
mengungkapkan bahwa Al Fatihah artinya merupakan ringkasan dari keseluruhan
Al-Qur'an.
Membaca Al-Fatihah Adalah Rukun Shalat Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda yang artinya, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca
Fatihatul Kitab (Al-Fatihah).” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit
radhiyallahu „anhu)
Dalam sabda yang lain beliau mengatakan yang artinya, “Barangsiapa
yang shalat tidak membaca Ummul Qur‟an (surat Al-Fatihah) maka shalatnya
pincang (khidaaj).” (HR. Muslim)

B. Rumusan Masalah

1. Arti Surat Al Fatihah


2. Tafsir Surat Alfatihah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Surat Alfatihah
‫َّح ِين‬ ِ ْ‫بِس ِْن هللاِ الزَّح‬
ِ ‫ون الز‬

1. “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

‫ّلل َربِّ ْال َعالَ ِن‬


ِ ّ ‫ْال َح ْو ُد‬

2. “Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.”

‫َّح ِين‬ ِ ْ‫الزَّح‬


ِ ‫وـن الز‬

3. “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

‫ِّين‬
ِ ‫َها ِل ِل َيىْ ِم الد‬

4. “Yang Menguasai pada hari pembalasan.”

ُ‫إِيَّاكَ نَ ْعبُ ُد وإِيَّاكَ نَ ْستَ ِعين‬

5. “Hanya kepada-Mu lah Kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah Kami
meminta pertolongan.”
‫اه ِدنَــــا الصِّ َزاطَ ال ُوستَقِي َن‬

5. “Tunjukilah Kami jalan yang lurus.”

‫ص َزاطَ الَّ ِذينَ أَن َعوتَ َعلَي ِه ْن‬


ِ

6. “Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau berikan nikmat atas mereka.”

َ‫ب َعلَي ِه ْن َوالَ الضَّالِّين‬


ِ ‫َيز ال َوغضُى‬
ِ ‫غ‬

7. “Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang
yang tersesat.”

2
B. Tafsir Surat Alfatihah

Ayat 1

“Aku memulai bacaanku ini seraya meminta barokah dengan menyebut


seluruh nama Allah.” Meminta barokah kepada Allah artinya meminta tambahan
dan peningkatan amal kebaikan dan pahalanya. Barokah adalah milik Allah. Allah
memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jadi barokah bukanlah
milik manusia, yang bisa mereka berikan kepada siapa saja yang mereka
kehendaki (Syarhu Ma‟aani Suratil Fatihah, Syaikh Shalih bin Abdul „Aziz Alus
Syaikh hafizhahullah).

Allah adalah satu-satunya sesembahan yang berhak diibadahi dengan


disertai rasa cinta, takut dan harap. Segala bentuk ibadah hanya boleh ditujukan
kepada-Nya. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah dua nama Allah di antara sekian
banyak Asma‟ul Husna yang dimiliki-Nya. Maknanya adalah Allah memiliki
kasih sayang yang begitu luas dan agung. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu.
Akan tetapi Allah hanya melimpahkan rahmat-Nya yang sempurna kepada
hamba-hamba yang bertakwa dan mengikuti ajaran para Nabi dan Rasul.

Ayat 2

Makna Alhamdu adalah pujian kepada Allah karena sifat-sifat


kesempurnaan-Nya. Dan juga karena perbuatan-perbuatanNya yang tidak pernah
lepas dari sifat memberikan karunia atau menegakkan keadilan. Perbuatan Allah
senantiasa mengandung hikmah yang sempurna. Pujian yang diberikan oleh
seorang hamba akan semakin bertambah sempurna apabila diiringi dengan rasa
cinta dan ketundukkan dalam dirinya kepada Allah. Karena pujian semata yang
tidak disertai dengan rasa cinta dan ketundukkan bukanlah pujian yang sempurna.

Makna dari kata Rabb adalah Murabbi (yang mentarbiyah; pembimbing


dan pemelihara). Allahlah Zat yang memelihara seluruh alam dengan berbagai
macam bentuk tarbiyah. Allahlah yang menciptakan mereka, memberikan rezeki
kepada mereka, memberikan nikmat kepada mereka, baik nikmat lahir maupun

3
batin. Inilah bentuk tarbiyah umum yang meliputi seluruh makhluk, yang baik
maupun yang jahat. Adapun tarbiyah yang khusus hanya diberikan Allah kepada
para Nabi dan pengikut-pengikut mereka. Di samping tarbiyah yang umum itu
Allah juga memberikan kepada mereka tarbiyah yang khusus yaitu dengan
membimbing keimanan mereka dan menyempurnakannya. Selain itu, Allah juga
menolong mereka dengan menyingkirkan segala macam penghalang dan
rintangan yang akan menjauhkan mereka dari kebaikan dan kebahagiaan mereka
yang abadi. Allah memberikan kepada mereka berbagai kemudahan dan menjaga
mereka dari hal-hal yang dibenci oleh syariat.

Dari sini kita mengetahui betapa besar kebutuhan alam semesta ini kepada
Rabbul „alamiin karena hanya Dialah yang menguasai itu semua. Allah satu-
satunya pengatur, pemberi hidayah dan Allah lah Yang Maha kaya. Oleh sebab itu
semua makhluk yang ada di langit dan di bumi ini meminta kepada-Nya. Mereka
semua meminta kepada-Nya, baik dengan ucapan lisannya maupun dengan
ekspresi dirinya. Kepada-Nya lah mereka mengadu dan meminta tolong di saat-
saat genting yang mereka alami

Ayat 3

Ar-Rahman Ar-Rahim menunjukkan makna "sangat". berarti Allah


menegaskan bahwa Allah merupakan pemberi rahmat di dunia dan akhirat. Allah
menggunakan frase "Maha Penyayang" khusus bagi kaum mukmin, dan tidak
boleh ada hambaNya yang menggunakan nama tersebut.

Ayat 4

Dia, Allah adalah pemilik hari dunia dan akhirat. Kata Dia kepada hari
akhirat disebabkan di sana tidak ada siapapun selain Allah Subhanahu Wata'ala
yang mengklaim akhirat sebagai miliknya dan tiada seorangpun yang dapat
berbicara melainkan atas izin Nya.

4
Ayat 5

Kata iyyaka merupakan objek yang didahulukan untuk tujuan pembatasan


supaya tujuan pembicara fokus pada apa yang akan diutarakan.Kalimat "Hanya
kepada Engkaulah kami memohon pertolongan" merupakan penyucian dari apa
yang telah diusahakan dengan menyerahkan segala hanya kepada Allah Yang
Maha Mulia lagi Maha Agung. Maknanya: “Kami hanya menujukan ibadah dan
isti‟anah (permintaan tolong) kepada-Mu.” Di dalam ayat ini objek kalimat yaitu
Iyyaaka diletakkan di depan. Padahal asalnya adalah na‟buduka yang artinya
Kami menyembah-Mu. Dengan mendahulukan objek kalimat yang seharusnya di
belakang menunjukkan adanya pembatasan dan pengkhususan. Artinya ibadah
hanya boleh ditujukan kepada Allah. Tidak boleh menujukan ibadah kepada
selain-Nya. Sehingga makna dari ayat ini adalah, „Kami menyembah-Mu dan
kami tidak menyembah selain-Mu. Kami meminta tolong kepada-Mu dan kami
tidak meminta tolong kepada selain-Mu.

Ayat 6

Ayat ini mengandung dalil yang menganjurkan ber-tawassul dengan sifat-


sifat yang tinggi dan amal saleh. Setelah seorang hamba mengagungkan sifat
Allah dan beramal saleh untuk Allah, kemudian ia memohon akan kebutuhannya.
Siapakah orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah? Di dalam ayat yang lain
disebutkan bahwa mereka ini adalah para Nabi, orang-orang yang shiddiq/jujur
dan benar, para pejuang Islam yang mati syahid dan orang-orang salih. Termasuk
di dalam cakupan ungkapan „orang yang diberi nikmat‟ ialah setiap orang yang
diberi anugerah keimanan kepada Allah ta‟ala, mengenal-Nya dengan baik,
mengetahui apa saja yang dicintai-Nya, mengerti apa saja yang dimurkai-Nya,
selain itu dia juga mendapatkan taufik untuk melakukan hal-hal yang dicintai
tersebut dan meninggalkan hal-hal yang membuat Allah murka. Jalan inilah yang
akan mengantarkan hamba menggapai keridhaan Allah ta‟ala. Inilah jalan Islam.
Islam yang ditegakkan di atas landasan iman, ilmu, amal dan disertai dengan
menjauhi perbuatan-perbuatan syirik dan kemaksiatan. Sehingga dengan ayat ini

5
kita kembali tersadar bahwa Islam yang kita peluk selama ini merupakan anugerah
nikmat dari Allah ta‟ala. Dan untuk bisa menjalani Islam dengan baik maka kita
pun sangat membutuhkan sosok teladan yang bisa dijadikan panutan

Ayat 7

Pada kalimat "Jalannya orang-orang yang telah Engkau anugerahkan


nikmat kepada mereka" menafsirkan "Jalan yang lurus". Jalan yang telah diberi
nikmat yaitu jalan orang-orang yang telah menaati Allah dan RasulNya.

Penggalan "Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat" Hal ini merupakan orang-orang yang mengingkari perintah
Allah dan ajaran para RasulNya. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan
mengikuti kesesatan, mereka itu adalah orang-orang yang tidak mendapatkan
petunjuk Allah Subhanahu Wata'ala. Orang yang dimurkai adalah orang yang
sudah mengetahui kebenaran akan tetapi tidak mau mengamalkannya. Contohnya
adalah kaum Yahudi dan semacamnya. Sedangkan orang yang tersesat adalah
orang yang tidak mengamalkan kebenaran gara-gara kebodohan dan kesesatan
mereka. Contohnya adalah orang-orang Nasrani dan semacamnya. Sehingga di
dalam ayat ini tersimpan motivasi dan dorongan kepada kita supaya menempuh
jalan kaum yang shalih. Ayat ini juga memperingatkan kepada kita untuk
menjauhi jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang sesat dan menyimpang

6
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Surat yang demikian ringkas ini sesungguhnya telah merangkum


berbagai pelajaran yang tidak terangkum secara terpadu di dalam surat-surat yang
lain di dalam Al Quran. Surat ini mengandung intisari ketiga macam tauhid. Di
dalam penggalan ayat Rabbil „alamiin terkandung makna tauhid rububiyah. Di
dalam kata Allah dan Iyyaaka na‟budu terkandung makna tauhid uluhiyah.

Allah adalah satu-satunya sesembahan yang berhak diibadahi dengan


disertai rasa cinta, takut dan harap. Segala bentuk ibadah hanya boleh ditujukan
kepada-Nya. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah Allah memiliki kasih sayang
yang begitu luas dan agung. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Akan tetapi
Allah hanya melimpahkan rahmat-Nya yang sempurna kepada hamba-hamba
yang bertakwa dan mengikuti ajaran para Nabi dan Rasul. Mereka inilah orang-
orang yang akan mendapatkan rahmat yang mutlak yaitu rahmat yang akan
mengantarkan mereka menuju kebahagiaan abadi. Adapun orang yang tidak
bertakwa dan tidak mengikuti ajaran Nabi maka dia akan terhalangi mendapatkan
rahmat yang sempurna ini Melalui tafsir berikut, semoga kita dapat
mengamalkannya dengan sebaik-baiknya, sehingga kita tergolong hamba yang
taat akan perintah Nya dan mampu menjauhi segala larangan-Nya.(DWA)

B. Saran

Sebagai seorang muslim kita harus mengerti dan memahami isi,makna


bacaan surah al fatihan ,apalagi menurut Banyak ahli tafsir surah al fatihah
merupakan ringkasan dari keseluruhan Al-Qur'an. Al Fatihah artinya berisi pujian
dan doa pada Allah SWT. Al Fatihah artinya juga memiliki makna permohonan
atau doa dari manusia terlebih lagi membaca al-fatihah adalah rukun shalat.Sekian
makalah yang kami buat,kurang lebihnya kami mohon maaf.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aisarut Tafaasir, hal. 12

Aisarut Tafaasir, hal. 13 dan Taisir Karimir Rahman hal. 39

https://kumparan.com/berita-terkini/tafsir-surat-al-fatihah-ayat-1-7-
1vHeeAELJ1u/full

Sumber: https://muslim.or.id/67-tafsir-surat-al-fatihah.html

Taisir Karimir Rahman, hal. 39).

Taisir Karimir Rahman, hal. 40

Taisir Lathifil Mannaan, hal. 19).

Anda mungkin juga menyukai