“Kesulitan Belajar”
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Imam Alfaruq (030418228)
Ainun Patiwi (0304193199)
Anjeli Harahap (03041933226)
Pramurda Wardani (030419310)
Dosen Pengampu:
Dr. Khairina Siregar, M.A, M.Psi.
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini berjudul “Kesulitan Belajar”. Makalah ini merupakan bentuk
pemenuhan tugas dari mata kuliah Psikologi dengan dosen pengampu Ibu Dr. Khairina
Siregar, M.A, M.Psi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pengampu, orang tua, dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Untuk menyempurnakan makalah ini, penulis dengan senang hati akan menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pihak mana saja. Sehingga di kemudian hari
penulis dapat menyempurnakan makalah ini dan dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang
telah dilakukan.
Medan , 25 november
Penulis,
i
DAFTAR ISI
REFERENSI ..................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil
atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun dilingkungan rumah
(keluarga).
Pada sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal
tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja. Hal
tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa yang
berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulita dalam belajar. Sedang yang namanya
kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleh hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan. Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan oleh intelegensi yang rendah akan tetapi juga disebabkan oleh factor-faktor
non-integensi.
Maka dari itu kami tertarik membahas masalah kesulitan belajar ini karena disaat
sekarang ini banyak anak atau siswa yang banyak mengalami masalah kesulitan belajar.
Kami berharap dengan adanya makalah ini kami semua bisa mengetahui mengenai faktor
dan hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa kesulitan belajar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi kesulitan belajar?
2. Apa faktor penyebab kesulitan belajar?
3. Bagaimana diagnosa kesulitan belajar?
4. Bagaimana intervensi (pemecahan masalah) kesulitan belajar?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan definisi kesulitan belajar
2. Menjelaskan faktor penyebab kesulitan belajar
3. Menjelaskan diagnosa kesulitan belajar
4. Menjelaskan intervensi (pemecahan masalah) kesulitan belajar
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muammad Irham, dkk, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 254
2
Faktor psikologis siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar
meliputi tingkat inteligensia pada umumnya yang rendah, bakat terhadap
mata pelajaran yang rendah, minat belajar dan motivasi yang kurang.
2. Faktor Eksternal
Factor eksternal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa dapat
berupa guru, kualitas pembelajaran, instrument dan fasilitas pembelajaran, serta
lingkungan sosial dan alam.Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono faktor eksternal yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa
yaitu:
a. Faktor Nonsosial
Faktor nonsosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat
berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baik atau bahkan
kurang lengkap, kondisi ruang belajar yang kurang layak dan waktu
pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin. Faktor nonsosial
lainnya dapat berupa keadaan udara, suhu, cuaca, waktu (pagi,siang,
atKelompok fakapun malam). Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di
atas harus kita atur sedemikian rupa sehingga dapat membantu
(menggunakan) prose belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat
belajar misalnya harus meenuhi syarat-syarat seperti di temoat yang tidak
terlalu dekat dengan kebisingan, demikian juga dengan alat-alat pelajaran
serta bangunannya.2
b. Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia
(sesama manusia).3 Faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya
permasalahan belajar pada siswa seperti faktor keluarga, sekolah, teman
bermain, dan lingkungan masyarakat.4
2.3 Diagnosa Kesulitan Belajar
Menurut Sugihartono dkk, diagnosis kesulitan belajar dapat diterjamahkan sebagai
sebuah proses yang dilakukan oleh guru untuk menentukan masalah atau ketidak
mampuan siswa dalambelajar yang dilakukan dengan cara meneliti berbagai latar
belakang faktor penyebabnya dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak dan
2
Ibid, lm. 264
3
Sumadi Surybrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 233
4
Muhammad Irham, dkk, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran….., hlm.
264
3
dapat dipelajari. Namun demikian, yang perlu dipahami, kegiatan diagnosis kesulitan
belajar bukan hanya sekedar mengetahui gejala-gejala dan faktor-faktor yang
menyebabkan seorang siswa mengalami kesulitan belajar, namun juga sampai pada
penentuan kemungkinan bantuan yang dapat diberikan baik oleh guru ataupun pihak lain
yang dianggap mampu. Oleh sebab itu, kegiatan diagnosis kesulitan belajar merupakan
suatu proses dan upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang
kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data
/informasi selengkap dan seobyektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil
kesimpulan serta mencari alternative kemungkinan pemecahannya.
Dengan demikian, diagnosis kesulitan belajar dapat dikatakan sebagai sebuah proses
untuk melakukan identifikasi kesulitan belajar pada siswa dalam upaya menentukan
sumber dan factor penyebabnya. Tujuannya adalah membantu siswa mengatasi kesulitan
belajarnya melalui berbagai alternatife pemecahannya atas dasar data/informasi yang
lengkap dan akurat yang telah terkumpul.5
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-
langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu
yang dialamai siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar.
Banyak langkah diagnostic yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal
adalah prosedur Weener and Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991)
sebagai berikut:
1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika
mengikuti pelajaran.
2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami
kesulitan.
3. Mewawancari orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang
mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4. Memberikan tes diagnostic bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat
kesulitan belajar yang dialami siswa.
5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar.6
2.4 Intervensi (Pemecahan Masalah) Kesulitan Belajar
5
Muhammad Irham, dkk, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran….., hlm.
254
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekaan Baru, Bandung: Rosda, 2011, hlm. 1722
4
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswanya. Akan tetapi, akan tetapi sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat
diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut:
1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah yang benar
mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
2. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan
perbaikan.
3. Menyusun program perbaikan, khusunya program remedial teaching (pengajaran
perbaikan).
Kembali ke soal Badu, ternyata dari hasil diagnosis diketahi bahwa ia belum
memiliki kecakapan memahami konteks kalimat, khususnya kalimat-kalimat yang
5
mengandung elemen polisemi. Akibatnya sebuah kata yang arti aslinya “X” dalam
sebuah konteks kalimat dia pahami sebagai “X” juga dalam konteks kalimat lain.
7
Ibid, hlm. 173
6
1) Dengan membaca keseluruhan dala satu bab atau mencoret yang penting.
2) Jika belum jelas, baca lagi dengan menulis pokok-pokoknya pada catatan.
8
Walgito Bimo, Bimbbingan+Konseling (Studi dan Krier), Yogyakarta: Andi, 2010, hlm.152
7
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
1. Kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang menyebabkan seorang
siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada
umumnya yang disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga ia terlambat atau bahkan
tidak dapatmencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
2. Faktor penyebab kesulitan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
3. Diagnosa kesulitan belajar dapat diterjamahkan sebagai sebuah proses yang
dilakukan oleh guru untuk menentukan masalah atau ketidak mampuan siswa
dalambelajar yang dilakukan dengan cara meneliti berbagai latar belakang faktor
penyebabnya dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak dan dapat
dipelajari.
4. Intervensi (Pemecahan Masalah) Kesulitan Belajar dapat dilakukan dengan cara
Menganalisis hasil diagnosis, Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan
tertentu yang memerlukan perbaikan, dan Menyusun program perbaikan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Bimo, Walgito, 2010, Bimbingan + Konseling [Studi & Karier], Yogyakarta: Andi.
http://aridlowi.blogspot.com/2012/06/contoh-kasus-cara-menangani-anak.html diakses
pada jam 21.53, 15 Maret 2015.
Irham, Muhammad, dkk, 2013, Psikologi pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Syah, Mihibbin, 2011, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda.