Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK INTERNAL PESERTA DIDIK

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran


Kode Mata Kuliah : KPD620110
SKS : 2 SKS
Kelas : 2E
Dosen Pengampu : 1. Frida Destini, S. Pd., M. Pd
2. Sheren Dwi Oktaria, S. Pd., M. Pd

Disusun oleh :

1. Andika Ekatama ( 2213053137 )


2. Eni Tri sundari ( 2253053001 )
3. Refi Gita Lestari ( 2213053077 )
4. Tasya (2213053109)
5. Wulan Puspita ( 2213053232 )
6. Zahra Ayu Titisari ( 2213053104 )

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya
makalah dengan judul “Karekteristik Internal Peserta Didik” dapat diselesaikan tepat
waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Kami banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah ini.

Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Frida Destini, S. Pd., M. Pd dan Ibu Sheren Dwi Oktaria, S. Pd., M. Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran.
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan semangat.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman kami.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 2 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
BAB 2....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.2 Kelebihan Dan Kekurangan.....................................................................................................3
2.3 Dasar pertimbangan pemilihan strategi..................................................................................4
2.4 Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran.........................................................................6
2.5 Upaya pemecahan kasus pemebelajarannya...........................................................................7
BAB 3....................................................................................................................................................8
KESIMPULAN....................................................................................................................................8
3.1 Rangkuman Berdasarkan penelitian terhadap.......................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses pendidikan nasional, karakteristik peserta didik merupakan unsur dasar
(subkompetensi) penting dari kompetensi pedagogik. Menguasai kualitas peserta sudah pasti
Bagi seorang tenaga pendidik, bahkan menguasai kualitas tersebut merupakan indikator
profesional menjadi seorang tenaga pendidik atau tidak. Sebagai kompetensi, karakteristik
siswa tidak hanya digunakan sebagai variabel kognitif, tetapi karakteristik siswa dipahami,
dikelola dan digunakan dalam proses pembelajaran dari sudut pandang pendidik di
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Perbedaan tingkat pendidikan hanya terlihat
perbedaan kategori peserta didik Memahami karakteristik peserta didik termasuk di perguruan tinggi
tidak dapat diabaikan. Bila diabaikan, proses pembelajaran tidak akan mencapai hasil maksimal. Pada
perkembangannya, pembentukan karakter anak didik sulit dicapai. Atas dasar tersebut, menurut
Janawi, pendidik atau guru perlu menyelami dunia anak, potensi, minat, bakat, motivasi belajar dan
permasalahan lain yang berhubungan dengan anak (Janawi, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, sebagai bagian penting dalam pembelajaran, tenaga


pendidik berkewajiban untuk memahami, mengelola dan menerapkan indikator-indikator
yang mencirikan karakteristik anak. Faktor yang paling penting adalah; [1] mengidentifikasi
karakteristik belajar setiap siswa di kelas; [2] semua siswa mendapat kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran; [3] menyelenggarakan kelas untuk
memastikan kesempatan belajar yang sama bagi siswa dengan keterbatasan gerak dan siswa
dengan kemampuan berbeda; [4] untuk mengetahui penyebab perilaku menyimpang dari
siswa, agar perilaku tersebut tidak merugikan siswa lainnya; [5] membantu mengembangkan
potensi siswa dan mengatasi kekurangannya; [6] Memperhatikan siswa yang memiliki
kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran agar siswa tersebut
tidak terpinggirkan (dikucilkan, diejek, minder dan lainnya, dll)

Mulyasa menjelaskan bahwa salah satu masalah terbesar dalam dunia pendidikan
adalah kurangnya koefisien kreativitas anak (E. Mulyasa, 2007). Sifat karakter anak harus
dikembangkan dan disinkronkan dengan aktivitas guru di dalam kelas dan di luar kelas.
Selain itu, perubahan siklus generasi menuntut perubahan metode pembelajaran. Generasi X
berbeda dengan Generasi Y. Pendekatan generasi milenial jelas berbeda dengan generasi
“baby boomers” dll. Jika pendekatannya salah, masalah pelatihan menjadi lebih buruk.
Janawi
menekankan bahwa pendidikan harus menyentuh karakter peserta didik dan pendidikan yang
bermakna bagi kehidupan anak (Janawi, 2019). Menurut Tillar, buku yang ditujukan untuk
karakteristik anak ini akan menjadi The Standardized Minds, yang akan menjadi standar
geologi dalam dunia pendidikan (H.A.R. Tilaar. 2006). Padahal, menurut Janawi,
pemahaman tentang kepribadian dan perilaku anak (karakteristik anak) dapat diperoleh dari
dua hal penting, yaitu unsur alam (unsur genetik) dan pendidikan (unsur orangtua) (Janawi,
2019).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Strategi Pembelajaran yang berorientasi pada Aktivitas Peserta Didik
2. Apa Kelebihan dan kekurangannya
3. Apa Dasar pertimbangan pemilihan strategi
4. Apa Langkah pelaksanaan strategi pembelajaran

iv
5. Upaya pemecahan kasus pembelajarannya

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Strategi Pembelajaran yang berorientasi pada Aktivitas
Peserta Didik
2. Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangannya
3. Untuk mengetahui Dasar pertimbangan pemilihan strategi
4. Untuk mengetahui Langkah pelaksanaan strategi pembelajaran
5. Untuk mengetahui pemecahan kasus pembelajarannya.

v
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran yang berorientasi pada Aktivitas Peserta Didik

Pada mulanya, istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Namun strategi
pembelajaran dalam dunia pendidikan diartikan sebagai perencanaan yang  berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk metode  strategi
pembelajaran juga disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Untuk dapat mengimplementasikan
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal, ini yang
dinamakan metode. Metode digunakan untuk merealisasikan rencana yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, satu strategi pembelajaran dapat digunakan beberapa metode. Istilah lain
yang memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan atau approch.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses  yang
sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan.Strategi pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa berarti suatu perencanaan yang  berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dengan menggunakan
pendekatan pada kegiatan atau aktivitas siswa. Dalam standar proses pendidikan,
pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau
berorientasi aktivitas siswa (PBAS).

Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa. Pertama,


asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
mengembangkann manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun
kedewasaan moral. Oleh karena itu, hakikat pendidikan pada dasarnya adalah interaksi
manusia, pembinaan dan pengembangan potensi manusia, berlangsung sepanjang hayat,
kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan sisiwa, keseimbangan antara
kebebasan subjek didikdan kewibaan guru, serta peningkatan kualitas hidup.

2.2 Kelebihan Dan Kekurangan

Strategi pembelajaran sebagai metode untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak selalu
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dapat dicapai. Oleh karena itu, strategi ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran yang berpusat
pada siswa antara lain:

A. Kelebihan Menggunakan Strategi Pembelajaran

vi
1. Dalam strategi pembelajaran siswa ini ditekankan pada aktivitas optimal siswa yaitu
aktivitas fisik, mental, emosional dan aktivitas intelektual yang seimbang. Tujuannya
adalah untuk memperoleh hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
2. Siswa berperan sebagai subjek, bukan sebagai objek pembelajaran yang harus diisi
dengan berbagai informasi, tetapi siswa mengolah informasi tersebut dan
menerapkan atau menghubungkannya dengan kehidupan. Untuk pembelajaran
berbasis tindakan, siswa harus memperoleh tidak hanya sejumlah pengetahuan, tetapi
juga bagaimana menggunakan pengetahuan itu dalam kehidupan mereka. Dan
menjadikan mata pelajaran siswa yang memiliki potensi untuk berkembang.

3. Dalam strategi pembelajaran berwawasan aktivitas siswa, guru bukan satu-satunya


sumber belajar yang bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa, tetapi guru adalah pembimbing dan pengawas dalam penggunaan sumber
belajar. Lebih penting lagi, peran guru adalah memfasilitasi pembelajaran siswa.

4. Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa, baik guru
maupun siswa berperan sebagai kedua subjek, perbedaannya hanya pada tanggung
jawabnya.

5. Kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan efektif, karena siswa berpartisipasi dalam
merumuskan tujuan pembelajaran dan menarik kesimpulan.

B. Kekurangan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa

1. Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran yang


menitikberatkan pada aktivitas aktif dan pasif siswa, siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran yang hanya diketahui siswa secara pasti. Karena ada aktivitas siswa
yang bisa diamati secara langsung, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi,
mengumpulkan informasi, dan lainnya. Namun, ada hal-hal yang tidak dapat diamati,
seperti mendengarkan dan tindakan mendengarkan.

2. Keberhasilan suatu strategi pembelajaran yang menyasar kinerja siswa sangat


tergantung pada apa yang dimiliki guru, seperti keterampilan guru, sikap guru
terhadap profesionalisme guru, latar belakang pendidikan guru dan pengalaman
mengajar guru. Karena hal-hal tersebut sangat menentukan bagaimana seorang guru
dapat memenuhi perannya sebagai pembimbing dan pembimbing agar guru dapat
membantu siswa belajar. Tanpa hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang guru, dapat
dikatakan pembelajaran tidak berjalan dengan baik.

3. Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran yang


berorientasi pada kinerja siswa, penekanannya hanya pada proses, bukan pada hasil,
dan membutuhkan waktu yang lama.

2.3 Dasar pertimbangan pemilihan strategi

Belajar pada hakekatnya adalah menambah pengetahuan dan keterampilan baru. Ketika
memikirkan tentang pengetahuan dan keterampilan apa yang harus dimiliki siswa, juga
harus dipikirkan strategi apa yang harus diterapkan agar semua ini dapat diterapkan
secara efektif dan efisien. Perlu juga diperhatikan prinsip umum penggunaan strategi

vii
pembelajaran, bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk mencapai semua
tujuan dan situasi. Oleh karena itu, berikut adalah prinsip-prinsip penggunaan strategi
pembelajaran:
1. Berorientasi pada tujuan, Komponen utama sistem pembelajaran adalah tujuan.
Dalam semua kegiatan guru dan siswa, mereka harus berusaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat menentukan strategi yang perlu digunakan
guru. Hal ini sering dilupakan oleh para guru. Seorang dosen yang gemar berceramah
menggunakan strategi penyampaian untuk hampir setiap tujuan, seolah-olah
menurutnya suatu tujuan dapat dicapai dengan strategi tersebut. Strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa sangat cocok untuk pembelajaran
pemecahan masalah, seperti kegiatan diskusi.

2. Aktivitas, Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas untuk siswa ini baik digunakan
karena didasarkan pada pertimbangan prinsip-prinsip aktivitas, karena pembelajaran
tidak menghafalkan beberapa fakta atau informasi. Belajar memang; memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran harus mampu memotivasi kinerja siswa. Aktivitas yang dimaksudkan
tidak terbatas pada aktivitas fisik tetapi juga mencakup aktivitas mental seperti
aktivitas mental. Guru sering melupakan hal ini. Banyak guru yang tertipu dengan
sikap siswa yang berpura-pura aktif padahal tidak.

3. Individualitas ,Pembelajaran adalah upaya untuk mengembangkan setiap siswa secara


individual. Meskipun dalam pembelajaran berlangsung dalam kelompok siswa, pada
dasarnya yang ingin dicapai adalah mengubah perilaku setiap siswa. Berkaitan
dengan jumlah siswa, maka tingkat keberhasilan guru harus ditetapkan setinggi
mungkin. Semakin tinggi tingkat keberhasilan, semakin tinggi kualitas pembelajaran.
Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa sangat cocok untuk
mengembangkan potensi individualitas dengan metode Time Token Arends, karena
metode ini menghindari pengontrolan percakapan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dan/atau membuat siswa benar-benar diam.

4. Kejujuran, Proses pembelajaran harus dilihat sebagai upaya untuk mengembangkan


seluruh peserta didik. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan keterampilan
kognitif, tetapi juga mencakup pengembangan aspek afektif dan psikomotorik. Oleh
karena itu, strategi pembelajaran harus mampu mengembangkan seluruh aspek
kepribadian siswa secara terpadu. Dengan menggunakan metode diskusi misalnya,
guru harus mampu merancang strategi diskusi yang tidak terbatas pada
pengembangan aspek intelektual saja, tetapi mendorong siswa untuk berkembang
secara utuh, misalnya mendorong siswa untuk menghargai pendapatnya sendiri. ada
juga yang berani mengungkapkan ide atau gagasan orisinil, jujur, dll. Selain
peraturan pemerintah no. 19/2005 menyatakan bahwa pembelajaran pada satuan
pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi agar siswa berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan keterampilan, minat,
dan kemampuan fisik dan mental. . perkembangan siswa. Sesuai dengan isi peraturan
pemerintah tersebut di atas, terdapat beberapa asas khusus dalam penyelenggaraan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

viii
a. Asas interaksi mengandung arti bahwa mengajar bukan hanya transfer informasi
dari guru kepada siswa, tetapi mengajar dianggap sebagai proses pengaturan
lingkungan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Melalui proses interaksi
memungkinkan kemampuan siswa berkembang baik secara mental maupun
intelektual.

b. Inspirasional, proses pembelajaran merupakan proses yang memberi inspirasi


yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.Pengetahuan
yang berbeda dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran tidak bersifat
mutlak, melainkan hipotesis yang mendorong siswa untuk mau dan mencoba.

c. Lucunya, proses pembelajaran merupakan proses yang dapat mengembangkan


seluruh potensi siswa, yang dapat terwujud ketika siswa bebas dari rasa takut dan
ketegangan. Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilaksanakan
terlebih dahulu dengan menata ruangan yang rapi dan menarik, yang memenuhi
unsur-unsur yang berhubungan dengan kesehatan seperti pengatur cahaya,
ventilasi, dan memenuhi unsur keindahan seperti warna dinding yang bersih,
bebas debu, dll. . Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang gencar dan
beragam, yaitu menggunakan model dan model pembelajaran, media dan sumber
belajar yang relevan serta gerakan guru, yang dapat memberikan motivasi belajar
kepada siswa.

d. Proses pembelajaran yang menantang merupakan proses yang sulit bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Kemampuan ini dapat
dikembangkan melalui rasa ingin tahu siswa. Segala sesuatu yang dilakukan dan
diberikan guru harus dapat menggugah siswa untuk berpikir dan berbuat. Oleh
karena itu, dalam kasus-kasus tertentu, guru harus memberikan informasi yang
“mencurigakan” agar siswa termotivasi untuk membuktikannya tanpa keraguan.

e. Motivasi, motivasi merupakan aspek yang sangat penting dalam mengajar siswa.
Tanpa motivasi, tidak mungkin siswa memperoleh kemampuan belajar. Oleh
karena itu, menciptakan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru
dalam semua pembelajaran. Dari pemaparan prinsip-prinsip penggunaan strategi
pembelajaran tersebut di atas dalam kaitannya dengan proses pendidikan yang
normal, dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas siswa dapat memenuhi prinsip-prinsip tersebut di atas sedemikian rupa
sehingga berorientasi pada pembelajaran. strategi dapat digunakan untuk belajar.
kegiatan yang membutuhkan banyak partisipasi siswa atau aktivitas siswa, seperti
pembelajaran berbasis masalah, seperti diskusi, dll.

2.4 Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik seperti strategi pembelajaran
yang merupakan rencana dengan langkah-langkah untuk melaksanakannya. Langkah-
langkah penerapan strategi pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Guru membuka pembelajaran dengan memotivasi siswa sebagai langkah awal pra
pembelajaran.

ix
2. Guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang dicapai dan menyebutkan
ruangan atau alat bantu yang diperlukan. Selanjutnya siswa berdiskusi dan mencari
sumber belajar dan alat penunjang yang berkaitan dengan keterampilan yang akan
dicapai. Selain itu, guru selalu mendorong siswa untuk melanjutkan dan berpartisipasi
dalam kegiatan pemecahan masalah yang dipilih. Sehingga tujuan pembelajaran
ditentukan dan dibentuk tidak hanya oleh guru, tetapi juga oleh siswa.

3. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengatur tugas-tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll).

4. Tugas belajar diselenggarakan oleh guru dan siswa secara bersama-sama. Ini berarti
tugas apa yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan tidak hanya oleh guru tetapi juga oleh siswa. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan tanggung jawab siswa. Pada umumnya ketika siswa dilibatkan dalam
menentukan jenis tugas dan waktu penyelesaiannya.

5. bertanggung jawab untuk mengerjakannya. Siswa mengumpulkan informasi yang


sesuai dengan masalah yang sedang dibahas untuk mendapatkan penjelasan dan solusi
dari masalah tersebut.

6. Guru memimpin jalannya kegiatan pembelajaran dan membantu siswa dalam


merencanakan dan menyelesaikan tugas serta membantu siswa berbagi tugas dengan
temannya.

7. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dan mendorong siswa untuk bertanya
sebagai partisipasi aktif siswa. Kemudian bersama-sama dengan guru, siswa menarik
kesimpulan tentang tugas belajar tersebut.

2.5 Upaya pemecahan kasus pemebelajarannya

1. upaya pemecahan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa


yang dimiliki guru seperti persiapan yang matang, pengetahuan yang luas, memiliki
rasa percaya diri yang baik, dapat memotivasi para peserta didik dalam proses
pembelajaran, mempunyai kemampuan dalam bertutur kata, mampu memahami
karakteristik para peserta didik, dan memiliki kemampuan dalam mengelola kelas
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
2. Pendekatan pengalaman yaitu suatu pemberian pengalaman keagamaan kepada
peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual
maupun kelompok
3. Pendakatan emosioanal yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta
didik dalam meyakini permasalahan serta dapat merasakan mana yang baik dan yang
buruk.
4. Pendekatan pembiasaan yaitu suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa difikirkan lagi.
5. Pendekatan rasionala adalah suatu pendekatan menggunakan rasio atau akal dalam
memahami dan menerima permasalahan.

x
6.  Pendekatan fungsional adalah suatu usaha memberikan materi pelajaran dan
menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
sesaui dengan tingkat perkembangannya.

BAB 3

KESIMPULAN
3.1 Rangkuman Berdasarkan penelitian terhadap
strategi pembelajaran yang diarahkan oleh siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang diarahkan oleh
siswa, siswa menjadi objek pembelajaran, karena tujuan pembelajaran adalah aktivitas siswa.
Partisipasi atau kinerja siswa merupakan ukuran keberhasilan belajar. Kegiatan siswa yang
direncanakan tidak hanya kegiatan fisik dan mental saja, tetapi juga meliputi kegiatan
emosional dan intelektual agar kegiatan siswa optimal. Hal ini juga disebabkan hasil yang
seimbang dan terintegrasi antara keterampilan intelektual (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik).

xi
DAFTAR PUSTAKA

Harisman, T. (2020). DASAR PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN.

rektorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta :


Dipdiknas, 2008

xii

Anda mungkin juga menyukai