Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENDIDIKAN ANAK TUNA GRAHITA

Ahmad Mugni Almarogi, M.Pd

Nama :Teteh Hodijah

NIM : 41032102200026

Kelas / Semester :B/3

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN LUAR BIASA

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG

2021
Tunagrahita adalah sebutan bagi orang – orang dengan kemampuan intelektual dan
kognitif yang berada di bawah rata – rata dibandingkan anak pada umumnya. Kondisi ini dapat
terjadi pada bayi setelah dilahirkan, sejak bayi berada di dalam kandungan atau selama proses
persalinan.

Penyandang tunagrahita dapat dikenali dari proses berpikir dan belajar yang lebih lambat
dibandingkan anak – anak sehat pada umumnya. Tidak hanya itu, mereka juga kurang cakap
dalam mempraktikkan keterampilan untuk menjalani kegiatan sehari – hari secara normal. Para
penyandang tunagrahita merupakan istilah lain dari sebutan orang yang memiliki disabilitas
intelektual.

Beragam Hal yang Dapat Menjadi Penyebab Tunagrahita

Pada dasarnya, anak tunagrahita dikenali memiliki keterbatasan dalam dua hal utama,
pertama adalah keterbatasan fungsi intelektual (IQ), yaitu kemampuan untuk belajar, membuat
keputusan, menemukan alasan dan memecahkan persoalan. Kedua adalah keterbatasan pada
kemampuan beradaptasi, seperti kesulitan berkomunikasi secara efektif, menjaga diri dan
berinteraksi.

Kondisi di atas umumnya dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

1. Infeksi otak yang terjadi setelah bayi lahir.


2. Bayi lahir prematur.
3. Cedera pada otak karena kecelakaan atau jatuh.
4. Adanya kelainan pada gen yang diturunkan dari orang tua.
5. Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses persalinan.
6. Ibu terkena infeksi ketika hamil.
7. Ibu mengonsumsi minuman keras, obat – obatan terlarang atau obat-obatan tertentu saat
hamil.

Namun, kondisi ini sebenarnya masih perlu diteliti lebih lanjut, karena nyatanya penyebab
dari sebagian besar kasus tunagrahita masih belum diketahui secara pasti.
Mengenali Tanda – Tanda Tunagrahita Sejak Dini

Tanda – tanda anak tunagrahita dapat dikenali sejak dari dalam kandungan hingga saat
memasuki masa sekolah. Beberapa tanda yang paling sering muncul adalah:

1. Anak terlambat bicara, duduk, merangkak atau berguling.


2. Sulit mengingat.
3. Lambat menguasai kemampuan mendasar, seperti makan sendiri, berpakaian ataupun buang
air di toilet.
4. Gangguan perilaku, seperti sering marah – marah tidak terkendali.
5. Tidak dapat menghubungkan antara tindakan dengan konsekuensi dari tindakan tersebut.
6. Sulit berpikir logis maupun memecahkan persoalan ringan.

Sebagian anak yang memiliki kelainan mental kemungkinan mengalami gangguan kesehatan,
seperti gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, autisme, gangguan kemampuan motorik,
hingga kejang.

Sebagian besar kasus tunagrahita tidak dapat dicegah, tetapi ibu hamil selalu dapat
menghindari aktivitas yang membahayakan, seperti mengonsumsi minuman keras dan mendapat
perawatan hingga pascapersalinan. Pada kasus yang disebabkan oleh penyakit turunan, bisa
diberlakukan tes untuk mendeteksi kelainan genetik.

Anak dengan tunagrahita memiliki tingkatan yang berbeda – beda, tetapi anak – anak tunagrahita
juga perlu membutuhkan pembelajaran untuk dapat hidup mandiri seperti anak – anak normal
pada umumnya. Mereka bisa mempelajari keterampilan sehari – hari, seperti mencoba bepergian
menggunakan transportasi umum. Sehingga setelah dewasa, mereka dapat beraktivitas secara
normal sesuai kemampuan.

Orang tua yang memiliki anak tunagrahita diharapkan mencari tahu sebanyak mungkin
tentang kondisi tunagrahita, termasuk cara mendampingi yang tepat. Anda bisa konsultasi juga
ke dokter atau psikolog anak agar diberi informasi mengenai bagaimana cara memperlakukan
dan memberi dukungan pada anak tunagrahita.

Anda mungkin juga menyukai