Nama Kelompok 2 :
KECACATAN
1.1 Definisi
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komperhensif, ditunjukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencangkup
seluruh proses hidup.
Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian interaksi antara perawat dengan klien
dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien
dalam merawat dirinya.
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatanmasyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif serta berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative serta menyeluruh dan terpadu,
ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang
utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatanannya.
Populasi rentan (Vulnerble Populasi) adalah bagian dari kelompok populasi memiliki
kecendrungan lebih untuk mengalami masalah kesehatan sebagai akibat dari terpanjanganya
terhadap risiko atau memperoleh hasil dari masalah kesehatan yang lebih buruk dari
kelompok populasi secara keseluruhan. Kelompok populasi rentan ialah poor and homeless
person, pregnant adolescent, migrant worker, severity mentally ill individu, substance
abusest, abuse individuals, person with ccommunicable disease and those at risk, person who
are HIV.
Populasi rentan kecacatan, penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai
kelainan fisik atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan
bagi dirinya untuk melakukan kegiatan secara layaknya. Penyandang cacat dapat
dikelompokan menjadi : penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental, penyandang cacat
fisik dan mental.
Tuna netra seseorang yang memiliki indra pengelihatan yang tidak berfungsi sebagai
saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang normal, sehingga
mereka memiliki keterbatasan melakuka n berbagai aktifitas yang membutuhkan bantuan
pengelihatan seperti menonton televisi, membaca huruf atau tanda visual, dan hal yang
lainnya yang berkenan dengan pengelihatan. Untuk mengetahui ketunanetraan dapat
digunakan suatu tes yang dikenal denngan tes Snellen Card (Delphine,2011).
Down sindrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental
anak yang diakibatkan adanya abnrmalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini
terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi
pembelahan. Down sindrom adalah abnormalitas kromosom yang menyebakan
keterbelakangan mental (retardasi mental) dan kelainan fisik (Reziki,201).
Tuna rungu berasal dari kata tuna dan rungu, tuna artinya kekurangan atau ketidak
mampuan dan rungu artinya mendengar jadituna rungu dapat diartikan sebagai kemampuan
atau ketidak mampuan untuk mendengar. Seperti yang diutarakan (Somantri, 2006) bahwa
“Ak tuna rungu dapat diartikan sebagai suatau keadaan kehilangan pendegaran yang
mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkat tas, belarian berlangsung melalui indra
pendengarannya, sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya.
B. Etiologi
1) Etiologi Tunanetra
Faktor yang menyebabkan terjadinya ketunanetraan antara lain:
1. Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan
masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan, antara lain:
a. Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan
bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra.
Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa, penyakit
pada retina yang umumnya merupakan keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit
menyebabkan mundur atau memburuknya retina. Gejala pertama biasanya sukar
melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan periferal, dan sedikit
saja penglihatan pusat yang tertinggal.
b. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan dapat
disebabkan oleh:
1) Gangguan waktu ibu hamil.
2) Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama
pertumbuhan janin dalam kandungan.
3) Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar
air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga, jantung dan sistem
susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
4) Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor. Tumor dapat
terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera penglihatan atau pada bola
mata itu sendiri.
5) Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga
hilangnya fungsi penglihatan.
2. Post-natal
Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat terjadi sejak atau setelah
bayi lahir antara lain:
a. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat
atau benda keras.
b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga baksil
gonorrhoe menular pada bayi, yang pada ahkirnya setelah bayi lahir mengalami sakit
dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya:
1) Xeropthalmia; yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.
2) Trachoma; yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.
3) Katarak; yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata
menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.
4) Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam bola mata,
sehingga tekanan pada bola mata meningkat.
5) Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina yang disebabkan karena
diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluh darah dan dapat dipengaruhi
oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak penglihatan.
6) Macular Degeneration; adalah kondisi umum yang agak baik, dimana daerah
tengah dari retina secara berangsur memburuk. Anak dengan retina degenerasi
masih memiliki penglihatan perifer akan tetapi kehilangan kemampuan untuk
melihat secara jelas objek-objek di bagian tengah bidang penglihatan.
7) Retinopathy of prematurity; biasanya anak yang mengalami ini karena lahirnya
terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki potensi penglihatan yang
normal. Bayi yang dilahirkan prematur biasanya ditempatkan pada inkubator
yang berisi oksigen dengan kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari
inkubator terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan
pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam
bekas luka pada jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada
selaput jala (retina) dan tunanetra total.
d. Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda
keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan .
Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 1.7 diketahui bahwa dari 15 anggota panti sebanyak (36,84%).
c. Nilai/keyakinan
1) Nilai
Siswa SLB sangat menhormati dan patuh terhadap guru mereka disekolah,
mereka menganggap guru adalah pengganti orangtua disekolah.
2) Keyakinan
Seluruh siswa SLB beragama islam.
d. Sejarah Timbulnya Komunitas
SLB bahagia didirikan pada tahun 2009 oleh pemerintah dan masih beroperasi
sampai sekarang.
2. Subsistem ini terdiri atas :
a. Lingkungan
- Penerangan yang digunakan yaitu lampu dan jendela yang biasa dibuka
sehingga udara biasa masuk pada siang hari
- Sirkulasi dalam keadaan baik dengan adanya dua buah jendela dan beberapa
ventilasi
- Keadaan got penuh saat turun hujan
- Keadaan taman disekitar ruangan/ wisma kurang terawat
- Fasilitas kamar mandi/WC licin
b. Pendidikan
- Pendidikan keagamaan yang biasanya didapatkan oleh siswa SLB meliputi
ceramah agama. Biasanya disampaikan oleh penceramah atau Ustadz yang
sengaja didatangkan oleh pihaksekolah. Bahasa yang digunakan: bahasa isyarat.
c. Keamanan dan Transportasi
- Keamanan dan keselamatan: keamanan terjaga dengan adanya tembok pembatas,
pos satpam yang dijaga 24 jam
- Halaman dan lantai di ruangan licin, banyak ditumbuhi lumut
- Di ruangan tidak ada keset
- Transportasi: mobil dan angkutan kota
d. Pelayanan Kesehatan yang Tersedia
- Pelayanan kesehatan: terdapat poliklinik yang mengadakan pemeriksaan
kesehatan setiap satu bulan sekali.
e. Sistem Komunikasi
- Beberapa siswa yang mengalami keterbatasan komunikasi karena keterbatasan
yang mereka alami.
- Sarana komunikasi: telepon, surat kabar, fax, dan email
f. Sistem Ekonomi
- Tidak ada sistem ekonomi yang berlangsung di sekolah
- Tidak terdapat fasilitas ekonomi di sekolah.
g. Rekreasi
- Rekreasi yang biasa dilakukan di sekolah adalah bermain bersama di lapangan
sekolah
- Fasilitas rekreasi: lapangan dan bola-bola.
B. Analisa Data
No. Symptom Etiologi Problem
1. DS : Ketidak efektifan Perilaku
- Anak mengatakan jarang mencuci memelihara kesehatan Kesehatan
tangan sebelum makan saat selesai Cenderung
beraktivitas disekolah. Kurangnya upaya Beresiko
perubahan perilaku
DO:
kesehatan
- Lingkungan terlihat kotor.
- Masalah kesehatan yang lebih Kurang pengetahuan
banyak di derita di SLB adalah
diare 46,6%, kemudian ISPA Perilaku kesehatan
33,3% dan Dermatitis 20%. rendah
- Keadaan got tampak penuh saat
turun hujan. Perilaku kesehatan
- Terdapat poliklinik yang cenderung beresiko
mengadakan pemeriksaan
kesehatan setiap satu bulan sekali.
2. DS: Anak kebutuhan khusus Risiko Jatuh
- (tidak terkaji)
Gerak aktif/aktivitas
DO:
- Lingkungan terlihat basah, licin,
Lingkungan kurang
dan banyak barang yang disimpan
aman
tidak pada tempatnya.
C. Diagnosis Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko di SLB Bahagia berhubungan dengan pemilihan
gaya hidup tidak sehat dan kurang nya terpapar informasi.
2. Risiko Jatuh di SLB Bahagia berhubungan dengan berhubungan dengan lingkungan
tidak aman, gangguan mental, pendengaran dan pengelihatan.
D. Intervensi Keperawatan
No Hari/Tgl Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
Keperawatan
1 Senin, Perilaku kesehatan SLKI: Perilaku Kesehatan SIKI: Manajemen Perawa
19/4/2021 cenderung beresiko di Setelah dilakukan asuhan Perilaku t
SLB Bahagia keperawatan selama … x 1. Identifikasi
berhubungan dengan … diharapkan perilaku harapan untuk
pemilihan gaya hidup kesehatan membaik mengendalikan
tidak sehat dan kurang
dengan kriteria hasil : perilaku.
nya terpapar
a. Penerimaan 2. Diskusikan
informasi.
terhadap tanggung jawab
perubahan status terhadap
kesehatan perilaku.
meningkat. 3. Jadwalkan
b. Kemampuan kegiatan
melakukan terstruktur
tindakan 4. Ciptakan dan
pencegahan pertahankan
masalah lingkungan dan
kesehatan kegiatan
meningkat. perawatan
c. Kemampuan konsisten setiap
peningkatan dinas.
kesehatan 5. Cegah perilaku
meningkat. pasif dan agresif
6. Berikan
penguatan positif
terhadap
keberhasilan
mengendalikan
perilaku.
7. Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagai
dasar pembentuk
kognitif.
2 Senin, Risiko Jatuh di SLB SLKI: Tingkat Jatuh SIKI: Manajemen Perawa
19/4/2021 Bahagia berhubungan Setelah dilakukan asuhan Keselamatan Lingkungan t
dengan berhubungan keperawatan selama … x 1. Identifikasi
dengan lingkungan … diharapkan tingkat kebutuhan
tidak aman, gangguan jatuh menurun dengan keselamatan
mental, pendengaran
kriteria hasil : (mis. Kondisi fisik,
dan pengelihatan.
a. Jatuh saat berjalan fungsi kognitif
menurun. dan riwayat
b. Jatuh saat naik perilaku).
tangga menurun. 2. Monitor
c. Jatuh saat di perubahan status
kamar mandi keselamatan
menurun. lingkungan.
3. Hilangkan bahaya
keselamatan
lingkungan (mis.
Fisik, biologi dan
kimia), jika
memungkinkan.
4. Modifikasi
lingkungan untuk
meminimalkan
bahaya dan
risiko.
5. Sediakan alat
bantu keamanan
lingkungan (mis :
commode chir
dan pegangan
tangan).
6. Fasilitasi relokasi
ke lingkungan
yang aman.
7. Ajarkan individu,
keluarga dan
kelompok risiko
tinggi bahaya
lingkungan.
E. Implementasi Keperawatan
No Tanggal/hari/jam No Diagnosis Implementasi Respon TTD
1. Selasa, 20-4-2021 1 1. Mengidentifikasi Ds: Pasien Perawat
harapan untuk mengatakan
mengendalikan sudah paham
perilaku. dengan apa yang
dikatakan
perawat
Do: Pasien
tampak aktif
2. Mendiskusikan Ds: Pasien Perawat
tanggung jawab mengatakan
terhadap perilaku. sudah paham
dengan apa yang
dikatakan
perawat
Do: Pasien
3. Menjadwalkan tampak aktif Perawat
kegiatan Ds : Pasien
terstruktur mengatakan mau
membuat jadwal
kegiatan yang
terstruktur
Do : Pasien
terlihat mulai
berfikir
mengenai
kegiatan yang
akan dilakukan
4. Menciptakan dan Perawat
mempertahankan Ds : -
lingkungan dan Do : Pasien aktif
kegiatan bertanya
perawatan
konsisten setiap
dinas.
Perawat
5. Mencegah
perilaku pasif dan Ds : Pasien
agresif mengatakan
dirinya baik-baik
saja
Do : Pasien baik
baik saja saat
diajak berbicara Perawat
6. Memberikan
Do : Pasien
penguatan positif
mengatakan Mau
terhadap
untuk mencuci
keberhasilan
tngan sesudah
mengendalikan
dan sebelum
perilaku.
makan
Do : Pasien
terlihat bisa
mengendalikan
perilaku untuk Perawat
hidup bersih
7. Menginformasika
Do : Keluarga
n keluarga bahwa
paham dengan
keluarga sebagai
apa yang
dasar pembentuk
dikatakan
kognitif.
perawat
Do : Keluarga
sudah mengerti
dengan apa yang
dijelaskan oleh
perawat
2. Rabu 21-4-2021 2 1. Mngidentifikasi Ds : - Perawat
kebutuhan Do : Kebutuhan
keselamatan (mis. pasien sudah
Kondisi fisik, dapat diamati
fungsi kognitif dan
riwayat perilaku).
2. Memonitor Ds : - Perawat
perubahan status Do : Tidak ada
keselamatan perubahan status
lingkungan. keselamatan
lingkungan
Ds : - Perawat
3. Menghilangkan Do : Tidak
bahaya tampak benda
keselamatan berbahaya
lingkungan (mis. dikeliling klien
Fisik, biologi dan
kimia), jika
memungkinkan. Ds : Pasien Perawat
4. Memodifikasi mengatakan mau
lingkungan untuk untuk
meminimalkan memodifikasi
bahaya dan risiko. lingkungan
sekitarnya
Do : Klien tampak
mau mengikuti
perkataan
perawat
Ds : Pasien
mengatakan Perawat
5. Menyediakan alat sudah memiliki
bantu keamanan pegangan tangan
lingkungan (mis : Do: Pasien sudah
commode chir dan memiliki alat
pegangan tangan). bantu pegangan
tangan
Ds : -
Do : Pasien Perawat
6. Memfasilitasi sudah
relokasi ke ditempakan di
lingkungan yang ruangan yang
aman. aman dan
nyaman
Ds : Pasien dan Perawat
keluarga sudah
7. Mengajarkan mengerti
individu, keluarga terhadap resiko
dan kelompok tinggi bahaya
risiko tinggi lingkungan
bahaya Do: Pasien sudah
lingkungan. mengetahui
resiko bahaya
yang dapat
ditmbulkan di
lingkungan
F. Evaluasi Keperawatan
No Tanggal/hari/jam Nomor Diagnosis Evaluasi TTD
1. Rabu, 22-4-2021 1 S : Pasien mengatakan Perawat
mau untuk mencuci
tngan sesudah dan
sebelum makan
O : Pasien terlihat bisa
mengendalikan perilaku
untuk hidup bersih
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Kondisi
Klien