PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang kelainan kongenital
2. Mengetahui penyakit-penyakit kongenital
3. Mengetahui penyebab dan faktor risiko munculnya kelainan kongenital
4. Mengetahui jenis-jenis kelainan kongenital genetik
5. Mengetahui cara deteksi dan diagnosa kelainan kongenital
6. Mengetahui cara pencegahan kelainan kongenital
7. Mengetahui tentang kelainan herediter/keturunan
8. Mengetahui penyakit-penyakit keturunan
9. Mengetahui cara pencegahan penyakit keturunan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
terhambatnya perkembangan mata bayi, sehingga ukurannya lebih kecil dari
mata bayi normal.
4. Bibir Sumbing (Cleft Lip) dan Sumbing Langit-langit Mulut (Cleft palate)
Merupakan kelainan kongenital pada bibir bayi yang terjadi jika bibir
bayi tidak terbentuk sempurna, sehingga bibir dan langit-langit mulut tidak
menutup sempurna. Selama masa pembentukan bibir dan langit-langit mulut,
kedua organ tersebut berkembang dari kedua pinggiran, kemudian menyatu
ditengah-tengah dan membentuk berbagai fitur pada wajah. Bibir sumbing
umumnya terjadi antara minggu keempat sampai minggu ujuh selama masa
kehamilan.Sedangkan langit-langit mulut sumbing umumnya terjadi antara
minggu keenam hingga minggu kesembilan selama masa kehamilan.
6. Mikrosefali
Merupakan kelainan pada kepala bayi yang berukuran lebih kecil dari
ukuran kepala normal. Bayi dengan mikrosefali umumnya memiliki volume
otak yang lebih kecil dari normal dan cenderung mengalami keterlambatan
perkembangan saraf.Beberapa kondisi mikrosefali lebih berat daripada
mikrosefali lainnya.Mikrosefali berat umumnya terjadi akibat jaringan saraf
pusat tidak berkembang dengan baik selama masa kehamilan bayi.
7. Sindrom Down
Merupakan kelainan bawaan yang diakibatkan oleh kelainan kromosom pada
bayi, yaitu pada kromosom nomor 21. Pada penderita sindrom Down, jumlah
kromosom nomor 21 yang seharusnya hanya sepasang, menjadi berlebih
hingga tiga buah atau trisomi. Beberapa kasus sindrom Down lainnya terjadi
akibat adanya translokasi kromosom nomor 21 yang menempel sebagian atau
seluruhnya pada kromosom nomor lain. Ciri-ciri penderita sindrom Down
antara lain adalah:
a) Wajah yang agak datar, terutama pada bagian hidung.
3
b) Leher pendek. Daun telinga kecil.
c) Lidah yang cenderung menempel dengan mulut.
d) Tangan dan kaki berukuran lebih kecil dari normal.
8. Spina Bifida
Merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada tulang belakang akibat
gangguan perkembangan tabung saraf selama kehamilan. Pada penderita spina
bifida, sumsum tulang belakang dan selaput durameter tidak terlindungi oleh
tulang belakang serta membentuk tonjolan pada kulit. Kondisi ini dapat
menyebabkan gangguan mental pada penderita dari ringan hingga berat
tergantung pada lokasi terjadinya spina bifida .
a. Faktor Genetik.
Genetik merupakan faktor yang sangat berpengaruh di dalam
kemunculan kelainan kongenital. Kelainan kongenital yang disebabkan oleh
faktor genetik dapat muncul akibat kelainan genetic yang diturunkan dari
orang tua atau terjadinya mutasi pada gen tertentu. Perkawinan orangtua
sedarah (konsanguniti) meningkatkan risiko munculnya kelainan genetik yang
jarang terjadi dan meningkatkan risiko kematian bayi, cacat mental, serta
kelainan lainnya hingga dua kali lipat.
c. Faktor Lingkungan.
4
Paparan dari lingkungan terhadap ibu hamil, terutama berupa senyawa
kimia berbahaya dapat berkontribusi terhadap munculnya kelainan pada janin.
Contoh senyawa kimia yang berbahaya bagi ibu hamil dan janin adalah
pestisida, alkohol, tembakau, radiasi, dan obat-obatan tertentu. Bekerja atau
tinggal di dekat pengolahan limbah, pabrik peleburan besi, atau
pertambangan juga dapat mengganggu kesehatan ibu hamil
dan perkembangan janin.
d. Infeksi.
Infeksi maternal pada ibu hamil (misalnya sifilis dan rubella)
merupakan penyebab utama munculnya kelainan kongenital, terutama pada
keluarga ekonomi rendah dan menengah. Baru-baru ini, infeksi virus zika
pada ibu hamil diduga kuat sebagai penyebab kelainan mikrosefali pada bayi.
2. Kelainan Gen.
Gen adalah struktur penyusun kromosom. Dalam sebuah kromosom,
terdapat ratusan hingga ribuan gen, yang merupakan kumpulan informasi
genetik dalam bentuk DNA. Kelainan kongenital dapat disebabkan karena
adanya kelainan pada gen. Umumnya kelainan ini diturunkan dari kedua
orangtuanya, dan dapat berupa:
a. Kelainan pada gen autosom dominan, yaitu kelainan yang muncul jika bayi
memiliki gen abnormal dari salah satu oranguanya.
5
b. Kelainan pada gen autosom resesif, yaitu kelainan yang muncul jika bayi
memiliki gen abnormal dari kedua orang tuanya. Contohnya adalah
penyakit Cystic fibrosis dan penyakit Tay-Sachs.
c. Kelainan gen di kromosom X yang bersifat resesif. Umumnya kondisi ini
lebih sering muncul pada laki-laki dibanding perempuan, dikarenakan
perempuan memiliki 2 kromosom X. Contoh kelainan akibat kondisi ini
adalah buta warna, hemofilia, dan distrofi otot.
d. Kelainan gen di kromosom X yang bersifat dominan.Kondisi ini dapat
terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Namun, biasanya gejala
kelainan pada laki-laki lebih berat dibanding pada perempuan. Contohnya
adalah kelainan kraniofasial, kelainan tulang, dan lain-lain.
Untuk mencegah munculnya kelainan pada janin dan bayi, serta menurunkan
risiko kelainan kongenital, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Memastikan kecukupan gizi bagi wanita muda dan ibu hamil, terutama
kecukupan buah dan sayur serta menjaga berat badan ideal.
b. Memastikan kecukupan vitamin dan mineral pada ibu hamil terutama asam
folat.
c. Menghindari paparan zat kimia berbahaya pada ibu hamil seperti pestisida,
alkohol, atau rokok.
d. Menghindari bepergian ke daerah-daerah yang terkena wabah penyakit infeksi
khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak-anak
usia dini.
e. Mengontrol kondisi gula darah untuk ibu hamil secara rutin, terutama ibu
hamil yang memiliki risiko diabetes.
f. Memastikan tindakan medis terhadap ibu hamil tidak membahayakan
kesehatan ibu hamil dan kandungannya, terutama pemberian obat-obatan atau
radioterapi.
g. Melakukan vaksinasi pada wanita usia subur sebelum merencanakan
kehamilan, terutama vaksinasi rubella.
h. Melakukan deteksi penyakit infeksi di lingkungan ibu hamil, khususnya
rubella, cacar air dan sifilis.
7
2.7 Kelainan Herediter
2) Thalasemia
a. Pada thalasemia didapatkan pembentukan hemoglobin abnormal, sehingga
eritrosit mudah hancur
b. Hemoglobin adalah molekul pengikat oksigen dan karbon dioksida dalam
eritrosit (sel darah merah)
3) Buta warna
a. Buta warna (color blindness) adalah ketidakmampuan membedakan warna-
warna tertentu.
b. Cacat buta warna bermacam-macam, yaitu buta warna total dan buta warna
sebagian. Penderita buta warna tidak dapat melihat warna tertentu,
misalnya warna hijau, merah atau semua warna kecuali hitam putih. Yang
8
paling umum adalah buta warna merah-hijau. Penderita buta warna ini
tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Untuk mengetahui
seseorang menderita buta warna merah-hijau atau tidak dapat
menggunakan kartu uji penglihatan ishihara. Mari perhatikan Gambar
disamping.
c. Cacat ini diturunkan oleh kedua orang tuanya yang normal. Faktor
gen buta warna terpaut pada kromosom sex X. Apabila dalam pasangan
alel dengan kromosom X yang normal, maka cacat buta warna tidak akan
terjadi, tetapi bila berpasangan dengan kromosom Y, maka laki-laki akan
menderita buta warna.
4) Gangguan mental
a. Gangguan mental karena keturunan bermacam-macam jenis
dan penyebabnya. Salah satu contohnya adalah fenilketonia (FKU) yang
disebabkan oleh kegagalan tubuh mensintensis enzim yang mengubah
fenilalanin menjadi tiroksin. Di dalam darah penderita mengandung
senyawa yang tinggi. Kandungan senyawa dari fenilalanin ini adalah
asam fenilpiruvat yang dapat merusak sistem saraf sehingga
menimbulkan gangguan mental.
b. Kelainan mental ini dikendalikan oleh gen yang mengatur
pembentukan protein enzim. Penderita memiliki pasangan alel gen-gen
relatif homozigot yang diwariskan oleh kedua orang tua heterozigot
yang penampakannya normal.
5) Albino
a. Orang albino memiliki rambut, mata, bulu mata, dan kulit
berwarna putih. Hal ini disebabkan karena penderita albino tidak
memiliki pigmen warna melanin. Warna melanin ada yang hitam, cokelat,
kuning atau putih. Penderita albino tidak memiliki pigmen ini karena
tidak dapat menghasilkan enzim pembentuk melanin.
b. Gen albino bersifat resesif dan terletak pada autosom (kromosom tubuh)
sehingga baik laki-laki maupun perempuan dapat menderita albino.
Seseorang menderita albino jika gennya dalam keadaan homozigot
resesif. Jadi, sifat tersebut di peroleh dari orang tuanya yang menderita
albino atau karier.
9
dalam berolahraga dan juga makan makanan yang sehat setiap harinya.
Dengan demikian, penyakit keturunan bisa dicegah.
3. Periksa ke dokter
Penyakit keturunan bisa dicegah dengan penanganan medis. Anda bisa
mengontrol kondisi kesehatan tubuh Anda sebelum benar-benar divonis
menderita suatu penyakit karena faktor keturunan.
4. Kekebalan tubuh
Cobalah untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh agar tidak mudah
terkena penyakit. Konsumsi makanan yang bisa menambah imun tubuh.
Dengan demikian, tubuh akan tetap sehat sehingga penyakit keturunan pun
tidak akan muncul.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC.
Herlina.lecture.ub.ac.id
https://adysetiadi.files.wordpress.com/2016/03/aspek-klinik-kelainan-kongenital-dan-
penyakit-keturunan-compressed.pdf
Safrinadewi.lecture.ub.ac.id
12