Anda di halaman 1dari 9

ASKEP PADA ANAK DENGAN

KEBUTUHAN KHUSUS
(TUNANETRA)

Kelompok IV
 Siti Rahmah
 Sulastri
 Windi Alroza
 Suherdi Yanto
 Novita
 Mahlil
 Helvina
 M.ali Nurdin
 Pandit
 Darussalaam
A.Definisi
Tunanetra adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan tajam
penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan pandang, yang dapat
mengakibatkan kebutaan (Quigley dan Broman, 2006).
Tunanetra adalah Seseorang yang terhambat mobilitas gerak yang
disebabkan oleh hilang/berkurangnya fungsi penglihatan sebagai akibat
dari kelahiran, kecelakaan maupun penyakit (Marjuki, 2009).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian tunanetra ialah tidak
dapat melihat, buta. Sedangkan menurut Direktorat Pembinaan Sekolah
Luar Biasa yang dimaksud dengan tunanetra adalah seseorang yang
memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera
penglihatan.
3
B.Klasifikasi

Klasifikasi yang dialami oleh anak tunanetra, antara lain : Menurut Lowenfeld, (1955:p.219), klasifikasi anak
tunanetra yang didasarkan pada waktu terjadinya ketunanetraan, yaitu :
1.Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
2.Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi
belum kuat dan mudah terlupakan.
3.Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah memiliki kesan-kesan visual dan
meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
4.Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-
latihan penyesuaian diri.
5.Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.
6.Tunanetra akibat bawaan (partial sight bawaan)

Presentation Title Here


C.Etiologi
4
Faktor yang menyebabkan terjadinya ketunanetraan antara lain:
1. Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan
seorang anak dalam kandungan, antara lain:
a.Keturunan
Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau
mempunyai orang tua yang tunanetra.
b. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan dapat disebabkan oleh:
Gangguan waktu ibu hamil.
Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.

Presentation Title Here


2. Post-natal
Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat terjadi sejak atau
setelah bayi lahir antara lain:
a.Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-alat
atau benda keras.
b. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga baksil
gonorrhoe menular pada bayi, yang pada ahkirnya setelah bayi lahir mengalami sakit
dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
c. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan, misalnya:
Xeropthalmia; yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.
Trachoma; yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.
Catarac; yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi
keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi putih.
Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda keras
atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan, dll.
D.Karaktristik anak tunanetra
6
1. Fisik (Physical)
2. Perilaku
3. Psikis
a. Mental/intelektual
b. Sosial
4.Akademis
5.Low Vision

Presentation Title Here


E.Dampak tunanetra
7
Penglihatan merupakan salah satu saluran informasi yang sangat penting bagi manusia selain pendengaran,
pengecap, pembau, dan perabaan. Pengalaman manusia kira-kira 80 persen dibentuk berdasarkan informasi dari
penglihatan. Lorem ipsum dolor sit amet
Sedangkan yang kehilangan penglihatan setelah usia lima tahun atau lebih dewasa biasanya masih memiliki
pengalaman visual yang lebih baik tetapi memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penerimaan diri.
1. Dampak terhadap Kognisi
2. Dampak terhadap Keterampilan Sosial
3. Dampak terhadap Bahasa
4. Dampak terhadap Orientasi dan Mobilitas

Presentation Title Here


F.Pemeriksaan penunjang
1. Tonometri (dengan schiøtz pneumatic atau tonometer aplanasi) mengukur tekanan intraokuler dan
memberikan nilai dasar untuk perujukan. Rentang tekanan intraokuler normal berkisar dari 8 sampai
21mmHg. Akan tetapi, pasien yang IOPnya menurun dari rentang normal dapat mengalami tanda dan
gejala glaucoma dan pasien yang mempunyai tekanan tinggi mungkin tidak menunjukkan efek klinis.
2. Pemeriksaan slit lamp memperlihatkan efek glaucoma pada stuktur mata anterior, meliputi kornea, iris
dan lensa.
3. Gonioskopi menentukan sudut ruang anterior mata
4. Oftalmoskopi mempermudah visualisasi fundus.
5. Perimetrik atau pemeriksaan lapang pandang menentukan keluasaan kehilangan penglihatan perifer
6. Fotografi fundus memantau dan mencatat perubahan pada discus optikus.
7. Pemeriksaan ketajaman penglihatan memastikan derajat kehilangan penglihatan.

Anda mungkin juga menyukai