Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 3

Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - PDGK4407

OLEH :

JENI RAHMADANINYA PUTERI

(856832625)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BENGKULU
2023.1
1. Jelaskan dan beri contoh penyebab dan dampak ketunadaksaan!

Jawaban
Anak tunadaksa sering juga disebut dengan istilah anak cacat tubuh, cacat fisik, dan cacat
ortopedi. Definisi anak tunadaksa adalah anak penyandang cacat jasmani yang terlihat
pada kelaian bentuk tulang, otot, sendi, maupun saraf-sarafnya. Ketidaksempurnaan ini
hanyalah secara fisik (tulang, sendi otot), sedangkan fungsi pancaindra penderita tuna
daksa masih normal. Berikut ini adalah uraian penyebab dan dampak tunadaksa beserta
contohnya.

a. Penyebab Tunadaksa
1) Faktor Prenatal atau sebelum kelahiran, yaitu kerusakan pada janin disekbabkan
oleh; sakit yang menyerang ibu hamil misalnya infeksi sypilis dan rubella; bayi
dalam kandungan terkena radiasi; ibu hamil mengalami kecelakaan sehingga
mengganggu pembentukan sistem saraf pusat pada janin; Rh bayi tidak sama
dengan ibunya. Contohnya: sebuah kasus yang terjadi pada Gervasius Yudiarta
Tahu, anak berusia 10 tahun asal Dusun Compang Leda, Desa Golo Ndari. Ia
menderita cacat fisik sejak lahir.

Foto: Elvis,florespedia.com

2) Faktor Neonatal atau Saat Kelahiran, kecacatan pada saat kelahiran bisa tejadi
karena proses kelahiran terlalu lama karena pinggul ibu kecil sehingga bayi
kekurangan zat asam, rusaknya jaringan syaraf otak akibat kelahiran dipaksa, atau
bayi lahir sebelum waktunya. Pemakaian anestasi yang berlebihan ketika proses
operasi juga dapat mempengaruhi sistem persyarafan otak bayi yang berakibat
pada disfungsi otak. Contohnya: bayi yang lahir prematur, ketika seorang anak
lahir sebelum waktunya maka akan ada saja bagian dari dirinya yang belum
sempurna. Sebagai contoh anak didesa saya yang lahir prematur mengalami caca
fisik tubuhnya lebih kecil dan pendek dibandingkan rata-rata bayi pada usianya.
3) Faktor Postnatal atau setelah proses kehamilan, hal ini dapat disebabkan oleh;
kecelakaan yang merusak otak, penyakit atau tumor otak, virus polio menyerang
sum-sum tulang belakang, penyakit seperti meningitis (radang selaput otak),
enchepalitis (radang otak), influenza, diphteria, dan partusis adalah beberapa
penyakit yang dapat berdampak fatal menyebabkan disfungsi otak. Selain itu,
mengalami benturan keras di bagian kepala, dan terjatuh dari tempat yang tinggi
tanpa menggunakan pengaman kepala juga merupakan faktor penyebab Tuna
Daksa. Contohnya: seorang tetangga saya mengalami kecelakaan saat remaja
yang mengakibatkan kaki yang sebelumnya normal menjadi cacat, berdasarkan
keterangan dokter ia mengalami kerusakan syaraf yang mengakibatkan kakinya
tidak bisa ditekuk/ dilipat lagi. Sampai saat ini ia masih bisa berjalan tapi kaki
kirinya tidak bisa di tekuk seperti saat duduk diantara dua sujud sholat.
b. Dampak tunadaksa
1) Dampak aspek Akademik
Menurut Wardani (2016) anak tunadaksa dengan kelainan sistem otot dan rangka,
biasanya tingkat kecerdasannya normal. Berbeda dengan mereka yang mengalami
kelaian carebral biasanya berada di tingkat sangat rendah sampai sangat tinggi.
selain itu anak cerebral juga mengalami kelaian persepsi (gangguan untuk
menafsirkan informasi), kognisi (gangguan yang mengakibatkan terbatasnya
kemampuan melihat,mendengar bicara, rabaan dan bahasa karena kerusakan otak)
dan simbolisasi (kesulitan menerjemahkan apa yang dilihat dan didengar).
Kelainan-kelainan inilah yang mempengaruhi prestasi akademik anak tunadaksa.
Contohnya: anak yang menderita cerebral palsy yang tidak bisa belajar sebaik
anak normal karena kekuranganya dalam pergerakan maupun merespon dan
menerima informasi.
2) Dampak Sosial/Emosional
Dampak sosial/emosional anak tunadaksa bermula dari konsep diri anak yang
merasa dirinya cacat, tidak berguna dan menjadi beban orang lain yang
mengakibatkan mereka malas belajar, bermain dan berprilaku salah. Terkadang
kehadiran anak cacat tidak bisa diterima orang tua atau keluarganya dan
dikucilkan oleh masyarakat. Contohnya: anak cacat tunadaksa di desa saya secara
sosial dan emosionalnya dia sangat berbeda dengan teman seusianya. dia tidak
dapat bergabung dengan teman2 nya karena kekurannyannya. Saat berrtemu dia
terkesan malu dan lebih sering menyendiri.
3) Dampak fisik/kesehatan
Dampak fisik/kesehatan untuk anak tunadaksa biasanya selain mengalami cacat
tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi,
berkurangnyadaya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara dan mengingat.
Gangguan bicara disebabkan oleh kelainan motorik alat bicara kaku dan lumpuh
seperti bibir, lidah dan rahang hingga mengganggu artikulasi yang benar.
Contohnya: contohnya masi sama anak tunadaksa di desa saya secara fisik ia
cacat dan bicaranya juga sedikit tidak jelas.

2. Jelaskan dan beri contoh model layanan dan teknik/pendekatan pembelajaran bagi anak
tunalaras!
Jawaban
a. Model Layanan
Sehubungan dengan model yang digunakan dalam memberikan layanan kepada anak
tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan jenis-jenis model pendekatan sebagai
berikut:
1) Model biogenetik
Model ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa gangguan perilaku disebabkan oleh
kecacatan genitik atau biokimiawi sehingga penyembuhannya ditekankan pada
pengobatan, diet, olahraga, operasi, atau mengubah lingkungan. Contohnya:
disekolah saya pada tahun 2022 ada seorang anak laki2 yang berprilaku suka
melanggar aturan, berkelahi dan mencuri bahkan dirumah warga. Kemudian untuk
membantu memperbaiki sekaligus mengubah kelakuannya maka dipindahkanlah
ia ke panti rehabilitasi anak, karena diduga salah satu faktor penyebab
ketunalarasannya adalah pengaruh lingkungan yang buruk.
2) Model behavioral (tingkah laku)
Model ini mempunyai asumsi bahwa gangguan emosi merupakan indikasi
ketidakmampuan menyesuaikan diri yang terbentuk, bertahan, dan mungkin
berkembang karena berinteraksi dengan lingkungan, baik di sekolah maupun di
rumah. Oleh karena itu, penanganannya tidak hanya ditujukan kepada anak, tetapi
pada lingkungan tempat anak belajar dan tinggal. Contohnya: anak tunalaras
yang hiperaktif diberikan pendidikan di kelas khusus, bisa individual atau kelas
yang siswanya sedikit. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya rangsangan
anak tersebut untuk berprilaku hiperaktif.
3) Model psikodinamika
Model ini berpandangan bahwa perilaku yang menyimpang atau gangguan emosi
disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses
perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan perilaku
itu dapat diadakan pengajaran psikoedukasional, yaitu menggabungkan usaha
membantu anak dalam mengekspresikan dan mengendalikan perasaannya.
Contohnya adalah adanya guru konseling disekolah untuk mendorong anak
tunalaras untuk berbicara secara terbuka, menggali asal permasalahan yang
bahkan mereka tidak sadari dan kemudian membantu mereka menemukan solusi
untuk permasalahan yang memicu mereka bertingkah diluar batas normal.
4) Model ekologis
Model ini menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena adanya interaksi antar
individu dengan lingkungannya. Gangguan perilaku terjadi karena adanya
disfungsi antara anak dengan lingkungannya. Oleh karena itu dalam usahanya
haruslah diciptakan lingkungan yang baik maka prilaku anak akan baik pula.
Contohnya adalah guru menghadirkan kelas yang nyaman dan sikap yang ramah
ketika menghadapi atau mengajar anak tunalaras.
b. Teknik/ Pendekatan
1) Perawatan dengan obat
Kavale dan Nye (1984) mengemukakan bahwa obat-obatan dapat mengurangi
atau menghilangkan gangguan perilaku, seperti adanya perbaikan perhatian, hasil
belajar dan nilai tes yang baik, serta anak hiperaktif menuju ke arah perbaikan.
Contohnya anak diberikan obat agar lebih tenang.
2) Modifikasi perilaku
Ada beberapa langkah dalam melaksanakan modifikasi perilaku, yaitu :
a. Menjelaskan perilaku yang akan diubah;
b. Menyediakan bahan yang mengharuskan anak duduk diam;
c. Mengatakan perilaku yang diterima.

Contohnya: guru memberikan sanksi positif terhadap anak yang sering melanggar
aturan, misalnya anak tersebut sering menggangu temannya, guru akan
memisahkan dia belajar sendiri di satu ruangan dan mengembalikan nya bersama
teman-teman jika tidak lagi mengganggu.
3) Strategi psikodinamika
Tujuan utama pendekatan psikodinamika adalah membantu anak menjadi sadar
akan kebutuhannya, keinginan, dan kekuatannya sendiri. Contohnya memberikan
konseling kepada anak tunalaras agar ia mampu menemukan suber dan solusi
masalahnya.
4) Strategi ekologi
Pendukung teknik, mengasumsikan bahwa dengan diciptakannya lingkungan yang
baik maka perilaku anak akan baik pula. Contohnya menempatkan siswa di kelas
yang nyaman dan memberikan pelayanan pendidikan yang ramah dan bershabat
untuk siswa.
3. Jelaskan dan berikan contoh pengelompokan karakteristik anak berkesulitan belajar
secara umum!
Jawaban
1. Masalah persepsi dan koordinasi
Hallahan (1975) berpendapat jika beberapa anak berkesulitan belajar menunjukkan
gangguan dalam persepsi penglihatan dan pengedengarannya. Masalah yang dialami
berbeda dengan yang dialami anak tunanetra dan anak tunarungu dengan ketajaman
pendengaran serta penglihatan mereka namun pada masalah ini mengalami masalah
persepsi pendengaran seperti sulit untuk mendengar kata yang bunyinya mirip atau
hampir sama. Dan mengalami gangguan persepsi visual yatu tidak dapat membedakan
huruf atau kata-kata yang bentuknya mirip. Contoh masalah persepsi pendengaran
yaitu kata “salah” dengan “kalah” kata “marah” dengan “merah” memiliki bunyi yang
mirip sehingga mereka sulit untuk membedakan. Serta gangguang persepsi visual
yaitu sulit membedakan huruf atau kata yang sama seperti huruf “p” dan “q”.
Contohnya: ada salah satu siswa saya dikelas 1 dia sangat kesulitan membedakan
huruf “d” kecil dan “b” kecil, setiap membaca sering disebutnya b semua.

2. Gangguan dalam perhatian dan hiperaktif


Sebagian anak kesulitan belajar mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
dan mengalami hiperaktif. Meskipun ada anak hiperaktif yang tidak mengalami
kesulitan belajar namun munculnya kesulitan belajar sangat tinggi ada diantara anak
hiperaktif dan mengalami masalah perhatian. Yang menjadi masalah bukanlah
berlebihnya gerakan si anak namun lebih menonjol kehal sulitnya berkonsentrasi.
Anak hiperaktif banyak begerak tetapi tidak terarah dan tidak bisa tenang dalam
waktu yang ditetapkan, serta mereka juga sulit melakukan kontak mata dan sulit
mengkonsentrasi perhatiannya.
Contohnya : anak didik saya 1 tahun yang lalu, dia sangat tidak bisa diam. Bahkan
beberapa menit sesudah ditegurpun diaakan ribut kembali, entah itu mengajak
temannya mengobrol atau dia mengganggu teman disekeliling tempat duduknya.
Anak ini sangan kesulitan untuk berkonsentrasi saat belajar, apalagi jika guru tidak
menggunakan media belajar.

3. Mengalami gangguan dalam masalah mengingat dan berfikir


a. Masalah mengingat
 Anak yang memiliki kesulitan belajar kurang mampu dalam menggunakan
strategi untuk mengingat sesuatu. Contohnya: pada umumnya dikelas saat
guru menjelaskan anak-anak memiliki strategi agar mengingat pelajaran
seperti di bayangkan dalam ingatan, diingat dalam bentuk gambar dll. Namun
pada anak kesulitan belajar tidak mampu dalam melakukan strategi tersebut.
 Anak berkesulitan belajar mengalami kesulitan untuk mengingat materi secara
verbal. Hal tersebut dikarena mereka mengalami kesulitan dalam pemahaman
bunyi bahasa sehingga akibatnya sulit dalam mengartikan kata atau kalimat.
Jika anak salah menangkap kata yang diucapkan tentu berakibat salah persepsi
dalam memaknai kata tersebut. Contohnya: saya pernah memberikan tugas
rumah kepada anak untuk menulis 2 kata da di du de do dirumah, keesok
harinya 1 anak tersebut membuat Tugas rumahnya tapi yang ditulis berbeda
dengan yang saya suru, katanya dia lupa huruf apa yang saya katakan untuk
ditulis.
b. Masalah berpikir
Berpikir meliputi kemampuan untuk memecahkan masalah sampai kepada
pembentukan konsep atau pengertian dan anak berkesulitan mengalami kelemahan
pada masalah tersebut. Contohnya: anak tidak bisa menceritakan kembali suatu
cerita yang baru saja ia baca. Misalnya guru menanyakan bagaimana isi ceritanya?
Ia kesulitan untuk berfikir menyusun kata yang akan disampaikan.

4. Kurang mampu dalam menyesuakan diri


Pada umumnya anak yang mengalami kesulitan belajar sering mengalami kegagalan
sesuai dengan tingkat kesulitannya. Dampaknya anak kesulitan belajar biasanya
kurang percaya diri, merasa cemas, dan takut melakukan kesalahan yang menjadi
cemoohan teman-temannya sehingga dalam berinteraksi dengan lingkungan menjadi
ragu-ragu. Contohnya: seorang siswa bernama alberta memilih mengasingkan diri
karena ia kesulitan untuk mengimbangi teman-temanya dalam belajar abc. Ia menjadi
pemalu dan tidak berani bertanya atau bermain dengan temannya karena merasa ia
berbeda.

5. Menunjukkan gejala sebagai siswa tidak aktif


Anak kesulitan belajar biasanya kurang mampu memecahkan masalah akademis
secara spontan karena mereka sering mengalami kegagalan. Contonya: dalam proses
belajar siswa tersebut tidak akan berani menyampaikan idenya, bertanya jika tidak
mengerti dan cenderung diam saat ditanya siapa yang berani dan mau mengerjaakan
soal didepan kelas?.

6. Pencapaian hasil belajar yang rendah


Anak berkesulitan belajar mengalami ketidak mampuan dalam berbagai bidang
akademik, seperti membaca, pengucapan, tulisan, berhitung, dan sebagian anak lagi
hanya pada satu atau dua aspek saja. Hal initerjadi karena masalah mengingat
beradaptasi dan sulit konsentrasi. Contohnya: hasil belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia budi dikelas 1 tidak mencapai KKM, hal ini terjadi karena budi tidak bisa
mengingat ABC yang dibutuhkan untuk membaca kata per kata.

Anda mungkin juga menyukai