Anda di halaman 1dari 25

Tugas Mata Kuliah

Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


MODUL 7
PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA DAN TUNA LARAS

Disusun oleh :

Yohanes Clemanus Agung Trihartanta


857293274
Kelas A, Semester II

UNIVERSITAS TERBUKA
Kelompok Belajar Gunung Putri
Tujuan Perkuliahan
 Menjelaskan definisi anak tuna daksa
 Menjelaskan faktor penyebab dan klasifikasi tuna
daksa
 Dampak tunadaksa dalam segi akademik, sosial
emosional dan fisik/kesehatan
 Menjelaskan kebutuhan khusus anak tunadaksa
 Profil pendidikan anak tunagrahita yang meliputi :
- materi
- strategi pembelajaran
- media, sarana
- fasilitas pendukung,
- evaluasi
DEVINISI TUNADAKSA
PengertianTuna Daksa dalam bahasa kasar
Indonesianya adalah cacat, dan bahasa halus
adalah Tuna Daksa (alias cacat tubuh).

Definisi Tuna Daksa Menurut situs resmi


Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa,
Tuna Daksa berasal dari kata “Tuna“ yang
berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti
tubuh.
Ciri-Ciri Anak Tunadaksa :

1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah, lumpuh


2. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna,tidak
lentur/tidak terkendali)
3. Terdapat bagian angggota gerak yang tidak
lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasanya
4. Terdapat cacat pada alat gerak
5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
6. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan
menunjukkan sikap tubuh tidak normal
7. Hiperaktif/tidak dapat tenang
B. Penyebab Tunadaksa
Penyebab Tunadaksa menurut saat terjadinya :
a. Sebelum kelahiran
- penyakit ibu hamil (sipilis, rubela)
- bayi kena radiasi
- mengalami kecelakaan
b. Saat kelahiran
- proses lahir terlalu lama
- rusaknya jaringan otak karena dipaksa
- lahir sebelum waktu (prematur)
c. Setelah proses kelahiran
- kecelakaan yg merusak otak bayi
- tumor otak
- virus polio yg menyerang sungsum
tulang belakang
C. Klasifikasi Anak Tunadaksa
dilihat dari Sistem Kelainannya
1. Kelainan pada sistem cerebral
Yaitu kelainan pada sistem syaraf pusat misalnya
cerebral palsy (CP) (kelumpuhan otak)
- CP ringan (kaku sebagian otot)
- CP sedang (perlu bantuan ketika berjalan, bicara )
- CP berat (butuh bantuan tetap )
2. Kelainan pada sistem otot
- Spastik : Kaku pada sebagian otot
- Dyskenisia (gerak tidak terkontrol)
- Rigid (kaku seluruh tubuh dan sulit dibengkokkan)
- Tremor getaran kecil yang terus menerus pada
mata, tangan
- Ataxia (gangguan keseimbangan)
Penggolongan Anak Tunadaksa dalam
Kelompok Kelainan Sistem Otot
1. Poliomyelitis
yaitu infeksi pada sungsum tulang belakang akibat virus polio
a. Tipe spinal (lumpuh pd otot leher )
b. Tipe bulbaris (lumpuh pada syaraf tepi),
tipe bulbospinalis
c. Encephalitis (kesadaran menurun)
2. Muscle Dystropy
yaitu jenis penyakit yg menyebabkan otot tidak
berkembang karena lumpuh yang sifatnya progresif (turunan)
3. Spina Bifida
kelainan akibat terbukanya ruas tulang belakang
akibatnya syaraf terganggu dan akibatnya mengalami
D. Dampak Tunadaksa
1. Dampak Akademik
Anak Tunadaksa Celebral Palsy mengalami kelainan
a. Persepsi : karena saraf penghubung jaringan
syaraf ke otak terganggu,

b. Kognisi : adanya kerusakan otak sehingga


mengganggu fungsi penglihatan,
pendengaran, bicara, rabaan

c. Simbolisasi : disebabkan adanya kesulitan


dalam menterjemahkan apa yang didengar
dan dilihat. Semua kelainan ini dapat
mempengaruhi prestasi akademik
2. Dampak Sosial Ekonomi
Anak merasa dirnya cacat, tidak berguna dan
menjadi beban orang lain, tidak diterima
keluarganya menimbulkan problem emosi mudah
tersinggung, marah, rendah diri dll.

3. Dampak Fisik
Anak tunadaksa mengalami cacat juga mengalami
gangguan lain :
- Sakit gigi
- Kurang dengar
- Gangguan bicara
KB 2. A. Kebutuhan Khusus Anak
Tunadaksa
1. Kebutuhan akan keleluasaan gerak
anak tunagrahita membutuhkan kursi roda,tongkat, alat
penopang dll.

2. Kebutuhan komunikasi
Anak tunadaksa cerebral palsy memerlukan alat
komunikasi khusus misalnya papan komunikasi.

3. Kebutuhan keterampilan memelihara diri


Anak tunadaksa memerlukan latihan untuk membina diri.

4. Kebutuhan psikososial
Anak tunadaksa memerlukan motivasi dari orang lain
agar memiliki kepercayaan diri dalam bergaul.
B. Profil Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
Connor (1975) pendidikan anak tunadaksa
perlu dikembangkan 7 aspek yang
diadaptasikan sbb:
a. Pengembangan intelektual dan akademik
b. Membantu perkembangan fisik
c. Meningkatkan perkembangan emosi
d. Mematangkan aspek sosial
e. Meningkatkan ekspresi diri
f . Mempersiapkan masa depan anak
2. Sistem Pendidikan Anak Tunadaksa
1. Pendidikan integrasi
yaitu layanan pendidikan yang dilakukan secara
bergabung di sekolah umum

2. Pendidikan segregasi (terpisah)


yaitu layanan pendidikan yg dilakukan secara
terpisah di sekolah khusus anak tunadaksa (SLB-D)

3. Sistem inklusif
yaitu layanan pendidikan anak tunadaksa yang
bersama sama dengan anak reguler. Mereka akan
diberikan layanan pendidikan sesuai dengan
kebutuhannya.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Perencanaan KBM
Langkahnya :
- membentuk tim PPI( Penilai Program Pendidikan)
- menilai kekuatan dan kelemahan dan
minat siswa
- mengembangkan tujuan, metode dan
evaluasi

b. Prinsip Pembelajaran
- Prinsip multisensori
- Prinsip individualisasi
4. Penataan Lingkungan Belajar
a. Tersedia bermacam macam ruangan khusus
b. Jalan menuju sekolah rata agar kursi roda mudah
dijalankan
c. Tangga dibuat landai
d. Lantai bangunan tidak licin
e. Pintu lebar
f. Toilet mudah dijangkau
g. Dipasang cermin besar
h. Dipasang WC duduk
i. Disediakan meja kursi yang nyaman
5. Personel
a. Guru yang berlatar belakang
pendidikan PLB
b. Guru yg memiliki keahlian khusus
c. Guru sekolah biasa
d. Dokter umum
e. Dokter ahli ortopedi
f. Neurolog
KB 3. Devinisi Anak Tunalaras
Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalami
gangguan emosi dan gangguan perilaku.
Anak dengan hambatan emosional atau kelainan
perilaku, apabila menujukkan adanya beberapa hal
berikut :
- Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena
faktor intelektual, sensori atau kesehatan;
- Tidak mampu untuk melakukan hubungan baik
dengan teman-teman dan guru-guru;
- Bertingkah laku atau berperasaan tidak pada
tempatnya;
- Secara umum mereka selalu dalam keadaan tidak
gembira atau depresi; dan
- Bertendensi ke arah simptom fisik seperti merasa
sakit atau ketakutan yang berkaitan dengan orang atau
permasalahan di sekolah
B. Klasifikasi Ketunalarasan

Menurut Samuel A. Kirk dan James J. Gallager


(1989) :
a. Anak yg mengalami gangguan perilaku yang
kacau
b. Anak yang cemas menarik diri
c. Dimensi ketidakmatangan mengacu pada anak
yang tidak ada perhatian
d. Anak yang agresi sosialisasi
C. Penyebab Ketunalarasan

1. Faktor Keturunan
berasal dari turunan orang tua
2. Faktor Kerusakan Fisik
karena: kelainan syaraf, cidera, penyakit
3. Faktor Lingkungan
terjadi karena lingkungan keluarga tidak harmonis,
interaksi guru dan murid kurang baik, tertekan
di masyarakat dsb.
4. Faktor lain misalnya narkoba, alkohol
Dampak Anak Tunalaras
1. Dampak Akademik
a. Prestasi akademik dibawah rata rata
b. Kurang disiplin
c. Sering membolos
d. Sering tidak naik kelas
e. Ortu sering dipanggil
f. Ortu sering berurusan dng polisi
g. Sering melanggar hukum

2. Dampak Sosial
a. Melanggar norma budaya
b. Tidak mengikuti aturan
c. Memiliki sikap membangkang, mengganggu orang lain
d. Melakukan kejahatan remaja
e. Tekanan batin dan cemas
f. Gelisah, malu, rendah diri
3. Dampak Fisik/ Kesehatan
a. Susah tidur
b. Gangguan makan
c. Gangguan gerak
d. Mudah mendapat kecelakaan
e. Gagap, buang air tidak terkendali
KB.4
A. Kebutuhan Khusus Anak
Tunalaras
1. Kebutuhan akan penyesuaian lingkungan belajar
2. Mengembangkan kemampuan fisik
3. Penguasaan keterampilan khusus
4. Kebutuhan rasa aman
5. Suasanya yang nyaman
B. Profil Pendidikan anak
tunalaras

1. Tujuan pelayanan:
Menghilangkan kondisi yang kurang menguntungkan
seperti :
a. Lingkungan fisik yang kurang persyaratan:
kelas kecil, sanitasi buruk
b. Disiplin yang kaku dan tidak konsisten
c. Guru yang tidak simpatik
d. Kurikulum yang tidak berdasarkan kebutuhan
e. Metode pengajaran yang tidak mengaktifkan siswa
2. Model/Strategi Pembelajaran
A. Model layanan
1. Metode biogenetik : gangguan perilaku disebabkan
oleh kecacatan genetik shg penyembuhannya dng
olahraga, diet
2. Behavioral : tidak mampu menyesuaikan diri
3. Psikodinamika: penyimpangan perkembangan
kepribadian akibat konflik batin
4. Ekologis : adanya disfungsi interaksi antara anak
dengan lingkungan
3. Tempat Layanan
a. Tempat khusus
Tempat ini dikenal dengan Sekolah Luar Biasa Anak Tunalaras
SLB-E
b. Di sekolah inklusi
Anak tuna laras ada 3 :
1. Hiperaktif
- gerakannya terlalu aktif
- suka mengacau teman
- sulit memperhatikan dengan baik
2. Distrakbilitas : gangguan dalam perhatian pada stimulus
3. Impulsivitas : cenderung mengikuti kemauan hatinya
dan terbiasa bereaksi cepat.
Metode untuk mengendalikan impulsif:
- melatih verbalisasi
- modifikasi perilaku
- melatih ketrampilan memusatkan perhatian
- wawancara dengan anak
4. Sarana
Sarana pendidikan anak tuna laras memerlukan ruangan
khusus, misalnya :
a. ruang konsultasi psikologi
b. bimbingan dan konseling,
c. ruang pemeriksaan kesehatan
d. ruang terapi fisik

5. Personil
Lembaga pendidikan anak tunalaras membutuhkan personil:
a. Psikolog
b. Konselor
c. Psikiater
d. Neurolog
e. Pekerja sosial

6. Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya sama dengan evaluasi di sekolah reguler.
Yang paling penting dievaluasi adalah aspek kesehatan mentalnya
dengan cara diobservasi terus-menerus.

Anda mungkin juga menyukai