Anda di halaman 1dari 6

Perawatan Gigi dan Mulut Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami:

Gangguan fungsi fisik dan motorik yang terdiri dari gangguan pada panca indera baik
sebagian maupun total dan pada anggota tubuh seperti tangan dan kaki.

Gangguan mental antara lain sindrom Down (kondisi keterbelakangan perkembangan fisik
dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom),
cerebral palsy (gangguan yang mengenai sel-sel saraf motorik di dalam susunan saraf pusat,
bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan pada jaringan otak), dan retardasi mental.
Gangguan psiko sosial dan perilaku antara lain autism, gangguan pemusatan perhatian-
hiperaktivitas dan aleansi (perasaan menjadi asing terhadap sesuatu).

Mengapa mereka beresiko tinggi?

Gigi berlubang dan radang gusi dapat terjadi pada semua anak, namun anak-anak
berkebutuhan khusus lebih sering mengalaminya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan
kemampuan kognitif dan mobilitas, gangguan perilaku dan otot, refleks muntah dan gerakan
tubuh tidak terkontrol. Keadaan inilah yang membatasi anak-anak tersebut untuk dapat
melakukan pembersihan gigi yang optimal dan menempatkan mereka pada posisi berisiko
mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila anak berkebutuhan khusus datang ke dokter
gigi antara lain:

Sebaiknya sebelum anak mendatangi dokter gigi anak, orang tua datang terlebih dahulu
berkonsultasi sebab perawatan gigi anak berkebutuhan khusus membutuhkan identifikasi
dini mengenai riwayat medis, kemampuan kooperatif, pemahaman, adanya tidaknya fobia
dan hal-hal spesifik lain yang penting. Hal ini akan menjadi dasar pemilihan teknik
manajemen tingkah laku yang diberikan pada anak. Pada kasus ringan dokter gigi anak akan
menerapkan teknik non farmakologi, yaitu Tell Show Do, modelling, positive reinforcement,
distraksi, desensitisasi. Sedangkan pada kasus berat akan dipilih teknik farmakologi: sedasi
dan general anastesia.

Membuat perjanjian jadwal kunjungan dokter gigi anak terlebih dahulu. Sebaiknya
kunjungan dilakukan pada jam-jam yang tidak terlalu sibuk, atau dijadwalkan pada urutan
pertama agar anak tidak perlu menunggu.

Pada anak dengan gangguan psikososial dan perilaku membutuhkan waktu untuk
membiasakan diri dengan lingkungan baru. Oleh sebab itu perlu kerjasama orang tua dan
dokter gigi anak. Pada kunjungan pertama, anak diperkenalkan dengan dokter gigi anak dan
lingkungan perawatannya. Alat bantu visual seperti gambar sikat gigi, pasta, cara
menggosok gigi dan alat elektronik (kamera) dapat digunakan untuk menumbuhkan sikap
positif anak.

Untuk mencapai keberhasilan perawatan gigi anak khususnya anak-anak berkebutuhan


khusus diperlukan komunikasi dan kerjasama yang baik antara dokter gigi, anak dan orang
tua. Dokter gigi khususnya dokter gigi anak tidak dapat bekerja sendiri dalam merawat gigi
anak, begitu pula dengan orang tua. Marilah kita bekerja sama mewujudkan gigi yang sehat
sepanjang hidup anak-anak kita.

Caring Hands for Future Smiles

drg. Lila Susanti, SpKGA

Senin, Rabu, Jumat: 15.00 20.00 WIB

Anak berkebutuhan khusus permanen meliputi:


1.      Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra).
2.      Anak dengan gangguan pendengaran rungu atau wicara
3.      Anak dengan kelainan kecerdasan dibawah rata-rata (Tunagrahita).
4.      Anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa (gifted and talented).
5.      Anak dengan gangguan anggota gerak (Tunadaksa).
6.      Anak dengan gangguan perilaku dan emosi (Tunalaras).
7.      Anak dengan kesulitan belajar spesifik (specific learning disability).
8.      Anak lamban belajar (slow learner).
9.      Anak autis adalah gangguan neurologis

berat yang mempengaruhi cara seseorang


untuk berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain disekitarnya secara wajar 
(Safari, 2005). Umumnya mereka mengalami
kesulitan berkomunikasi baik verbal maupun
non verbal

Ihsan. 2009. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses dari


http://ihsan.com/artikel/karakteristik-anak-berkebutuhan-khusus.html pada tanggal 29 Februari
2012.

Down syndrome (Mongoloid)


Anak Tunagrahita jenis ini disebut demikian karena memiliki raut muka menyerupai orang
mongol dengan mata sipit dan miring, lidah tebal suka menjulur keluar, telinga kecil, kulit
kasar, susunan gigi kurang baik
b) Kretin (Cebol)
Anak ini memperlihatkan ciri-ciri, seperti badan gemuk dan pendek, kaki dan tangan pendek
dan bengkok, kulit kering, tebal, dan keriput, rambut kering, lidah dan bibir, kelopak mata,
telapak tangan dan kaki tebal, pertumbuhan gigi terlambat
c) Hydroceptal
Anak ini memiliki cirri-ciri kepala besar, raut muka kecil, pandangan dan pendengaran tidak
sempurna, mata kadang-kadang juling.
d) Microcepal
Anak ini memiliki ukuran kepala yang kecil

Maylightvillage.2011.Klasifikasi anak berkebutuhan khusus

11 Jenis Terapi Untuk ABK Anak Berkebutuhan Khusus

Berikut ini ada 11 jenis terapi anak berkebutuhan khusus yang diakui oleh para ahli yang
dapat digunakan oleh kita para pengasuh para pendidik anak berkebutuhan khusus sebagai
modal ihtiar untuk menuju kesembuhan ABK :

1) Terapi Bermain untuk ABK

Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak berkebutuhan khusus membutuhkan pertolongan


dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara,
komunikasi dan interaksi social. Seorang pendidik/terapis bermain bisa membantu anak
dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.

2) Terapi Perkembangan untuk ABK

Terapi perkembangan contohnya Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental


Intervention). Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya,
kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi
perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan
ketrampilan yang lebih spesifik.

3) Applied Behavioral Analysis (ABA) untuk ABK

ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didisain
khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus
pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias
diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.

4) Terapi Perilaku untuk ABK.

Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami


mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang
hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan.
Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari
latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan
merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki
perilakunya,

5) Terapi Fisik untuk ABK

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik
mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya
lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi
dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya
dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

6) Terapi Wicara untuk ABK

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa.
Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau
kemampuan bicaranya sangat kurang.

Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai
bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara
dan berbahasa akan sangat menolong.

7) Terapi Biomedik untuk ABK

Terapi biomedik dikembangkan oleh organisasi bernama DAN (Defeat Autism Now). Banyak
dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan
menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme
yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak.

Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan
rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari
gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang
komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

8) Terapi Okupasi untuk ABK

Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang
benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-
otot halusnya dengan benar.

9) Terapi Visual untuk ABK

Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal
inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui
gambar-gambar, misalnya dengan metode PECS (Picture Exchange Communication System).
Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Sosial untuk ABK

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi
dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan
berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis
sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-
teman sebaya dan mengajari cara-caranya.

11) Terapi Ruqyah Syar’iyyah untuk ABK

Ruqyah syar’iyyah adalah ruqyah yang sesuai dengan tuntunan rasulullah saw melalui
pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan juga doa rasulullah saw. Kami himbau bunda juga ayah
baik pendidik maupun orang tua dalam memilih ruqyah, pastikan benar-benar ruqyah
syar’iyyah bukan ruqyah yang dilakukan oleh segolongan ustad dukun. 
Selain menggunakan terapi medis, bunda dan ayah juga harus melakukan terapi ruqyah
syar’iyyah karena siapa tahu penyebab dari ABK adalah gangguan dari jin. Boleh percaya
boleh tidak akan tetapi metode ruqyah syar’iyyah ini sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
Silahkan bunda kombinasikan terapi medis dan terapi ruqyah untuk mempercepat proses
penyembuhan anak berkebutuhan khusus.

https://www.paud.id/2015/08/11-jenis-terapi-untuk-abk-anak.html

Ada tiga faktor penyebab gangguan


tingkah laku pada anak yaitu:

1. Faktor biologis yaitu temperamen yang


merupakan gaya karakteristik seseorang
dalam melakukan pendekatan dan bereaksi
terhadap orang dan situasi dilingkungannya.

2. Faktor individual yaitu regulasi diri (selfregulation)


yang kurang terbentuk sejak dini,
regulasi emosi yang buruk sehingga anak
tidak dapat mengembangkan strategi coping
(strategi dalam mengatasi masalah) yang
baik untuk mengatasi emosi negatifnya dan
mengatur emosinya, kurang berkembangnya
pemahaman moral dan empati,
kognisi sosial anak yang berkembang
dengan buruk, dan penggunaan obat-obatan
terlarang.

3. Faktor keluarga yaitu perilaku antisosial


orang tua mereka, strategi disiplin orang tua
yang tidak efektif dan tidak konsisten serta
lemahnya pengawasan orang tua, kurangnya
komunikasi dan kasih sayang orang tua,
attachment (kelekatan orang tua dan anak),
masalah dalam rumah tangga, psikopatologi
yang dialami orang tua, pola asuh yang tidak
konsisten dan kurangnya pengawasan.

Achmad Mubarok, 2000. Jiwa dalam Al-


Qur'an, Jakarta: Paramadina

Anda mungkin juga menyukai