Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan baik fisik, mental, intelektual, sosial,
emosional yang berpengaruh secara sigbifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
dibandingkan anak lain seusianya. (Kemen PPPA, 2012)

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

1. Tuna Netra
2. Tuna Rungu
3. Tuna Grahuta
4. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) / Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD)
5. Gangguan Ganda
6. Autisme Spectrum Disorder (ASD)
7. Tuna Daksa
8. Tuna Laras
9. Slow Learner
10. Kesulitan Belajar
11. Kemampuan Wicara
12. Bakat Istimewa

Anak Disabilitas Penglihatan (Tuna Netra)

Anak disabilitas penglihatan atau tuna netra merupakan anak yang mengalami gangguan daya
penglihatan berupa kebutaan menyeluruh (total blind) atau sebagian (low vision). (Kemen PPPA,
2012).

Tanda Kebutaan Total (Total Blind)

1. Tidak mampu melihat cahaya


2. Kerusakan nyata pada kedua bola mata
3. Mencari sesuatu dengan diraba, jika berjalan menabrak/tersandung
4. Bagian bola mata tampak jernih tetapi tidak bisa melihat cahaya/benda
5. Sering menekan bola mata dengan jari

Tanda Kebutaan Sebagian (Low Vision)

1. Mata tampak merah


2. Bola mata tampak keruh (putih-putih di tengah) dan kadang-kadang seperti mata kucing
(bersinar)
3. Bola mata bergerak sangat cepat
4. Penglihatan hanya merespon cahaya, benda berukuran besar dengan warna mencolok
5. Memicingkan mata pada saat terkena sinar matahari
6. Melihat objek, menonton, membaca harus dengan jarak yang sangat dekat
7. Berjalan di tempat yang belum dikenal sering menabrak/tersandung
8. Saat matahari terbenam tidak bisa melihat jelas (rabun senja)
9. Sering membentur-benturkan kepala ke tembok

Upaya Promotif dalam Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Tuna Netra

Promotif adalah upaya meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada individu.
Contohnya yaitu memberikan penyuluhan, membuat media atau alat peraga penyuluhan, pelatihan
kader dalam Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) serta pelatihan dokter kecil dalam Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Adanya upaya promotif ini anak akan bertambah pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.

Upaya promotif pada anak tuna netra yaitu dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk audio.
Penyuluhan tersebut dapa berupa bentuk narasi atau agar lebih menarik dengan dibuat rangkaian
cerita serta diselingi lagu-lagu. Karena anak tuna netra memiliki pendengaran yang sensitif sehingga
dapat menangkap informasi melalui suara. Saat penyuluhan pun usahakan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami anak-anak. Apabila anak-anak tuna netra pada sekolah tertentu sudah bisa
membaca menggunakan braille, dapat kita gunakan penyuluhan dengan media dental braille.

Penyuluhan pada anak tuna netra dapat dilakukan secara individu pula. Contohnya seperti
memberikan penyuluhan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Kita bisa membawa phantom dan
sikat gigi kemudian biarkan anak tuna netra mencoba merabanya, kemudian kita tuntun secara
perlahan cara menyikat giginya dan dilakukan berulang-ulang sehingga mereka dapat
membayangkan benda seperti aslinya.

Upaya Preventif dalam Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Tuna Netra

Upaya preventif adalah upaya pencegahan sebelum terjadinya penyakit. Agar nantinya gigi menjadi
terawat dengan baik. Contohnya yaitu sikat gigi massal, melakukan fissure sealant, pemberian
Topikal Aplikasi Fluor (TAF) serta membersihkan karang gigi.

Upaya preventif pada anak tuna netra dengan pendekatan yang berulang-ulang sekaligus
memperkenalkan terlebih dahulu ruangan sekitar. Seperti mengenalkan alat dan bahan yang akaj
digunakan dan area kerja seperti dental unit. Dengan begitu anak tuna netra dapat terbiasa dengan
hal-hal baru di sekitarnya. Tidak lupa apabila akan melakukan tindakan beritahu kepada anak tuna
netra bahwa kita akan melakukan tindakan tersebut dan jelaskan secara singkat. Agar nantinya anak
tuna netra menjadi mengenal dan mau dilalukukan perawatan pencegahan.

Untuk upaya menyikat gigi dapat dilakukan individu, antara satu orang sasaran dan satu orang
tenaga kesehatan. Karena anak tuna netra perlu bantuan orang lain agar ia dapat melakukannya
dengan baik dan benar.

Upaya Kuratif dalam Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Tuna Netra

Upaya kuratif adalah melakukan pengobatan pada gigi yang sudah terkena penyakit atau yang sudah
rusak agar nantinya tidak menjadi penyakit lebih lanjut. Contohnya melakukan penambalan dengan
teknik Atraumatic Restoration Treatment (ART), penambalan dengan Glass Ionomer Cement (GIC),
pencabutan gigi susu dan gigi tetap berakar tunggal dengan anestesi infiltrasi, serta memberikan
instruksi pasca perawatan.

Upaya preventif pada anak tuna netra yaitu sama seperti yang sudah dijelaskan di upaya promotif.
Harus dengan cara pendekatan terlebih dahulu mulai dari alat dan bahan yang akan dilakukan,
tahap-tahap apa saja yang akan dilakukan, menjelaskan apabila pasien tidak dilalukukan perawatan
akan bagaimana efeknya serta tak lupa untuk memberikan instruksi pasca perawatan yang
diberikan. Karena anak tuna netra itu intelektualnya masih baik begitu pula komunikasinya hanya
saja keterbatasan dalam penglihatan yang menyulitkan mereka untuk mengetahui apa saja tindakan
yang akan kita lakukan.
Kesimpulan

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki gangguan fisik, mental, sosial, emosional dan
intelektual dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu yang saya ambil contohnya dari
klasifikasi anak berkebutuhan khusus adalah tuna netra. Tuna netra adalah seseorang yang memiliki
keterbatasan dalam penglihatan baik secara keseluruhan atau sebagian.

Pendekatan dalam upaya promotif seperti melalukan penyuluhan dengan bantuan audio atau suara
dapat berupa narasi atau rangkaian cerita agar lebih menarik. Apabila anak tuna netra di sekolaj
tertentu dapat membaca dengan braille, kita dapat menggunakan penyuluhan denhan dental braille.
Apabila penyuluhan dengan demonstrasi harus dilakukan secara individual, yaitu satu orang sasaran
dengan satu orang tenaga kesehatan. Kemudian, beri kesempatan anak tuna netra untuk meraba
benda yang kita berikan penyuluhan, misal phantom dan sikat gigi. Setelah itu, bantu mereka untuk
melakukan gerakan menyikat gigi yang baik dan benar secara berulang-ulang.

Pendekatan dalam upaya preventif seperti melakukan sikat gigi yang dibantu oleh tenaga kesehatan
secara individual. Untuk tindakan seperti TAF, skalling serta fissure sealant mereka harus dikenali
terlebih dahulu alat dan bahan yang ingin digunakan, area kerja (dental unit) dan memberikan
penjelasan sedikit tentang tindakan tersebut.

Pendekatan dalam upaya kuratif seperti penambalan, pencabutan serta instruksi pasca perawatan
sama seperti halnya pendekatan pada upaya preventif yang harus dilakukan pengenalan terlebih
dahulu agar mereka tahu dan dapat membayangkannya sehingga mereka mau untuk dilakukan
perawatan atau tindakan. Kegiatan ini harus dilakukan secara berulang-ulang.

Anda mungkin juga menyukai