Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, keprofesionalan seseorang
tidak akan bertahan jika seseorang tersebut tidak mengembangkan dirinya
bersamaan dengan perubahan yang terjadi karena waktu. Realita ini,
penyusun sadari bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang perkembangannya sungguh pesat. Belum lagi, tuntutan masyarakat
dan demokrasi yang terus berjalan dalam lingkungan bermasyarakat bagi
pekerja professional, seperti pendidik. Kemampuan pendidik yang harus
selalu diasah, terkait dengn laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Tak
pelak bahwa guru telah menjadi fasilitator yang sangat bahkan paling
berpengaruh pada kualitas dan kuantitas pendidikan. Singkatnya, guru
merupakan kunci PBM.
Menyadari perspektif yang berjalan dalam aspek pendidikan kita,
penyusun mengolah pikir bahwa suatu sistem yang mampu untuk
membina staf sekolah untuk menciptakan situasi dan kondisi yang
kondusif agar tercapai tujuan pendidikan. Pemikiran ini mengerucut pada
suatu tindakan supervisi pendidikan haru diterapkan dalam pelaksanaan
pendidikan kita. Terkait penyusun memiliki pengalaman dan mitra
kerjasama di SMAN 1 Mojosari. Maka, penyusun mengambil judul
“Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari untuk Pendidikan
yang Bermutu”. Selain itu, motivasi penyusun dalam mengangkat judul
tersebut tak terlepas dari tugas penyusun sebagai mahasiswa untuk
memenuhi tugas individu Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen
Pendidikan.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 1


B. Tujuan Analisis
1. Memahami gambaran umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala SMAN 1
Mojosari
2. Mengetahui, mengerti dan memahami hasil analisis penyusun dalam
menganalisa sistem supervisi di SMAN 1 Mojosari
3. Memahami kebermutuan pendidikan dalam ruang lingkup sistem
supervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari

C. Ruang Lingkup Analisis


1. Bagaimana gambaran umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala SMAN 1
Mojosari?
2. Bagaimana hasil analisis terkait sistem supervisi pendidikan di SMAN
1 Mojosari?
3. Bagaimana kebermutuan pendidikan dalam ruang lingkup sistem
pendidikan di SMAN 1 Mojosari?

D. Manfaat Analisis
1. Untuk memahami gambaran umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala
SMAN 1 Mojosari
2. Agar mengetahui, mengerti dan memahami hasil analisis penyusun
dalam menganalisa sistem supervisi di SMAN 1 Mojosari
3. Supaya memahami keterkaitan antara penerapan sistem supervisi
pendidikan di SMAN 1 Mojosari dengan tingkat kebermutuan yang
dicapai sekolah tersebut.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 2


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Supervisi Pendidikan


Pengertian Supervisi berasal dari bahasa Inggris Supervision yang
terdiri atas dua kata, yaitu super dan vision.
 Arti morfologis (ilmu urai kata) atau definisi nominal
Super = atas, lebih sedangkan vision (dalam bahasa Indonesia > visi) =
lihat, penglihatan, pandangan. Seorang supervisor memiliki kelebihan
dalam banyak hal, seperti penglihatan, pendangan, pendidikan,
pengalaman, kedudukan/pangkat/jabatan posisi dan sebagainya.
 Arti semantik
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau
tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui bahwa supervisi adalah bantuan dalam
pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang
lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa,
namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.
Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan
disebut supervisor pendidikan.
Supervisi bercirikan :
o Research : meneliti situasi sebenarnya disekolah
o Evalution : penilaian
o Improvement : mengadakan perbaikan
o Assiatance : memberikan bantuan dan bimbingan
o Cooperation : kerjasama antara supervisor dan supervisi ke arah
perbaikan situasi

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 3


Menurut M. Ngalim Purwanto merumuskan ”supervisi sebagai
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.” 
Rumusan dari M. Ngalim Purwanto lebih menekankan pada
pengembangan kemampuan personal dari para guru dan pegawai lainnya
untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Dengan kata lain, Purwanto dalam
memberikan definisi, langsung mengarah kepada poros inti pendidikan
formal yaitu proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan dengan
mengadakan aktivitas-aktivias pembinaan, dengan adanya pembinaan
kemampuan guru dan personil sekolah lainya diharapkan memiliki
kompetensi yang baik dan kegiatan sekolah akan berjalan dengan baik.
Memang tak dapat dibantah bahwa supervisi itu bertujuan memberikan
pelayanan dan bimbingan mengenai segala sesuatu yang menyngkut
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan, seprti yang
telah digariskan di dalam kurikulum sekolah.
     Kemudian Dalam buku Konsep dan Teknik Supervisi
Pendidikan karangan Piet A. Sahertian, mengatakan bahwa ”supervisi
adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual
maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.” 
Beberapa pendapat ahli merumuskan pengertian supervisi, antara lain :

 Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education


(1975), menyatakan supervisi ialah apa yang personalia sekolah
lakukan dengan orang dewasa dan alat-alat dalam rangka
mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk
mempengaruhi langsung pencapaian tujuan instruksional sekolah.
 Prof. Dr. Baharudin Harahap, dalam bukunya Supervisi Pendidikan
(1983), menyatakan supervisi ialah kegiatan yang dijalankan terhadap
orang yang menimbulkan atau yang potensial menimbulkan
komunikasi dua arah.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 4


 Drs. Ametembun, dalam bukunya Supervisi Pendidikan (1975),
menyatakan supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah
perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu
belajar-mengajar dikelas pada khususnya.
 Supervisi pendidikan adalah suatu proses penilaian terus menerus
menuju ke pencapaian tujuan pendidikan
 Supervisi pendidikan adalah usaha bersama untuk mempelajari dan
memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan belajar siswa.
 Supervisi pendidikan adalah pemberian pelayanan sebaik-baiknya
kepada yang disupervisi

Dari beberapa definisi di atas, pada hakekatnya tersirat 4 (empat)


komponen di dalam supervisi pendidikan (Hamiseno, 1960; Hasibuan,
1982; Sahertian & Mataheru, 1981) :

1. Orang atau pemimpin, baik bersifat perorangan maupun kelompok,


yang melaksanakan supervisi
2. Orang atau bawahan, baik yang bersifat perorangan maupun
kelompok, yang disupervisi
3. Tujuan yang hendak dicapai
4. Pelaksanaan pendidikan
Sasaran kegiatan supervisi menurut Buku Pedoman Kurikulum
tahun 1975 dan diperbaharui sebgai kerikulum 1984, yaitu buku IIID yang
berjudul Pedoman Administrasi dan Supervii Pendidikan menentukan
bahwa sasaran kegiatan supervisi dapat dibedakan dengan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan. Sasaran kegiatan bimbingan dan penyuluhan
adalah perserta didik/murid, sednagkan sasaran kegiatan supervisi
pendidikan adalah guru dan staf tata usaha.
Perlu dipahami dan diyakinkan bahwa tujuan kegiatan
supervisi bukanlah individu guru yang disupervisi, tetapi meningkatkan
efektivitas pengajaran untuk lebih jauh berakibat pada peningkatan hasil

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 5


belajar peserta didik atau murid. Jadi yang dituju bukan murid, bukan
guru, tetapi ligkungan belajar.
Dari rumusan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi
pendidikan adalah suatu proses pemberian layanan dalam misi dan visi
untuk mencapai tujuan pendidikan melalui peningkatan kinerja guru baik
secara individual maupun kelompok.

B. Perspektif Historis Supervisi Pendidikan


Arti istilah supervisi dan peranannya mengalami evolusi
sepanjang masa. Dari masa ke masa, supervisi pendidikan khususnya
supervisi sekolah mengalami maju mundur antara peranan “teacher
oriented” dan peranan “administrative”, dengan berubah-ubahnya
ketentuan fungsi supervisi.
Selama abad ke-18 dan ke-19, supervisi adalah suatu bentuk
inspeksi/pemeriksaan. Sekolah-sekolah di Amerika menunjuk badan-
badan dari orang-orang awam/penduduk di lingkungannya untuk
mengawasi pelaksanaan kegiatan sekolah. Dalam permulaan sepertiga
abad ke-20, pendidikan Amerika sangat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk
mekanisme industri dan pelaksanaannya dikenal dengan nama “scientific
management/manajemen ilmiah”. Hal ini pun berpengaruh pada bidang
industri dimana muncul yang dinamakan supervisi birokratis pada sekitar
tahun 1930.
Supervisi sekolah dalam 1940-an sampai pertengahan
dasawarsa, lebih memusatkan pada proses daripada hasil. Para supervisor
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membantu guru
mengembangkan dirinya sebagai pengajar daripada menetapkan nilai
penampilan guru. Usaha kelompok ditingkatkan sehingga maksimal dan
interaksi demokratis dilaksanakan. Sekitar akhir tahun 1960-an, tujuan dari
banyak sekolah tidak lagi berbeda. Demikian banyak perubahan program-
program terjadi di dalam waktu yang singkat, mengakibatkan adanya suatu

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 6


kurikulum sekolah yang terlalu luas dan padat. Administrator mulai
kembali ke pelaksanaan tradisional dalam mengatur sekolah yang terus
berlanjut sampai pertengahan tahun 1980-an. Selagi supervisi berjuang
untuk mendapatkan suatu identitas yang jelas dalam suatu masa yang
didominasi oleh perkembangan kurikulum, ada suatu usaha untuk
memusatkan peranan supervisor dalam dimensi pengajaran pada
penyempurnan sekolah, yakni dengan menggunakan analisa proses belajar
mengajar dan konsep baru mengenai supervisi klinis (clinical supervision).
Sekitar akhir tahun 1970-an, para supervisor lamban menilai
perubahan mereka, melanjutkan bekerja sama dengan guru-guru dan
menerima peranan penunjang bahkan bila perserikatan guru-guru dan
semacam gerakan (teacher centering) bentuk-bentuk didirikan untuk
membentengi hubungan supervisor dengan guru. Hal ini dilakukan karena
adanya tekanan ekonomi dan politik terhadap sekolah.
Pada pertengahan tahun 1980-an, supervisor memegang
jenis pekerjaan yang asing dengan gelar semacam pembantu pimpinan
pengajaran atau pimpinan program. Pusat perhatian utama terus ditujukan
pada penyempurnaan pengajaran sebagai peranan utama dar supervisi
sekolah.

C. Tujuan Supervisi Pendidikan


Tujuan supervisi pendidikan di sekolah adalah integral dengan tujuan-
tujuan pendidikan. Berikut adalah penjelasan tentang tujuan supervisi
pendidikan di sekolah :

1. Tujuan umum supervisi pendidikan di sekolah


Tujuan umum supervisi pendidikan adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari tujuan umum pendidikan, yaitu kedewasaan
(Poerwanto, 1981: 25). Suatu proses supervisi diharuskan
membantu guru agar dapat membantu anak mencapai kedewasaan,
yaitu membuat anak didik sanggup mengambil keputusan sendiri dan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 7


bertanggung jawab sendiri (Ametembun, 1981: 25). Seorang guru
harus dibantu untuk dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas
yang baik bagi murid, sehingga murid dapat berbuat sendiri dan berani
bertanggung jawab atas perbuatannya. Kepala sekolah harus
berusaha membuat guru dapat menciptakan situasi dan kondisi itu,
yaitu dengan supervisi. Tujuan supervisi pendidikan, harus tidak
terlepas dari arah tujuan pendidikan nasional. Seorang supervisor
harus dapat membantu guru agar dapat menciptakan situasi belajar
mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan nasional, yaitu:
Pendidikan nasional menurut UU 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3, berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan
dituangkan pada bagian “penjelasan” atas UU 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan nasional ini
adalah merupakan bagian dari strategi pembaruan sistem pendidikan,
yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
Visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai
misi sebagai berikut :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat
Indonesia;

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 8


2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa
secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar;
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan
untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang
bermoral;
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga
pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar
nasional dan global;
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks negara
Kesatuan RI.
Berdasarkan uraian di atas berarti tujuan supervisi sejalan dengan
tujuan pendidikan, baik tujuan umum maupun tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian, seorang supervisor memang harus
seorang yang banyak pengetahuan dan pengalamannya dari orang
yang disupervisinya, karena tujuan pendidikan di sekolah juga
menyangkut tujuan pendidikan secara umum.
Seorang supervisor tidak bekerja dalam kekosongan, ia harus selalu
jeli melihat jauh ke depan terhadap apa saja yang dilakukannya. Guru
adalah ujung tombak sekolah dalam melaksanakan misinya dimana
bila tombaknya bengkok tentu tujuan pendidikan akan meleset
dari yang telah ditetapkan.

2. Tujuan khusus supervisi pendidikan di sekolah


Tujuan khusus (operasional) supervisi pendidikan yang ingin
dicapai melalui kegiatan nyata supervisi, adalah
a. Membantu guru agar lebih mengerti/menyadari tujuan –tujuan
pendidikan di sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
itu.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 9


Kenyataan di lapangan, adalah masih banyaknya guru yang
terpaku pada tugas rutin, yaitu mengajar dari jam ke jam dan dari
kelas ke kelas lain, tanpa sadar bahwa apa yang dilakukannya
adalah bagian dari tujuan yang besar, di mana mata pelajaran
hanya sebagai alat. Banyak guru yang hanya mengutamakan
menyelesaikan tugas dengan tujuan-tujuan jangka pendek, padahal
jauh di depannya ada tujuan yang lebih utama, yaitu
pencapaian tujuan pendidikan. Misalnya, apakah guru tahu apa
tujuan pengajaran tata bahasa bagi hidup anak?
b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti
kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi siswanya.
Sistem klasikal memang mempunyai kelemahan, namun itu
bukanlah hambatan atau alasan guru tidak bisa berbuat banyak
bagi siswanya. Misalnya, menyamaratakan kemampuan siswa di
satu kelas, mengabaikan hambatan-hambatan yang bersifat pribadi.
Anak pada usia sekolah, terutama di Indonesia banyak menghadapi
masalah, baik yang bersumber dari dirinya maupun dari keluarga
dan lingkungannya, karena itu mereka perlu diperhatikan secara
khusus, sebab kalau tidak demikian guru bias menganggap
siswa bodoh, padahal bukan itu masalahnya
c. Membantu guru mengadakan diagnosa secara kritis, dan
kesulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid serta menolong
mereka merencanakan perbaikan
Tujuan ini akan terwujud terutama apabila poin (b) di atas
tercapai dengan baik. Artinya apabila guru telah menemukan
pokok persoalan, apakah itu datang dari dirinya sendiri atau
dari murid, dan kalau guru sudah menemukan pokok
persoalannya ia harus dapat secara tepat merencanakan perbaikan
pengajaran (remedial teaching).
d. Memperbesar kasadaran guru terhadap tata kerja yang
demokratis dan kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk
tolong menolong

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 10


Di sekolah masih banyak guru yang merasa bahwa tugasnya
di muka kelas adalah miliknya sendiri, yang tidak boleh
diganggu gugat oleh orang lain dan tugas itulah yang harus
dikerjakannya selagi ia masih menjadi guru. Padahal tidaklah
demikian, karena sekolah adalah milik bersama yang harus dicapai
dengan cara bersama. hal ini muncul karena masih banyak guru
yang tidak mengerti tentang tata kerja sekolah, karena itu
perlu diciptakan situasi dam kondisi yang menciptakan sikap
terbuka, demokratif dan kooperatif, sehingga muncul
kebersamaan dalam kepemimpinan sekolah.
e. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di
muka kelas
Penampilan mengajar memang tidak semata ditentukan oleh
penguasaan bahan, tapi apabila guru sudah menguasai bahan
adalah modal, namun tak sedikit guru yang mempunyai modal
tapi tak dapat mengembangkannya, karena ia tidak tahu
bagaimana cara membelanjakannya, apalagi ada guru yang
kesaratan muatan (bahan), ia justru tenggelam dalam materi. Guru
yang begini sering tampak kacau di muka kelas, karena ia asyik
dengan dirinya sendiri, sedangkan murid tak tahu apa yang harus
diperhatikan dan dipelajari.
f. Membantu guru untuk lebih memanfaatkan pengalaman-
pengalamannya sendiri
Pengalaman adalah guru yang paling berharga, dan akan menjadi
suatu hal yang amat berharga apabila guru disadarkan dengan
pengalamannya sendiri memberikan petunjuk yang amat bijaksana
dalam memecahkan persoalan pengajaran di kelas, apalagi guru
yang telah lama mengajar, pasti mempunyai segudang pengalaman
yang dapat dipilihnya untuk menghadapi persoalan yang baru.
Misalnya, guru yang berpengalaman menghadapi siswa yang
nakal, akan lunak bagi menghadapi siswa yang nakal berikutnya,
karena ia sudah tahu salahnya.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 11


g. Memperkenalkan guru atau karyawan baru kepada situasi dan
kondisi sekolah dan profesinya
Guru adalah suatu profesi dan punya kode etik. Jauh sebelum ia
tampil, sebaiknya ia telah tahu semua itu. Tanpa ada kesadaran
yang demikian guru bisa tidak berbeda dengan aktor/aktris film,
yang dapat bermain sandiwara, sedangkan murid harus
memandang guru dari satu watak yang mantap yang konsisten
setiap waktu dan tempat. Guru yang tidak mengetahui
kedudukannya sebagai guru mengakibatkan sekolah akan
kehilangan wibawa. Sekolah bukanlah tempat orang-orang yang
bermuka dua, dan orang-orang yang terpaksa. Guru harus paham
benar dengan ungkapan masuk kandang kambing ia harus
mengembek dan masuk kandang kerbau menguak. Misalnya,
apabila seseorang telah memilih menjadi guru ia harus merelakan
dirinya lebur dalam suasana etika sebagai guru, dan harus
menjadi sekolah sebagai tempat pengabdian yang utama, dan
segala perbuatannya demi sekolah.
h. Menghindarkan guru dari segala tuntutan yang di luar batas
kemampuan dan kewenangannya, baik tuntutan dari dalam
maupun dari luar sekolah
Dalam situasi dan kondisi sekarang guru sangat menjadi harapan,
namun demikian apabila berlebihan justu kekecewaan, karena
guru punya batas kemampuan sebagai manusia, lagi pula
kewenangannya amat terbatas guru sebagai manusia bisa tidak
boleh di peras tenaga dan waktunya hanya untuk sekolah, dan
masuyarakat harus ingat bahwa tak mungkin pada saat ini
guru memperluas wewenangnya sampai ke jalan-jalan.
Misalnnya, bila terjadi kenakalan remaja, seperti perkelahian
pelajar di beberapa kota besar, itu sebenarnya tidak ada
kaitannya dengan guru, karena terjadi di luar sekolah, kalau
katanya guru juga harus mengetahui keadaan siswanya di luar
sekolah itu sebenarnya sering tidak disukai orang tua murid, karena

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 12


dianggap mencampuri urusan pribadi, kalau sudah terjadi seperti
perkelahian baru orang tua menyalahkan guru, dan ini sebenarnya
yang harus dinetralisir oleh seorang supervisor akan guru tidak
berasa bersalah uterlalu besar, karena itu memang bvukan
wewenangnya. Sebaiknnya sekolah, terutama Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan jangan terlalu banyak membebani
guru dengan tugas tanpa memperhatikan batas kemampuan
maksimal guru sebagai manusia, apalagi wanita yang telah
bersuami dan mempunyai anak. Kalau kegiatan sudah melawati
batas kemampuan guru justru yang terladi sebaliknya.
i. Membantu guru dalam menggunakan alat-alat pelajaran modern.
Perkembangan teknologi pengajaran dewasa ini sudah hampir
sampai puncak, karena sudah memanfaatkan semaksimal
mungkin produk teknologi canggih, terutama teknologi
komunikasi, baik perangkat lunaknya (programnya) maupun
perangkat kerasnya. Seperti OHP (Over Head Projector), slide,
proyektor, vidio kaset, dan lain-lain. Coba dibayangkan kalau
guru belum dipersiapkan mengenal tentu akan menciptakan
kelucuan di muka kelas, karena biasanya ada yang tahu dahulu
justru memberi petunjuk kepada gurunya, jadi terbalik.
Perlu juga diingat bahwa dengan teknologi pengajaran yang
baru harus dipersiapkan model satuan pelajaran yang baru pula,
kala tidak nilai efisiensinya tidak akan ditemukan. Apakah sekolah
akan mengabaikan kemajuan teknologi itu hanya alasan guru
belum mampu, sebaiknya tidak karena itu kepala sekolah harus
jeli untuk melatih gurunya melalui suatu program yang terpadu,
baik itu melalui penataran atau sejenisnya, jadi sekolah jangan
terburu tapi tidak boleh pula lambat. Karena pilihan harus jatuh
pada pilihan yang menguntungkan pada saat ini, supaya murid
tidak menganggap sekolah lembaga yang kuno.
j. Membantu guru dalam menilai kemajuan secara tepat

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 13


Artinya guru harus dapat melakukan pengukuran yang tepat,
sehingga ia dapat memilih mana kemajuan murid yang diusa-
hakannya dan mana oleh murid sendiri. Karena dengan
mengetahui hal itu guru dapat menilai dirinya sendiri, dan
akan dapat memberikan nilai plus kepada murid yang melebihi
batas usaha guru, dengan demikian kemajuan murid lebih bersih
dan tepat. Sebab masih ada guru yang menilai kurang objektif,
misalnya ada guru yang memberi nilai yang tidak boleh melewati
batas nilai yang diperolehnya dulu dari gurunya (dosennya).
k. Membantu guru memanfaatkan sumber-sumber belajar dan
pengalaman belajar murid
Masih banyak guru yang tidak menyadari bahwa apa yang ada
disekelilingnya dapat dimanfaatkannya dalam proses belajar-
mengajar. Dia hanya selalu terpaku kepada cara dan contoh yang
ada di dalam buku pokok, padahal caranya bisa diubah dengan
contoh yang ada disekeliling anak, misalnya kalau guru berada
di lingkungan anak petani karet, maka kalau menjelaskan
masalah fotosintesis dalam pelajaran biologi, gunakan pohon karet,
jangan pohon pisang yang tidak tumbuh dilingkungan anak,
kalau perlu sampel pohon karet dibawa ke kelas.
Hal yang perlu diketahui juga oleh guru adalah pengalaman
belajar pada anak tidak bisa dipatahkan dengan teori belajar, tapi
yang harus dilakukan guru adalah membimbing pengalaman belajar
yang sudah ada. Misalnya, kalau teori mengajarkan belajar yang baik
itu subuh sedangkan anak yang tidak punya waktu karena membantu
orang tua memotong karet, dan ia hanya punya waktu pada
menjelang magrib, karena kalau sudah malam lampu tidak ada,
maka cara itu yang dikembangkan. Kalau misalnya anak bisa belajar
sambil bekerja (mencangkul) di sawah, situasi itulah yang perlu
dimanfaatkan, bukan mematahkannya.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 14


D. Fungsi Supervisi Pendidikan
Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran. Berikut ini
berbagai pendapat tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:
• Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program
pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
• Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan
terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga
kualitas kehidupan akan diperbaiki.
• W.H. Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari
supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang
mempengaruhi hal belajar.
• Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki
situasi belajar anak-anak.
Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan
perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan.
Perubahan masyarakat membawa pula konsekuensi dalam bidang
pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan
timbulnya dimensi-dimensi dan persepektif baru dalam bidang ilmu
pengetahuan.
Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa
kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri,
melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H.
Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan
mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
Fungsi supervisi pendidikan dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yakni :
1. Fungsi utama, yang membantu sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan, khususnya perkembangan individu para siswa.
2. Fungsi tambahan, yang membantu sekolah membina guru-guru agar
dapat bekerja dengan baik dan berkontak dengan masyarakat dalam
rangka penyesuaian diri dan penggalakan kemajuna masyarakat.

Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh Swearingen,


terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 15


1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk
mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan
usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya:
   - Usaha tiap guru.
   - Usaha-usaha sekolah.
   - Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki
ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.

3. Memperluas Pengalaman.
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota
staff sekolah, sehingga selalu   anggota staff makin hari makin
bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.

4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.


Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi
anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.

5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.


Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya,
memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran,
perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat
menyeluruh dan kontinyu.

6. Menganalisa Situasi Belajar


Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi
kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada
murid untuk mencapai tujuan pendidikan.

7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.


Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka
memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 16


8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun
kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu,
memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.

Menurut Ametembun ada 4 (empat) fungsi supervisi pendidikan :

1. Penelitian
2. Penilaian
3. Perbaikan
4. Pembinaan

Fungís supervior (pengawas) oleh karenanya menjadi penting,


sebagaimana tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang
menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab dan wewenang
penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan,
penilaian dan pembinaan teknis serta administratif pada satuan pendidikan.
Untuk kepentingan pembahasan lebih lanjut, fungsi yang bergayut dengan
supervisi klinis yaitu meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Segi-
segi proses intruksional yang perlu mendapat perhatian supervisor, yaitu
(Pidarta, 1986:24) :

Perencanaan intruksional yang menyangkut segala aspek belajar


mengajar yang akan dilaksanakan oleh para siswa dan guru
Model belajar yang mungkin dilaksanakan
Sarana dan alat-alat pendidikan yang perlu disiapkan, metode belajar
dan metode mengajar yang cocok dan perlu dipilih
Situasi belajar yang cocok untuk mempelajari bidang studi tertentu
Macam evaluasi yang akan dilakukan dan alat evaluasi program

E. Prinsip Supervisi Pendidikan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 17


Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah sebagai supervisor
hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi. Berikut adalah yang
harus dipegang teguh oleh supervisor demi kesuksesan tugasnya :

a. Prinsip Fundamental (Basic Principle)


Setiap supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan
konsekuen dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan
konsekuen.
b. Prinsip Praktis
Adanya prinsip positif dan prinsip negatif. Berikut penjelasannya :
1. Prinsip Positif
Pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor agar berhasil
dalam pembinaannya.
 Supervisi harus konstruktif dan kreatif
 Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan professional
 Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah dan tawakal.
 Senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik
yang dinamik
 Diharuskan jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri
demi kemajuan dan lain-lain.
2. Prinsip Negatif
Pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang supervisor
dalam pelaksanaan supervisi.
 Tidak diperbolehkan bersikap otoriter
 Tidak diperbolehkan mengambil keputusan berdasarkan
hubungan pribadi (keluarga/sosial)
 Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil
 Tidak diperbolehkan menuntut prestasi di luar kemampuan
bawahannya
 Tidak diperbolehkan egois dan lain-lain

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 18


Menurut E. Mulyasa prinsip-prinsip supervisi antara lain: “ (1) hubungan
konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis, (2) dilaksanakan secara
demokratis, (3) berpusat pada tenaga kependidikan (guru), (4) dilakukan
berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru), (5) merupakan
bantuan profesional”.
Dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan
Piet A. Sahertian mengemukakan prinsip supervisi antara lain:
1) Prinsip ilmiah (scientific)
Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan  proses belajar mengajar.
b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti
angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
c) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana
dan kontinyu.
Prinsip ini juga mencakup unsur-unsur :
1. Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan
bersinambungan
2. Objektif, berarti berdasarkan data konkret yang dapat
dipertanggungjawabkan, yang diperoleh berdasarkan observasi dan
penelitian (bukan tafiran pribadi)
3. Menggunakan instrument yang dapat memberikan informasi sebagai
umpan balik untuk mengadakan penilaian terhdapa proses belajar
mengajar.
2) Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa
aman untuk mengembangkan tugasnya
3) Prinsip kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi
‘sharing of idea, sharing of experience’, memberi support mendorong,
menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 19


4) Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

Sedangkan Oteng Sutisna mengemukakan prinsip dalam pelaksanaan


kegiatan supervisi, yaitu:

1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan yang


bersifat kooperatif dan mengikutsertakan
2. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi
3. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
perseorangan dari personil sekolah
4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dari
sasaran-sasaran pendidikan
5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari
semua anggota staf sekolah
6. Tanggung jawab bagi pengembangan program supervisi berada pada
kepala sekolah bagi sekolahnya.
7. Efektivitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik. 

Dengan demikian prinsip supervisi merupakan bagian yang


sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan supervisi. Dalam pelaksanaan prinsip supervisi sangat terlihat dari
peran kepala sekolah sebagai supervisor atau pengawas internal bagi
sekolahnya dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya, sehingga
dengan adanya pedoman.prinsip supervisi kepala sekolah diharapkan
memberikan pelayanan yang baik tanpa ada pemaksaan kepada guru-guru
atau personal.

F. Teknik dan Metode Supervisi Pendidikan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 20


Ada beberapa teknik supervise pendidikan yang dapat diterapkan pada
berbagai kesempatan dan kondisi yang berbeda. Secara umum teknik-
teknik itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu teknik yang
bersifat individual dan teknik yang bersifat kelompok.

1. Teknik perseorangan
Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan
secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

1. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala


sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau
kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
2. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru
ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran
tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri
atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
3. Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa
atau mengatasi problema yang dialami siswa.
4. Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program
semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi
kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi
pembelajaran, menggunakan media dan sumber dalam proses
belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang
ekstrakurikuler.

2. Teknik kelompok

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 21


Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara
kelompok/bersama-sama, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:

1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala


sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah
disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan
guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka
kegiatan supervisi.
2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi
kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok
guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau
kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-
nasehat dan saran-saran yang diperlukan.
3. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini
dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk
guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas
kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan
tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran. 

Untuk mencapai tujuan supevisi pendidikan, seorang supervisor dapat


mempergunakan metode yang tepat/cocok, antara lain :
1. Metode Langsung (Direct Method)
Bila supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa
perantara/media, maka dikatakan bahwa ia menggunakan metode
langsung, baik individual maupun kelompok. Misalnya konsultasi
pribadi/kelompok, rapat kerja sekolah, pertemuan guru bidang studi
dan sebagainya. Jadi, terjadi kontak langsung antara supervisor dnegan
orang-orang yang disupervisi.
2. Metode tak Langsung (Indirect Method)
Bila dalam mencapai sasaran supervisi, supervisor mengadakan kontak
tidak langsung atau menggunakan alat/benda perantara atau media

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 22


dalam pelaksanaan supervisi, maka ia menggunakan metode tidak
langsung. Misalnya dengan menggunakan papan pengumuman,
bulletin, angket, siaran radio, televisi dan sebagainya.
Berikut adalah uraian atas beberapa teknik supervisi pendidikan :
a. Ceramah
Metode ceramah adalah salah satu metode “in-service training” dimana
penceramah yang paling giat menyampaikan pengetahuan dan ulasan,
sedangkan pendengar hanya mendengarkan dan paling banter membuat
catatan. Pada masa lampau, metode ini didewa-dewakan, tetapi kini dalam
dunia persekolahan telah dibatasi.
b. Metode Kunjungan
Adalah perjalanan sekolah dimana guru-guru mengunjungi objek
pendidikan dengan maksud mempelajari. Misalnya, sistem registrasi suatu
sekolah, pelaksanaan BK dan semacamnya.Metode kunjungan ini
dibedakan atas 3 (tiga) jenis, yakni :
1. Studi Ekskursi
Sejenis pekerjaan sekolah yang bersifat studi dengan tujuan
mempelajari seluruh aspek dari tujuan yang dikunjungi itu.Studi ini
dapat dilaksanakan dalam waktu sehari.
2. Studi Trip
Sejenis kunjungan yang bersifat studi dengan maksud mempelajri
suatu aspek tertentu dari yang dikunjungi itu.
3. Studi Tour
Sejenis pekerjaan sekolah yang bersifat studi dengan tujuan
mempelajari seluruh aspek dari tujuan yang dikunjungi itu dan jarak
objek yang dikunjungi relatif jauh.
c. Metode Kunjungan Kelas
Adalah suatu metode yang dilakukan oleh orang yang berfungsi sebagai
supervisor ke dalam kelas ketika guru sedang mengajar. Hal ini dilakukan
untuk melihat dan mengetahui situasi belajar mengajar yang
sesungguhnya. Kunjungan kelas ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua),
yakni :

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 23


a) Kunjungan tanpa pemberitahuan
Kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba sehingga supervisor dapat
mengetahui situasi yang sesungguhnya di dalam kelas. Kunjungan ini
sebaiknya dilakukan apabila telah terjalin hubungan akrab antara
supervisor dan guru

b) Kunjungan dengan pemberitahuan terlebih dahulu


Dalah hal ini, supervisor memberitahukan kedatangannya pada guru
yang bersangkutan sehingga guru dapat memperbaiki situasi kelas
sebelum kedatangan supervisor.
c) Kunjungan atas undangan guru
Kunjungan atas undangan guru akan terlaksana dengan baik jika
sebelumnya guru dan supervisor telah menentukan maksud bersama
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar di dalam kelas.
d. Pengajaran Contoh
Dapat dilakukan oleh supervisor atau oarng yang dianggap mampu
mendemonstrasikan hal tertentu. Demonstrasi mengajar ini dilaksanakan
di dalam kelas sungguhan sedangkan para guru turut hadir di belakang dan
mengamatinya.
e. Pemutaran Film
Pemutaran film dapat digunakan sebagai metode untuk membantu para
guru bertumbuh dalam jabatannya.
Prinsip-prinsip pemutaran film :
1. Sebelum film diputar, para guru yang akan menonton sudah
mengetahui garis besar isi film yang akan dipertontonkan
2. Pemutaran film hendaknya diusahakan di tempat yang sesuai dengan
syarat-syarat temapat yang baik bagi pemutaran film
3. Pemutaran film hendaknya berlangsung secara tertib dan tenang
4. Sesudah pemutaran film, hendaknya diberi kesempatan bertanya
jawab
f. Perputakaan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 24


Perpustakaan sering diibaratkan sebagai gudang ilmu pengetahuan karena
terdapat berbagai ragam buku pengetahuan. Apabila perpustakaan
digunakan sebagaimana mestinya, maka akan berpengaruh terhadap mutu
pendidikan di sekolah.
Prinsip-prinsip perpustakaan yaitu :
1. Isi perpustakaan hendaknya terus diperkaya dengan buku, majalah dan
buletin terbitan terbaru.
2. Setiap jenis buku dalam perpustakaan hendaknya terdiri minimal 2
buah sehingga 2 (dua) orang dapat membacanya pada waktu yang
sama dan dapat berdiskusi setelah membacanya.
3. Prosedur peminjaman hendaknya sedapat mungkin disederhanakan
g. Mengikuti Kursus
Walau tidak sama persis sama dengan di Negara-negara maju, jumlah dan
macam kursus di tanah air semakain bertambah. Kursus yang demikian
umumnya bertujuan membekali para peserta dengan ketrampilan tertentu
yang berguna bagi pengembanagn karir lebih lanjut.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk mengikuti kursus :
1. Sebaiknya kursus yang diikuti berhubungan dengan kurikulum sekolah
atau tugas pendidikan
2. Pengajaran sebaiknya adalaha tenaga yang bermutu
3. Perlu dipikirkan “intersive” bagi guru yang mengikuti kursus
4. Prinsip belajar dan mengajar hendaknya diberlakukan pula pada kursus
5. Guru yang mengikuti kursus hendaknya tidak terlalu benayk dibebani
dengan tugas berat dari sekolah.
h. Lokakarya
Guru diberi kesempatan melatih atau menempatkan dirinya untuk lebih
mumpuni sebagia pengajar dan pendidik di sekolah. Prinsip-prinsip
lokakarya :
1. Pelaksanaan lokakarya hendaknya bertolak dari masalah-masalah
2. Masalah yang dipecahkan adalah masalah peserta yang dihadapi
bersama

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 25


3. Dalam lokakarya, kegiatan pikiran harus diimbangi dengan relaksasi
atau rekreasi
4. Setiap peserta harus mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan
buah pikiran dan pendapatnya.

G. Tipe atau Gaya Supervisi Pendidikan


Dalam menunaikan fungsinya, supervisor dapat mempergunakan berbagai
cara/bentuk supervisi yang dapat dibedakan atas 4 tipe khas supervisi
pendidikan :
1. Tipe Otokratis
Supervisor yang otokratis menganggap bahwa fungsinya sebagai
penentu segala kebijakan yang harus dijalankan dan bagaimana harus
menjalankannya. Selanjutnya mengawasi bagaimana kebijakannnya itu
dijalankan oleh bawahannya. Tipe ini mirip dengan inspeksi. Otoritas
mutlak pada pihak supervisor.
2. Tipe Demokratis
Pelaksanaannya konsekuen dengan fungsi supervisi yang sebenarnya,
yaitu membina dalam arti yang semurni-murninya. Otoritas supervisor
seimbang dengan otoritas pada pihak yang disupervisi.
3. Tipe Pseudo/Quasi Demokratis
Dalam praktik sering terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-
olah demokratis tetapi dalam rapat supervisor berusaha untuk
memaksakan rencananya agar dituruti bawahannya dengan cara
muslihat yang halus dan licin. Atau dapat juga bahwa yang
dilaksanakan bukan keputusan rapat, dengan alasan yang dipaksa-
paksakan.
4. Tipe Manipulasi Diplomatis

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 26


Supervisor tipe ini juga melaksanakan prinsip demokratis seperti
mengadakan rapat/musyawarat, tetapi dengan kelihaiannya ia berusaha
nmenggiring pikiran seluruh peserta rapat agar dapat menyetujui
kehendaknya.
5. Tipe Laissez-faire
Supervisor tipe ini menginterprretai demokrasi sebagai memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya sehingga
supervisor sendiri kehilangan otoritas sama sekali. Supervisor sanagt
menyerahkan/mempercayai bawahannya untuk mengambil keputusan
apa saja.

Pada hakikatnya tak ada supervisor yang secara mutlak


menggunakan salah satu dari tipe-tipe di atas, tetapi situasi dan kondisi
atau permasalahan yang dihadapi, maka seorang supervisor cenderung
secara berbaur. Misalnya dalam upacara bendera lebih dilakukan
supervisi otoriter, sedang dalam memimpin pihak lebih digunakan tipe
laissez-faire.

H. Proses Supervisi Pendidikan


Dalam pelaksanaanya atau proses supervisi pendidikan terlibat adanya
berbagai ragam/corak seperti :
1. Supervisi yang Preventif
Dalam proses supervisinya, supervisor senantiasa berusaha
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dengan berusaha
memberikan nasehat-nasehat dan saran-saran untuk menghindari
terjadinya kesalahan-kesalahan serta kesulitan-kesulitan yang
mungkin bisa terjadi.
2. Supervisi yang Korektif
Dalam proses supervisinya, supervisor lebih bersifat mencari
kesalahan-kesalahan bawahannya, baik kesalahan-kesalahan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 27


prinsipiil, teknis maupun dalam melaksanakan instruksi-
instruksi/ketentuan-ketentuan yang telah diberikan oleh pihak
supervisor.
3. Supervisi yang Konstruktif
Supervisor senantiasa berusaha membangkitkan semangat
membangun, mengembangkan potensi bawahannya demi
peningkatan prestasi dan produksivitas kerja. Pembinaan dan kritik
yang bersifat membangun adalah ciri dan proses dari supervisi ini.
Dalam kependidikan supervisi semacam ini, cenderung mengikuti
asas “Tut Wuri Handayani”

4. Supervisi yang Kreatif


Supervisor senantiasa memperhatikan pada inisiatif, daya cipta,
penelitian, kepemimpinan dan hasil-hasil penemuan bawahannya
dengan memberikan penghargaan, piagam atau predikat-predikat
keteladanan.
5. Supervisi yang Koorperatif
Supervisor selaku menggunakan kerjasama, partisipasi, musyawarah,
toleransi dengan bawahannya demi kemajuan dan pengembanagan
pendidikan. Kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan sampai
evaluasi selalu mengikutsertakan bawahannya seluas-luasnya.

I. Pelaksanan Supervisi Pendidikan di Sekolah


Seorang supervisor yang datang ke sekolah untuk melaksanakan supervisi
dapat memilih/memulai dengan mensupervisi sesuatu/beberapa aspek yang
dapat dipilihnya sebagai salah satu bidang garapan/sub budang garapan
administrasi sekolah. Misalnya, sasaran supervisi adalah “Penerimaan
Siswa Baru” sebagi salah satu sub bidang garapan administrasi siswa.
Kegiatan supervisor berturut-turut dapat dilukiskan sebagai berikut :
a. Mensupervisi rencana kerja panitia (program)
i. Struktur organisasi

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 28


ii. Personel
iii. Jadwal kerja (pengumuman, pendaftaran, tes, pengumuman siswa
yang diterima, registrasi)
iv. Tempat, biaya, sarana
v. Laporan
b. Mensupervisi pelaksananaan dengan menyaksikan “on the spot”
c. Mensupervisi hasil pelaksanaan penerimaan siswa baru (laporan)
d. Dari pelaksanaan supervisi a, b dan c, maka kegiatan supervisor dapat
memberikan evaluasi terhadap seluruh kegiatan panitia. (Predikat baik
sekali, baik, sedang, cukup, kurang dan jelek)

J. Kepala Sekolah sebagai Supevisor

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka


mewujudkan tujuannya dengan kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh
aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efesiensi dan
efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah
adalah sebagai supervisor/pengawas, yaitu mensupervisi pekerjaan yang
dilakukan oleh tenaga kependidikan.

Dalam kedudukannya sebagai supervisor/pengawas kepala


sekolah bertugas melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
membimbing para guru dalam menentukan bahan pelajaran yang dapat
meningkatkan potensi siswa, memilih metode yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar, mengadakan rapat dewan guru, dan mengadakan
kunjungan kelas. Supervisi/Pengawasan merupakan control agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dalam kegiatan supervisi juga diperlukan yang sifatnya
merupakan usaha membantu setiap personel terutama guru, agar selalu
melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Menurut E. Mulyasa dalam buku Menjadi Kepala Sekolah


Profesional, pengawasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga
kependidikan khususnya guru memiliki karakteristik sebagai berikut:

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 29


1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif
tetap berada di tangan tenaga kependidikan;
2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama
kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan;
3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan
kepala sekolah;
4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru;
5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan
supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan
guru daripada memberi saran dan pengarahan;
6. Supervisi sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik;
7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai
supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil
pembinaan;
8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu
keadaan dan memecahkan suatu masalah.

Sedangkan secara umum menurut M. Ngalim Purwanto, kegiatan atau


usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan
fungsinya sebagai supervisor antara lain:

1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di


dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya;
2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses belajar mengajar;
3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan
menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang sedang berlaku;
4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan
pegawai sekolah lain;

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 30


5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk
mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai dengan bidangnya
masing-masing;
6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan komite sekolah
atau POMG dan intansi-intansi lain dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan para siswa. 

Marno Dalam buku Islam by Manajemen and Leadership mengemukakan


peran kepala sekolah dalam kaitannya sebagai supervisor, yaitu:

1. Kemampuan menyusun program supervise pendidikan di lembaganya


dan dapat melaksanakan dengan baik, supervise akademik maupun
supervise klinis.
2. Kemampuan memanfaatkan hasil supervise untuk peningkatan kinerja
guru dan karyawan.
3. Kemampuan memanfaatkan kinerja guru/karyawan untuk
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 

Dengan demikian kepala sekolah mempunyai peran yang


sentral, keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan
sekolah, dalam hal ini menjalan dengan efektif  peran kepala sekolah
kedudukannya sebagai pengawas internal atau supervisor.

K. Jenis Supervisi Pendidikan


a. Supervisi Klinis (Clinical Supervision)
Kata “klinis” diadopsi dari cara pelayanan seorang dokter kepada
seorang pasien yang memeriksakan sakitnya. Istilah “klinis” dalam

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 31


supervisi ini sebagaimana telah disinggung di muka, memberikan
unsur-unsur khusus sebagai berikut :
1) Hubungan tatap muka antara supervisor dengan calon guru dalam
proses supervisi terjalin dengan baik
2) Hubungannya terpusat pada keinginan/kerisauan (concern) calon
guru yang berpusat pada tingkah laku aktual di kelas.
3) Observasi dilakukan secara langsung dan cermat.
4) Data observasi dideskripsi secara mendetail.
5) Analisis dan interpretasi observasi dilakukan secara bersama antara
supervisor dan calon guru.
6) Pemberian bimbigan oleh supervisor lebih bersifat pembinaan.
7) Berlangsung dalam suasana akrab (intim) dengan sikap saling
terbuka dari supervisor dan calon guru, tanpa kecurigaan dan
tekanan.
Supervisi klinis merupakan pembinaan professional yang dilakukan
secara sistematik kepada calon guru sesuai dengan kebutuhan calon
guru yang bersangkutan dengan tujuan untuk membina ketrampilan
mengajarnya. Pembinaan itu diberikan dengan cara memungkinkan
calon guru menentukan sendiri cara-cara untuk memperbaiki
kekurangannya sendiri.
Supervisi klinis lebih banyak dilakukan dalam latihan mengajar calon
guru, khususnya dalam pengajaran mikro (micro/peer teaching).
Praktik supervisi klinis merupakan perbaikan dari praktik
kepembimbingan mengajar yang lama, yang dilakukan setelah calon
guru melaksanakan latihan mengajar. Supervisi klinis tidak hanya
dipakai dalam pendidikan prajabatan atau pemberian pembinaan dalam
jabatan, tetapi juga dapat digunakan dalam memberikan vonis terhadap
mahasiswa dalam ujian skripsi ataupun tesis, agar tidak mendebarkan
hati mahasiswa yang sedang diuji.
Berikut adalah pendapat dari para ahli :
 R. Weller mengutarakan bahwa “Supervisi Klinis” adalah bentuk
supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 32


melalui suatu siklus yang sistematik dalam perencanaa,
pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional.
 K.A. Achenson & M.D. Gall (1980 : 25) mengemukakan bahwa
“Supervisi Klinis” adalah suatu model supervisi yang mengandung
3 (tiga) fase, yakni pertemuan perencanaan, observasi kelas dan
pertemaun balikan.

Dengan demikian, supervisi klinis adalah suatu proses kepemimpinan


dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan
profesional calon guru khususnya dalam penampilan mengajar
berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif
sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tertentu.

b. Validasi Teman Sebaya (Peer Validation)


Validasi adalah suatu istilah yang hampir sama dengan penilaian atau
evaluasi. Apabila penilaian merupakan suatu pengukuran, maka
validasi adalah suatu kegiatan penilaian secara terus menerus yang
mengarah pada pencapaian suatu standar. Istilah validasi digunakan
dalam hubungannya dengan penilaian yang dilakukan terhadap
lembaga pendidikan, bukan terhadap peserta didik.
Agar tujuan peningkatan lembaga dapat tercapai, maka VTS
diharapkan dapat memenuhinya, karena :
1) Setiap personel lembaga terlibat dalam kegiatan evaluasi terhadap
dirinya sendiri (internal evaluation)
2) Setiap personel lembaga akan sadar untuk menjaga serta
meningkatkan mutu lembaganya sendiri.
3) Dalam VTS dihasilkan avaluasi data yang sebenarnya dan lengkap.
4) Validator (pengamat dan penilai) yang dating dari lembaga lain
sebagai teman sejawat dari personel lembaga yang dinilai (akan)
memperoleh pengalaman dan pandangan tentang isi lembaga lain
(2X change ideas)

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 33


Komponen dalam VTS terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu
komponen pelaksana dan komponen instrumen.

1. Komponen Pelaksana (terdiri dari tiga tim)


a) Fasilitator, terdiri atas Pembina dan Pelaksana
Fasilitator adalah panitia penyelenggara demi terjadinya VTS
b) Penulis Profil Lembaga, terdiri dari sejumlah staf
pengajar/karyawan lembaga yang divalidasi (banyaknya tergantung
kebutuhan/tugas)
c) Validator, terdiri atas beberapa orang yang pemilihannya antara
lain :
 Jumlah anggota tim ditentukan berdasarkan beban tugas
 Anggota tim memiliki keahlian sesuai bidang yang akan
divalidasi
 Memiliki kemampuan untuk melakukan VTS
 Anggota tim berasal dari berbagai kalangan teman sejawat
2. Komponen Instrumen (ada tiga buah instrument penting)
a.Profil Lembaga, meliputi 6 (enam) komponen antara lain :
 Pengelolaan
 Kurikulum
 Guru
 Peserta didik
 Sarana dan Prasarana
 Evaluasi
b. Standar Lembaga
Kondisi yang ideal, antara lain :
 Keadaan atau kondisinya baik (sarana dan prasarana)
 Berdaya guna dan berhasil guna yang tinggi dalam Proses
Pendidikan dan Pengajaran
 Menghasilkan lulusan (output) tenaga-tenaga professional yang
bermutu.
c.Pedoman Penggunaan Standar Lembaga

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 34


Salah satu langkah dalam kegitan VTS yang penting dijalankan
oleh Tim Validator adalah mencari dan mengumpulkan
informasi/data tentang komponen-komponen lembaga, selanjutnya
dibandingkan dengan isi standar . untuk membantu memudahkan
validator diberi petunjuk tentang : indikator, sumber-sumber
informasi, teknik, tolak ukur penilaian.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini ketiga komponen Pelaksanaan VTS
melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Penulisan Profil Lembaga
b. Penujukkan Tim Validator
c. Pertemaun Tim Validator
2. Tahap Pelaksanaan
a. Rapat Pendahuluan
b. Mengumpulakn Informasi/Data
c. Menelaah Informasi/Data
d. Penyusunan Laporan
e. Penyampaian Rekomendasi
3. Penyerahan Laporan
Bila tim validator telah menyampaikan rekomendasinya kepada
lembaga yang divalidasi, maka selesailah seluruh kegitan VTS.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 35


Bab iii

Metode analisis

A. Rancangan Analisis
Penelitian pada SMA Negeri 1 Mojosari merupakan jenis penelitian kualitatif
dimana menekankan pentingnya validitas tetapi kurang memperhatikan
reliabilitas.

B. Objek Analisis
Jika ditelaah dari pengertian supervisi pendidikan, objek analisis dalam hal ini
adalah Kepala SMAN 1 Mojosari. Kepala SMAN 1 Mojosari bernama Drs.
Wahyudi, M.Si. dan guru-guru SMAN 1 Mojosari serta perkembangan
prestasi siswa-siswi SMAN 1 Mojosari.

C. Metode Pengumpulan Data


1. Berdasarkan Setting
Penyusun menggunakan setting alamiah, yakni penyusun mendapatkan
data-data atau informasi dengan bercakap secara tak berstruktur dengan
guru-guru yang bertemu dengan penyusun maupun dengan Wakil Kepala
Kesiswaan SMAN 1 Mojosari (Akhmad Arifin, S.Si., M.Pd.)
2. Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 36


a. Observasi
Penyusun menggunakan observasi jenis observasi non-partisipasi
dimana penyusun tidak terkait langsung pada kegiatan objek analisis.
b. Wawancara Tak Berstruktur
Penyusun menggunakan teknik wawancara tak berstruktur karena
dilakukan pada suatu situasi dan kondisi yang memungkinkan
penyusun mendapatkan data atau informasi terkait sistem supervisi
pendidikan di sekolah itu.
c. Dokumentasi
Penyusun mendokumentasikan beberapa hal yang dapat dijadikan
preferensi dalam penyelesaian analisis penyusun.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 37


Bab Iv

Hasil analisis

A. Gambaran Umum SMAN 1 Mojosari dan Kepala SMAN 1


Mojosari

SMA Negeri 1 Mojosari adalah sebuah SMA Negeri yang didirikan pada
tahun 1981, yang terletak di wilayah Kabupaten Mojokerto Jawa Timur,
tepatnya di Jl. Pemuda no. 55 desa Seduri Kecamatan Mojosari kabupaten
Mojokerto propinsi Jawa Timur. Berikut ini data Identitas Sekolah:

Nomer Statistik Sekolah : 30 10 50 30 90 60 , NPSN : 20 50 27 24

1. Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 MOJOSARI


2. Alamat : Jl. Pemuda No.55 Seduri, Mojosari, Mojokerto, Jatim
3. Kode Pos : 61382

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 38


4. Telpon : 0321 591457
5. E-mail : sman1_mojosari@yahoo.co.id
6. Sekolah Dibuka Tahun : 1981
7. Status Sekolah : Negeri
8. Klasifikasi Sekolah : Mandiri
9. Waktu Penyelenggaraan : Pagi
10. SK Terakhir Status Sekolah : No. 421/0285/416.114.05/2004 tgl. 18
Pebruari 2004
11. Keterangan SK : Perubahan Lama.

SMA NEGERI 1 MOJOSARI dibangun diatas lahan seluas 14.550 m2, luas
bangunan : 3.866 m2, luas halaman : 3.741 m2, luas lap. olahraga 5.000 m2,
lain-lain : 1.943 m2 terdiri dari 26 ruang kelas, 21 ruang pendukung belajar
mengajar.

Visi dan Misi SMAN 1 Mojosari

Visi :
Melaksanakan pendidikan dan pengembangan sekolah guna menciptakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang Humanis, Apresiatif, Profesional, Potensi,
dan Yakin ( H A P P Y ).

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 39


Misi :

1. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, efektif dan inofatif


dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
2. Menumbuhkan kembangkan semangat keunggulan apresiatif dan bernalar
sehat kepada para peserta didik, guru dan karyawan sehingga berkemauan
kuat untuk terus maju.
3. Mengembangkan layanan profesional dan semangat kerja dan keteladanan
guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik.
4. Menanamkan peserta didik, sikap ulet dan gigih dalam berkompetensi,
beradabtasi dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.
5. Membina peserta didik berkepribadian, percaya diri dan berbudi pekerti
luhur sehingga menjadi kebanggaan masyarakat.

Kepala SMAN 1 Mojosari bernama Drs. Wahyudi, M.Si. dimana Beliau


adalah seorang sarjana pendidikan dalam bidang keolahragaan. Namun,
karena kesungguhannya menjadi seorang guru. Beliau dipercaya sebagai
pemimpin sekolah sejak 8tahun lalu. Hal inilah yang menjadi salah satu latar
belakang Bapak Wahyudi untuk melanjutkan pendidikannya untuk
mendapatkan ilmu dan pengakuan dengan menyabet gelar Master.

Beliau lahir di Sidoarjo, 23 Agustus 1953. Pada umurnya yang sudah


menginjak pada masa usia lanjut. Bapak Wahyudi tetap memiliki kinerja yang
baik untuk mengantarkan SMAN 1 Mojosari menjadi lebih baik. Hal itu
terbukti dengan SMAN 1 Mojosari yang satu tahun belakangan ini menduduki
posisi RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di Kabupaten
Mojokerto.

Sosok Kepala SMAN 1 Mojosari di mata Wakil Kepala SMAN 1 Mojosari


adalah sosok yang bertanggung jawab atas tugas yang diembannya sebagai
Kepala Sekolah. Wakil SMAN 1 Mojosari mengatakan, “Saya pribadi
menghormati Bapak Wahyudi karena Beliau adalah seorang yang disiplin.”
Mendengar ucapan itu, penyusun mencoba menelaah terkait asas yang ada
dalam hidup ini. Dan saya memahami satu hal bahwa dimanapun kita berada,

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 40


seseorang yang sukses, salah satunya adalah seseorang yang disiplin. “dan
itulah Bapak kami (Bapak Wahyudi)”, tambah Wakasek SMAN 1 Mojosari.

B. Hasil Analisis Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1


Mojosari
Sistem supervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari tergolong suatu sistem yang
dijalankan dengan sukses. Hal ini terkait dengan hal-hal yang ada dalam
sistem tersebut dapat diterapkan dengan baik pula oleh tim supervisi SMAN 1
Mojosari.

1. Teknik dan Metode Supervisi Pendidikan di SMAN 1


Mojosari
Teknik yang digunakan oleh supervisor SMAN 1 Mojosari ini
bersifat kondisional. Maksudnya, pada situasi yang menuntut supervisor
untuk melakukan teknik perseorangan. Maka, supervisor menggunakan
teknik perseorangan, seperti kunjungan kelas maupun kunjungan
observasi. Dan ketika pada situasi yang menuntut supervisor dan segenap
timnya untuk melakukan supervisi dengan cara kelompok, seperti
penataran, diskusi kelompok. Maka, supervisor memilih untuk
memanfaatkan wqaktu dan kesempatan itu untuk melakukan supervisi
dengan teknik kelompok agar perkembaangan peserta didik dapat melaju
ke arah yang lebih baik.
Teknik kelompok digunakan oleh supervisor apabila Kepala
SMAN 1 Mojosari dan segenap timnya menemukan suatu permasalahan
dalam suatu sistem, seperti ditemukannya indikasi pelanggaran ataupun
penyimpangan yang dilakukan oleh pihak guru. Sehingga diperlukannya
suatu forum diskusi agar permasalahan yang muncul didapatkan sebuah
titik tengah yang terbaik demi pencapaian tujuan SMAN 1 Mojosari, yang
bermuara dalam pancapaian tujuan pendidikan.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 41


Sedangkan teknik perseorangan dilakukan ketika ada suatu
peluang dari Kepala SMAN 1 Mojosari untuk memberikan pengawasan
pada kinerja guru. Biasanya, Kepala SMAN 1 Mojosari meluangkan
waktu 1 (satu) atau 2 (dua) kali dalam sebulan untuk menelaah lebih detail
dalam perkembangan sistem pendidikan yang diterapkan oleh para guru di
SMAN 1 Mojosari. Namun, penjadwalan dalam penelitian ini, seperti
kunjungan kelas dengan pemberitahuan ataupun tidak dapat dilakukan
sesuai kebijakan Kepala Sekolah pada saat itu, tergantung dari situasi dan
kondisi yang ada. Hal ini dilakukan dengan harapan demi menjaga
kekonsistenan kinerja dari pekerja pendidikan.
Metode yang diterapkan oleh supervisor SMAN 1 Mojosari
adalah metode langsung. Hal ini terkait dengan taraf pemahaman dalam
bidang teknologi yang dimiliki oleh setiap pekerja pendidikan. Tidak
semua pekerja professional di SMAN 1 Mojosari memahami betul tentang
teknologi. Disisi lain, metode tak langsung adalah hal yang kurang efektif
dalam penjagaan kedisiplinan dan ketekunan untuk SMAN 1 Mojosari.
Hal ini terkait dengan ruang lingkup dari tempat tinggal para pekerja yang
dapat dikategorikan berdekatan dan intensitas pertemuan oleh para pekerja
professional itu masih sangat tinggi.

2. Tipe atau Gaya Sistem Supervisi Kepala SMAN 1 Mojosari


Tipe yang diterapkan oleh supervisor pendidikan SMAN 1
Mojosari adalah tipe demokratis dan tipe otokratis. Kedua tipe ini
digunakan oleh Kepala SMAN 1 Mojosari terkait situasi yang ada pada
saat pemutusan kebijakan. Wakil Kepala SMAN 1 Mojosari memberikan
informasi pada penyusun bahwa Kepala SMAN 1 Mojosari melakukan
tipe demokratis pada saat kerja SMAN 1 Mojosari membutuhkan
peraturan baru atau perbaikan peraturan dalam rangka meningkatkan
kinerja pekerja profesional di SMAN 1 Mojosari, khususnya untuk staf
pengajar. Selain itu, tipe demokratis dilakukan apabila diperlukannya
pembinaan lebih lanjut kepada seorang pekerja professional yang

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 42


melakukan kesalahaan atas tugasnya agar individu itu mampu memahami
dan menerapkan kewajibannya dan abdinya dengan baik.

3. Proses Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari


Proses supervisi pendidikan yang dianut oleh SMAN 1 Mojosari
adalah sistem supervisi yang preventif dan kuratif. Hal ini dilakukan atas
kesepakatan bersama yang bertumpu pada hasil rapat bersama.
Penyusun menggolongkan sistem supervisi yang dianut oleh
SMAN 1 Mojosari ke dalam sistem supervisi yang kuratif dengan
berdasarkan kepada pola tanggung jawab ayng diterapkan oleh Kepala
Sekolah pada anak buahnya. Sebagai contoh, sekelompok peserta didik di
suatu kelas yang tadinya memiliki prestasi yang baik dan pada suatu saat
prestasi itu menurun. Maka, Kepala Sekolah akan mengevaluasi penyebab
merosotnya tingkat prestasi yang dicapai. Apabila, kesalahan terletak pada
sistem pembelajaran dan pengajaran, tak terlepas pula pada kepemimpinan
dalam suatu kelas (wali kelas) maka Kepala Sekolah akan menindaklanjuti
kasus itu dengan beberapa alternative (terkait situasi dan kondisi). Kepala
sekolah bisa mengambil keputusan berdasarkan otoritasnya sebagai Kepala
SMAN 1 Mojosari, ataupun bisa saja Kepala SMAN 1 Mojosari
mengadakan rapat dengan segenap jajaran staf pengajar untuk bersama-
sama mengerucutkan permaslaahan ini hingga mencapai titik terang yng
lebih baik.

4. Pelaksanaan Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1


Mojosari
Sejauh penelaahan penyusun, penyusun tidak menemukan suatu
sistem supervisi pendidikan yang ganjal dalam pelaksnaannya. Dengan
kata lain, penyusun menetapkan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan
di SMAN 1 Mojosari berlangsung atau berjalan lancar. Hal ini dapat
dibuktikan dengan semakin bermutunya sistem pendidikan yang
diterapkan oleh pekerja professional SMAN 1 Mojosari yang bermuara

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 43


pula pada semakin berkualitas dan kuantitasnya prestasi peserta didik, baik
di bidang akademik maupun non-akademik.

5. Jenis Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari


Supervisor SMAN 1 Mojosari adalah Kepala SMAN 1
Mojosari. Tipe Supervisi pendidikan yang dilaksanakan pada sekolah
tersebut adalah jenis supervisi pendidikan yang dipilih adalah Supervisi
Klinis. Hal ini disebabkan, sebagian besar kebijakan berasal dari hasil
musyawarah. Bukan hanya berasal dari supervisor saja, itu saja hanya
sebagian kecil dalam hal penfungsian otoritas yang dimiliki oleh Kepala
SMAN 1 Mojosari. Kebijakan pribadi itu dilakukan dengan latar belakang
adanya suatu hal yang harus cepat ditangani disertai kemampuan Kepala
SMAN 1 Mojosari dalam penyelesaian masalah ke arah yang lebih baik.

C. Kebermutuan Pendidikan dalam Ruang Lingkup Sistem


Supervisi Pendidikan di SMAN 1 Mojosari
Dengan penerapan sistem supervisi pendidikan yang ada di SMAN 1
Mojosari, dapat dipastikan bahwa adanya suatu kemajuan produktivitas
prestasi oleh sekolah tersebut. Hal ini dapat ditentukan oleh beberapa fakta
yang telah terjadi. Fakta tersebut antara lain :
1. Status SMAN 1 Mojosari yang sekarang telah ditetapkan sebagai Rintisan
Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)
2. Fasilitas yang ada dalam SMAN 1 Mojosari yang semakin meningkat
bersamaan dengan meningkatnya kinerja guru, meskipun hal itu belum
mampu berfungsi efektif.
3. Dengan adanya sepervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari seperti yang
telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, merupakan suatu tindakan
untuk tetap menjaga keprofesionalan staf sekolah dalam menjalankan
pengabdiannya pada negara, bangsa dan agama.
4. Meningkatnya motivasi dari staf sekolah dan peserta didik terkait adanya
suatu pembinaan yang terus menerus dari supervisor pendidikan.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 44


5. Meningkatnya suatu ketenangan jiwa bagi warga sekolah karena mampu
untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki sehingga secara tidak
langsung, mereka telah merasa puas.
6. Dan lain-lain.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi pendidikan adalah suatu proses pemberian layanan dalam
misi dan visi untuk mencapai tujuan pendidikan melalui peningkatan
kinerja guru baik secara individual maupun kelompok.
Sistem supervisi pendidikan yang dilakukan dengan kesungguhan dan
komitmen yang kuat atas dasar tujuan yang jelas akan mampu
menciptakan institusi pendidikan yang bermutu, seperti yang telah
dilakukan oleh SMAN 1 Mojosari

B. Saran
Bagi Pembaca
1. Penyusun mengharapkan pembaca dapat memperdalam
pemahamananya tentang sistem supervisi pendidikan di sekolah,
khususnya di SMAN 1 Mojosari
2. Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sehingga pemyusun dapat menghasilkan karya ilmiah
yang lebih baik pada kesempatan yang lain.

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 45


Bagi Pemyusun
1. Seharusnya penyusun dapat lebih mendetailkan bahasan tentang
hasil analisis sistem supervisi pendidikan di SMAN 1 Mojosari
2. Sebaiknya penyusun dapat lebih berpikiran panjang dan dalam
sehingga hasil telaahan akan mampu bermanfaat bagi bangsa dan
negara.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi


dan Kejuruan. Jakarta : CV. Rajawali Pers

H.Gunawan, Ary. 2002. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).


Jakarta : Rineka Cipta

Kaluge, Laurens. 2003. Sendi-Sendi Manajemen Pendidikan. Surabaya : Unesa


University Press

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi


Pendidikan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan

Dhanay For Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2009/10/tugas-dan-fungsi-


supervisi-pendidikan.html situs blog
Dhanay for Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/pengertian-supervisi-
pendidikan.html situs blog
Dhanay for brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/prinsip-prinsip-
supervisi-pendidikan.html situs blog
Dhanay for Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/teknik-supervisi-
pendidikan.html situs blog

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 46


Dhanay for Brotherhood http://www.dhanay.co.cc/2010/09/teknik-supervisi-
pendidikan.html situs blog
Kinerja supervisi http://etd.eprints.ums.ac.id/6458/1/G000070061.pdf situs PDF
Rosmala Hapsah http://rosmalahapsah.blogspot.com/2010/05/supervisi-
pendidikan.html situs blog

Tujuan, fungsi dan manfaat


http://saidsuhilachmad.yolasite.com/resources/Kegiatan%206.pdf situs
PDF

Sistem Supervisi Pendidikan di SMAN 1 MojosariPage 47

Anda mungkin juga menyukai