Pendahuluan
Antara politik dan strategi nasional, adalah satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
antara yang satu dengan yang lain. Politik adalah sebagai upaya atau proses menentukan tujuan
dan cara memujudkannya, berhubungan langsung dengan strategi yang merupakan kerangka
rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini, politik dan strategi nasional
merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan cara-cara untuk mencapai tujuan nasional
(Manan, 2003). Ada pun politik nasional, pada hakikatnya merupakan kebijakan nasional. Hal
ini dikarenakan, politik nasional merupakan landasan serta arah bagi konsep strategi nasional,
dan strategi nasional merupakan pelaksanaan dari kebijakan nasional (Haris dan Sihbudi,
1995). Dalam penyusunan politik nasional, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yang
secara garis besar adalah kebutuhan pokok nasional, yang meliputi masalah kesejahteraan
umum dan masalah keamanan dan pertahanan negara.
Pelaksanaan politik dan strategi nasional yang dilakukan oleh negara Indonesia,
mencakup beberapa bidang yang dianggap sentral bagi penyelarasan kehidupan berbangsa dan
bernegara dari masyarakat Indonesia. Bidang-bidang tersebut adalah bidang hukum, bidang
ekonomi, bidang politik, bidang agama, bidang pendidikan, bidang sosial dan budaya, bidang
pembangunan daerah, bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta bidang pertahanan
dan keamanan (Kosasih, 2003). Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan
baik dan memiliki manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan
kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau para warga negara terutama para penyelenggara negara
memiliki moralitas, semangat, serta sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang nantinya
menjadi panutan bagi warganya (Marijan, 2010).
Pembahasan
Istilah Politik berasal dari bahasa Yunani “Polis” yang artinya negara (city state) yang
terdiri atas adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Ada pun yang berpolitik
disebut Politicos. Menurut Aristoteles, manusia adalah Zoon Politicon, yakni makhluk politik.
Dalam bahasa Indonesia, kata politik atau Politics mengandung arti suatu keadaan yang
dikehendaki, disertai cara dan alat yang digunakan untuk mencapainya (Ramlan, 2009). Pada
umumnya dapat dikemukakan, bahwa politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu negara
yang berkaitan dengan proses menentukan tujuan dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan
tersebut, pengambilan keputusan (decision making) mengenai seleksi dari beberapa alternatif
dan penyusunan skala prioritasnya (Kosasih, 2003).
Negara, adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah, dan yang ditaati oleh rakyatnya. Kekuasaan, adalah kemampuan seseorang
atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang sesuai keinginan pelaku.
Keputusan adalah membuat pilihan dari beberapa alternatif, sedangkan pengambilan keputusan
menunjukkan pada proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai. Kebijaksanaan, adalah
2
suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang pelaku kelompok politik dalam usaha
memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan itu (Kartini, 2006). Pembagian dan
alokasi, yang dimaksud adalah pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai dalam masyarakat.
Nilai itu sendiri adalah sesuatu yang dianggap baik atau benar, sedangkan yang dimaksud
“politik” dalam pengertian ini adalah kebijakan umum, dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai tujuan dan cita-cita bangsa (Asshiddiqie, 2006).
Dalam bahasan ini, pemahaman strategi pada awalnya dikenal di kalangan militer yang
diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima, dan penggunaanya dalam
peperangan (Jowell dan Dawn, 2003). Secara umum, pengertian strategi adalah cara untuk
mendapatkan kemenangan atau cara untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, strategi pada dasarnya merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan
yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian pentahapan yang masing-masing
merupakan jawaban terhadap tantangn baru yang terjadi sebagai akibat dari langkah
sebelumnya, dan keseluruhan proses terjadi dalam suatu arah yang telah digariskan (Sinamo,
2010).
Dengan memperhatikan pengertian politik seperti di atas, dapat dirumuskan sebagai asas,
haluan usaha serta kebijaksanaan tindakan dari negara tentang pembinaan (perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian, serta penggunaan potensi nasional untuk
mencapi tujuan nasional) Isjwara, 2005). Strategi nasional adalah cara melaksankan politik
nasonal dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional, yakni
merupakan pelaksanaan dari kebijaksanaan nasional (Nasution, 1995). Dengan melaksanakan
politik nasional disusun strategi nasional, seperti jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.
Penyusunan politik dan strategi negara di tingkat suprastruktur dilakukan oleh Presiden
sebagai mandataris MPR setelah memahami Garis-Garis Besar Haluan Negara yang ditetapkan
oleh MPR dengan langkah awal menyusun Program Kabinet yang diikuti dengan menunjukkan
para menteri kabinet sebagai pembantu presiden. Di tingkat infrastruktur, politik dan strategi
nasional merupakan sasaran yang hendak dicapai yang meliputi bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Masyarakat melalui pranata politik yang ada di era
reformasi memiliki peranan yang penting, yaitu berupaya mengontrol jalannya politik dan
strategi nasional yang telah ditetapkan oleh MPR sebagai GBHN maupun yang dilaksanakan
oleh Presiden beserta penyelenggara negara lainnya (Mahfud, 2009).
Kebijakan puncak dilakukan oleh MPR yang berwenang menetapkan UUD 1945 dan
Ketetapan-Ketetapannya. Kebijakan umum dilakukan oleh Presiden sebagai Kepala
Pemerintahan dan DPR, bentuknya adalah Undang-Undang, Perpu, Peraturan Pemerintah,
Perpres, dan Inpres. Kebijakan khusus dilakukan oleh Menteri dalam menjabarkan Kebijakan
Umum guna merumuskan strategi dalam masing-masing bidang sesuai tanggung
jawabnya. Kebijakan teknis dilakukan oleh Pimpinan Tinggi Utama (Eselon I) Kementerian
dan Non Kementerian. Bentuk kebijakannya adalah Peraturan, atau Instruksi pimpinan di
Kementerian, Sekjen, Irjen, dan Dirjen. Kebijakan di daerah, adalah Perda oleh Kepala Daerah
dengan persetujuan DPRD. Kebijakannya berupa Peraturan Kepala Daerah Gubernur, Bupati,
Walikota (Fuady, 2010).
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD
3
1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional. Politik dan strategi nasional yang telah
berlangsung selama ini, disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. Sejak
tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan
lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”.
Lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, BPK, MA, MK, dan KY. Sedangkan
badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang
mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan
(pressure group) (Sibuea, 2010).
Suprastruktur dan infrastruktur politik, harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan
yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur
politik diatur oleh presiden. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di
tingkat suprastruktur politik dilakukan setelah presiden diambil sumpah. Strategi nasional
dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non kementerian
berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan
politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan (Mohl, 1999). Salah satu wujud
pengapilikasian politik dan strategi nasional dalam pemerintahan adalah sebagai berikut: 1.
Otonomi Daerah. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua
bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas bagi daerah provinsi dan otonomi
luas bagi daerah Kabupaten/ Kota.
Perbedaan Undang-Undang yang lama dan yang baru ialah (UU. No. 12 Tahun 2011):
a. Undang-Undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat (central
government looking). b. Undang-Undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai
dari daerah (local government looking). 2. Kewenangan Daerah. a. Dengan berlakunya UU
No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, kewenagan daerah mencakup seluruh
kewenangan bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
b. Kewenangan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan
pengendalian pembangunan secara makro.
Terkait “Implementasi Politik dan Strategi Nasional”, 1. Politik Nasional, adalah Politik
Pembangunan. Politik Nasional pada hakekatnya sama dengan Kebijakan Nasional sebagai
landasan serta arah bagi penyusunan konsep strategi nasional. Dalam penyusunan politik
nasional hal-hal yang perlu diperhatikan secara garis besar adalah kebutuhan pokok nasional
yang meliputi masalah kesejahteraan umum dan masalah keamanan dan pertahanan negara.
Oleh karena upaya untuk mewujudkan kebutuhan pokok nasional yang juga pada hakikatnya
merupakan cita-cita dan tujuan nasional, dilakukan melalui pembangunan, maka politik
nasional disebut politik pembangunan (Syahri, 2013).
Terkait Implementasi Politik dan Strategi Nasional dalam Bidang-Bidang Pembangunan
Nasional, Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai arah penyelenggaraan negara dan segenap
rakyat Indonesia, kaidah pelaksanaannya sbb: 1. Presiden menjalankan tugas penyelenggaraan
negara, berkewajiban untuk mengerahkan semua potensi dan kekuatan pemerintahan dalam
melaksanakan dan mengendalikan pembangunan nasional. 2. DPR, MA, MK, BPK, dan KY
berkewajiban melaksanakan kebijakan nasional (Propenas) sesuai dengan fungsi, tugas, dan
4
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Politik dan Strategi
Nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki manfaat yang seluas-luasnya bagi
peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau para warga negara terutama
para penyelenggara negara memiliki moralitas, semangat, serta sikap mental yang
mencerminkan kebaikan yang nantinya menjadi panutan bagi warganya. Dengan demikian
ketahanan nasional Indonesia akan terwujud dan akan menumbuhkan kesadaran rakyat untuk
6
bela negara, serta kesadaran nasionalisme yang tinggi, namun bermoral Ketuhanan Yang Maha
Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dari pembahasan di atas diharapkan Indonesia dapat melaksanakan Politik dan Strategi
Nasional sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia, agar kesatuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia lebih terjamin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Diharapakan para penyelenggara negara memiliki moralitas, semangat serta sikap
mental yang baik agar dapat menjadikan bangsa Indonesia lebih maju.
Daftar Pustaka
Asshiddiqie, Jimly, 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid II, Jakarta: Konstitusi
Press.
Fuady, Munir, 2010. Konsep Negara Demokrasi, Bandung: PT Refika Aditama.
Gaffar, M., Janedri, 2013. Demokrasi dan Pemilu di Indonesia, Jakarta: Konpress.
Haris, Syamsuddin dan Sihbudi, Riza, 1995. Menelaah Kembali Format Politik Orde Baru,
Jakarta: Kerjasama PPW-LPI, Yaysan insan politik dan PT. Gramedia Pustaka Utama.
Harjono, 2012. Legitimasi Perubahan Konstitusi Kajian Terhadap Perubahan UUD 1945,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjwara, F., 2005. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Bina Cipta.
Indrastuti, Lusia dan Polamolo, Susanto, 2003. Hukum Tata Negara dan Reformasi Konstitusi
di Indonesia, Yogyakarta: Total Media.
Jowell, Jeffrey dan Dawn, Oliver, eds., 2003. The Changing Constitution, 4 th edition, Oxford:
Oxford University Press.
----------, 2009. Ilmu Pengetahuan Perundang-undangan, Bandung: Mandar Maju.
Kelsen, Hans, 1973. General Theory of Law and State, New York: Russel and Russel.
Kosasih, Djahiri A. 2003. Politik Kenegaraan Dan Hukum. Bandung: Lab PPkn UPI.
Kartini, Kartono. 2006. Pendidikan Politik. Bandung: Mandiri Maju.
Lubis, M. Solly, 2010. Reformasi Politik Hukum: Syarat Mutlak Penegakan Hukum yang
Paradigmatik, disampaikan pada ulang tahun ke 80 M. Solly lubis pada tanggal 11
Februari.
Marijan, Kacung, 2010. Sistem Politik Indonesia Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,
Jakarta: Prenada Media Group.
MD, Moh. Mahfud, 2009. Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers.
--------, 1973. Amandemen Konstitusi Menuju Reformasi Hukum Tata Negara, Yogyakarta:
UII Press.
7
Mohl, Robert, 1999. Two Concepts of the Rule of Law, Indianapolis: Liberty Fund Inc.
Manan, Bagir, 2003. Teori dan Politik Konstitusi, Yogyakarta: FH UII Press.
Nasution, Buyung, Adnan, 1995. Aspirasi Pemerintahan, Jakarta: Gramedia.
Ramlan, Surbakti, 2009. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia.
Sinamo, N., 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta Pusat: PT.
Bumi Intitama Sejahtera.
Sibuea, P., Hotma, 2010. Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan, dan Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik, TTP, PT Penerbit Erlangga.
Syahri, M., 2013. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.