Anda di halaman 1dari 20

PENGENALAN KEMASAN PESTISIDA DAN

FORMULASINYA
(Laporan Praktikum Pestisida dan Teknik Aplikasi)

ZAIN HUMAIDI
2010517210017

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................. i

DAFTAR TABEL...................................................................................... ii

PENDAHULUAN...................................................................................... 1

Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan.............................................................................................. 3

BAHAN DAN METODE.......................................................................... 4

Alat dan Bahan................................................................................. 4


Alat............................................................................................. 4
Bahan......................................................................................... 4
Waktu dan Tempat........................................................................... 4
Prosedur Kerja.................................................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 5

Hasil.................................................................................................. 5
Pembahasan...................................................................................... 12

KESIMPULAN.......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pengamatan kemasan dan bahan pembuatan pestisida…………. 8


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pestisida berasal dari kata pest (hama) yang diberi akhiran cide (pembasmi)
sehingga dapat diartikan sebagai pembasmi hama. Pestisida pertanian atau
pestisida pada umumnya merupakan bahan kimia atau campuran bahan kimia
serta bahan-bahan lain seperti ekstrak tumbuhan, mikroorganisme, dan lain
sebagainya. Senyawa pestisida bersifat bioaktif, artinya pestisida dengan satu atau
beberapa cara dapat mempengaruhi kehidupan, seperti menghentikan
pertumbuhan, membunuh hama/penyakit, menekan hama/penyakit,
membunuh/menekan gulma, mengusir hama, mempengaruhi/mengatur
pertumbuhan tanaman, mengeringkan/merontokan daun dan sebagainya
(Djojosumarto, 2000).
Pestisida memiliki sifat fisik, sifat kimia dan daya kerja yang berbeda-beda,
sehingga terdapat berbagai macam jenis pestisida. Penggolongan pestisida dapat
dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada kepentingannya, seperti
berdasarkan sasaran yang akan dikendalikan, berdasarkan struktur kimianya,
berdasarkan bentuknya dan berdasarkan cara kerjanya (Djojosumarto, 2000).
Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest yang berarti
hama dan cida yang berarti pembunuh. Jadi secara sederhana pestisida diartikan
sebagai pembunuh hama yaitu tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman
yang disebabkan oleh fungi, bakteri, virus, nematode, siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida dapat membunuh organisme di
atas dengan cara menimbulkan keracunan (sebagai senyawa beracun), oleh karena
itu kemungkinan juga beracun atau toksik pada manusia. Pada manusia, pestisida
dapat sangat toksik atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Beberapa pestisida
yang relatif tidak toksik dapat mengiritasi kulit mata, hidung dan mulut (Supriadi,
2013).
Penggunaan pestisida secara bijaksana dapat memberikan keuntungan bagi
manusia, seperti dapat meningkatkan produksi tanaman karena gangguan yang
2

disebabkan oleh hama dan penyakit pada tanaman menurun, pasokan makanan
akan terjaga kesinambungannya karena hasil panen yang menigkat, dan
meningkatkan kesehatan, kualitas dan harapan hidup manusia dikarenakan oleh
tersedianya pasokan makanan yang bermutu dan lingkungan yang lebih baik.
Namun dalam kenyataannya, penggunaan pestisida masih dilakukan secara tidak
bijaksana sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan
manusia dan lingkungan. Salah satu contoh dampak negatif yang ditimbulkan bagi
lingkungan yaitu menurunkan keanekaragaman hayati dan pencemaran
lingkungan. Selain itu penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat mengakibatkan
hama dan penyakit tanaman menjadi resisten terhadap pestisida (Supriadi, 2013).
Menurut USEPA (United States Environmental Protection Agency),
pestisida merupakan zat atau campuran yang digunakan untuk mencegah,
memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman dan
mikro-organisme pengganggu (Zulkarnain, 2010).
Menurut The United State Federal Environmental Pesticide Control Act,
pestisida merupakan suatu zat yang fungsinya untuk memberantas atau mencegah
gangguan OPT diantaranya serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan,
gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama pengganggu tanaman
(Kardinan, 2000).
Pestisida (herbisida, fungisida, insektisida atau akarisida) memiliki peran
penting dalam pembangunan pertanian, penjamin peningkatan produksi pertanian.
Hal ini menyebabkan penggunaan pestisida meningkat secara signifikan dalam
beberapa dekade terakhir. Penggunaan senyawa kimia tersebut berpengaruh
terhadap kontaminasi tanah, air dan makanan, yang menyebabkan akumulasi
kontaminan ke lingkungan yang dapat masuk ke dalam rantai makanan manusia
(Tette, 2016).
Pestisida organik atau biopestisida adalah bahan yang berasal dari alam,
seperti tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman atau juga disebut dengan pestisida hayati. Biopestisida
merupakan salah satu solusi ramah lingkungan dalam rangka menekan dampak
negatif akibat penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Saat ini Biopestisida
3

telah banyak dikembangkan di masyarakat khususnya para petani. Namun belum


banyak petani yang menjadikan biopestisida sebagai penangkal dan pengendali
hama penyakit untuk tujuan mempertahankan produksi. Untuk itulah, sudah
saatnya para petani beralih menggunakan pestisida organik atau biopestisida yang
sebenarnya banyak terdapat di sekitar kita. Penggunaan biopestisida, adalah
alternatif paling aman untuk mewujudkan pertanian organik, karena pestisida
organik ini nyaris tidak menimbulkan dampak bahaya atau hazard baik bagi
konsumen maupun bagi lingkungan. (Fenty,2015).

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai


macam kemasan dan formulasi pestisida.
BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kamera, buku
tulis, pulpen

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kemasaan
herbisisda, insektisida, fungisida, bakterisida dan nematisida, arang, kapur
dolomit, garam inggris, belerang, furadan, turusi

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 September 2022


pukul 13.00-14.40. Bertempat di Laboratorium Entomologi, Program Studi
Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Foto kemasan dan bahan praktikum pestisida
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :


Tabel 1. Pengamatan kemasan dan bahan pembuatan pestisida
NO GAMBAR KETERANGAN
1 Kemasan Insektisida

2 Kemasan Insektisida

3 Kemasan Herbisida

4 Kemasan Herbisida
6

5 Kemasan Fungisida

6 Kemasan Fungisida

7 Kemasan Bakterisida

8 Kemasan Insektisida
7

9 Arang

10 Kapur Dolomit

11 Garam Inggris

12 Belerang
8

13 Furadan

14 Turusi

INSECTISIDA
Nama dagang : SIDAMETHRIN
Formulasi : EC Sipermetrin 50g/l
Bahan Aktif : Sipermetrin 50g/l
Distributor : PT PETROSIDA GRESIK
No Pendaptaran : RI. 01010120011636
Organisme Sasaran : Untuk mengendalikan hama belalang, lalat bibit,
penghisap buah, wereng daun, ulat grayak.
Petunjukan Peringatan : Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut,
kulit, dan pernafasan.
Batas Waktu : ______
INSECTISIDA
Nama dagang : Confidor
9

Formulasi : Wp Imidakloprid 5%
Bahan Aktif : Imidakloprid 5%
Distributor : PT Indonesia Tbk
No Pendaptaran : RI.1151/10.2001/T
Organisme Sasaran : Untuk mengendalikan hama kutu daun, wereng
coklat, thrips, kutu kebul, dan penghisap daun pada
tanaman.
Petunjukan Peringatan : Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut,
kulit, dan pernafasan.
Batas Waktu : ______
HERBISIDA
Nama dagang : Roundop
Formulasi : AS Sopropilamina glifosat 486 g/l
Bahan Aktif : Isopropilamina glifosat 486 g/l
Distributor : PT. MONAGRO KIMIA
No Pendaptaran : RI. 1560/11.2000/T
Kemasan : Botol Plastik
Organisme Sasaran : Untuk mengendalikan gulma pada tanaman karet,
cengkeh, sawit, kakao
Petunjukan Peringatan : Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut,
kulit, dan pernafasan.
Batas Waktu : _______
HERBISIDA
Nama dagang : SUPREMO
Formulasi : SL Isopropilamina glifosat 486 g/l
Bahan Aktif : Isopropilamina glifosat 486 g/l
Distributor : PT. DHARMA GUNA WIBAWA
No Pendaptaran : RI.01030120021712
Organisme Sasaran : Untuk mengendalikan gulma pada tanaman karet,
sawit, kakao.
10

Petunjukan Peringatan : Dapat menyebabkan gatal dan keracunan melalui


mulut, kulit, dan pernafasan.
Batas Waktu : 21 April 2021 – 21 April 2026
HERBISIDA
Nama dagang : PARA-COL
Formulasi : SL 486 g/l
Bahan Aktif : Parakuat Diklorida 248,4 g/l
Distributor : PT SYNGENTA INDONESIA
No Pendaptaran : RI.37/8-2006/T
Organisme sasaran : Untuk mengendalikan gulma pada tanaman karet,
cengkeh, sawit, kakao, tebu, kopi, lada.
Petunjukan Peringatan : Dapat menyebabkan gatal dan keracunan melalui
mulut, kulit, dan pernafasan
Batas Waktu : _______
HERBISIDA
Nama dagang : METHYL PRO
Formulasi : Wp Metil Metsulfuron 20%\
Bahan Aktif : Metil Metsulfuron 20%
Distributor : PT.REJEKI INDO AGROTEC
No Pendaptaran : RI.0103012010165517
Organisme Sasaran : Untuk mengendalikan gulma berdaun lebar pada
tanaman kelapa sawit.
Petunjukan Peringatan : Pada waktu menggunakan jangan makan, minum
atau merokok, dan apabila tertelan segera
muntahkan sampai cairan muntahan menjadi jernih.
Batas Waktu : Juni 2026
FUNGISIDA
Nama dagang : Renzo
Formulasi : EC 250g
Bahan aktif : Difenonazol 250g/l
Distributor : PT. Bina guna kimia
11

No. Pendaftaran : RI. 0102120072891


Organisme Sasaran : Mengendalikan penyakit hawar pelepah
Rhizoctonia dan bercak coklat sempit Cercospora
oryzae pada tanaman padi.
Petunjuk peringatan : Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut,
kulit, dan pernafasan.
Waktu kedaluwarsa : Sep 2026
FUNGISIDA
Nama dagang : Antracol
Formulasi : 70% Wp
Bahan aktif : Propineb
Distributor : PT. Bayer Indonesia
No. Pendaftaran : RI. 010201197474
Organisme Sasaran : Bercak ungu Altermaria alii, cacar daun
phyllosticta sp dll.
Petunjuk peringatan : Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut,
kulit, dan pernafasan.berbahaya terhadap organisme
perairan.
Waktu kedaluwarsa : 27-06-22
BAKTERISIDA
Nama dagang : Agrept 20wp
Formulasi : 20 Wp
Bahan aktif : Streptomisin sulfat
Distributor : PT. Mastalin mandiri
No. Pendaftaran : RI. 654/7 – 2008/T
Organisme Sasaran : Kumbang tanduk, nematoda redopholus similis,
penggerek batang, wereng coklat, nematoda
meladogen spp dan nematoda parasitik.
Petunjuk peringatan : Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut,
kulit, dan pernafasan. Berbahayan terhadap hewan
12

piaraan ternak,ikan, binatang buruan, binatang liar


dan lebah.
Waktu kedaluwarsa : 29-12-22
INSEKTISIDA
Nama dagang : Marsshal 5GR
Formulasi : GR 5
Bahan aktif : Karbosulfan 5%
Distributor : PT. Bina guna kimia
No. Pendaftaran : RI. 01010119961279
Organisme Sasaran : Kumbang tanduk, nematoda redopholus similis,
penggerek batang, wereng coklat, nematoda
meladogen spp dan nematoda parasitik.
Petunjuk peringatan : Apabila insektisida tertelan dan penderita masih
sadar segera usahakan dimuntahkan dan
memberikan minum 1-2 gelas air hangat ditambah 1
sendok garam dapur.
Waktu kedaluwarsa : 29-12-22

Pembahasan

Adapun pembahasan dari praktikum kali ini adalah Herbisida atau racun
rumput senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk
menekan atau memberantas gulma pengganggu tanaman utama yang
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Insektisida adalah bahan-bahan kimia
bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan dan
kesehatan.
Fungisida adalah pestisida yang secara spesifik membunuh atau
menghambat cendawan penyebab penyakit. Fungisida dapat berbentuk cair
(paling banyak digunakan), gas, butiran dan serbuk. Perusahaan penghasil benih
biasanya menggunakan fungisida pada benih, umbi, transplan akar dan organ
13

propagatif lainnya, untuk membunuh cendawan pada bahan yang akan ditanam
dan melindungi tanaman muda dari cendawan patogen. Selain itu, penggunaan
fungisida dapat digunakan melalui injeksi pada batang, semprotan cair secara
langsung dan dalam bentuk fumigan (berbentuk gas yang disemprotkan).
Bakterisida atau sering disebut bakteriosida merupakan bahan atau substansi
yang dapat membunuh bakteri. Bakterisida yang umum dikenal berupa
disinfektan, antibiotik, atau antiseptik. Nematisida merupakan salah satu jenis
pestisida yang berfungsi untuk memberantas nematoda atau hama cacing. Hama
Nematoda yang sering merusak akar atau umbi tanaman.
Keuntungan dengan adanya pestisida tidak hanya berperan dalam
mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga
diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil
hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk
mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu
kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian
rayap atau gangguan serangga yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
serangan hama pada tanaman cukup tinggi. Dengan menggunakan pestisida
kehilangan hasil produksi pertanian bisa dikurangi. Pada tahun 1985 dunia
menggunakan sekitar 2300 juta kg pestisida kimia.
Pestisida meningkat dengan pesat khususnya di Negara-negara sedang
berkembang dimana pestisida dianggap suatu cara mudah untuk meningkatkan
produksi, seringkali aktif dipromosikan dan disubsidi. Namun demikian, beberapa
kerugian dan bahaya penggunaan pestisida lambat laun menjadi jelas, antaralain:
dari waktu ke waktu, hama menjadi kebal terhadap pestisida, yang kemudian
memaksa penggunaan pestisida dalam dosisi yang lebih tinggi. Akhirnya perlu
dikembangkan pestisida jenis baru. Hal ini merupakan proses yang mahal dan
lama.
Kekebalan hama ini semakin berkembangcepat di daerahtropis dari pada di
daerah beriklim sedang karena proses biologisnya berlangsung lebih cepat pada
suhu yang lebih tinggi. Pestisida bukan hanya pembunuh organisme yang
menyebabkan kerusakan pada tanaman, namun juga membunuh organisme yang
14

berguna seperti musuh alami hama. Serangan hama primer dan sekunder bisa
meningkat setelah pestisida membunuh musuh alami hama. Pestisida yang tidak
mudah terurai, akan terserap dalam rantai makanan dan sangat membahayakan
seranggga, hewan pemakanserangga, burung pemangsa, dan pada akhirnya
manusia.
Dampak tarhadap manusia apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi
dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan
dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida
meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat
mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.  Kecelakaan  akibat
pestisida pada manusia juga merupakan kerugian yang nya pestisida, terutama
dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat
mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau
muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi  luka,
kejang-kejang, pingsan, bahkan kematian. Kejadian tersebut umumnya
disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja dan kurangnya kesadaran
bahwa pestisida adalah racun.
Arang aktif efektif menurunkan residu pestisida dalam tanah dan produk
pertanian, baik pestisida organoklorin, organofosfat, ataupun karbamat.
Pemberian arang aktif dari tempurung kelapa dan tongkol jagung baik dengan atau
tanpa diperkaya mikroba konsorsia efektif menurunkan kadar residu lindan dan
aldrin di tanaman sawi. Arang juga bisa digunakan untuk pembuatan Letupan
Tikus (LETI) dengan campuran bahan arang,garam Inggris dan belerang.
Kapur dolomit dipercaya bisa untuk meningkatkan pH tanah,
memperbanyak unsur hara di dalam tanah, menetralisir tanah dari senyawa
beracun, menambah populasi mikroorganisme, merangsang pertumbuhan akar
tanaman, menghijaukan tanaman, menaikkan produktivitas dan kualitas panen,
menyediakan unsur kalium dan magnesium, menetralkan unsur alkali (Al), dan
membunuh bibit penyakit. Dan juga kapur dolomit digunakan sebagai bahan
pembuatan Bubur California (Fungisida) yang dicampur dengan belerang,tidak
15

hanya bubur California, kapur dolomit juga digunakan sebagai bahan pembuatan
Fungisida lain yaitu bubur bordo yang dicampur dengan turusi.
Garam inggris merupakan mineral alami yang terbuat dari magnesium sulfat
terhidrasi. Secara kimiawi, ia memiliki 10% magnesium dan 13% sulfur. Dua
kandungan ini merupakan nutrisi yang penting bagi banyak jenis tanaman dalam
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Magnesium ini sangat bagus untuk
pupuk bagi benih yang baru tumbuh pada persemaian. Garam Inggris juga
digunakan digunakan untuk pembuatan Letupan Tikus (LETI) dengan campuran
bahan arang, dan belerang.
Cara kerja belerang adalah dengan mencegah spora jamur untuk
berkembang biak. Tapi penggunaan yang paling efektif adalah ketika tanaman
belum terserang penyakit, atau dengan kata lain sebagai agen imunisasi tanaman.
Bahan aktif sulfur atau belerang sangat mudah digunakan antara lain dapat dengan
ditaburkan berupa debu saja, diencerkan dengan air kemudian disemprotkan, atau
dioleskan sebagai pasta. belerang juga digunakan untuk pembuatan Letupan Tikus
(LETI) dengan campuran bahan arang, dan garam Inggris. Tidak hanya itu
belerang juga digunakan sebagai bahan campur fungisida bubur California dengan
campuran kapur dolomit.
Furadan adalah salah satu insektisida yang dipakai untuk mengendalikan
beragam jenis hama, terutama hama penggerek batang, cacing, ulat, dan semut.
Dan furadan juga merupakan bahan bisa digunakan untuk pembuatan perangkap
lalat buah dengan dicampur petragenol
Turusi digunakan Sebagai fungisida berspektrum luas yang langsung dapat
dicampur dengan air,Bahan pembuat bubur bordeaux, Penyuplai unsur tembaga
untuk tanaman (pupuk mikro).
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :


1. Bahan praktikum seperti arang, kapur dolomit, garam inggris, belerang,
furadan, dan turusi merupakan bahan yang digunakan untuk pembuatan
pestisida dan bisa menjadi digunakan langsung menjadi pestisida dengan
penggunaan yang benar.
2. Agar tidak ada kesalahan saat penggunaan maka petunjuk penggunaan
pestisida harus dibaca untuk mengurangi ataupun mencegah kecelakaan.
3. Fungisida, Bakterisida, Insektisida, dan Herbisida merupakan jenis-jenis
dari pestisida.
DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto. 2000.Teknik aplikasi pestisida pertanian. Kanisius.Yogyakarta.

Fenty. 2015. Tanaman Biopestisida. Penerjemah. Bandung.

Kardinan, Agus, 2000, Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi, Penebar Swadaya,
Jakarta.

Supriadi. (2013). Optimasi Pemanfaatan Beragam Jenis Pestisida Untuk


Mengendalikan Hama Dan Penyakit Tanaman. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian. Vol.32 No.1 Hal.1–9.

Tette.2016 Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Zulkarnain. 2010. Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan. UMM


Press.Malang.

Anda mungkin juga menyukai