Anda di halaman 1dari 5

1.

Tujuan
2. Fisiko Kimia
a. Ekstrak Tanaman Serai
 Nama Latin : Cymbopogon citratus DC.
 Kadungan Kimia : Ekstrak serai mengandung beberapa konstituen seperti
minyak atsiri, saponin, tanin, alkaloid, dan flavonoid
yang mengindikasikan serai memiliki aktivitas
antibakteri.
 Alasan : Penggunaan antibakteri dari bahan alam dijadikan
sebagai alternatif untuk menghindari efek samping
yang
ditimbulkan oleh triclocarban. Salah satu bahan alam
yang berpotensi sebagai alternatif tersebut adalah
tanaman serai dapur (Cymbopogon citratus).

b. Asam Stearat (HOPE 6 th Hal 697)


 Struktur Kimia :

 Rumus Kimia : C18H36O2


 Berat Molekul : 284,47
 Pemerian : Padat, putih atau sedikit kekuningan, terkadang
berkilau. Kristal padat atau serbuk putih
kekuningan, sedikit berbau dan berasa seperti lemak.
 Kelarutan : Sangat larut dalam benzene, karbon tetraklorida,
Kloroform, dan eter, larut dalam etanol 95%, heksana,
dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air.
 Titik Didih : 383℃
 Titik Leleh : 69-70℃
 Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup baik, sejuk, dan
kering.
 Stabilitas : Asam stearate merupakan bahan yang stabil, biasanya
ditambahkan antioksidan kedalamnya.
 Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan logam hidroksida, basa, agen
pereduksi, dan agen pengoksidasi.
 Kegunaan : Sebagai pengemulsi
c. Minyak Kelapa (Darmoyuwono 2006)
 Pemerian : Tidak berwarna, kristalnya seperti jarum, sedikit
berbau asam ditambah bau caramel.
 Kelarutan : Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol (1:1)
 Berat jenis : 0,883 pada suhu 20⁰C
 pH : Tidak terukur, karena tidak larut dalam air. Namun,
karena termasuk dalam senyawa asam maka dipastikan
memiliki pH di bawah 7
 Titik Uap : Tidak menguap pada suhu 21⁰C (0%)
 Titik leleh : 20-25⁰C 8.
 Titik didih : 225⁰C
 Kerapatan udara (Udara = 1) : 6,91
d. NaOH 30%
e. Etanol 96%
 Nama Resmi : AETHANOLUM

 Nama Lain : Etanol/ Alkohol

 Bobot Jenis : 0,8119 sampai 0,8139

 Rumus Molekul : C2H6O

 Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan

mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar

dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

 Kelarutan :Sangan mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan

dalam eter P.

 Kejernihan : Encerkan 5,0 ml dengan air secukupnya hingga 100,0

ml, larutan tetap jernih bila dilihat pada dasar hitam.

 Sisa Penguapan : Tidak lebih dari 0,005 % b/v, penetapan dilakukan

dengan penguapan dan mengeringkan pada suhu 105°,

menggunakan 100 ml.

 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,

ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

 Khasiat : Zat tambahan, pelarut.

f. Gliserin (FI IV hal 413, Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi 6 hal 283)
 Pemerian : Cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak
berbau; manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur berwarna yang
tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20
derajat.
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol
(95%); praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam
eter P, dan dalam minyak lemak.
 Khasiat : Zat tambahan
 Rumus Molekul : C3H8O3.
 Berat Molekul : 92,09
 Titik Beku : -1,60 C.
 Khasiat : Pelarut.
 Konsentrasi : <50%.
 Berat Jenis : Tidak kurang dari 1,249. 1,2620 g/cm3 pada suhu
250C.
 OTT : Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan
oksidator kuat seperti kromium trioksida, potassium
klorat atau potasium permanganat. Adanya
kontaminan besi bisa menggelapkan warna dari
campuran yang terdiri dari fenol, salisilat dan tanin.
Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
gliseroborat yang merupakan asam yang lebih kuat
dari asam borat.
 Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang
beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol 95 %
dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin
bisa mengkristal jika disimpan pada suhu rendah yang
perlu dihangatkan sampai suhu 200 C untuk
mencairkannya.
 Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.

g. Sukrosa
 Nama Resmi : SUCROSUM

 Nama Lain : Sakarosa

 Berat Molekul : 342,30

 Rumus Molekul : C12H22O11

 Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur

berbentuk kubus atau serbuk hablur putih, tidak

berbau, rasa manis, stabil diudara, kelarutannya netral

terhadap lakmus.

 Kelarutan : Sangat mudah larut dengan air dan lebih mudah larut

dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak

larut dalam kloroform dan dalam eter.

 Inkompabilitas : Bentuk sukrosa mungkin terkontaminasi dengan sisa-

sisa logam berat yang dapat menyebabkan


kompatibilitas dengan BA. Missal : asam askorbat,

sukrosa juga mungkin terkontaminasi dengan sulfat

dari proses penyulingan.

 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

 Khasiat : Zat tambahan.

h. Na2EDTA
i. Parfum (HOPE ; 369)
 Pemerian : Dalam larutan memiliki rasa dan bau seperti
strawberry atau nanas.
 Kelarutan : Larut dalam 21 bagian etanol 95% dan dalam 80
bagian gliserin, dalam 53 bagian propanol, dalam 28
bagian propilen glikol, dalam 83 bagian air.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup dan tempat yang sejuk dan
kering.
 Inkompatibilitas : Konsentrasi larutan dalam wadah terbuat dari
logam yang mengandung stainless steel,dapat
mengurangi warna pada penyimpanan
 Kegunaan : Pewangi
j. Aquadest (FI IV Hal 112, HOPE 6th Edition Hal 766)
 Rumus Kimia : H2O
 Berat Molekul : 18,02
 Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, dan tidak berbau.
 Kelarutan : Larut dalam semua pelarut polar
 Titik Didih : 100℃
 Titik Leleh : 0℃
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
 Stabilitas : Stabil dalam berbagai kondisi.
 Inkompatibilitas : Aquadest dapat bereaksi dengan menghidrolisis obat-
Obatan atau eksipien lain tertentu.
 Kegunaan : Sebagai pelarut.
3. Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai