Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH

PERANCANGAN PABRIK KIMIA II

SURVEY FEASIBILITY
POLYURETHANE BERBASIS MINYAK JARAK DI INDONESIA

Disusun oleh :
Juliandri Linggajaya ( 2020710450138 )
Muhammad Haekel ( 2020710450142 )
Program Lanjutan S1

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan nikmat dan rahmat serta atas izin-Nya penulis mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul “Survey Feasibility (Polyurethane berbasis Minyak Jarak di
Indonesia)” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu terselesainya
makalah ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada Ibu Donna Imelda, S.T.,M.Si sebagai
Dosen mata kuliah Perancangan Pabrik Kimia II (PPKII) yang telah membantu dalam
memberikan ilmu serta pengarahan demi terselesainya makalah ini serta rekan-rekan yang telah
membantu memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahawa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Jakarta, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4
2.1 Dasar Teori ................................................................................ 4
Aspek Pasar dan Pemasaran ...................................................... 5
Aspek Teknis dan Operasional ................................................. 6
Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia .............................. 7
Aspek Legal, Hukum dan Lingkungan ..................................... 7
Aspek Finansial ........................................................................ 8
Aspek Sensitivitas .................................................................... 8
2.2 Studi Kasus Survey Feasibility pada Perancangan Pabrik
Polyurethane Berbasis Minyak Jarak di Indonesia ................... 9
BAB III KESIMPULAN ...................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 25

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman survey feasibility atau perancangan kelayakan suatu bisnis merupakan


bagian dari manajemen dengan melihat beberapa aspek yang saling terkait seperti. Studi
kelayakan usaha sangat penting dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan bagi
seseorang yang ingin membangun suatu perusahaan. Studi kelayakan dilakukan untuk melihat
apakah produk yang kita buat dibutuhkan oleh masyarakat dalam jumlah yang cukup besar dan
berkesinambungan. Selanjutnya, apakah sumber daya yang dibutuhkan seperti sumber daya
manusia, peralatan dan bahan-bahan, dan sistem manajemen dapat disediakan sehingga usaha
tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang positif.
Studi kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan alokasi sumber-sumber (resources)
perusahaan sebaik mungkin ke dalam setiap kegiatan usaha untuk mendapatkan hasil (output)
yang maksimal. Dengan kata lain, studi kelayakan usaha bertujuan mengukur profitabilitas
sumber-sumber yang digunakan dalam suatu usaha. Studi kelayakan usaha merupakan
kegiatan persiapan sebelum menjalankan usaha yang sesungguhnya. Studi kelayakan usaha
dapat dibagi atas dua tahap, yaitu identifikasi usaha dan membuat studi kelayakan yang
meliputi analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) dari usaha tersebut (ZUBIR, 2005).
Survey ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan
keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan
sosial sepanjang waktu. Aspek - aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi
kelayakan tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi - fungsi bisnis. Secara umum
analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial,
dan aspek finansial. Menurut SUBAGYO (2007), pembagian dan pengkajian aspek - aspek
dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekunder.
Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer

1
2

ini ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari: aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis
dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan
keuangan. Aspek sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan
instansi / lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak
lingkungan dan aspek sosial.
Pembangunan industri nasional diarahkan guna meningkatkan daya saing agar
mampu menerobos pasar internasional dan mempertahankan pasar dalam negeri.
Perkembangan yang pesat dalam pembangunan industri yang dialami oleh bangsa
Indonesia, berpengaruh pada pembangunan di sub sektor industri. Dari krisis ekonomi
yang terjadi industri poliuretan termasuk salah satu industri yang cepat pulih dari
keterpurukan seiring dengan perekonomian yang mulai membaik pada tahun 1999. Kondisi
ini tentunya ikut mendorong kinerja industri pemakai produk poliuretan seperti industri
kasur busa, furniture, otomotif dan lain – lain.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, jelas bahwa pendirian pabrik poliuretan di
Indonesia dapat dilaksanakan dengan didukung alasan sebagai berikut :
1. Bahan – bahan yang terbuat dari plastik semakin banyak digunakan sebagai
pengganti bahan konvensional sehingga kebutuhan akan polyurethane sebagai
bahan baku pun meningkat.
2. Keberadaan industri polyurethane akan mengurangi kebutuhan impor yang
setiap tahun cenderung meningkat sehingga dapat menghemat devisa negara dan
mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
3. Keberadaan industri polyurethane membuka peluang bagi pengembangan
industri – industri dengan bahan baku polyurethane sehingga tercipta
diversifikasi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
4 Pendirian pabrik polyurethane akan menarik minat investor yang menanamkan
modalnya pada industri polimer yang memang menjanjikan keuntungan yang
cukup besar.
3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana survey feasibility berdasarkan studi literatur dan contoh kasusnya pada
perancangan pabrik polyurethane berbasis minyak jarak di Indonesia.

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui, mengkaji, dan memperoleh
informasi mengenai survey feasibility berdasarkan teori dan studi kasus perencanaan pabrik
polyurethane berbasis minyak jarak di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Suatu studi kelayakan (Feasibility study) adalah suatu studi yang akan digunakan untuk
menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau
dihentikan. Studi kelayakan disebut juga dengan istilah High Point Review (JOGIYANTO,
2008). Berapa lama waktu untuk melakukan studi kelayakan yaitu tergantung dari ruang
lingkup proyek yang dikembangkan. Untuk proyek Sistem yang kecil dengan sedikit
perubahan-perubahan, studi kelayakan mungkin hanya membutuhkan waktu satu atau dua hari
saja. Untuk proyek sistem informasi yang menelan biaya puluhan juta studi kelayakan mungkin
akan memakan waktu dua atau tiga minggu. Untuk proyek sistem informasi manajamen yang
baru akan diterapkan diperusahaan besar dengan biaya pengembangannya mencapai ratusan
juta, studi kelayakan mungkin hanya membutuhkan waktu satu atau dua bulan. Untuk proyek
sistem informasi yang menelan biaya miliaran rupiah, studi kelayakan dapat dilakukan dengan
waktu enam bulan sampai satu tahun. Berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk melakukan
studi kelayakan tergantung dari ruang lingkup proyek serta tidak dapat ditentukan dengan pasti,
hanya kira-kira lima sampai sepuluh persen dari seluruh nilai proyek yang diprkirakan. Studi
kelayakan dilakukan oleh analisis sistem dengan melakukan studi pendahuluan. Penelitian
pendahuluan merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban apa yang
dikerjakan oleh sistem lama, dan apa yang diinginkan dari sistem baru. Tujuan dari penelitian
pendahuluan:
1. Memahami sistem operasi yang lama. Sistem yang lama merupakan sumber
data untuk menyusun sistem yang baru, dengan memahami sistem yang lama,
sistem analisis akan 7 mempunyai gambaran tentang seperti apa sistem yang
seharusnya dikembangkan.

4
5

2. Menentukan kebutuhan- kebutuhan pemakai sistem secara garis besar untuk


mencapai sasaran sistem. Setelah sistem lama dipahami, yaitu apa yang
dikerjakan oleh sistem lama, siapa yang mengoperasikan dan memakainya,
analisis sistem kemudian dapat mengumpulkan data mengenai apa kebutuhan-
kebutuhan pemakai untuk dapat mencapai sasaran sistem yang akan
direncanakan.
3. Menetukan permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga sistem yang lama
belum dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Studi kelayakan digolongkan menjadi dua bagian berdasarkan pada orientasi yang
diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi
yang memiliki fokus pada keuntungan secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (sosial),
yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan
dilaksanakan tanpa memikirkan keuntungan. Penelitian studi kelayakan dan hasilnya
digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau
ditunda dan bahkan tidak dijalankan. Maka sebelumnya dibutuhkan dasar penelitian studi
kelayakan bisnis, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen sumber daya manusia,
aspek legal dan lingkungan, serta aspek finansial.

2.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Dalam sebuah studi kelayakan bisnis aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu
aspek yang paling penting, karena aspek pasar dan pemasaran menentukan hidup atau tidaknya
sebuah perusahaan di dalam industri. Menurut Thamrin dan Tantri pemasaran adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikandan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan
jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu kelompok orang
yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar, sehingga dengan demikian terbentuk
harga. Salah seorang ahli pemasaran, Stanton, mengemukakan pengertian yang lain tentang
pasar, yakni merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang
6

untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang
menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta
tingkah laku dalam pembeliannya (UMAR, 2001). Aspek pasar dan pemasaran ini mencakup
market, competition, sales and sales service.
Market disini maksudnya adalah sebelum mendirikan pabrik atau sebelum merancang
sebuah pabrik, harus memiliki data kebutuhan akan produk yang akan dibuat di pasaran, selain
itu siapa sajakah yang membutuhkan produk tersebut, dan segmentasi pasar. Persaingan
berkaitan erat dengan penjualan, jika produk yang akan diproduksi belum pernah ada di
pasaran, maka tidak ada pesaing dan peluang memasarkan produk tersebut akan semakin besar,
jika produk yang ingin diproduksi sudah ada sebelumnya, maka harus mengumpulkan data
pesaing, beserta spesifikasi dari produk tersebut dan kapasitas produksi, hal ini dapat
membantu menentukan harga jual di pasaran

2.1.2 Aspek Teknis dan Operasional

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
usaha secara teknis dan pengoperasianya setelah usaha tersebut selesai dibangun. Ada beberapa
hal yang akan dibahas pada aspek teknis dan teknologi ini, diantaranya adalah perancangan
produk, perencanaan kapasitas, perencanaan proses dan fasilitas, serta perencanaan lokasi
(UMAR, 2001). Perancangan produk dipengaruhi aspek lainnya antara lain yaitu raw material
dan thermodynamics and kinetics. Raw material berkaitan dengan pemilihan bahan baku yang
akan mempengaruhi kualitas produk yang akan dibuat, selain itu pemilihan bahan baku juga
akan mempengaruhi cost yang akan dikeluarkan, pemilihan bahan baku (raw material) ini juga
terkait ketersediaan bahan dan jumlahnya dipasaran yang akan digunakan baik sebagai bahan
utama, maupun bahan pendukung. Thermodynamics and kinetics terkait proses apa saja yang
diperlukan dalam pembuatan produk tersebut, kesetimbangan reaksi dan reaction rate yang
terjadi. Perencanaan proses dan fasilitas berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
diperlukan, peralatan yang dibutuhkan yang terdiri atas alat utama dan alat penunjang. Material
konstruksi yang sesuai dengan jenis pabrik yang akan didirikan dan safety yang sesuai dengan
masing-masing proses yang terjadi.
7

Pemilihan lokasi termasuk aspek penting yang tidak boleh terlupakan, karena pemilihan
lokasi ini berkaitan dengan jenis produk apa yang ini diproduksi, pemilihan lokasi dapat
melalui pendekatan bahan baku (raw material) dan melalui pendekatan pasar (market oriented).
Pemilihan lokasi pabrik berdasarkan pendekatan bahan baku adalah pabrik tersebut didirikan
dengan sumber bahan baku, bertujuan untuk mengurangi biaya pengangkutan dan menjaga
agar kualitas bahan baku yang dipakai agar tetap baik. Pemilihan lokasi pabrik berdasarkan
pendekatan pasar (market oriented) adalah pabrik yang didirikan dekat dengan masyarakat,
biasanya memproduksi produk yang dibutuhkan sehari-hari oleh masyarakat.

2.1.3 Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia

Rencana bisnis yang akan diimplementasikan melalui pembangunan proyek bisnis


secara rutin memerlukan kelayakan aspek sumber daya manusianya. Keberadaan SDM
hendaknya dianalisis untuk mendapatkan jawaban apakah SDM yang diperlukan untuk
pembangunan maupun pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau sebaliknya.
Beberapa aspek manajemen sumber daya manusia, yaitu struktur organisasi, perencanaan
kebutuhan tenaga kerja, dan program pelatihan.

2.1.4 Aspek Legal, Hukum dan Lingkungan

Aspek yang berkenaan dengan suatu rencana bisnis diyakini layak dari sisi yuridis
(legal), hukum dan lingkungan dapat dipelajari dari berbagai sisi. Analisis aspek hukum yang
dimaksud dalam studi kelayakan adalah penelitian mengenai keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dokumen-dokumen yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Menghindari
terjadinya masalah dikemudian hari. Ketidak-lengkapan dokumen dapat menyebabkan
perusahaan ditutup, terjadi sengketa berkepanjangan, atau bahkan dituntut kepengadilan.
Aspek hukum meliputi: Badan hukum, jaminan – jaminan, perizinan dan lain lain.
Karakteristik kelayakan aspek legal dan lingkungan dilihat dari adanya badan hukum
untuk usaha yang didirikan, surat-surat izin yang diperlukan untuk legalisasi bisnis, dan
memenuhi syarat dan aturan yang berlaku dalam menjaga lingkungan dan penanggulangan
pencemaran lingkungan.
8

2.1.5 Aspek Finansial

Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakan adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, kemampuan
proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai
apakah proyek akan dapat berkembang (UMAR, 2001). Beberapa hal yang perlu
diperhitungkan dalam aspek finansial antara lain penentuan biaya investasi, biaya produksi,
laporan keuangan (yang terdiri dari laporan rugi laba dan cashflow), dan kinerja finansial.
Yang dimaksud dengan kinerja finansial adalah perhitungan Payback Period (PP) yang lebih
pendek dari umur proyek, perhitungan Net Present Value (NPV) yang memberikan nilai positif,
dan Internal Rate of Return (IRR) yang lebih besar dari nilai Minimum Acceptable Rate of
Return (MARR)

2.1.6 Analisis Sensitivitas

Untuk melihat pengaruh perubahan-perubahan dari parameter investasi, perlu dilakukan


analisis sensitivitas investasi. Analisis sensitivitas dari rencana investasi yang melibatkan
banyak parameter akan memperlihatkan aspek-aspek yang penting dari suatu permasalahan.
Misalnya ada dugaan bahwa estimasi biaya tahunan dan nilai akhir suatu investasi akan sangat
bervariasi nilainya. Dari analisis sensitivitas diketahui bahwa keputusan tidak sensitif terhadap
perubahan estimasi nilai akhir, tetapi pada saat yang sama keputusan tersebut sensitif terhadap
perubahan estimasi biaya tahunan.
Dengan demikian pengambil keputusan akan lebih menitikberatkan pada
pengembangan estimasi biaya tahunan daripada estimasi nilai akhir investasi tersebut. Analisis
titik impas (break even analysis) merupakan salah satu bentuk analisis sensitivitas.
9

2.2 Studi Kasus Survey Feasibility pada Perancangan Pabrik Polyurethane


Berbasis Minyak Jarak di Indonesia

Tanaman jarak (ricinus communis L.) cocok hidup di daerah tropis, seperti Indonesia.
Tanaman ini mudah dibudidaya kan dan cepat menghasilkan. Minyak yang dihasilkannya
memiliki banyak turunan yang bermanfaat. Salah satu yang potensial untuk dikembangkan di
Indonesia adalah untuk pembuatan polimer polyurethane. Polyurethane adalah material yang
memiliki banyak kelebihan pada sifat-sifatnya dibandingkan material polimer lain pada
aplikasi yang sejenis. Dengan penggunaan minyak jarak atau turunannya sebagai salah satu
bahan baku maka beberapa sifat polyurethane menjadi bertambah baik. Oleh sebab itu,
tidaklah mengherankan apabila ukuran pasar polyurethane di Indonesia, seperti juga di dunia,
mengalami peningkatan yang pesat. Aplikasi polyurethane sangat luas, misalnya dapat
digunakan untuk pembuatan: busa, coating, adhesive, sealent, binder, elastomer, serat spadex.
Survey Feasibility pada perancangan pabrik polyurethane berbasis minyak jarak di
Indonesia mengambil beberapa dari segi aspek yang penting. Aspek tersebut di antaranya raw
material; thermodynamic and kinetic; facilities; cost, profit and investment; market and
competition; properties of product; location, patent situation and legal restriction.

2.2.1 Raw Material

Bahan baku yang digunakan adalah tanaman (ricinus communis L.) yang tumbuh di
daerah tropis khususnya Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan cepat kurang lebih satu
tahun sehingga tanaman ini dapat dikatakan mudah untuk diperoleh di Indonesia. Tanaman
jarak ini tumbuh liar dihutan, semak - semak, tanah kosong dataran rendah, atau di sepanjang
pantai. Dapat tumbuh didaerah yang kurang subur, asalkan pH tanah sekitar 6-7, dan
drainasenya cukup baik karena akar tumbuhan jarak cepat busuk dalam air yang tergenang atau
dalam tanah yang banyak mengandung air (SINAGA, 2009). Bahan baku yang mudah
diperoleh mengakibatkan cost yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
10

2.2.2 Thermodynamic and kinetic

Polyurethane dihasilkan dari reaksi polimerisasi antara poliisosianat dengan poliol,


yaitu suatu proses poliadisi, contohnya:

OCN- R – NCO + HO- R′ - OH → −(O- OC- HN- R - NH- CO- O- R′)n −

Diiso s i a n a t Diol Pol y u reth a n e

Minyak jarak tersusun terutama atas trigliserida asam lemak. Kandungan asam lemak
terbanyak penyusun minyak jarak adalah asam risinoleat (asam cis-12-hidroksioktadeka-9-
enoik), yaitu sebesar 89,5%. Trigliserida asam risinoleat mempunyai gugus hidroksil sekunder
yang kurang reaktif untuk reaksi polimerisasi dengan diisosianat. Maka, minyak jarak perlu
dimodifikasi untuk keperluan pembuatan polyurethane. GERBER dalam patennya
menjelaskan pembuatan poliol dari minyak jarak. Poliol yang terbentuk adalah campuran
dengan komposisi utama molekul-molekul dengan gugus hidroksil primer yang reaktif untuk
polimerisasi dan memiliki ketahanan hidrolisis yang tinggi.
Mode operasi pabrik yang digunakan adalah batch karena kapasitas produksi relatif
kecil ini, selain karena resin yang akan diproduksi beragam jenisnya untuk peralatan yang
sama.
1. Thermodynamic

Tabel 1. Data Panas Pembentukan Polyurethane

∆Ho f 298
Komponen
(kkal /
(kJ/ mol)
mol)
MDI -55,80 -13,3276
Polyol -184,18 -43,9906
Polyurethane -302,6981 -72,2982
(Sumber: YAWS, 1996 )
11

ΔHof,298 proses pembentukan polimer di reaktor adalah sebesar :


ΔHof,298 f = ΔHo produk o
f - ΔH reaktan

= -72,2982– (-13,3276+ (-43,9906))


= -14,98 kkal /mol
ΔHof,298 = -14,98 kkal/mol
Harga ΔHof,298 reaksi tersebut bernilai negatif sehingga reaksi bersifat
eksotermis dan melepaskan panas sebesar 14,98 kkal/mol.

Tabel 2. Data Energi Gibbs Pembentukan Polyurethane

Komponen ∆Go f 298


(kJ/ mol) (kkal/mol)

MDI 1891,0377 451,6666

Polyol 248,97811 59,4674

Polyurethane 749,97437 179,1283

(Sumber: YAWS, 1996 )

ΔGof,298 pada pembentukan poliuretan adalah :


ΔGof,298 = ΔGof produk - ΔGof reaktan
= 179,1283 – ( 451,6666 + 59,4674 )
= -332,0051 kkal/mol
12

Menghitung harga K operasi (t = 550C)

Ln [ kop ] – 560,7 = 2,3139

Ln Kop= 563,0139

Kop = 3,2646 x 10244

Harga K >>> 1 menunjukkan bahwa reaksi bersifat irreversible (searah),


yaitu bergeser ke arah kanan atau ke arah pembentukan produk
(YULIANTO, 2010).

2. Tinjauan Kinetic
Katalis yang digunakan adalah ZnO. Partikel penguat nano memiliki rasio
aspek tinggi (rasio permukaan / luas) dan kepadatan rendah. Jadi, mereka
digunakan sebagai pengganti pengisi tradisional dalam komposit polimer.
Nanopartikel ZnO menarik banyak perhatian dari para ilmuwan polimer. Sifat
mekanik poliuretan dengan kandungan ZnO yang berbeda. Kekuatan tarik
poliuretan adalah 4,2 N / cm 2, perpanjangannya 20,63%. Pengenalan ZnO
hingga 1% berat ke poliuretan menghasilkan peningkatan tarik dan penurunan
pemanjangan. Penambahan jumlah filler yang lebih besar menyebabkan
penurunan parameter tersebut. Peningkatan kekuatan tarik dikaitkan dengan
penurunan perpanjangan polimer. Hal ini sesuai dengan daya rekat yang kuat
antara partikel pengisi dan matriks, sebagaimana dibuktikan oleh SEM. Ketika
konten lebih dari 1% berat, aglomerasi partikel ZnO menurunkan nilai
parameter mekanis. Hal ini dapat terlihat pada gambar 1.
13

Gambar 1. Parameter mekanis poliuretan yang diisi dengan nanozinc oksida (Sumber :
SOMA EL MOGY, 2018)

2.2.3 Fasilitas, Material Konstruksi dan Safety

1. Fasilitas & Material Konstruksi

Peralatan utama yang dibutuhkan di pabrik adalah dua reaktor, sebuah


mixer, empat pompa, sebuah kondenser, dan sebuah tangki. Untuk material
konstruksi, baja karbon (Carbon Steel , CS) banyak digunakan karena mampu
menangani kondisi operasi dan harganya relatif murah. Namun, dinding dalam
reaktor poliol dilapisi gelas karena campuran reaksi mengandung asam
suksinat yang bersifat korosif.
Pompa jenis sentrifugal akan digunakan untuk mengalirkan kondensat.
Pemilihan-nya dikarenakan viskositas kondensat yang rendah, biaya yang
murah dan kemudahan perawatan. Untuk cairan dengan viskositas tinggi,
pompa sentrifugal tidak sesuai sebab jenis ini tidak self priming dan
peformanya turun dengan tingginya viskositas. Untuk mengalirkan poliol dan
keluaran reaktor polimerisasi akan digunakan pompa berjenis rotary positive
displacement dengan tipe roda gigi (gear). Pompa jenis gear memiliki
kemampuan self priming dan laju alirannya konstan. Untuk keluaran mixer
yang merupakan suspensi padatan dengan viskositas tinggi maka pompa jenis
resiprocating akan digunakan. Jumlah setiap pompa akan digandakan supaya
14

bila ada pompa yang rusak dan harus diperbaiki maka pompa pasangannya
dapat menggantikan.
Reaktor digunakan sebagai tempat reaksi pembentukan poliol dan
polimerisasi. Reaktor dilengkapi jaket dan koil untuk mengatur temperatur
material yang diolah. Pada reaktor poliol fluida pemanasnya adalah minyak
pemanas sebab temperatur tertinggi selama reaksi adalah 240 oC, yang sesuai
untuk pemanasan oleh minyak pemanas. Pada reaktor polimerisasi air pemanas
masuk jaket pada temperatur 78oC untuk mencairkan MDI. Untuk pengadukan
di kedua reaktor digunakan impeller berjenis turbin berinklinasi. Jenis ini
efektif membantu pertukaran panas bahan yang direaksikan dengan dinding
reaktor atau koil selain sesuai untuk pencampuran material dengan viskositas
tinggi. Untuk mencegah timbulnya pusaran dinding dalam reaktor dipasang
baffle.
Mixer digunakan untuk mencampur zat-zat pembentuk komponen A
suatu produk 2 komponen. Impeller yang digunakan berjenis turbin
berinklinasi, yang akan memberikan arah aliran aksial dan radial sehingga
pencampuran menjadi lebih baik. Untuk mencegah terbentuknya pusaran maka
di bagian dalam dinding mixer dipasang baffle.
Kondenser berfungsi mengkondensasi-kan uap yang keluar dari reaktor
saat tekanan reaktor 4 atm. Jenis heat exchanger yang digunakan adalah pipa
konsentris (double pipe) karena luas permukaan yang dibutuhkan untuk
perpindahan panas kecil, yaitu 0,9 m 2. Tangki digunakan untuk
mengkondensasi dan menampung uap air yang mengandung NPG yang tidak
terkondensasi di condenser dan di bagian bawah tangki disediakan sparger
agar uap membentuk gelembung dan transfer panas secara langsung antara uap
dengan air berlangsung baik.
15

2. Safety
Bahan baku yang digunakan: minyak jarak, anhidrida suksinat, neopentil
glikol, ZnO (katalis), 4,4'-Diphenylmethane Diisosianat (MDI; sebagai
poliisosianat), Metil Etil Keton (solven), CaO (filler), Tetra Etil Silikon (aditif).
Produk pembakaran dari MDI (diantaranya CO dan HCN) dan anhidrida
suksinat berbahaya bagi kesehatan. MEK bersifat volatil (tekanan uapnya 100
mmHg pada 25°C) dan relatif mudah terbakar. Maka, zat-zat ini perlu
dijauhkan dari sumber panas atau api.
Adanya dampak negatif terhadap pekerja akibat kontak dengan tubuh
dalam penanganan bahan-bahan ini maka pekerja yang bersangkutan wajib
mengenakan sarung tangan, masker dan kacamata pengaman. Pengelolaan
limbah cair yang mengandung NPG dan bahan terlarut lainnya ialah dengan
diencerkan dengan air sampai spesifikasi yang ditentukan, kemudian dibuang
ke waste water treatment plant kawasan industri. Untuk mengatasi polusi
udara karena MEK dan materi volatil lainnya, langkah yang perlu diperhatikan
adalah mencegah sedapat mungkin kebocoran dan tumpahan serta kontak
langsung dengan udara pada saat pemindahan. Untuk mengurangi pencemaran
dari hasil pembakaran maka diilakukan pengkontrolan kondisi fired heater saat
operasi (misalnya jumlah udara pembakaran) dan perawatan peralatan secara
teratur. Selain itu, untuk mengurangi dampak gas buang hasil pembakaran
maka letak fired heater dijauhkan dari tempat yang banyak aktifitasnya, seperti:
ruang kantor, laboratorium, dan sebagainya.

2.2.4 Cost, Profit and Investment

Analisis ekonomi diawali dengan memperkirakan biaya pengadaan peralatan


berdasarkan data harga yang dibuat oleh Garret dan data cost index; hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 3. Total biaya pengadaan peralatan adalah sebesar US$ 343,372. Selanjutnya data ini
digunakan untuk memperkirakan total biaya pabrik berdasarkan pendekatan oleh Garret;
hasilnya ditunjukkan oleh Tabel 4.
16

Biaya pembangunan pabrik polyurethane berbasis minyak jarak ini adalah sebesar
US$ 2.5 juta atau Rp 21 miliar. Biaya manufaktur dihitung berdasarkan neraca massa dan
energi dari analisis aspek teknis, yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 5. Dari Tabel 15 dapat
diketahui bahwa besar biaya manufaktur tiap tahun adalah sekitar US$ 16.5juta. Dengan
berbasis kapasitas 8.300 ton/tahun, maka besar biaya manufaktur tiap ton produk adalah
US$ 1,928.

Tabel 3. Perkiraan Biaya Pengadaan Peralatan

Peralatan No. Jumlah Biaya (US$)

Reaktor R-101 1 72,000

Reaktor R-102 1 87,500

Kondenser E-101 1 23,400

Mixer V-101 1 9,000

Pompa P-101 2 4,400

Pompa P-102 2 5,880

Pompa P-103 2 32,340

Pompa P-104 2 4,400

Tangki TK-101 1 750

Fired Heater 1 39,102

Cooling tower 1 64,600

Total 343,372
17

Tabel 4. Perkiraan Biaya Pabrik

Komponen Nilai (US$) Total (US$)


Total Biaya Langsung (BL) 1,208,972
Pengadaan Peralatan (P) 343,372
Perpipaan 145,933
Kelistrikan 42,922
Instrumentasi 68,674
Utilitas 103,012
Pondasi 27,470
Insulasi 17,169
Pengecatan, perlindungan kebakaran,
Keselamatan 20,602
Perbaikan pekarangan 27,470
Lingkungan 34,337
Bangunan 103,012
Tanah 275,000
Total Biaya Tidak Langsung (BT) 437,799
Konstruksi, engineering 180,270
Biaya Kontraktor 94,427
Kontigensi 163,102
Total Biaya (B) 1,646,771
Fasilitas Off-Site (OS) 243,966
Start-Up Pabrik (SU) 182,975
Modal Kerja (MK) 365,949
Total Biaya Pabrik (TB) 2,439,661
Total Biaya Pabrik dalam 1000Rp* 20,249,186
* 1US$ = Rp 8.300,00

Tabel 5. Perkiraan Biaya Manufaktur


Nilai (US$/thn) Total (US$/thn)
TOTAL BIAYA VARIABEL (BV) 15,521,522
Bahan Baku 9,956,202
Utilitas 13,663
Tenaga Kerja Operasi (TO) 43,200
Biaya Terkait Tenaga Kerja Operasi (TO), total 30,456
Fringe Benefit 14,472
Supervisi dan tenaga lainnya 9,504
Biaya Laboratorium 6,480
Biaya Terkait Penjualan (S), total 5,478,000
Paten dan Royalti 622,500
Pengemasan dan Penyimpanan 871,500
Biaya Administrasi 1,494,000
Biaya Distribusi dan Penjualan 1,494,000
Penelitian dan Pengembangan 996,000
TOTAL BIAYA TETAP (BT) 484,945
Biaya Bunga -
Biaya Terkait Kapital (TB-MK), total 484,945
Biaya Pemeliharaan 103,686
Biaya Suplai Operasi 31,106
Lingkungan 41,474
Depresiasi 163,519
Pajak Lokal, Asuransi 82,948
Biaya Overhead Pabrik 62,211
TOTAL BIAYA MANUFAKTUR 16,491,411

(WIJANARKO, 2004)
18

Aliran kas tahunan diperkirakan berdasarkan asumsi-asumsi variabel input seperti yang
terdapat pada Tabel 6. Berdasarkan perkiran aliran kas, selanjut-nya dilakukan perhitungan
parameter kelayakan, yaitu: ROI, POP, NPT, NPV, IRR, dan BEP. Kelima parameter pertama
dirangkumkan pada Tabel 7, sedangkan BEP akan ditampilkan pada Gambar 2.

Tabel 6.
Variabel Input
Besar Pinjaman dari Modal 0%
Variabel Input Nilai
Tingkat Bunga Pinjaman 8%
Tingkat Diskonto 8%
Pajak Pendapatan Perusahaan
< Rp 25 juta 10%
Rp 25-50 juta 15%
> Rp 50 juta 30%
Nilai tukar Rp8,300/US$
Metode Depresiasi Garis Lurus
Umur Ekonomis 11 tahun
Lama Konstruksi 2 tahun
Nilai Sisa diabaikan
Skema Besar Produksi bertahap
Harga Jual US$3,000/ton
Rasio Investasi th I dan th II 60:40

Tabel 7. Parameter Kelayakan


Kriteria Hasil
Parameter
Kelayakan Perhitungan
ROI Nilai Positif 176.94 %
POP < 8 tahun 2,03 tahun
NPT <11 tahun 2,34 tahun
NPV Nilai Positif US $ 22,459,006
IRR > 8% 44,30%
(WIJANARKO, 2004)

Analisa parameter kelayakan menunjukkan pabrik layak dibangun secara ekonomis.


Besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik ini adalah Rp 21 miliar. Untuk
setiap ton produk membutuhkan biaya manufaktur sebesar US$ 1,928 dimana harga jual
produk diasumsikan sebesar US$ 3,000. Analisis kelayakan ekonomi mendapatkan nilai: Net
Present Value (NPV) sebesar US$ 22.5 juta, Internal Rate of Return (IRR) 40,3%, dan Payout
19

Period 2,03 tahun. Nilai IRR lebih besar dari minimum yang telah ditetapkan sebesar 8%.
Faktor yang paling sensitif yang dapat mempengaruhi kelayakan proyek ini adalah harga jual
produk dan volume produksi. Berdasarkan analisa yang dilakukan, pabrik layak untuk
dibangun.

2.2.5 Market and Competition

Polyurethane adalah material yang memiliki banyak kelebihan pada sifat-sifatnya


dibandingkan material polimer lain. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila ukuran
pasar polyurethane di Indonesia, seperti juga di dunia, mengalami peningkatan yang pesat.
Polyurethane adalah salah satu jenis polimer yang dari tahun ke tahun penggunaannya semakin
meningkat. Pada tahun 1990, polyurethane sendiri memiliki segmen 5% dari total konsumsi
polimer di dunia (G OERTHEL, 1994)
Analisis Pasar:
Perkiraan permintaan dilakukan dengan analisa dan ekstrapolasi data historis
permintaan resin PU untuk aplikasi coating, adhesive dan binder. Berdasarkan pengolahan data
yang dilakukan maka untuk perkiraan permintaan yang baik digunakan 2 variabel prediktor
yaitu pendapatan domestik bruto (GDP) dan permintaan tahun sebelumnya (Dt-1). Dengan
menggunakan pendekatan ini maka regresi linier data historis mendapatkan persamaan:

Dt = 2.02 ×105 + 0.72 × GDP − 0.48 × (Dt −1 ) (

Korelasi dari pendekatan ini: Multiple_R= 96%, R2= 93%, dan Adjusted_R2= 78,3%. Dengan
menggunakan perkiraan GDP yang paling mungkin untuk Indonesia (3,5%), data dan hasil
prediksi dapat dibuat seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.
20

Tabel 8. Perkiraan Permintaan

(WIJANARKO, 2004)

Selanjutnya, untuk menentukan kapasitas pabrik beberapa hal yang menjadi


pertimbangan:
1. Proyeksi demand tahun 2010 (saat dimana pabrik direncanakan mulai
berproduksi penuh) sebesar 27.654 ton.
2. Ada 5 perusahaan sejenis yang saat ini beroperasi dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Pabrik Polyurethane di Indonesia

Perusahaan Nama Lokasi Kapasitas( ton /


tahun )
PT. Serim Indonesia Tangerang 7.500
PT. Dasa Windu Agung Jakarta 1.500
PT. IRC Inoac Indonesia Tangerang 1.200
PT. Seminco Semarang 540
PT. Positive Foam Industry Surabaya 2000
Sumber : YULIANTO, 2010

Dengan mengambil 30% pasar pada tahun 2010, maka kapasitas terpasang pabrik akan
dirancang sebesar: 30%× 27.654 ton/tahun ≈ 8.300 ton/tahun.
21

2.2.6 Properties of Product Polyurethane

Sifat Fisis

- Wujud : Padatan
- Warna : Kuning Jernih
- Ukuran butiran : 10 mm
- Densitas (kg/m3) : ±1500
- Tensile strength (Kpa) : 42- 64
- Elongation at break (%) : 80
- Tear strength (N/m) : 200-300
- Specific grafity (g/cm3) : 1,05
- Kemurnian (%) : 99.9
- Identation hardness at 40% (N): 150-300

Sifat Kimia

• Terbakar sempurna menjadi CO2

• Tahan terhadap asam dan basa

• Larut dalam solvent organik


(CLEMITSON, 2008)

2.2.7 Location, Patent Situation and Legal Restriction

Lokasi suatu pabrik memberikan pengaruh yang besar terhadap lancarnya kegiatan
industri. Pemilihan lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh
banyak faktor, sehingga sebelum pabrik didirikan, perlu dilakukan pertimbangan untuk melihat
faktor-faktor primer dan sekunder. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk
menentukan lokasi pabrik yang kita rancang agar secara teknis dan ekonomis menguntungkan.
22

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pasar (Market Oriented) karena


memproduksi kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Pendekatan tidak menggunakan raw
material oriented karena bahan tanaman jarak yang diperlukan mudah diperoleh. Letak pabrik
berada pada kawasan industri, akan tetapi karena letak pabrik di dalam kawasan industri, maka
diharapkan polusi suara ini tidak akan mengganggu penduduk. Selain itu, di sekitar lokasi
pabrik ditanami rumpun-rumpun bambu yang dapat juga menanggulangi polusi suara terhadap
lingkungan. Di dalam lokasi pabrik sendiri, peralatan sumber-sumber polusi suara diletakkan
pada suatu bangunan (housing) sehingga tidak terlalu menimbulkan polusi di sekitar sumber.
Daerah kawasan Jabotabek yang merupakan area industri yang potensial sebagai daerah
pemasaran. Di daerah Jabotabek terdapat beberapa industri seperti industri furniture, industri
otomotif dan industri elektronik yang menggunakan poliuretan. PT Astra Honda Motor, Tbk
menggunakan poliuretan sebagai bahan baku pembuatan body-body motor,dash board dll. PT.
Sanyo menggunakan poliuretan untuk bahan baku cashing electronik dan industri-industri lain
yang memakai bahan poliuretan dalam produknya.
1. Kemudahan transportasi: Daerah tersebut dekat dengan pelabuhan untuk
keperluan tranportasi impor serta jalan raya dan jalan tol yang memadai
sehingga memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk.

2. Keadaan Geografis: Kawasan industri Cilegon berada dalam daerah yang


beriklim tropis, sehingga cuaca dan iklim relatif stabil. Begitu pula keadaan
tanah yang relatif stabil.

3. Regulasi dan Perijinan: Karena terletak dalam kawasan industri, maka


segala macam perijinan menjadi lebih mudah. Adanya dorongan dari
pemerintah daerah dalam pengembangan industri juga diharapkan dapat
memberikan keuntungan tersendiri.

4. Tersedianya sarana pendukung: Fasilitas pendukung berupa air, energi dan


bahan bakar tersedia cukup memadai karena merupakan kawasan industri.
Kebutuhan utilitas dapat dipenuhi oleh perusahaan penyedia jasa
pemenuhan kebutuhan utilitas. Kebutuhan tenaga listrik dipenuhi oleh PT.
23

PLN unit PLTU Suralaya yang lokasinya tidak jauh dari kawasan industri.
Kebutuhan air dapat dibeli dari PT.Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) yang
berada dalam kawasan industri.
BAB III

KESIMPULAN

Survey Feasibilitas adalah kegiatan perancangan pabrik untuk menganalisa


kelayakan berbagai faktor pendukung baik secara ekonomi maupun teknis.
Berdasarkan studi kasus yang dibahas yaitu perancangan pabrik polyurethane
berbasis minyak jarak, aspek-aspek yang di analisis yaitu raw material;
thermodynamic and kinetic; facilities; cost, profit and investment; Market and
competition; properties of product; location patent situation and legal restriction
memenuhi standar kelayakan untuk dibangun.

24
DAFTAR PUSTAKA

AHMAD, SUBAGYO. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT


Elex Media Komputindo.
CLEMITSON I.R., 2008, Castable Polyurethane Elastomers,
CRC Press., Boca Ranton
G. OERTHEL, 1994. Polyurethane Handbook. Hunser, Munich

HUSEIN UMAR. 2001. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta:


PT.Gramedia Pustaka Utama.
JOGIYANTO. 2008. Analisis dan Desain Sistem Informasi. : Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
PT DATA CONSULT, 1999. Indonesian Plastic Resin. Jakarta.

SINAGA, E. 2009. Ricinus communis Linn. Pdf Laporan Penelitian

SOMA EL MOGY. 2018. Processing of Polyurethane Nanocomposite


Reinforced with Nanosized Zinc Oxide: Effect on Mechanical and
Acoustic Properties. Egypt. J. Chem. Vol. 62, No. 2 pp. 333 – 341.
National institute of standard
U. GERBER, et al., 2002. Polyhydroxyl-Compositions Derived from Castor
Oil with Enhanced Reactivity Suitable for Polyurethane-Synthesi,
U.S. Patent Aplication Publication No. 2002/0035235 A1.

WIJANARKO, ANONDO. 2004. Perancangan Awal Pabrik Polyurethane


Berbasis Minyak Jarak di Indonesia. Jurnal Teknologi, Edisi No.2,
Tahun XVIII,. 109-119. ISSN 0215-1685 Universitas Indonesia

YAWS, C.L., 1996, Chemical Properties Handbook, McGraw Hill Companies


Inc., USA
YULIANTO, CHANDRA. 2010. Tugas Akhir Prarancangan Pabrik
Polyurethane dari Methylene Diphenyl Diisocyanate dan Poly
tetramethylene Eter Glycol dengan Proses One Shot Kapasitas
10.000 ton/ tahun. Universitas Sebelas Maret
ZUBIR, ZALMI. 2005. Studi Kelayakan Usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

25

Anda mungkin juga menyukai